Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

HOMEOSTASIS CAIRAN DAN ELEKTROLIT

NAMA : ENJI LIA NOVITA

NIM : PO7131122062

KELAS : (B) D-III GIZI

DOSEN PENGAMPU :
1. MANUNTUN ROTUA, SKM, M.Kes
2. dr. DENY SELVERRA YOSSY, SP.A(K), M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG 


PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diperkirakan 45-80% dari berat badan pada individu yang sehat
terdiri dari cairan. bel lainnya. Komponen utama cairan tubuh ini adalah
air dan elektrolit terlarut, non-elektrolit, dan koloid.

Air membentuk sebagian besar tubuh manusia, menjadikannya bahan


bakar paling vital untuk kehidupan. Selama beberapa hari, seseorang bisa
hidup tanpa makanan, tetapi hanya tiga hari tanpa air. Hal serupa berlaku
untuk elektrolit, yang sangat penting untuk fungsi setiap sel. Natrium,
kalium, kalsium, klorida, bikarbonat, magnesium, sulfat, fosfat, dan asam
organik adalah beberapa elektrolit yang ditemukan dalam cairan tubuh.

Begitu pentingnya air dan elektrolit ini di dalam tubuh sehingga


keberadaannya perlu dipertahankan dalam jumlah tertentu dan konsentrasi
yang seimbang agar sel-sel dalam tubuh berfungsi secara optimal.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

ii
Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian
rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan


yang lainnya.Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau
elektrolitdalam tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi,
hiponatremia, hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan
hipokalsemia.Dengan demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit
merupakan komponen atau unsur vital pada tubuh manusia.

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik


karena metabolism tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan
elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan yang ada didalam tubuh.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Homeostasis Cairan dan Elektrolit?


2. Apa saja yang menyebabkan Homeostasis Cairan dan Elektrolit?
3. Apa saja Diagnostig pada Homeostasis Cairan dan Elektrolit?
4. Bagaimana cara Penatalaksanaan Gizi pada Homeostasis Cairan dan
Elektrolit?
C. TUJUAN

1. Untuk menjelaskan tentang Homeostasis Cairan dan Elektrolit.


2. Untuk menjelaskan penyebab Homeostasis Cairan dan Elektrolit.
3. Untuk menjelaskan tentang Diagnostig pada Homeostasis Cairan dan
Elektrolit.
4. Untuk menjelaskan tentang Penatalaksanaan Gizi pada Homeostasis
Cairan dan Elektrolit.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1.Fisiologi Cairan Tubuh
a. Distribusi dan Komposisi Cairan
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia.
Persentase cairan tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin,
dan derajat status gizi seseorang. Seiring dengan pertumbuhan
seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat badan
menurun.
Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke
dalam dua kompartemen, yaitu intraselular dan ekstraselular. 
1. Cairan intraselular Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari
cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular. Sebaliknya
pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan
cairan intraselular. 
2. Cairan ekstraselular Jumlah relatif cairan ekstraselular
menurun seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai
sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa. Cairan

iv
ekstraselular terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan
intravaskular. 
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan
termasuk cairan yang terkandung diantara rongga
tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial, pleura,
sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan.
Sementara, cairan intravaskular merupakan cairan yang
terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma
darah.

Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh,


yaitu elektrolit dan non-elektrolit.

1. Elektrolit 
Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam
cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan kation
utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+). Anion
utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan
intraselular adalah ion fosfat (PO43-). Kandungan elektrolit
dalam plasma dan cairan interstitial kurang lebih sama, sehingga
nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan
ekstraseluler.
2. Non elektrolit
Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa,
urea, kreatinin, dan bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam
cairan.
b. Mekanisme Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

v
Pergerakan zat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan
transpor pasif, yang tidak membutuhkan energi terdiri dari
difusi dan osmosis,dan transporaktif yang membutuhkan energi
ATP yaitu pompa Na-K. 
Osmosis adalah bergeraknya molekulmelalui membran
semipermeabeldari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh
membran sel dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga
tekanan osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama.
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori.
Larutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan
berkonsentrasi rendah. Difusi tergantung kepada perbedaan
konsentrasi dan tekanan hidrostatik

2. Distribusi Pemasukan dan Pengeluaran Cairan Tubuh


Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah
cairan yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan,
tubuh berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu selalu berada
dalam jumlah yang kosntan. Dalam keadaan normal, masukan cairan
akan dipenuhi melalui minum atau makanan yang masuk ke dalam
tubuh secara peroral, serta air yang diperoleh sebagai hasil
metabolisme. Air yang keluar dari tubuh, termasuk yang dikeluarkan
sebagai urin, air didalam feses, isensibel dan air yang dikeluarkan
melalui kulit dan paru-paru.
B. PENYEBAB
Nilai normal ambilan cairan dewasa adalah sekitar 2500ml,
termasuk 300ml hasil metabolism tenaga susbtrat. Rata-rata kehilangan
cairan adalah sebanyak 2500ml dimana ia terbahagi kepada 1500ml hasil
urin, 400ml terevaporasi lewat respiratori, 400ml lewat evaporasi kulit,
100ml lewat peluh dan 100ml melalui tinja. Kehilangan cairan lewat
evaporasi adalah penting kerna ia memainkan peranan sebagai
thermoragulasi, dimana ia mengkontrol sekitar 20-25% kehilangan haba
tubuh. Perubahan pada kesimbanngan cairan dan volume sel bisa

vi
menyebabkan impak yang serius seperti kehilangan fungsi pada sel,
terutama ada otak. Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah
kelebihan atau kekurangan cairan yang mengakibatkan perubahan volume.

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat


menyebabkan berbagai macam gangguan. Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti overhidrasi,
dehidrasi, hiponatremia, hipernatremia, dan sebagainya. Masing-masing
gangguan keseimbangan tersebut menimbulkan berbagai gejala dan
bahkan kegawatdaruratan medis. Oleh sebab itu, praktisi kesehatan
seharusnya mengetahui tentang pentingnya keseimbangan cairan dan
elektrolit agar tidak terjadi kasus-kasus tersebut.. 

Berikut beberapa contoh gangguan cairan dan elektrolit pada tubuh :


1. Overhidrasi 
Air, seperti subtrat lain, berubah menjadi toksik apabila
dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu tertentu.
Intoksikasi air sering terjadi bila cairan di konsumsi tubuh dalam
kadar tinggi tanpa mengambil sumber elektrolit yang menyeimbangi
kemasukan cairan tersebut.
2. Dehidrasi 
Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat
masukan yang kurang atau keluaran yang berlebihan. Kondisi
dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air hilang
bersama garam, hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan
natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang.
Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular
berpindah ke ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan
volume intravaskular), hipertonik (Secara garis besar terjadi
kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang.
Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstravaskular

vii
berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga penurunan volume
intravaskular minimal).
3. Hiponatremia 
Hiponatremia selalu mencerminkan retensi air baik dari
peningkatan mutlak dalam jumlah berat badan (total body
weight, TBW) atau hilangnya natrium dalam relatif lebih
hilangnya air.
Secara normal, tubuh bisa mempertahankan diri dari
ketidakseimbangan cairan & elektrolit. Namun, ada kalanya
tubuh tidak bisa mengatasinya. Ini terjadi apabila kehilangan tterjadi
dalam total banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare,
berkeringat luar biasa, terbakar, luka/pendarahan dan sebagainya.

C. Diagnostik
Diagnostik sendiri adalah ilmu untuk menentukan penyakit yang
berdasarkan gejala tertentu, yang dalam hal ini menentukan penyakit yang
berkaitan dengan cairan dan elektrolit. Untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang dapat dilakukan penghitungan untuk menghitung berapa besarnya
cairan yang hilang tersebut seperti Refraktometer,  Dari serum Na+ dan
Dari Hct dan berikut adalah beberapa cara diagnostik cairan dan elektrolit :
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme
pengaturan
1. Pantau TTV dan CVP
Takikardia tergantung pada derajat kekurangan cairan
pengukuran CVP untuk penentuan derajat kekurangan carian
dan respons terhadap terapi penggantian,
2. Pantau masukan dan haluaran urine
Kebutuhan penggantian cairan di dasarkan pada perbaikan
kekurangan dan kehilangan terus menerus.
3. Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan
keseimbangan cairan 24 jam

viii
Perubahan dalam berat badan tidak secara akurat
mempengaruhi volume intravaskuler.

4. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi :


Elektrolit, glukosa, pH/PCO2M pemeriksaan koagulasi
berikan larutan IV sesuai indikasi larutan isotonic, darah
lengkap, natrium bikarbonat.
2. Kerusakan integritas jaringan b/d edema
Diagnostik kerusakan integritas jaringan b/d edema dapat berupa :
a. Identifikasi pasien berisiko terhadap hipernatremia dan
kemungkinan penyebab misalnya : kekurangan air, kelebihan
natrium
b. Kaji adanya lokasi pembentuk edema
c. Mempertahanakn integritas kulit untuk menurunkan tekanan dan
friksi pada jaringan edema.
3. Penurunan curah Jantung b/d ketidak seimbangan elektrolit
a. Pantau TTV dan CVP
Takikardia dan hipertensi – manifestasi umum.
b. Auskultasi paru dan bunyi jantung
Bunyi nafas adventisius dan bunyi jantung ekstra.
c. Perhatian adanya distensi vena leher atua perifer
Tanda dekompensasi jantung / GJK.
d. Pantau Kec infuse dan cairan parental secara ketat
Bolus carian tiba-tiba lavid menimbulkan kelebihan beban volume
cairan atau resiko terhadap dekompensasi jantung.
e. Tingkatkan tirah baring jadwalkan perawatan untuk memberikan
periode istirahat sering. Keterbatasan cadangan jantung
mengakibatkan kelelahan/intoleransi aktivitas.
D. Penatalaksanaan Gizi
Sebagian besar mungkin hanya butuh menelan air setelah
beraktivitas, tetapi beberapa orang yang beraktivitas cukup berat perlu
melakukan upaya ekstra untuk mengisi kembali mineral yang mengalir
keluar tubuh, mengonsumsi elektrolit adalah salah satu untuk
ix
menggantikan mineral yang hilang. Ada cara untuk mengisi kembali
elektrolit yang dibuthkan tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dan
membantu fungsi otot dan saraf yang diperlukan untuk kinerja yang berat.
"Makanan mengandung lebih banyak elektrolit, serta vitamin dan
senyawa pelindung kesehatan lainnya," kata ahli diet dan olahraga Nancy
Clark, RD.
Berikut beberapa nutrisi untuk gantikan elektrolit tubuh yang
hilang agar homeostasis cairan dan elektrolit tercapai:
1. Sodium 
Kita diajarkan untuk membatasi sodium demi kesehatan jantung,
tapi sodium adalah elektrolit yang paling banyak hilang ketika kita
berkeringat. Garam membantu memegang air di dalam tubuh,
menjaga kita terhidrasi untuk jangka waktu yang lama. Atlet juga
dapat mengonsumsi makanan yang mengandung garam, seperti sup,
sebelum sesi latihan yang berat, sehingga tubuh mereka lebih siap
untuk mempertahankan cairan dan mempertahankan hidrasi sepanjang
latihan.
2. Klorida
Biasanya berpasangan dengan natrium. Klorida bisa ditemukan di
dalam garam meja dan makanan olahan seperti daging deli, sup
kalengan, dan keripik kentang. Mineral ini diperlukan untuk menjaga
keseimbangan cairan, volume darah, tekanan darah, dan pH cairan
tubuh, yang juga hilang dalam konsentrasi tinggi melalui keringat.
Alih -alih memilih sumber klorida dari makanan ringan, pilih dari
makanan utuh yang sehat seperti zaitun, rumput laut, rye, tomat,
selada, dan seledri.
3. Potasium
Untuk mendapat khasiat potasium secara instan setelah
berolahraga, pilih buah-buahan segar atau kering seperti jeruk, melon,
kismis, atau plum. Selama satu jam olahraga berat, Anda mungkin
kehilangan 200-600 mg kalium, yang berfungsi untuk mendukung
fungsi sel dan jantung, mengatur tekanan darah, mencegah keropos

x
tulang dan batu ginjal, dan memainkan peran penting dalam kontraksi
otot. Untuk mendapat potasium dari sumber yang sehat, Clark
menyarankan Anda makan pisang besar (450-600 mg kalium).
Makanan lain yang kaya potasium termasuk kentang putih dan
manis, kacang polong, kacang-kacangan, alpukat, dan sayuran
berdaun hijau seperti bayam dan kangkung.
4. Kalsium
Susu mungkin tidak tampak seperti minuman yang baik
dikonsumsi setelah latihan, namun para peneliti di McMaster
University di Inggris menemukan bahwa minuman yang kaya kalsium
ini melakukan fungsi yang lebih baik daripada air atau minuman
olahraga untuk merehidrasi tubuh setelah latihan. Mengapa? Susu
memberikan kombinasi karbohidrat, kalsium, natrium, dan kalium,
bersama dengan protein berkualitas tinggi, yang membantu pemulihan
otot.
5. Magnesium
Sama dengan kalsium, magnesium juga berfungsi membantu
kontraksi otot, fungsi saraf, aktivasi enzim, dan perkembangan tulang.
Konsumsilah sayuran berdaun hijau, biji-bijian, kacang-kacangan,
selai kacang, kacang kering, dan lentil sesering mungkin. Manfaat
tambahannya, yaitu magnesium membantu melawan kelelahan. Ketika
kadar mineral Anda rendah, tubuh akan menuntut lebih banyak
oksigen dan energi selama aktivitas fisik, dan karena itu Anda akan
lebih cepat lelah, menurut para peneliti di US Agricultural Research
Service.

xi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase


cairan tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi
seseorang. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase jumlah
cairan terhadap berat badan menurun.

Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2


kompartemen, yaitu intraselular dan ekstraselular. Cairan ekstraselular
terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular. Terdapat dua
jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit dan
non-elektrolit. 

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat


menyebabkan berbagai macam gangguan. Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti overhidrasi,
dehidrasi, hiponatremia, hipernatremia, dan sebagainya.

xii
Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dapat dilakukan
penghitungan untuk menghitung berapa besarnya cairan yang hilang
tersebut seperti Refraktometer,  Dari serum Na+ dan Dari Hct dan berikut
adalah beberapa cara diagnostik cairan dan elektrolit : Resiko kekurangan
volume cairan b/d kegagalan mekanisme pengaturan, Kerusakan integritas
jaringan b/d edema, Penurunan curah Jantung b/d ketidak seimbangan
elektrolit

Sebagian besar mungkin hanya butuh menelan air setelah


beraktivitas, tetapi beberapa orang yang beraktivitas cukup berat perlu
melakukan upaya ekstra untuk mengisi kembali mineral yang mengalir
keluar tubuh, mengonsumsi elektrolit adalah salah satu untuk
menggantikan mineral yang hilang. Beberapa nutrisi itu adalah sodium,
klorida, potasium, kalsium dan magnesium.

B. Saran 

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kepada semua


pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis
dalam makalah ini, sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca. disamping itu juga penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sehingga penulis bisa berorientasi lebih baik pada makalah
penulis selanjutnya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.Management of Patients with Fluid and
Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical
Anesthesiology 5th ed. New York: Mc-Graw Hill. 2013.
https://www.chiavette.de/sites/default/files/webform/morgan-and-
mikhails-clinical-anesthesiology-5th-edition-john-butterworth-david-c-
mackey-john-wasnick-0ef2960.pdf
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam
Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease 4th ed.
Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku
Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.
https://health.kompas.com/read/
2016/05/23/160300223/5.nutrisi.untuk.gantikan.elektrolit.tubuh.yang.hilan
g?page=all diakses pada tanggal 5 Desember pukul 19.00 WIB.

xiv
https://repository.binawan.ac.id/1446/1/Materi%20Inti%20No.
%206%20Keseimbangan%20cairan%20%26%20elektrolit.pdf diakses
pada tanggal 5 Desember pukul 19.30 WIB.

xv

Anda mungkin juga menyukai