NIM : P1905037
DISUSUN OLEH:
2019
A. PENGERTIAN
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian dari
fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan
didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis
dan lingkungan. (Tamsuri.2004).
B. PATOFISIOLOGI
1. ETIOLOGI
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :
a. Ketidakseimbangan Volume Cairan
1) Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
a) Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.
b) Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.
2) Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.
b. Ketidakseimbangan Elektrolit
1) Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal
pengeluaran diuretic.
2) Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian larutan salin
hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3) Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau
kehilangan cairan lain melalui saluran.
4) Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti akibat
luka bakar dan trauma.
5) Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat, hipoalbuminemia,
hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-penyakit neoplastik,
pancreatitis.
6) Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
c. TANDA DAN GEJALA
1) Kelelahan
2) Kram otot dan kejang
3) Mual
4) Pusing
5) Pingsan
6) Lekas marah
7) Muntah
8) Mulut kering
9) Denyut jantung lambat
10) Kejang
11) Palpitasi
12) Tekanan darah naik turun
13) Kurangnya koordinasi
14) Sembelit
15) Kekakuan sendi
16) Rasa haus
17) Suhu naik
18) Anoreksia
19) Berat badan menurun
Bayi 80-90
Anak-anak 50
F. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium (potassium),
kalsium, magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
1. Natrium (sodium)
a. Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel (CES)
b. Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan kontraksi otot.
c. Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (potassium)
a. Merupakan kation utama dalam CIS
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
b. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseibangan
asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai normalnya sekitar
3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium
a. Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan
darah, serta pembentukan tulang dan gigi.
b. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
c. Hormon paratiroid mengarbsopsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui
ginjal.
d. Hormon thirocaltitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
4. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas
enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Chlorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
6. Bikarbonat
a. HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan
CIS.
b. Bikarbonat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
a. Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
b. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat,
dan pengaturan asam basa.
c. Pengaturan oleh hormone parathyroid.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat keperawatan
1) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
2) Tanda umum masalah elektrolit
3) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
4) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu minus status
cairan
6) Status perkembangan seperti usia atau status sosial
7) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan
b. Pengukuran klinik
1) Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan.
a) ± 2% : Ringan
b) ± 5% : Sedang
c) ± 10% : Berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
2) Keadaan Umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan, dan
tingkat kesadaran.
3) Pengukuran pemasukan cairan
a) Cairan oral : NGT dan oral
b) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
c) Makanan yang cenderung mengandung air
d) Irigasi kateter atau NGT
4) Pengukuran pengeluaran cairan
a) Urine : volume, kejernihan/kepekatan
b) Feses: jumlah dan konsentrasi
c) Muntah
d) Tube drainase
e) IWL
5) Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar ± 200cc.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
1) Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler : detensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung.
3) Mata : cekung, air mata kering
4) Neurologi : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
5) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.
3. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap : pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah,
hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Ht).
a) Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok
b) Ht turun : adanya pendarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik
c) Hb naik : adanya hemokonsentrasi
d) Hb turun : adanya pendarahan hebat, reaksi hemolitik
2) Pemeriksaan elektrolit serum : pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar
natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat.
3) pH dan berat jenis urin : berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk
mengatur konsentrasi urine, normalnya pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya
1,003-1,030.
4) Analisa gas darah : biasanya yang biasa diperiksa adalah pH, PO, HCO, PCO, dan
saturasi O2.
a) PCO2 normal : 35-40 mmHg
b) PO2 normal : 80-100 Hg
c) HCO3 normal : 25-29 mEq/l
d) Saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam darah dengan jumlah oksigen
yang dapat dibawa oleh darah, normalnya di arteri (95%-98%) dan vena (60%-
85%)
H. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan:
a. Mual Muntah.
b. BAB cair (Diare).
c. Keringat yang berlebihan.
2. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dll.
I. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO DX NOC NIC RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Kekurangan Tujuan: setelah Monitor status Untuk
Volume Cairan dilakukan tindakan hidrasi mengetahui
asuhan keperawatan (kelembabpan perkembangan
diharapkan : membran mukosa, status rehidrasi.
Cairan nadi adekuat,
seimbang tekanan darah
Hidrasi ortostatik), jika Untuk memantau
Status Nutrisi : diperlukan. TTV px dalam
intake cairan & Monitor TTV batas normal.
nutrisi, dengan : Untuk mengganti
K.H : cairan yang
Kolaborasikan keluar.
-mempertahankan urine dengan tim medis Untuk memantau
output sesuai dengan dengan pemberian status cairan px.
usia dan BB, BJ urine cairan IV.
normal. Monitor status Untuk memantau
-tekanan darah, nadi, cairan termasuk BB px.
suhu tubuh dalam batas intake & output Untuk memenuhi
normal. cairan. kebutuhan cairan
Monitor BB dan nutrisi px.
-tidak ada tanda-tanda
volume cairan turun, Anjurkan px
elastisitas turgor baik, menambahan
membran mukosa intake oral (cairan
lembab, tidak ada rasa maupun nutrisi)
haus berlebihan.
2. Kelebihan Volume Tujuan : setelah Pasang urine Untuk memonitor
Cairan dilakukan tindakan kateter bila jika output
asuhan keperawatan diperlukan berlebih terus
diharapkan : menerus.
Cairan & Monitor TTV Untuk memonitor
Elektrolit TTV dalam batas
seimbang normal
Hidrasi, dengan Monitor indikasi Mengetahui
: retensi atau tanda-tanda
kelebihan cairan ( kelebihan cairan
cracles, CVP,
K.H : edema, asites)
-terbebas dari edema. Monitor BB Mengontrol BB
Tentukan riwayat Mengetahui
jumlah dan tipe riwayat dan tipe
intake cairan dan intake cairan dan
-terbebas dari
eliminasi eliminasi
kelelahan, kecemasan
Tentukan Untuk
atau kebingungan.
kemungkinan mengetahui
faktor resiko dari penyebab
ketidakseimbangan kelebihan cairan
-bunyi nafas bersih cairan elektrolit
tidak (Hipertermia,
dyspneu/ortopneu. terapi diuretik,
kelainan renal,
gagal jantung,
-menjelaskan indikator disfungsi hati)
kelebihan cairan.