Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan
fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia
berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi
mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.
Disamping kebutuhan cairan elektrolit (natrium, kalium, kalsium,klorida,
dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa,
konduksi saraf, kontraksi muscular dan osmolalitas
Untuk mempertahankan kesehatan diperlukan keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam-basa dalam jumlah dan proporsi yang tepat
diberbagai jaringan tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan,
distribusi, aliran air dan elektolit. Air menempati proporsi yang besar bagi
tubuh. Seseorang dengan berat badan 70 kg bisa memilki sekitar 50 liter
air dalam tubuhnya.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar
manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian
tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, katagori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adsalah; bayi baru lahir 75%
dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat
badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia,
lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.

1
2

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi keseluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit bergantung satu dengan lainnya. Jika salah satunya
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Pemberian cairan kepada pasien dapat melalui beberapa cara
seperti intravena, intramuscular, oral, dan sebagainya. Pemberian secara
oral tetap menjadi pilihan utama karena relatif lebih murah, mudah, dan
nyaman penggunaannya bagi pasien. Pemberian obat secara terdapat
beberapa hambatan karena saluran cerna yang terdiri dari beberapa segmen
dengan sifat-sifat yang berbeda satu dengan yang lain (seperti pH,
viskositas, gerakan, luas permukaan, absorpsi, dan aliran darah). Absorpsi
yang cukup baik hanya dapat terjadi pada beberapa segmen saja (lambung
dan usus). Hambatan-hambatan ini membatasi lama pelepasan obat serta
kecepatan absorpsi obat yang tidak konstan (Desphande dkk, 1996).
Sebagai seorang perawat, kita harus bisa memberi minum kepada
pasien dengan indikasi pasien sadar yang kekurangan cairan (dehidrasi).
Oleh sebab itu dalam makalah ini penulis akan memaparkan bagaimana
cara pemberian cairan (minum) kepada pasien melalui oral.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang
didapatkan yaitu :
1. Bagaimana konsep dasar cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia ?
2. Apa pengertian dari pemberian cairan per oral ?
3. Apa indikasi dari pemberian cairan per Oral?
3

4. Apa kontraindikasi dari pemberian cairan per oral?


5. Apa tujuan dari pemberian cairan per oral ?
6. Bagaimana cara pemberian cairan per oral ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar cairan dan elektrolit dalam tubuh
manusia.
2. Untuk mengetahui indikasi dari pemberian cairan per Oral?
3. Untuk mengetahui kontraindikasi dari pemberian cairan per oral?
4. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian cairan per oral.
5. Untuk mengetahui tujuan dari pemberian cairan per oral ?
6. Untuk mengetahui cara pemberian cairan per oral.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh


Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut dan substansi terlarut
(zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria
dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata
wanita mengandung 55% air dari berat badannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi air tubuh meliputi :
a. Sel-Sel Lemak
Sel-sel lemak mengandung sedikit air sehingga air tubuh
menurun dengan peningkatan lemak tubuh,
b. Usia
Sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia.
Bayi prematur mungkin mengandung air sebanyak 80% dari berat
badannya. Sedangkan bayi lahir cukup bulan kira-kira 70% dari
berat badannya. Dengan usia 6 bulan sampai 1 tahun, air tubuh
menurun kira-kira 60%, dengan sedikit reduksi lebih lanjut selama
masa kanak-kanak. Lansia dapat mengandung 45%-55% air dari
berat badannya.
c. Jenis Kelamin Wanita
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara
proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh.

Cairan tubuh adalah cairan yang terdapat dalam tubuh manusia,


yang pad adasarnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1) Cairan Ekstraseluler adalah seluruh cairan di luar sel yang terdiri


dari cairan intertisial (CIS) dan cairan intravaskuler. Cairan

4
5

intertisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel


tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan tubuh,
membentuk 20% berat tubuh atau memenuhi 1/3 dari jumlah total
cairan tubuh. Sedangkan cairan intravaskuler mengisi ¼ dari
volume cairan ekstraseluler. Fungsi cairan intravaskuler (darah)
mencakup :
a. Pengiriman nutrien (misal : glukosa dan oksigen) ke jaringan
b. Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
c. Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
d. Transport hormon ke tempat aksinya
e. Sirkulasi panas tubuh
2) Cairan Intraseluler adalah cairan didalam membran sel yang berisi
substansi terlarut yang penting untuk keseimbangan cairan serta
untuk metabolisme intrasel. Membentuk 40% berat tubuh.

Adapun fungsi cairan di dalam tubuh manusia yaitu :

a. Membentuk struktur tubuh


b. Sarana transportasi
c. Metabolisme sel
d. Pelarut elektrolit dan non elektrolit
e. Memelihara suhu tubuh

2. Zat Terlarut
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut
(zat terlarut) yaitu elektrolit dan non-elektrolit.
a. Elektrolit
Substansi yang berdiasisoasi (terpisah) di dalam larutan dan
akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion
positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling
berikatan satu sama lain (miliekuivalen/liter [mEq/L]) atau dengan
berat molekul dalam gram (milimol/liter [mol/L]). Jumlah kation
6

dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen dalam larutan selalu


sama. Adapun fungsi cairan elektrolit bagi tubuh manusia yaitu :
1. Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel
dan di luar sel terutama dengan adanya natrium.
2. Mengatur keseimbangan asam basa dan menentukan ph darah
dengan adanya sistem buffer.
3. Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS
maka akan terjadi perpindahan yang menghasilkan impuls-
impuls saraf dan mengakibatkan terjadinya kontraksi otot.

b. Non-elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak bredisosiasi
dalam larutan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-
mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubin.

B. Pemberian Cairan Per Oral

Pemberian cairan peroral adalah pemberian cairan melalui oral atau


mulut pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit. Cairan ini diberikan per-oral diminum seperti biasa. Bila
penderita tidak bisa meminumnya secara biasa, dipasang “Nasogastric
Tube (NGT)”. Jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam pertama 1800 cc
yaitu 600 cc cairan perjam. Perhitungan pemberian cairan setelah 3 jam
tersebut adalah 100 cc cairan per-oral setiap jam ditambah sejumlah cairan
per-oral sesuai dengan pengeluaran tinja setiap jam sebelumnya.

Jenis-jenis cairan yang diberikan melalui oral

1. Menurut WHO – Manila: 4 g NaCl, 2 g NaHCO3, 20 g Glukosa dan


1½ g Na citrat dalam 1 liter air.
2. Rumus Namru – 2: 7g NaCl, 2½ g NaHCO3 , 3½ g K citrat dan 20 g
Glukosa dalam 1 liter air.
7

3. Cairan 5 : 4 : 1 yang terdiri dari 5 g NaCl, 4 g NaHCO3, dan 1 g KCL


dalam 1 liter air.
4. Garam diare/elektrolit.

C. Tujuan Pemberian Cairan Per Oral


1. Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi,airan dan elektrolit sesuai
dengan program pengobatan.
2. Mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang.
3. Memberikan cairan kepada pasien yang mengalami kekurangan cairan
atau hipovolume.
4. Menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh.

D. Indikasi Pemberian Cairan (Minum) Per Oral


1. Pasien sadar yang mengalami kekurangan cairan (dehidrasi)

E. Kontraindikasi Pemberian Cairan (Minum) Per Oral


1. Pasien tidak sadar
2. Pasien yang muntah terus-menerus
3. Pasien yang sistem pencernaannya tidak normal
4. Pasien yang terpasang Endotrakeal Tube (ETT)
5. Pasien Yang terpasang Mayo

F. Prosedur Pemberian Cairan (Minum) Per Oral


1. Persiapan
a. Pasien :
1) Memperkenalkan diri
2) Bina hubungan saling percaya
3) Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan
6) Menyepakati waktu yang akan digunakan (kontrak waktu)
8

b. Alat dan Bahan :


Baki berisi :
1) Gelas berisi cairan peroral yang dibutuhkan
2) sedotan (bila diperlukan)
3) Bengkok
4) Alas + perlak (bila dibutuhkan)
5) Tissue (serbet) dalam tempatnya

c. Lingkungan
1) Sampiran

2. Cara Kerja
a. Bawa alat-alat ke dekat pasien
b. Perawat mencuci tangan
c. Perawat berada di sebelah kanan pasien
d. Pasangkan perlak dan alas pada bagian bawah kepala apabila klien
posisi berbaring
e. Pasangkan serbet pada bagian dada apabila pasien dalam posisi
duduk
f. Berikan cairan peroral menggunakan gelas (sedotan)
g. Bantu pasien untuk minum bila tidak dapat minum sendiri
h. Setelah cairan habis, klien dirapikan
i. Alat dibereskan dan mencuci tangan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keseimbangan cairan berupa air dicapai dengan asupan dan


keluaran air yang seimbang. Ketika air tidak dapat dihindari keluar setiap
saat melalui ginjal, kulit, paru,masalah utama adalah mempertahankan
cukup air dalam tubuh. Keseimbangan air tubuh dan garam sangat erat
kaitannya dalam mempengaruhi osmolitas maupun volume cairan
ekstrasel, tetapi pengaturan keseimbangan natrium dan air melibatkan
mekanisme yang berbeda dan tumpang tindih. Keseimbangan air tubuh
terutama di atur oleh mekanisme rasa haus dan hormon anti diuretik
(ADH) untuk mempertahankan isoosmotik dari plasma, sebaliknya
keseimbangan natrium terutama diatur oleh aldesteron dengan tujuan
mempertahankan volume cairan ekstrasel dan perfusi (pengaliran cairan)
jaringan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Horne, Mima M, Pamela L. Swearingen. 2000. Keseimbangan Cairan, Elektrolit


& Asam Basa Edisi 2. Jakarta : BGC

https://dokumen.tips/documents/cairan-peroral.html

http://sarjanakesehatan.blogspot.co.id/2013/03/memerikan-cairan-per-oral.html

10
LAMPIRAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN

1. Mata Ajar : KDM


2. Keterampilan : membantu minum peroral
3. Pengertian :Suatu metode upaya untuk pemenuhan kebutuhan cairan
elektrolit pada klien yang mengalami dehidrasi ringan.
4. Tujuan :
a) Mempertahankan keseimbangan cairan
b) Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada Klien yang tidak
mengalami kehilangan cairan dalam jumlah yang sangat besar.

Nama :

NIM :

ASPEK YANG DI NILAI NILAI


0 1 2
PENGETAHUAN
1. Pengusaan Prosedur
2. Ketepatan Data
3. Rasional Tindakan
SIKAP
1. Disisplin
2. Motivasi
3. Kerja Sama
4. Tanggung Jawab

11
12

5. Komunikasi
6. Kejujuran
7. Penampilan Fisik
8. Kreativitas
INDIKASI
1. Pasien sadar yang mengalami kekurangan cairan
(dehidrasi)

KONTRAINDIKASI

1. Pasien tidak sadar


2. Pasien yang muntah terus-menerus
3. Pasien yang sistem pencernaannya tidak normal
4. Pasien yang terpasang Endotrakeal Tube (ETT)
5. Pasien Yang terpasang Mayo

PELAKSANAAN
1. Persiapan Pasien :
a. Memperkenalkan diri
b. Bina hubungan saling percaya
c. Meminta pengunjung atau keluarga
meninggalkan ruangan
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan langkah prosedur yang akan
dilakukan
f. Menyepakati waktu yang akan digunakan
(kontrak waktu)
2. Persiapan Alat dan Bahan :
Baki berisi :
a. Gelas berisi cairan peroral yang dibutuhkan
b. sedotan (bila diperlukan)
c. Bengkok
13

d. Alas + perlak (bila dibutuhkan)


e. Tissue (serbet) dalam tempatnya
3. Persiapan Lingkungan
Sampiran

TAHAP PRE INTERAKSI


1. Persiapan Diri
2. Persiapan Alat
3. Validasi Pasien
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan
panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
TAHAP KERJA
j. Bawa alat-alat ke dekat pasien
k. Perawat mencuci tangan
l. Perawat berada di sebelah kanan pasien
m. Pasangkan perlak dan alas pada bagian
bawah kepala apabila klien posisi berbaring
n. Pasangkan serbet pada bagian dada apabila
pasien dalam posisi duduk
o. Berikan cairan peroral menggunakan gelas
(sedotan)
p. Bantu pasien untuk minum bila tidak dapat
minum sendiri
q. Setelah cairan habis, klien dirapikan
r. Alat dibereskan dan mencuci tangan
14

TAHAP TERMINASI
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang
dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan
selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien
TAHAP EVALUASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan
setelah dilakukan tindakan
TAHAP DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan

Penguji

( )

Anda mungkin juga menyukai