Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
P07120018099
3.3
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. MASALAH UTAMA
Defisit Perawatan Diri
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut
Depkes (2000)
Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
Adaktif Maladaktif
Pola perawatan diri seimbang Kadang perawatan diri kadang Tidak melakukan perawatan
tidak diri pada saat stre
1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu ntuk berperilaku
adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri
2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan stressor kadang-kadang
pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak bisa melakukan
perawatan saat stresso (Ade, 2011)
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan
penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
a. Factor predisposisi
2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
6) Kebiasaan
Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya
1) Dampak fisik
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan kebutuhan
aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)
Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012) sebagai berikut:
a. Mandi/hygine
b. Berpakaian
c. Makan
d. Eliminasi
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
2. Psikologis
3) Social
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
7. Akibat
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak terpeliharanya kebersihan
perorangandengan baik, gangguan fisik yang seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan kebutuhan aman
nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial (Damaiyanti, 2012)
8. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan mencapai
tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
10.Pohon Masalah
(BAB/BAK,mandi,makan,minum,berhias)
1. Hygine diri,
2. berhias,
4. bab/bak
Menurut (Direja, 2011) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesi (SIKI) 2016
WAKTU DX KEP TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
Hari, Tgl/ Defisit TUM: Setelah diberikan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
Bln/ Thn Perawatan Klien mampu tindakan kemampuan permasalahan
Diri melakukan keperawatan klien dalam yang terjadi
perawatan diri: selama 1x30 menit, perawatan pada diri klien.
hygiene. diharapkan defisit diri.
perawatan diri 2. Identifikasi 2. Agar klien tahu
TUK I: (mandi) pasien kebersihan penting nya
1. Klien dapat teratasi dengan tubuh pasien kebersihan diri.
menjalin kriteria hasil: (mis. Rambut
dan 1. Klien mampu mulut,kulit,ku
3. Memberitahu
membina menjaga ku)
klien alat - alat
hubungan kebersihan diri 3. Jelaskan
yang
saling secara mandiri. pentingnya
digunakannya
percaya 2. Kemampuan merawat
2. Klien dapat mandi pasien kebersihan
4. Agar klien bisa
menyebutk meningkat diri.
mengetahui
an 3. Klien mampu 4. Jelaskan alat -
cara – cara
pengertian menyebutkan alat untuk
kebersihan diri
dan tanda- pengertian dan mandi.
secara mandiri.
tanda tanda-tanda 5. Jelaskan cara-
5. Melatih pasien
kebersihan kebersihan diri. cara
agar dapat
diri. 4. Klien dapat melakukan
melakukan
3. Klien dapat mengetahui kebersihan
perawatan diri
mengetahui pentingnya diri dengan
secara mandiri.
pentingnya kebersihan diri. mandi
kebersihan 5. Minat pasien 6. Latih pasien
diri. dalam cara
4. Klien dapat melakukan mempraktikka
mengetahui perawatan diri n cara
bagaimana meningkat menjaga
cara kebersihan
menjaga diri.
kebersihan
diri.
Setelah diberikan 1. Identifikasika 1. Untuk
Hari, Defisit TUK II:
tindakan n usia dan mengetahui
Tgl/Bln/T Perawatan
Klien dapat
keperawatan budaya dalam kemajuan klien
hn Diri
berhias
selama 1x15 menit, membantu dalam merawat
secara
diharapkan berpakaian diri dan sebagai
mandiri
perawatan diri dan berhias respon positif
(berhias) pasien terhadap
meningkat dengan 2. Jelaskan cara tindakan klien.
kriteria hasil: dan alat untuk 2. Memberitahu
1. Kemampuan berdandan dan klien
klien fasilitasi bagaimana cara
mengenakan berhias (mis.
berdandan dan alat
pakaian Menyisir
yang
meningkat rambut,merapi
digunakannya.
2. Klien mampu kan kumis/
mengganti baju jenggot)
secara rutin,
menyisir
rambut dan 3. Agar klien bisa
memotong berdandan
3. Mempertahank berdandan
an diri setelah
meningkat kebersihan
diri: sisiran,
rias muka 4. Agar klien
untuk terbiasa dengan
perempuan; kegiatan yang
sisiran, telah diajarkan.
cukuran untuk
pria.
4. Masukan pada
jadwal jadwal
kegiatan
kegiatan
untuk
kebersihan
diri dan
berdandan.
Hari, Tgl/ Defisit TUK III: Setelah diberikan 1. Monitor 1. Untuk
Bln/ Thn Perawatan Klien mampu tindakan kemampuan mengetahui
Diri melakukan keperawatan menelan kemampuan
makan dengan selama 1x15 menit, klien dalam
baik. diharapkan defisit menelan
perawatan diri 2. Jelaskan cara makanan
(makan) pasien mempersiap 2. Agar klien
pasien teratasi kan makan. mengetahui
teratasi dengan cara
kriteria hasil: 3. Ciptakan mempersiapkan
1. Kemampuan lingkungan makanan
makan klien yang 3. Agar memberi
meningkat menyenangka suasanya
2. Klien dapat n selama nyaman
makan secara makan padaklien saat
teratur dan makan
baik.
4. Sediakan
3. Klien dapat 4. Agar nafsu
makanan dan
mempersiap makan klien
minuman
kan makan, bertambah
yang disukai
makan, dan
5. Mootivasi
membersih kan
untuk makan 5. Agar klien
peralatan
di ruang bersedia makan
makan secara
makan di ruang makan
mandiri
6. Jelaskan
posisi 6. Agar klien
makanan pada dengan
pasien yang gangguang
mengalami penglihatan
gangguan mengetahui
penglihatan letak makanan
dengan yang klie
menggunakan makan
arah jarum
jam
(mis.sayur di
jam 12
rendang di 7. Sebagai
jam 3) tambahan
7. Kolaborasikan pemberian obat
pemberian
obat(mis.
Analgesic,anti
emetik),
sesuai indikasi
Hari, Tgl/ Defisit TUK IV: Setelah diberikan 1. Identifikasika 1. Untuk
Bln/ Thn Perawat an Klien mampu tindakan n kebiasaan mengetahui
Diri melakukan keperawatan BAB/BAK kebiasaan klien
defekasi atau selama 1x15 menit, sesuai usia saat BAB/BAK
berkemih diharapkan defisit 2. Dukung 2. Agar klien
(BAB / BAK) perawatan diri penggunaan terbiasa
secara mandiri. (BAB / BAK) toilet/commod BAB/BAK
pasien pasien e/pispot/urinal menggunakan
teratasi teratasi secara alat yang sesuai
dengan kriteria konsisten 3. Agar klien
hasil: 3. Latih ingat kapan
1. Kemampuan ke BAB/BAK waktunya
toilet sesuai BAB/BAK
(BAB/BAK) jadwal,jika 4. Agar klien
meningkat perlu terbiasa dengan
2. Klien mampu 4. Anjurkan BAB/BAK
menjelas kan BAB/BAK
tempat BAB / secara rutin ke
BAK dengan kamar mandi
tepat.
3. Implementasi Keperawatan
4. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan obyektif
yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum,
evaluasi membandingkan keadaan yang ada pada pasien dengan kriteria hasil pada
perencanaan. Evaluasi menggunakan system SOAP (Subjektif, objektif, analisis, planning
DAFTAR PUSTAKA
Elvara, Tiara. 2017. Defisit Perawatan Diri. Tersedia di: www.academia.edu (Diakses pada: 3
September 2017).
Hawari, D. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Keliat, Anna. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa. Jakarta: Depkes RI.
Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: nuha medika.
Townsend, Mary C. 2005. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri. Alih
Bahasa Daulima. Jakarta: EGC.
WHO. 2016. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Indonesia. Departemen
Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
P07120018117
3.3
2021
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.D (P) Tanggal Dirawat(MRS) : 27 Maret 2021
Umur : 61 th Tanggal Pengkajian : 29 Maret 2021
Alamat : Br. Penaga
Pendidikan: : SMA
Agama : Hindu Ruang Rawat : Cempaka
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Jenis Kel. : perempuan
No RM : 306717
II. ALASAN MASUK
a.Keluhan utama saat MRS
Klien Ny. D berumur 61 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Bangli diantar oleh
keluarganya pada tanggal 27 Maret 2021 pukul 19.31. Keluarga klien mengatakan klien
mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu naik turun disertai dengan nyeri kepala dan nyeri
pada siksikan, mual, muntah. Keluarga klien mengatakan sudah memberi obat penurun
panas yaitu paracetamol 500mg namun demam klien tidak kunjung sembuh. Saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 28 Maret 2021 klien mengatakan masih lemas dan sakit kepala.
Klien mengatakan masih merasa pusing dan tidak nyaman disertai mual dan
munyah,masih merasa sakit pada kepala dan siksikannya. Keluarga klien mengatakan klien
sudah tidak mandi semenjak sebelum masuk ke rs dikarenakan klien merasa pusing saat
bangun dan merasa mual. Rambut klien nampak acak-acakan dan kulit klien nampak
kusam, kuku klien nampak panjang dan hitam, saat berkomunikasi klien nampak malas
menjawab seperlunya saja.
c.Riwayat penyakit
3 RIWAYAT TRAUMA
1. Ukuran Vital :
TD : 100/80 mmHg
N : 88 x/m
S : 38.10 C
P : 20x/menit
3. Ukuran : BB : 68 kg TB : 170 cm
Turun Naik
Jelaskan : -
Ya Tidak
4. Keluhan fisik :
Jelaskan: Pasien mengatakan malas untuk merawat diri dan melakukan aktifitas,jarang mandi dan
sikat gigi,sering dibantu oleh keluarga/petugas medis yang berjaga
1. Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
Jelaskan :
Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara dan pasien masih tinggal
serumah dengan orangtua dan kakak adiknya.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan selalu bersyukur atas tubuh sempurna yang sudah diberikan oleh tuhan
b. Identitas
Pasien mengatakan dirinya seorang istri dan memiliki seorang suami dan 1
anak perempuan
c. Peran :
Pasien mengatakan dirinya sebagai orang tua
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan keluarganya dan semua baik
e. Harga diri :
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan hal yang merusak harga dirinya
Masalah / Diagnosa Keperawatan : -
Pengabaian unilateral Harga diri rendah kronis
Gangguan citra tubuh Harga diri rendah
Gangguan identitas pribadi situasional
Lain-lain, jelaskan..........
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Pasien mengatakan dekat dengan anak-anak serta keluarganya
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan dirinya beragama hindu
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sering berdoa dan tetap sembahyang
Masalah / Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
Distress spiritual
Lain-lain:
Jelaskan (-)
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
L
a
i
n
-
l
a
i
n
J
e
l
a
s
k
a
n
:
(
-
)
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
Lain-lain, jelaskan (-)
3. Aktifitas
motorik/Psikom
otor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitas serea
Jelaskan: (-)
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Gagap Otomatisma
Stereotipi Negativisme
Gaduh Gelisah Reaksi konversi
Katatonik Tremor
Mannarism Verbigerasi
Katapleksi Berjalan kaku/rigid
Tik Kompulsif
Ekhopraxia
Command automatism
Jelaskan: (-)
Masalah/ Diagnosa Keperawatan : -
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan : (-)
7. Persepsi
Halusinasi :
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan : (-)
8. Proses pikir
Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of ideas
Blocking
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :
Pembicaraan pada pasien kurang kooperatif, pasien terlalu berbelit belit dan
banyak melamun
9. Isi Pikir
Obsesi
Depersonalisasi
Fobia
Idea yang terkait
Hipokondria
Pikiran magic
Waham
Agama
Nihilistik
Somatik
Sisip pikir
Kebesaran
Siar pikir
Curiga
Kontrol pikir
Jelaskan :
Pasien cemas dan malas mengurus diri semenjak sakit
J
e
l
a
s
k
a
n
(
-
)
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat saat ini
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi
Jelaskan : (-)
1. Makan
Bantuan minimal
Bantual total
2. Defekasi/berkemih
Bantuan minimal
Bantual total
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantual total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantual total
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal
Bantuan total
Perawatan lanjutan √
Sistem pendukung √
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √
Mencuci pakaian √
Mengatur keuangan √
Ya Tidak
Belanja √
Transportasi √
Lain-lain
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan:
ADAPTIF MALADAPTIF
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat
masalah Reaksi berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Pola Perawatan diri Pasien tidak mampu
seimbang melakukan
perawatan diri saat
mengalami stress
Jelaskan :
- Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
- Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stress
XIV.ANALISA DATA
DATA MASALAH
XV.POHON MASALAH
XVII.INTERVENSI KEPERAWATAN
DX KRITERIA
WAKTU KEP TUJUAN HASIL INTERVENSI RASIONAL
Senin, Defisit TUM: Setelah diberikan
SP 1
29/03/21 Perawatan Klien mampu tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk
Diri melakukan keperawatan selama kemampuan mengetahui
perawatan 1x30 menit, klien dalam permasalahan
diri: mandi diharapkan defisit perawatan diri. yang terjadi
perawatan diri pada diri klien.
(mandi) pasien
2. Identifikasi
teratasi dengan 2. Untuk
kebersihan
TUK I: kriteria hasil: mengrtahui
tubuh pasien
Senin, 1. Klien 1. Klien mampu kebersihan
(mis. Rambut
28/03/21 dapat menjaga tubuh pasien
mulut,kulit,kuku
menjalin kebersihan diri
)
dan secara mandiri.
3. Jelaskan
membina 2. Kemampuan 3. Agar klien tahu
manfaat mandi
hubungan mandi pasien manfaat mandi
saling meningkat
percaya 3. Klien mampu
4. Memberitahu
2. Klien menyebutkan 4. Jelaskan alat -
klien alat - alat
dapat pengertian dan alat untuk
yang
menyebut tanda-tanda mandi.
digunakannya
kan kebersihan diri.
pengertian 4. Klien dapat
5. Melatih pasien
dan tanda- mengetahui 5. Latih pasien
agar dapat
tanda pentingnya cara
melakukan
kebersihan kebersihan diri. mempraktikkan
perawatan diri
diri. 5. Minat pasien kebersihan diri.
secara mandiri.
3. Klien dalam
dapat melakukan
mengetah perawatan diri
ui meningkat
pentingny
a
kebersihan
diri.
4. Klien
dapat
mengetah
ui
bagaimana
cara
menjaga
kebersihan
diri.
Defisit Setelah diberikan
TUK II: SP 2
Perawatan tindakan
1. Klien 1. Identifikasikan 1. Untuk
Diri keperawatan selama
dapat usia dan budaya mengetahui
1x30 menit,
berhias dalam kemajuan klien
diharapkan
secara membantu dalam merawat
perawatan diri
mandiri berpakaian dan diri dan sebagai
(berhias) pasien
berhias respon positif
meningkat dengan
terhadap
kriteria hasil:
tindakan klien.
1. Kemampuan
2. Jelaskan cara 2. Memberitahu
klien
dan alat untuk klien
mengenakan
berdandan dan bagaimana cara
pakaian
fasilitasi berhias
berdandan dan alat
meningkat
(mis. Menyisir
yang
2. Klien mampu
rambut,merapik
digunakannya.
mengganti baju
an kumis/
secara rutin,
jenggot)
menyisir rambut
dan memotong
3. Latih cara
kuku.
berdandan
3. Mempertahanka
setelah
n diri
kebersihan diri:
meningkat
3. Agar klien bisa
sisiran, rias
berdandan
muka untuk
secara mandiri.
perempuan;
sisiran, cukuran
untuk pria.
4. Masukan pada
4. Agar klien
jadwal jadwal
terbiasa dengan
kegiatan untuk
kebersihan diri kegiatan yang
dan berdandan. telah diajarkan.
XVII.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
STRATEGI PELAKSANAAN 1
TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Proses Keperawatan
Kasus :
Klien mengatakan masih merasa pusing dan tidak nyaman disertai mual dan muntah,masih merasa
sakit kepala dan siksikannya. Keluarga klien mengatakan klien sudah tidak mandi dan keramas
sudah 5 hari. Rambut klien nampak acak-acakan dan kulit klien nampak kusam, kuku klien nampak
panjang dan hitam, saat berkomunikasi klien nampak malas menjawab seperlunya saja.
1. Kondisi Pasien
a. Data Subjektif :
1) Pasien mengatakan malas melakukan perawatan diri (mandi dan berhias)
2) Pasien tidak mau melakukan perawatan diri
b. Data Objektif
1) Pasien Nampak tidak bersih
2) Rambut dan kulit pasien nampak kusam
3) Pasien tidak mau merawat diri
4) Gigi pasien nampak kotor
2. Diagnosa Keperawatan
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina
hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi).
4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
5) Menjelaskan tujuan interaksi.
6) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap
perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
c. Identifikasikan kemampuan klien dalam perawatan diri.
d. Identifikasikan kebersihan tubuh pasien (mis. Rambut mulut,kulit,kuku)
e. Menjelaskan pentingnya merawat kebersihan diri.
f. Menjelaskan manfaat mandi
g. Menjelaskan alat - alat untuk mandi.
h. Melatih pasien cara mempraktikkan kebersihan diri (mandi).
B. STRATEGI PELAKSANAAN
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI (
Kasus :
Ny. D umur 61 tahun datang ke RSUD Bangli diantar oleh keluarga dengan keluhan
Demam sejak 3 hari yang lalu hilang timbul disertai sakit kepala dan siksikannya, mual
muntah. Semenjak sakit pasien hanya berbaring ditempat tidur Keluarga klien mengatakan
klien sudah tidak mandi dan keramas sudah 5 hari. Rambut klien nampak acak-acakan dan
kulit klien nampak kusam, kuku klien nampak panjang dan hitam, saat berkomunikasi klien
nampak malas menjawab seperlunya saja.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien :
DS :
- Pasien mengatakan malas untuk mandi,keramas dan mengganti baju sejak masuk ke
rs
- Pasien mengatakan sudah tidak keramas sejak 5 hari yang lalu
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
- Defisit Peratwatan Diri
3. Rencana Keperwatan
a. Tujuan Umum (TUM) :
Defisit Perawatan Diri Menurun
b. Tujuan Khusus (TUK)
1) Pasien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya.
2) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
3) Pasien mampu berpakaian, berhias/berdandan dengan baik
B. Strategi Pelaksanaan
Waktu Diagnosa Strategi Pelaksanaan Pasien
Keperawatan Perawat
Temu 1 Defisit Perawatan SP 1
Diri Membina Hubungan
Saling Percaya
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Validasi
Kontrak
Topik :
“Senang bisa berkenalan “Iya, boleh saja”
Waktu :
“Ibu mau berapa lama “Iya saya bersedia
berbincang-bincang? berbincang-bincang
Bagaimana jika 15 menit? selama 15 menit”
Dari pukul 08.00-08.15 Wita
bagaimana?”
Tempat :
“Dimana ibu ingin
berbincang-bincang? “disini saja”
Fase Kerja
“ Baiklah bu, bagaimana jika
sekarang ibu
bercerita tentang keadaan ibu
saat ini?”
“Sekarang kita ngobrol-
ngobrol ya .ibu tidak perlu
takut dan cemas
kepada saya. Ungkapkan
saja apa yang ibu rasakan
saat ini. Saya akan berusaha
membantu mengatasi
masalahnya.”
“Tadi ibu sudah
menyebutkan nama, lalu
“Umur 61 Tahun”
berapa umur ibu
sekarang ?” “sejak tanggal 27 maret”
“tanggal 27 maret”
“Tidak ada”
“Selama dirawat disini hal
apa yang sudah ibu
lakukan ?”
“iya”
“Tadi ibu sudah bagus sekali
mau menjawab
pertanyaan saya dan mau
mengobrol dengan saya”.
Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Merasa nyaman”
Evaluasi Subyektif :
“Setelah kita ngobrol tadi,
bagaimana perasaan
ibu ?”
Evaluasi Obyektif :
Ekspresi wajah klien
bersahabat, klien
menunjukkan rasa senang,
ada kontak mata,
klien mau menyebutkan
nama, klien
mau menjawab salam, klien
mau duduk berhadapan
dengan perawat, dan klien
mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.
b. Tindak Lanjut
“Nah bu, sekarang sudah
pukul 08.15 WITA, “Baik”
pembicaraan kita cukupkan
saja dulu sampai disini ya.
Sekarang ibu
istirahat dulu. Kalau nanti
ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan kepada
saya, ibu bisa sampaikan
saat kita bertemu lagi”
c. Kontrak
Topik :
“Bagaimana kalau besok
kita bertemu lagi “iya, baiklah”
membicarakan tentang
kebersihan diri ibu?”
Waktu :
“Jam berapa kita besok
bertemu bu? Bagaimana
kalau jam 13.00 WITA
“Iya, jam 13.00 saja”
kembali?”
Tempat :
“Iya disini saja”
“Ibu mau ngobrol-
ngobrolnya dimana?
b. Validasi
“Ibu apakah sudah mandi?
Sudah berganti baju?”
“belum”
c. Kontrak
Topik :
Waktu :
Tempat :
berbincang-bincang?”
Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :
Evaluasi Obyektif :
b. Tindak lanjut
“Saya harap Ibu melakukan “Baik. Saya akan
cara menjaga kebersihan diri masukkan ke dalam
dengan mandi/mengelap jadwal harian”
badan dan jangan lupa
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian”
“disini saja”
Waktu :
b. Validasi
“Apakah ibu sudah bisa
membersihkan badan dan “Sudah”.
gosok gigi?”
c. Kontrak
Topik :
Tempat :
Evaluasi Obyektif:
b. Tindak lanjut
“Saya harap ibu melakukan
berhias atau berdandan yang
baik
Tempat :
“Nanti sore kita akan
berbincang-bincang disini “Baik”
saja ya bu
Waktu :
c. Kontrak
Topik :
“Ya. Saya mau
“Ibu saya ingin berbincang- berbincang-bincang
bincang tentang alat dan cara tentang cara makan yang
makan yang benar.” benar”
Waktu :
Tempat :
Fase Kerja
“Bagaimana kebiasaan
sebelum, saat, maupun setelah
“Baik”
makan?”
“Bagus.”
“Ya betul”
Evaluasi Obyektif:
“Iya”
b. Tindak lanjut
“Saya harap Ibu atau ibu
melakukan makan secara
mandiri
Tempat :
Waktu :
b. Validasi
“Bagaimana pak makannya
sudah habis 1 porsi ?”
“Sudah”
“ibu ketika makan apa saja
yang harus dilakukan?”
“Berdoa sebelum makan,
mencuci tangan sebelum
makan, makan dengan
rapi”
c. Kontrak
Topik :
A : Tujuan tercapai
A : Tujuan tercapai
NIM: P07120018099