Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S
DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIENE
DI RUANG DAHLIA 4 RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh :

NI NYOMAN AYU WIDASWARI


PROFESI NERS
P27220019290

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSONAL HYGIENE

I. KONSEP TEORI
A. Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygieneberarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan diri (Depkes, 2000).

B. Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari berbagai stressor antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya. Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya
Personal hygienepada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan
mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999
dalam Setiadi, 2005). Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan
personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya (Departemen kesehatan RI/Depkes RI, 2000)
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya .
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Millitus
ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

C. Tanda dan Gejala


Menurut Fitria (2010). tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah:
1. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, menguyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukannya ke mulut, melengkapi makanan,
mengambil gelas atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendaptkan jamban
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk
toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias mengalami harga diri rendah),
sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dal hal
mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan
intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko
tinggi isolasi sosial.

D. Jenis Personal Hygiene


Personal Hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan
oleh perawat setiap dirumah sakit (Depkes RI< 1987). Tindakan tersebut meliputi :
1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
2. Perawatan mata.
3. Perawatan hidung.
4. Perawatan telinga.
5. Perawatan gigi dan mulut.
6. Perawatan kuku tangan dan kaki.
7. Perawatan genetalia.
8. Perawatan tubuh (mandi).

E. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene


1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah:
gangguan integrasi kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada dan telinga,
dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto & Wartonah 2010).

F. Manifestasi klinik
Menurut Depkes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
e. BAB/BAK disembarangan tempat

G. Tujuan perawatan personal hygiene


Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), tujuan perawatan personal hygiene adalah:
1. Meningkatkan derajat kesehtan seseorang.
2. Memelihara kebersihan diri seseorang.
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
4. Pencegahan penyakit.
5. Meningkatkan percaya diri seseorang.
6. Menciptakan keindahan.
H. Pathway

Penyakit

Gangguan kognitif,
penurunan motivasi, Hambatan pemenuhan
ketidaknyamanan, kendala diri
lingkungan, keletihan &
kelemahan, gangguan
muskuluskletal &
neuromoskular, nyeri, 1. Defisit Perawatan
gangguan persepsi, ansietas Diri : Mandi
2. Defisit Perawatan
Diri : Berpakaian
3. Defisit Perawatan
Diri : Makan
4. Defisit Perawatan
Diri : Eliminasi
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE
A. Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu, mengumpulkan data secara
sistematis, memilah dan mengatur kembali data dan mendokumentasikan data (Tarwoto
& Wartonah, 2006).
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan
pada masalahpersonal hygiene adalah:
a. Rambut
- Keadaan kesuburan rambut
- Keadaan rambut yang mudah rontok
- Keadaan rambut yang kusam
b. Kepala
- Botak atau alopesia
- Ketombe
- Berkutu
- Adakah eritema
- Kebersihan
c. Mata
- Apakah sclera ikterika
- Apakah konjugtiva pucat
- Kebersihan mata
- Apakah gatal atau mata merah
d. Hidung
- Adakah pilek
- Adakah alergi
- Adakah perdarahan
- Adakah perubahan penciuman
- Kebersihan hidung
- Bagaimana membrane mukosa
- Adakah septum deviasi
e. Mulut
- Keadaan mukosa mulut
- Kelembapannya
- Adakah lesi
- Kebersihannya
f. Gigi
- Adakah karang gigi
- Kelengkapan gigi
- Pertumbuhan gigi
- Kebersihan
g. Kuku tangan dan kaki
- Bentuknya bagaimana
- Warnanya
- Adakah lesi
- Tubuh secara umum
- Kebersihan
- Normal
- Postur tubuh

B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan
kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus.
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi
dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari
medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan
atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data
dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat
secara terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/
melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010).
2. Tipe Data
a. Data Subjektif
Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian. Informasi tersebut
tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien
terhadap status kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama
pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor yang
berhubungan (Wilkinson, 2013).
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan
dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarakan teori kebutuhan
dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas
adalah kebutuhan dasar personal hygiene.
4. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar
Menurut Fortinash dan Holoday-Worret (2012), diagnosa keperawatan
berdasarkan NANDA (2012), yang mungkin muncul, yakni:
a. Defisit perawatan diri : mandi
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
c. Defisit perawatan diri : makan
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
C. Intervensi Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan. Berikut intervensi keperawatan
menurut NANDA NIC NOC 2015

Defisit Perawatan Diri NOC NIC


Berpakaian - Self care status Self Care Assistance :
Definisi : Hambatan - Self care : Dressing Dressing/Grooming
kemampuan untuk - Activity Tolerence - Pantau tingkat kekuatan
melakukan atau - Fatique level dan toleransi aktivitas
menyelesaikan aktivitas Kriteria Hasil - Pantau peningkatan dan
berpakaian dan berhias - Mampu melakukan penurunan kemampuan
untuk diri sendiri tugas fisik yang paling untuk berpakaian dan
Batasan Karakteristik : mendasar dan aktivitas melakukan perawatan
- Ketidakmampuan perawatan pribadi rambut
mengancingkan pakaian secara mandiri dengan - Pertimbangkan budaya
- Ketidakmampuan atau tanpa alat bantu. pasien ketika
mendapatkan pakaian - Mampu untuk mempromosikan aktivitas
- Ketidakmampuan mengenakan pakaian perawatan diri
mendapatkan atribut dan berhias sendiri - Pertimbangkan usia pasien
pakaian secara mandiri atau ketika mempromosikan
- Ketidakmampuan tanpa alat bantu aktivitas perawatan diri
menggunakan sepatu - Mampu - Bantu pasien memilih dan
- Ketidakmampuan mempertahankan pakaian yang mudah
menggunakan kaus kaki kebersihan pribadi dan dipakai dan dilepas
- Ketidakmampuan penampilan yang rapi - Sediakan pakaian pasien
melepas sepatu secara mandiri dengan pada tempat yang mudah
- Ketidakmampuan atau tanpa alat bantu dijangkau
melepas kaus kaki - Mengungkapkan - Fasilitasi pasien untuk
- Ketidakmampuan kepuasan dalam menyisir rambut
melepas atrbut pakaian berpakaian dan menata - Dukung kemandirian
- Hambatan memilih rambut dalam berpakaian, berhias,
pakaian - Menggunakan alat bantu pasien jika
- Hambatan bantu untuk diperlukan
mempertahankan memudahkan dalam - Pertahankan privasi saat
penampilan berpakaian pasien berpakaian
- Hambatan mengambil - Dapat memilih pakaian - Bantu pasien untuk
pakaian dan mengambilnya dari menaikan, mengancingkan
- Hambatan mengenakan lemari atau laci baju pakaian
pakaian atas & bawah - Mampu mengancingkan - Gunakan alat bantu
tubuh pakaian tambahan jika diperlukan
Faktor yang Berhubungan - Menggunakan pakaian - Beri pujian atas usaha
- Gangguan kognitif secara rapi dan bersih untuk berpakaian sendiri
- Penurunan motivasi - Mampu melepas - Gunakan terapi fisik dan
- Ketidaknyamanan pakaian, kaus kaki dan okupasi sebagai sumber
- Kendala lingkungan sepatu dalam perencanaan
- Keletihan dan kelemahan - Menunjukkan rambut tindakan pasien dalam
- Gangguan yang rapi bersih perawatan pasien dengan
muskuluskeleta - Menggunakan tata rias alat bantu
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan persepsi
- Ansietas berat
Defisit Perawatan Diri NOC NIC
Eliminasi - Activity Intolerance Self Care Assistance :
Definisi : Hambatan - Mobility : physical Toileting
kemampuan untuk impaired - Pertimbangkan budaya
melakukan atau - Fatique level pasien ketika
menyelesaikan aktivitas - Anxiety self control mempromosikan aktivitas
eliminasi sendiri - Ambulation perawatan diri
Batasan Karakteristik - Self care deficit - Pertimbangkan usia pasien
- Ketidakmampuan toileting ketika mempromosikan
melakukan hygiene - Self care deficit aktivitas perawatan diri
eliminasi yang tepat Hygiene - Lepaskan pakaian yang
- Ketidakmampuan - Urinary incontinence : penting untuk
menyiram toilet atau functional memungkinkan
korsi buang air Kriteria Hasil : penghapusan
- Ketidakmampuan - Pengetahuan perawatan - Membantu pasien ke
memanipulasi pakaian Ostomy : tingkat toilet/commode/bedpan/fr
untuk eliminasi pemahaman yang ktur pan/urinoir pada
- Ketidakmampuan berdiri ditunjukkan tentang selang waktu tertentu
dari toilet pemeliharaan ostomi - Pertimbangkan respon
- Ketidakmampuan untuk untuk eliminasi pasien terhadap kurangnya
duduk ditoilet - Perawatan diri Ostomi : privasi
Faktor yang Berhubungan tindakan pribadi untuk - Menyediakan privasi
- Gangguan kognitif mempertahankan selama eliminasi
- Penurunan motivasi ostomi untuk eliminasi - Memfasilitasi kebersihan
- Kendala lingkungan - Perawatan diri : toilet setelah eliminasi
- Keletihan Aktivitas kehidupan - Ganti pakaian pasien
- Hambatan mobilitas fisik sehari – hari (ADL) setelah eliminasi
- Hambatan kemampuan mampu untuk - Menyiram
berpindah melakukan aktivitas toilet/membersihkan
- Gangguan perawatan fisik dan penghapusan alat
muskuloskletasl pribadi secara mandiri - Memulai jadwal toilet
- Gangguan neuromoskular atau dengan alat bantu - Menyediakan alat bantu
- Nyeri - Perawatan diri : - Memantau integritas kulit
- Gangguan persepsi Hygiene : Mampu pasien
- Ansietas berat untuk mempertahankan
- Kelemahan kebersihan penampilan
yang rapi secara
mandiri dengan atau
tanpa alat bantu.
- Perawatan diri eliminasi
: mampu untuk
melakukan aktivitas
eliminasi secara mandiri
atau tanpa alat bantu
- Mampu duduk dan
turun dari kloset
- Membersihkan diri
setelah eliminasi
- Mengenali &
mengetahui kebutuhan
bantuan untuk
eliminasi.
Defisit Perawatan Diri : NOC : NIC
Makan - Activity Intolerance Self care Assistance :
Definisi : Hambatan - Mobility : physical Feeding
kemampuan untuk impaired - Memonitor pasien
melakukan atau - Self Care Deficit kemampuan untuk
menyelesaikan aktivitas Hygiene menelan
makan sendiri - Self Care Deficit - Identifikasi diet yang
Batasan Karakteristik : Feeding diresepkn
- Ketidakmampuan Kriteria Hasil : - Mengatur nampan
mengambil makanan dan - Status nutrisi : makanan dan meja yang
memasukkan kemulut ketersediaan zat gizi menarik
- Ketidakmampuan untuk memenuhi - Ciptakan lingkungan yang
menghabiskan makanan kebutuhan metabolic menyenangkan selama
- Ketidakmampuan - Status nutrisi : Asupan waktu makan
menempatkan makanan makanan - Pastikan posisi pasien
keperlengkapan makanan - Cairan : Kuantitas yang tepat untuk
- Ketidakmampuan makanan dan cairan memfasilitasi mengunyah
menggunakan yang diasup kedalam dan menelan
perlengkapan makanan tubuh selama 24 jam - Memberikan bantuan fisik
- Ketidakmampuan - Perawatan diri : sesuai kebutuhan
memakan makanan Aktivitas kehidupan - Menyediakan untuk
dalam cara yang dapat sehari-hari (ADL) menghilangkan rasa sakit
diterima secara social mampu untuk yang memadai sebelum
- Ketidakmampuan melakukan aktivitas makan
memakan makanan perawatan fisik dan - Membersihkan mulut
dengan aman pribadi secara mandiri sebelum makan
- Ketidakmampuan makan atau dengan alat bantu - Perbaiki makanan di
makanan dalam jumlah - Perawatan diri makan : nampan yang diperlukan
memadai mampu menyiapkan dan seperti memotong daging
- Ketidakmampuan memakan makanan atau mengupas telur
memanipulasi makanan secara mandiri dengan - Buka makanan kemasan
dalam mulut atau tanpa alat bantu - Hindari menempatkan
- Ketidakmampuan - Status menelan : makanan disisi seseorang
membuka wadah perjalanan makanan yang buta
makanan padat atau cairan secara - Jelaskan letak makanan
- Ketidakmampuan aman dari mulut ke untuk pasien dengan
mengambil gelas lambung gangguan penglihatan
- Ketidakmampuan - Mampu makan secara - Tempatkan pasien dalam
menyiapkan makanan mandiri posisi nyaman makan
untuk dimakan - Mengungkapkan - Lindungi dengan kain alas
- Ketidakmampuan kepuasan makan dada
menelan makanan - Menerima suapan dari - Menyediakan sedotan
- Ketidakmampuan pemberi asuhan sesuai kebutuhan
menggunakan alat bantu - Menyediakan makanan
Faktor yang Berhubungan pada suhu yang paling
- Gangguan kognitif selera
- Penurunan motivas - Menyediakan makanan
- Ketidaknyamanan dan minuman yang
- Kendala lingkungan disukai
- Keletihan - Memantau BB pasien
- Gangguan - Memonito status hidrasi
muskuluskeletal pasien
- Gangguan neuromuscular - Memfasilitasi makan
- Nyeri pasien
- Gangguan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan
Defisit Perawatan Diri : NOC NIC
Mandi - Activity Intolerance Self care Assistance :
Definisi : Hambatan - Mobility : physical Bathing/Hygiene
kemampuan untuk impaired - Pertimbangkan budaya
melakukan atau - Self Care Deficit pasien ketika
menyelesaikan aktivitas Hygiene mempromosikan aktivitas
mandi sendiri - Sensory perception, perawatan diri
Batasan Karakteristik : Auditory disturbed - Pertimbangkan usia
- Ketidakmampuan Kriteria Hasil : pasien ketika
mengakses kamar mandi - Perawatan diri Ostomi : mempromosikan aktivitas
- Ketidakmampuan tindakan pribadi untuk perawatan diri
mengeringkan tubuh mempertahankan - Menentukan jumlah dan
- Ketidakmampuan ostomi untuk eliminasi jenis bantuan yang
mengambil perlengkapan - Perawatan diri : dibutuhkan
mandi Aktivitas kehidupan - Tempat handuk, sabun,
- Ketidakmampuan sehari – hari (ADL) deodorant, alat pencukur
menjangkau sumber air mampu untuk dan aksesoris lainnya
- Ketidakmampuan melakukan aktivitas yang dibutuhkan
mengatur air mandi perawatan fisik dan disamping tempat tidur
- Ketidakmampuan pribadi secara mandiri atau dikamar mandi
membasuh tubuh atau dengan alat bantu - Menyediakan lingkungan
Faktor yang Berhubungan - Perawatan diri : terapeutik
: Hygiene : Mampu - Memfasilitasi pasien
- Gangguan kognitif untuk mempertahankan menyikat gigi, mandi
- Penurunan motivas kebersihan penampilan - Memantau pembersihan
- Ketidaknyamanan yang rapi secara kuku
- Kendala lingkungan mandiri dengan atau - Memantau integritas kulit
- Keletihan tanpa alat bantu. pasien
- Gangguan - Perawatan diri mandi : - Mendorong keluarga
muskuluskeletal mampu untuk partisipasi dalam
- Gangguan neuromuscular membersihkan tubuh kebiasaan tidur biasa
- Nyeri sendiri secara mandiri - Memberikan bantuan
- Gangguan persepsi dengan atau tanpa alat sampai pasien sepenuhnya
- Ansietas berat bantu mengasumsikan
- Kelemahan - Perawatan Hygiene Oral perawatan diri.
: mampu untuk merawat
mulut dan gigi secara
mandiri dengan atau
tanpa alat bantu
- Mampu
mempertahankan
mobilitas yang
diperlukan untuk ke
kamar mandi dan
menyediakan
perlengkapan mandi
- Membersihkan dan
mengeringkan tubuh
- Mengungkapkan secara
verbal kepuasan tentang
kebersihan tubuh dan
hygiene oral.

D. Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi.

E. Evaluasi
Penilaian/evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Ahern, N.R. & Wilkinson, J. M. 2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis


NANDA,intervensi NIC, criteria hasil NOC edisi9. Jakarta: EGC.

Fitria , Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fortinash, K.M, Worret P.A. 2012. Psychiatric Mental Health Nursing: 5th Edition.
Canada: Elsevier.

Nurarif Huda, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Nanda NIC NOC. Jogjakarta:Mediaction

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi
Ke-3. Jakarta: Salemba Medika.

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai