Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Batuk Efektif Pada Pasien TB Paru


Pada Tn. Z Di Ruang Mawar RSUD Tugurejo Semarang

Hari/Tanggal : Rabu, 1 Januari 2020


Jam : 08.00 WIB

A. Identitas klien
Nama klien : Tn. Z
Umur : 32 tahun
No. RM : 388142
Alamat :
B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak, batuk berdahak dan dahak sulit keluar.
C. Diagnosa Medis
TB Paru
D. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
E. Data Yang Mendukung Diagnosa
DS :
- Pasien mengeluh sesak, batuk berdahak dan dahak sulit keluar
- Pasien mengatakan belum tahu cara batuk efektif yang benar
DO :
- Suara nafas ronchi
- Terdapat retraksi dinding dada
- Ada penggunaan otot bantu pernafasan
- TD : 109/81 mmHg
- N : 97x/menit
- S : 37°C
- RR : 25x/menit
F. Dasar Pemikiran
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium Tuberculosis (Nizar, Muhammad, 2010). TB merupakan salah satu
penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Keluhan yang dirasakan pada pasien
TB dapat bermacam-macam atau malah banyak pasien ditemukan TB paru tanpa
keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan sputum adalah
penting karena dengan ditemukan kuman BTA, diagnosis TB sudah dapat
dipastikan. Disamping itu pemeriksaan sputum juga juga dapat memberikan
evaluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan (Alsagoff, Hood dkk, 2005).
Proses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis biasanya secara
inhalan, sehingga TB paru merupakan menifestasi klinis yang paling sering di
banding organ lainya. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalan basil
yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang didapat dari pasien TB paru
dengan batuk berdahak atau berdahak yang mengandung basil tahan asam (BTA)
(Alsagoff, Hood dkk, 2005).
Batuk adalah gejala yang paling dini dan merupakan gangguan yang paling
sering dikeluhkan. Biasanya batuk ringan sehingga dianggap batuk biasa atau
akibat rokok. Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul
pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari. Untuk
mengeluarkan sekret dengan baik caranya dengan cara batuk yang benar yaitu
batuk efektif (Manula & Herper, 2010).
G. Prinsip Tindakan Keperawatan
1. Prinsip Tindakan:
a. Bersih
2. Tujuan:
a. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
b. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat
c. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
3. Prosedur tindakan keperawatan Perawatan Luka
Alat:
1. Tissue
2. Bengkok Perlak/alas
3. Sputum pot berisi desinfektan
4. Air minum hangat
Prosedur pelaksanaan :
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan Verifikasi program sebelum proses tindakan
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

Tahap Orientasi

1. Memberikan salam & menyapa nama pasien


2. Menjelaskan tujuan & prosedur tindakan pada keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan perawatan luka dilakukan.

Tahap Kerja

1. Menjaga dan menjamin privacy


2. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau
di dekat mulut bila tidur miring)
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
abdomen
4. Ambil napas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan napas secara
perlahan selama 3 – 4 detik.
5. Tarik napas secara diafragma, lakukan secara pelan dan nyaman, jangan
sampai overventilasi paru-paru.
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan(lewat mulut,
bibir seperti meniup)
8. Ulangi untuk yang kedua kalinya.
9. Untuk ketiga kalinya, Ambil napas secara pelan dan dalam melalui
hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin.
10. Batukkan 2 – 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan
udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk.
11. Menampung lender dalam sputum pot
12. Relax dan bernapas seperti biasa
13. Merapikan pasien

Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yg dilakukan


2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat semua kegiatan dalam lembar/ catatan keperawatan.

H. Analisis Tindakan
Batuk efektif adalah merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana
klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak secara maksimal (Nugroho & Yosep Agung, 2011).
Mekanisme batuk adalah inhalasi dalam, penutupan glottis, kontraksi aktivitas
otot-otot ekspirasi dan pembukaan glottis. Inhalasi dalam meningkatkan volume
paru dan diameter jalan nafas memungkinkan udara melewati sebagian plak
lendir yang mengobstruksi atau melewati benda asing lain. Kotraksi otot-otot
ekspirasi melewati glotis yang menutup sehingga menyebabkan terjadinya
tekanan intra thorak yang tinggi, saat glotis membuka aliran udara yang besar
keluar dengan kecepatan yang tinggi, memberikan mukus kesempatan untuk
bergerak ke jalan nafas bagian atas. Sehingga mukus dapat dicairkan dan
dikeluarkan (Muttaqin, Arif, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Linda & Yusnaini (2019) didapatkan
sebagian besar responden tidak dapat mengeluarkan sputum sebelum dilatih
batuk efektif sebesar 13 responden (54,2%) dan hampir seluruh responden dapat
mengeluarkan sputum sesudah dilatih batuk efektif sebesar 19 responden
(79,2%) dan hasil uji statistik chi kuadrat 0,021 berarti < 0,05 maka Ha diterima.
Pasien TB dengan melakukan batuk yang benar yaitu batuk efektif dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak
secara maksimal dan dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, pasien
dianjurkan minum ± 2 liter untuk mempermudah pengeluaran sputum.
I. Bahaya Yang Mungkin Muncul
Bahaya yang mungkin muncul dalam pelaksanaan batuk efektif jika dilakukan
dengan salah atau tidak sesuai SOP yaitu kolaps saluran pernafasan, rupture
dinding alveoli, dan pneumothorax.
J. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan
Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan di atas yaitu pemberian air hangat untuk mengencerkan dahak,
fisioterapi dadi dan kolaborasi pemberian bronkodilator melalu terapi nebulizer
untuk mengeluarkan secret.
K. Hasil Yang Diharapkan Setelah melakukan Tindakan
S : Pasien tidak mengeluh sesak, dahak mampu keluar
O : Dahak tampak keluar, pasien mampu batuk efektif dengan bimbingan atau
mandiri, suara nafas vesikuler, sesak tampak berkurang, RR dalam rentang
normal.
A : Bersihan jalan nafas efektif
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Tanda-tanda vital
- Latih batuk efektif secara teratur
- Posisikan untuk memaksimalkan ventilasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
L. Evaluasi
- Tindakan dilakukan sesuai prosedur
- Mahasiswa harus lebih memahami prinsip dalam prosedur tindakan, metode
batuk dengan benar dimana dapat energi dapat dihemat sehingga tidak mudah
lelah.
- Kontraindikasi dari batuk efektif yaitu tension pneumotoraks,
hemoptisis ,gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi,
infark miokard akut infark dan aritmia, edema paru dan efusi pleura yang luas
M. Daftar Pustaka
Alsagoff, Hood dkk. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press

Manalu, Helper Sahat P. Desember 2010. “Jurnal Etiologi Kesehatan: . Faktorfaktor


yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya penanggulangannya”.
Vol. 9 No.4 Desember 2010

Muttaqin, Arif.2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

Nugroho, Yosep Agung. Desember 2011. “Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Dahak
Pada Pasien Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Instalasi
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Baptis Kediri”. Jurnal STIKES RS Baptis
Kediri. Volume 4 No. 2 Desember 2011.

Linda, Yusnaini. 2019. Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum


Pada Pasien Tuberkolosis Di Puskesmas Kampung Bugis Tanjungpinang.
Jurnal Keperawatan Vol 1 Hal 1069 – 1076. Januari 2019.

Mengetahui,
Mahasiswa Praktikan, PembimbingKlinik / CI

(Ni Nyoman Ayu Widaswari) ( )

Anda mungkin juga menyukai