S
DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIENE
DI RUANG DAHLIA 4 RSUD TUGUREJO SEMARANG
Disusun Oleh :
I. KONSEP TEORI
A. Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygieneberarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan diri (Depkes, 2000).
B. Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari berbagai stressor antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya. Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya
Personal hygienepada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan
mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999
dalam Setiadi, 2005). Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan
personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya (Departemen kesehatan RI/Depkes RI, 2000)
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya .
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Millitus
ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
F. Manifestasi klinik
Menurut Depkes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
e. BAB/BAK disembarangan tempat
Penyakit
Gangguan kognitif,
penurunan motivasi, Hambatan pemenuhan
ketidaknyamanan, kendala diri
lingkungan, keletihan &
kelemahan, gangguan
muskuluskletal &
neuromoskular, nyeri, 1. Defisit Perawatan
gangguan persepsi, ansietas Diri : Mandi
2. Defisit Perawatan
Diri : Berpakaian
3. Defisit Perawatan
Diri : Makan
4. Defisit Perawatan
Diri : Eliminasi
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE
A. Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu, mengumpulkan data secara
sistematis, memilah dan mengatur kembali data dan mendokumentasikan data (Tarwoto
& Wartonah, 2006).
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan
pada masalahpersonal hygiene adalah:
a. Rambut
- Keadaan kesuburan rambut
- Keadaan rambut yang mudah rontok
- Keadaan rambut yang kusam
b. Kepala
- Botak atau alopesia
- Ketombe
- Berkutu
- Adakah eritema
- Kebersihan
c. Mata
- Apakah sclera ikterika
- Apakah konjugtiva pucat
- Kebersihan mata
- Apakah gatal atau mata merah
d. Hidung
- Adakah pilek
- Adakah alergi
- Adakah perdarahan
- Adakah perubahan penciuman
- Kebersihan hidung
- Bagaimana membrane mukosa
- Adakah septum deviasi
e. Mulut
- Keadaan mukosa mulut
- Kelembapannya
- Adakah lesi
- Kebersihannya
f. Gigi
- Adakah karang gigi
- Kelengkapan gigi
- Pertumbuhan gigi
- Kebersihan
g. Kuku tangan dan kaki
- Bentuknya bagaimana
- Warnanya
- Adakah lesi
- Tubuh secara umum
- Kebersihan
- Normal
- Postur tubuh
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan
kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus.
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi
dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari
medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan
atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data
dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat
secara terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/
melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010).
2. Tipe Data
a. Data Subjektif
Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian. Informasi tersebut
tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien
terhadap status kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama
pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor yang
berhubungan (Wilkinson, 2013).
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan
dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarakan teori kebutuhan
dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas
adalah kebutuhan dasar personal hygiene.
4. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar
Menurut Fortinash dan Holoday-Worret (2012), diagnosa keperawatan
berdasarkan NANDA (2012), yang mungkin muncul, yakni:
a. Defisit perawatan diri : mandi
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
c. Defisit perawatan diri : makan
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
C. Intervensi Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan. Berikut intervensi keperawatan
menurut NANDA NIC NOC 2015
D. Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi.
E. Evaluasi
Penilaian/evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria , Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fortinash, K.M, Worret P.A. 2012. Psychiatric Mental Health Nursing: 5th Edition.
Canada: Elsevier.
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi
Ke-3. Jakarta: Salemba Medika.
Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.