Anda di halaman 1dari 17

PROSES PERUBAHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DAN

ASAM BASA

KELOMPOK 7

DISUSUN OLEH :

IIN APRIATY S (202101120)

HASNIRANDA ( 202101116)

KHAERANI (202101124)

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR

DIII KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah
Patofisiologi tentang “ Proses Perubahan Cairan Dan Elektrolit Dan Asam Basa”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang ikut serta
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini menambah pengetahuan


para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi menyempurnakan makalah ini.

Makassar, 14 Maret 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
A. Pengertian proses perubahan cairan,dan elektrolit...................................................................2
1. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh...................................................................................3
2. Gangguan Keseimbangan Elektrolit..........................................................................................4
3. Oedema....................................................................................................................................6
B. Keseimbangan asam basa..........................................................................................................7
1. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam dan Basa....................................................7
2. Gangguan Keseimbangan Asam Basa........................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan
keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh.
Sebab, cairan tubuh kita sendiri atas air yang mengandung partikel-
partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup.
Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi.
Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan
negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi
tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-
basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan
penting terkait dengan transmisi impuls saraf. Cairan dan elektrolit
sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostasis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan
yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan proses perubahan cairan,elektrolit,dan
asam basa?
2. Apa yang dimaksud oedema?
3. Apa yang dimaksud hiper/hipoelektrolit?
4. Apa yang dimaksud asidosis?
5. Apa yang dimaksud alkalosis?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian proses perubahan cairan
elektrolit dan asam basa
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud oedema
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud hiper/hipoelektrolit
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud asidosis
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud alkalosis

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian proses perubahan cairan,dan elektrolit
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut.
Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka
menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan
elektrolit didalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostasis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan sebagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV)
dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya,
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Keseimbangan air mengacu pada ekuilibrium yang dipertahankan
antara masukan (intake) dan haluaran (output) air. Masukan ini
berasal dari cairang yang diminum,air dalam makanan, dan air hasil
oksidasi bahan makanan. Air itu dipakai dalam proses metabolic

2
tubuh dan diperlukan untuk mengangkut produk limbah untuk
diekskresi melalui urine, kulit, paru, dan tinja. Komposisi cairan
tubuh diatur oleh ginjal dan paru, yang mendapat masukan dari
jantung dan kelenjar-kelenjar tubuh. Hormon, khususnya
aldosterone dan ADH, berfungsi mengatur komposisi plasma dan
cairan tubuh lainnya.
Air merupakan 60% dari berat tubuh dewasa. Orang yang berotot,
relative memiliki lebih banyak air daripada orang gemuk, karena
sel-sel lemak mengandung jauh lebih sedikit air daripada sel otot.
Jumlah air yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan
pada orang dewasa sekitar 1500 ml/hari (rata-rata yang masuk
adalah 2000 ml/hari). Masukan air harus diimbangi dengan
haluarannya. Jumlah urine minimal adalah 300-500 ml per 24 jam.
Selain oleh ginjal, air juga dikeluarkan melalui paru, kulit, dan tinja.

1. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh


Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau
kekurangan cairan yang mengakibatkan perubahan volume.
a. Overhidrasi
Kelebihan atau intoksikasi cairan dalam tubuh, sering terjadi
akibat adanya kekeliruan dalam tindakan terapi cairan.
Kejadian tersebut seharusnya tidak perlu sampai terjadi.
Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi
air lewat ginjal (gagal ginjal akut), masukan air yang
berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada
tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam.
Gejala overhidrasi meliputi, sesak nafas, edema,
peningkatan tekanan vena jugular, edema paru akut dan
gagal jantung. Dari pemeriksaan lab dijumpai hiponatremi
dalam plasma. Terapi terdiri dari pemberian diuretik(bila
fungsi ginjal baik), ultrafiltrasi atau dialisis (fungsi ginjal
menurun), dan flebotomi pada kondisi yang darurat

3
b. Dehidrasi
Merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat
masukan yang kurang atau keluaran yang berlebihan.
Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik
(bila air hilang bersama garam, contoh: GE akut, overdosis
diuretik), hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan
natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang.
Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen
intravaskular berpindah ke ekstravaskular, sehingga
menyebabkan penurunan volume intravaskular), hipertonik
(Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak
dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium
tinggi, air di kompartemen ekstravaskular berpindah ke
kompartemen intravaskular, sehingga penurunan volume
intravaskular minimal)

2. Gangguan Keseimbangan Elektrolit


a. Hiponatremia
Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di
bawah 130mEq/L. Jika kadar < 118 mg/L maka akan timbul
gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan
oleh euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia
(disfungsi tubuli ginjal, diare, muntah, third space losses,
diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis). Koreksi
hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan
secara perlahan-lahan, sedangkan untuk hiponatremia akut
lebih agresif. Dosis NaCl yang harus diberikan, dihitung
melalui rumus berikut: NaCl = 0,6( N-n) x BB N = Kadar Na
yang diinginkan n = Kadar Na sekarang BB = berat badan
dalam k
b. Hipernatremia

4
Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala
berupa perubahan mental, letargi, kejang, koma, lemah.
Hipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
(yang disebabkan oleh diare, muntah, diuresis, diabetes
insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan
natrium berlebihan. Terapi keadaan ini adalah penggantian
cairan dengan 5% dekstrose dalam air.
c. Hipokalemia
Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut
hipokalemia apabila kadar kalium <3,5mEq/L. Dapat terjadi
akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular
ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total
kalium tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa
perasaan lemah, otot-otot lemas,gangguan irama jantung.
Terapi hipokalemia dapat berupa koreksi secara oral
dengan memberikan masukan makanan yang kaya dengan
kalium, seperti buah-buahan, ikan, sayur-sayuran, dan
kaldu. Sedangkan terapi untuk gawat darurat dapat di
koreksi secara parenteral tetes kontinyu, tidak boleh
memberikan preparat K langsung intravenous karena bisa
mengakibatkan henti jantung. Preparat yang diberikan bisa
dalam bentuk K-Bikarbonat atau Kcl. Selama pemberian,
kadar K plasma harus dipantau setiap jam. Rumus yang
digunakan untuk koreksi: Defisit K = K (normal) – K (hasil
pemeriksaan) x 0,4 x BB
d. Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah jika kadar kalium > 5 mEq/L.
Hiperkalemia sering terjadi karena insufisiensi renal atau
obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-
inhibitor, siklosporin, diuretik). Tanda dan gejalanya
terutama melibatkan susunan saraf pusat (parestesia,

5
kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik,
perubahan EKG). Bila kadar K plasma <6,5mEq/L
diberikan: Diuretik, Natrium bikarbonat, Ca glukonas,
glukonas-insulin, Kayekselate. Bila dalam 6 jam belum
tampak perbaikan, dilakukan hemodialisis. Bila fungsi ginjal
jelek, pertimbangkan hemodialisis lebih dini. Pada kadar K
plasma >6,5 mEq/L, segera lakukan dialisis1,3,4,7.
e. Hipokalsemia
90% kalsium terikat dalam albumin, sehingga kondisi
hipokalsemia biasanya terjadi pada pasien dengan
hipoalbuminemia. Hipokalsemia disebabkan karena
hipoparatiroidism, kongenital, idiopatik, defisiensi vit D,
defisiensi 125(OH)2D3 pada gagal ginjal kronik, dan
hiperfosfatemia. Gejala-gejala hipokalsemia meliputi tetani
dengan spasme karpopedal, adanya tanda Chovsteks, kulit
kering, gelisah, gangguan girama jantung. Hipokalsemia
adalah suatu kondisi yang gawat darurat karena
menyebabkan kejang umum dan henti jantung. Dapat
diberikan 20-30 ml preparat kalsium glukonas 10% atau
CaCl 10% dapat diulang 30-60 menit kemudian sampai
tercapai kadar kalsium plasma yang optimal. Pada kasus
kronik, dapat dilanjutkan dengan terapi per oral

3. Oedema
Edema adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat
penumpukan cairan. Edema bisa disebabkan oleh berbagai hal
dan dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti tangan, kaki,
dan lengan. Edema merupakan pertanda adanya kelebihan cairan
yang terperangkap di jaringan tubuh. Kelebihan cairan ini
kemudian menumpuk pada jaringan di sekitarnya dan
menyebabkan pembengkakan.

6
Edema yang bersifat ringan dan disebabkan oleh peradangan
umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun, bila pembengkakan
yang dialami cukup besar, kondisi ini dapat memicu munculnya
berbagai gejala, seperti:Bengkak pada kaki, lengan, tangan, atau
perut Stretch mark, Kulit tampak berkilau, Muncul cekungan pada
kulit jika ditekan.

B. Keseimbangan asam basa


Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke
zat lain (disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat
yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor
proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa
yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Satu contoh asam
adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air
membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian
juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion
H+ dan ion bikarbonat (HCO3 - ). Asam kuat adalah asam yang
berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar
ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL. Asam lemah
mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan
ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+ ,
contohnya adalah H2CO3.
1. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam dan Basa
Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui
koordinasi dari 3 sistem :
a. Sistem Buffer
Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh,
yang dengan segera bergabung dengan asam atau basa
untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen yang
berlebihan. Sistem buffer ini menetralisir kelebihan ion
hidrogen, bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi.
Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan pH

7
yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam
organic pada cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini
memiliki keterbatasan
Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan
asam-basa sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup
memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH
akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat
terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akinat
rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernafasan,
kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal
menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu
meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan
menskresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke
dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan amonia.
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme
paru dan ginjal dalam menunjang kinerja sistem buffer
adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion
hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan
(fosfat, ammonia). Untuk jangka panjang, kelebihan asam
atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan
untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH
dengan sistem buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan
untuk mempertahankan pH darah antara 7,35- 7,45.
b. Sistem Paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan
karbondioksida, dan karena itu juga mengendalikan
kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.3 Paru-
paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi
sebagai respons terhadap jumlah karbon dioksida dalam
darah. Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida dalam
darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk

8
respirasi.3 Tentu saja, tekanan parsial karbondioksida dalam
darah arteri (PaCO2) juga mempengaruhi respirasi.
Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas efek yang
dihasilkan oleh PaCO2
Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan
meningkat sehingga menyebabkan eliminasi karbon dioksida
yang lebih besar (untuk mengurangi kelebihan asam).4 Pada
keadaan alkalosis metabolik, frekuensi pernapasan
diturunkan, dan menyebabkan penahanan karbondioksida
(untuk meningkatkan beban asam).
c. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal
harus mengeluarkan anion asam non volatile dan mengganti
HCO3 - . Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan
sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat.
Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3
sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan
ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam
lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh
mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada
proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali
ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan
pengeluaran asam.

2. Gangguan Keseimbangan Asam Basa


a. Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang
berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah
sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman

9
pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul
karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi
asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah
merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga
pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.7 Hal ini
dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
mempengaruhi paru-paru. Asidosis respiratorik dapat juga
terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk.
Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut
menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma.7 Stupor
dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan
terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah
berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal
berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan
bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa
jam bahkan beberapa hari. Biasanya diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran
karbondioksida dari darah arteri.
b. Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan,
yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam
darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi
lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara

10
menurunkan jumlah karbon dioksida.7 Pada akhirnya, ginjal
juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan
cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga
terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
c. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.7 Pernafasan yang cepat dan dalam disebut
hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah
karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Alkalosis
respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan
dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.
Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot
dan penurunan kesadaran.
d. Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah
dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.7
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu
banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah
asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan
selang lambung.
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada
seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari
bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis
metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan

11
ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa
darah
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah
tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa
gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat
terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang
berkepanjangan (tetani).7 Biasanya alkalosis metabolik
diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium). Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida
secara intravena.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion
jika berada dalam larutan.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari
keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk
dengan keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar sistem
organ. Cairan tubuh dan elektrolit yang dikonsumsi lebih banyak
maka cairan yang dikeluarkan juga lebih banyak.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai
Keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa. Semoga makalah
ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan.Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami
harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

Hal yang penting dilakukan untuk mencegah dan mengatasi


edema adalah mengubah pola hidup dan pola makan menjadi lebih
sehat, terutama menghindari makanan yang tinggi garam.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?
id=KdJfk2qazVIC&printsec=frontcover&dq=proses+perubahan+cairan+dan+elektrolit
+dan+asam+basa&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwibuLeNr8P2AhUHlNgFHcmqB6AQ6
AF6BAgKEAM#v=onepage&q=proses%20perubahan%20cairan%20dan
%20elektrolit%20dan%20asam%20basa&f=false

https://studylibid.com/doc/313673/proses-perubahan-keseimbangan-cairan--
elektrolit-dan-asam

14

Anda mungkin juga menyukai