NIM : PO7131122062
DOSEN PENGAMPU :
1. MANUNTUN ROTUA, SKM, M.Kes
2. dr. DENY SELVERRA YOSSY, SP.A(K), M.Kes
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diperkirakan 45-80% dari berat badan pada individu yang sehat
terdiri dari cairan. bel lainnya. Komponen utama cairan tubuh ini adalah
air dan elektrolit terlarut, non-elektrolit, dan koloid.
ii
Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian
rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.
B. RUMUSAN MASALAH
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1.Fisiologi Cairan Tubuh
a. Distribusi dan Komposisi Cairan
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia.
Persentase cairan tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin,
dan derajat status gizi seseorang. Seiring dengan pertumbuhan
seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat badan
menurun.
Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke
dalam dua kompartemen, yaitu intraselular dan ekstraselular.
1. Cairan intraselular Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari
cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular. Sebaliknya
pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan
cairan intraselular.
2. Cairan ekstraselular Jumlah relatif cairan ekstraselular
menurun seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai
sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa. Cairan
iv
ekstraselular terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan
intravaskular.
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan
termasuk cairan yang terkandung diantara rongga
tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial, pleura,
sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan.
Sementara, cairan intravaskular merupakan cairan yang
terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma
darah.
1. Elektrolit
Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam
cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan kation
utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+). Anion
utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan
intraselular adalah ion fosfat (PO43-). Kandungan elektrolit
dalam plasma dan cairan interstitial kurang lebih sama, sehingga
nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan
ekstraseluler.
2. Non elektrolit
Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa,
urea, kreatinin, dan bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam
cairan.
b. Mekanisme Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
v
Pergerakan zat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan
transpor pasif, yang tidak membutuhkan energi terdiri dari
difusi dan osmosis,dan transporaktif yang membutuhkan energi
ATP yaitu pompa Na-K.
Osmosis adalah bergeraknya molekulmelalui membran
semipermeabeldari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh
membran sel dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga
tekanan osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama.
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori.
Larutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan
berkonsentrasi rendah. Difusi tergantung kepada perbedaan
konsentrasi dan tekanan hidrostatik
vi
menyebabkan impak yang serius seperti kehilangan fungsi pada sel,
terutama ada otak. Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah
kelebihan atau kekurangan cairan yang mengakibatkan perubahan volume.
vii
berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga penurunan volume
intravaskular minimal).
3. Hiponatremia
Hiponatremia selalu mencerminkan retensi air baik dari
peningkatan mutlak dalam jumlah berat badan (total body
weight, TBW) atau hilangnya natrium dalam relatif lebih
hilangnya air.
Secara normal, tubuh bisa mempertahankan diri dari
ketidakseimbangan cairan & elektrolit. Namun, ada kalanya
tubuh tidak bisa mengatasinya. Ini terjadi apabila kehilangan tterjadi
dalam total banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare,
berkeringat luar biasa, terbakar, luka/pendarahan dan sebagainya.
C. Diagnostik
Diagnostik sendiri adalah ilmu untuk menentukan penyakit yang
berdasarkan gejala tertentu, yang dalam hal ini menentukan penyakit yang
berkaitan dengan cairan dan elektrolit. Untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang dapat dilakukan penghitungan untuk menghitung berapa besarnya
cairan yang hilang tersebut seperti Refraktometer, Dari serum Na+ dan
Dari Hct dan berikut adalah beberapa cara diagnostik cairan dan elektrolit :
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme
pengaturan
1. Pantau TTV dan CVP
Takikardia tergantung pada derajat kekurangan cairan
pengukuran CVP untuk penentuan derajat kekurangan carian
dan respons terhadap terapi penggantian,
2. Pantau masukan dan haluaran urine
Kebutuhan penggantian cairan di dasarkan pada perbaikan
kekurangan dan kehilangan terus menerus.
3. Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan
keseimbangan cairan 24 jam
viii
Perubahan dalam berat badan tidak secara akurat
mempengaruhi volume intravaskuler.
x
tulang dan batu ginjal, dan memainkan peran penting dalam kontraksi
otot. Untuk mendapat potasium dari sumber yang sehat, Clark
menyarankan Anda makan pisang besar (450-600 mg kalium).
Makanan lain yang kaya potasium termasuk kentang putih dan
manis, kacang polong, kacang-kacangan, alpukat, dan sayuran
berdaun hijau seperti bayam dan kangkung.
4. Kalsium
Susu mungkin tidak tampak seperti minuman yang baik
dikonsumsi setelah latihan, namun para peneliti di McMaster
University di Inggris menemukan bahwa minuman yang kaya kalsium
ini melakukan fungsi yang lebih baik daripada air atau minuman
olahraga untuk merehidrasi tubuh setelah latihan. Mengapa? Susu
memberikan kombinasi karbohidrat, kalsium, natrium, dan kalium,
bersama dengan protein berkualitas tinggi, yang membantu pemulihan
otot.
5. Magnesium
Sama dengan kalsium, magnesium juga berfungsi membantu
kontraksi otot, fungsi saraf, aktivasi enzim, dan perkembangan tulang.
Konsumsilah sayuran berdaun hijau, biji-bijian, kacang-kacangan,
selai kacang, kacang kering, dan lentil sesering mungkin. Manfaat
tambahannya, yaitu magnesium membantu melawan kelelahan. Ketika
kadar mineral Anda rendah, tubuh akan menuntut lebih banyak
oksigen dan energi selama aktivitas fisik, dan karena itu Anda akan
lebih cepat lelah, menurut para peneliti di US Agricultural Research
Service.
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xii
Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dapat dilakukan
penghitungan untuk menghitung berapa besarnya cairan yang hilang
tersebut seperti Refraktometer, Dari serum Na+ dan Dari Hct dan berikut
adalah beberapa cara diagnostik cairan dan elektrolit : Resiko kekurangan
volume cairan b/d kegagalan mekanisme pengaturan, Kerusakan integritas
jaringan b/d edema, Penurunan curah Jantung b/d ketidak seimbangan
elektrolit
B. Saran
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.Management of Patients with Fluid and
Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical
Anesthesiology 5th ed. New York: Mc-Graw Hill. 2013.
https://www.chiavette.de/sites/default/files/webform/morgan-and-
mikhails-clinical-anesthesiology-5th-edition-john-butterworth-david-c-
mackey-john-wasnick-0ef2960.pdf
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam
Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease 4th ed.
Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku
Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.
https://health.kompas.com/read/
2016/05/23/160300223/5.nutrisi.untuk.gantikan.elektrolit.tubuh.yang.hilan
g?page=all diakses pada tanggal 5 Desember pukul 19.00 WIB.
xiv
https://repository.binawan.ac.id/1446/1/Materi%20Inti%20No.
%206%20Keseimbangan%20cairan%20%26%20elektrolit.pdf diakses
pada tanggal 5 Desember pukul 19.30 WIB.
xv