Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

Disusun oleh:

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
“Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh’’
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu mengenai konsep keperawatan dasar yang
membahas materi tentang konsep keseimbangan suhu tubuh yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Palembang, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2Rumusan masalah............................................................................ 1
1.3Tujuan ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian suhu .............................................................................. 2
2.2 Keseimbangan panas ..................................................................... 2
2.3.Transfer panas ............................................................................... 3
2.4 Pengukur suhu tubuh ...................................................................... 4
2.5 Pengukuran Tekanan Darah ........................................................... 7
2.6 Menghitung Nadi ........................................................................... 8
2.7 Assesment Nyeri ............................................................................ 10
2.8 Memberi Kompres Hangat ............................................................. 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................... 17
3.2 Saran ............................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang
diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh.tidak ada satu pun nilai suhu
yang dapat dipandang normal karena terdapat kisaran nilai yang diamati pada
dan diantara manusia yang sehat. Selain itu, suhu juga bervariasi diantara
berbagai lokasi tubuh sebagai respons terhadap berbagai faktor yang ada
dilokasi tersebut. Faktor tersebut antara lain, aktivitas kimiawi, kontak
dengan lingkungan eksternal, dan sistem pengatur yang tidak selalu 100%
efektif.
Namun rata-rata suhu pada bagian dalam tubuh (inti) biasa nya hampir
selalusama, dalam kisaran plus atau minus 6 derajat celcius, kecuali jika
seseorang terserang demam. 60 derajat celcius dalam udara kering dan masih
mempertahankan suhu tubuh yang hampir konstan. Peningkatan atau
penurunan suhu seiring perubahan suhu lingkungan sebenarnya terjadi pada
suhu permukaan suhu kulit. Inilah mengapa, sebelum kita mengukur suhu
tubuh kita harus memilih instrumen dan lokasi tubuh yang dapat mewakili
suhu sebenarnya dari inti tubuh seakurat mungkin.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan suhu?
1.2.2 Bagaimana keseimbangan suhu?
1.2.3 Apa saja macam-macam transfer panas?
1.2.4 Bagaimana cara mengukur suhu tubuh?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui suhu tubuh manusia
1.3.2 Mengetahui keseimbangan suhu tubuh
1.3.3 Mengetahui apa saja transfer panas
1.3.4 Mengetahui cara mengukur suhu tubuh

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suhu
Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang
diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh. Normalnya suhu tubuh
berkisar 36-37 derajat celcius. Suhu merupakan besaran yang menyatakan
derajat panas dan dingin suatu benda dan alat yang di gunakan untuk
mengukur suhu adalah termometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indra peraba tetapi dengan
adanya perkembangan teknologi maka di ciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid.

2.2 Keseimbangan Panas


Konsep homeostasis menetukan kebenaran hubungan berikut :
Kehilangan panas = perolehan panas.
Landasan dari keseluruhan pengaturan panas dalam tubuh. Tubuh tidak
perlu mempertahankan semua panas yang dihasilkan, tubuh perlu memiliki
berbagai mekanisme yang dapat mengeluarkan panas, tubuh dalam kondisi
yang normal pengeluaran panasnya itu akan berlangsung dengan stabil namun
karena da beberapa keadaan sejumlah besar panas mungki akan hilang akibat
udara yang terlalu dingin atau panas yang dihasilkan tidak mencukupi, tubuh
juga perlu memiliki mekanime yang dapat meningkatkan perolehan panas .
Suhu tubuh dapat meningkat melalui mekanisme seperti :
1) vasokonstriksi dalam kulit. proses ini merupakan konstriksi dari pembuluh
darah yang sangat halus yang menembus kulit. Aliran darah menuju kulit
berkurang dan keluarnya panas dari darah yang melalui kulit berkurang.
2) Stimulasi simpatis metabolisme. Sel tubuh dapat meningkat laju produksi
panasnya untuk menjawab sinyal yang di berikan sistem saraf atau sebagai
respon terhadap tingginya kadar adrenalin dan noradrenalin dalam darah.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan produksi panas sekitar 10%
sampai 15% pada orang dewasa dan sampai 100% pada bayi.

2
3) Mengigil. Kondisi itu muncul akibat peningkatan tonus pada otot rangka
tubuh.
4) Merinding(piloereksi). Pada manusia mekanisme ini tampaknya tidak
seefisien pada binatang berbulu tetapi memiliki efek yang dapat menutup
lapisan udara yang bertindak sebagai insulator dan menurangi kehilangan
panas.
5) Peningkatan produksi hormon tiroid aktifitas hormon dapat menyebabkan
produksi tiroksin yang kemudian akan meningkatkan laju metabolisme
seluruh tubuh secara keseluruhan.
6) Vasodilatasi. Proses ini dapat meningkatkan diameter pembuluh darah
pada kulit. Proses ini dikendalikan oleh hipotalamus dan memengaruhi
hampir semua bagian tubuh.
7) Berkeringat. Proses ini dimulai oleh kerja sistem saraf simpatis atau oleh
kerja hormon baik adrenalin maupun noradrenalin, atau oleh kelenjar
keringat dalam kulit seluruh tubuh.volume maksimum keringat
dikeluarkan oleh seseorang dalam kondisi normal sekitar 700ml per jam,
tetapi pada beberapa kondisi keringat yang keluar dapat 1500ml per jam.
Keringat yaitu air yang mengandung garam garam terlarut, merupakan
agens pedingin yang sanagat efektif karena sejumlah kecil air memerlukan
panas yang cukup besar untuk mnguapkannya. Efek pendinginan dari
keringat ini akan tercapai jika tubuh memasok panas yang di perluakn
dalam penguapan.penguapan 1500ml keringat per jam dapat mengeluarkan
panas tubuh sebesar lebih dari 10 kali laju produksi panas basal yang
normal.intinya individu yang mengalami peningkatam suhu 1 derajat
celcius di atas suhu inti normal akan mengeluarkan panas sampai 10 kali
yang dikeluarkan laju basalnya.

2.3 Transfer Panas


Panas di pindahkan( keluar atau didapat dari tubuh dalam empat cara )
1) Konduksi
Konduksi merupakan proses pengantaran panas melalui suatu zat (
baik padat Atau cair ) atau dari suatu zat ke zat lain saat bersentuhan. Pada

3
proses konduksi, partikel atau molekul yang membentuk zat
menghantarkan energi panas dari satu partikel ke partikel lain. Contoh nya
bayi yang hangat saat dalam skala dingin.
2) Konveksi
Panas dipindahkan dari permukaan tubuh kedalam lingkungan selama
semua aktifitas tersebut berlangsung tetapi ada beberapa aktifitas yang
dapat memindahkan dengan lebih baik. Prosedur apapun yang terlibat
dalam pergerkan udara, terutama pergerakan udar di atas air sering di
pakai sebagai cara yang sederhana dan efektik untuk membantu penurunan
suhu proses yang terlibat di sebut konveksi. Metode pemindahan panas ini
hanya berlaku ubtuk zat cair ( gas dan cairan )dan bukan zat padat .dalam
hal ini , pergerakan molekul menyebabkan pemindahan panas. Contohnya
kipas angin yang diarahkan kepada seorang pasien yang mengalami
peningkatan suhu
3) Radiasi
Proses ini merupakan metode pemindahan panas yang tidak
bergantung pada zat apapun, misalnya pada pergerakan molekul. Energi
pancaran infra-merah merupakan suatu bentuk panas yang dipancarkan
melalui ruang dalam bentuk gelombang yang disebut gelombang
elektromagnetik. Contohnya tempat tidur seorang pasien yang diposisikan
dekat dengan jendela luar selama bulan dingin
4) Evaporasi
Proses penguapan ini melibatkan perubahan kondisi karena suatu zat
dipandang berubah bentuk dari cair menjadi uap.energi panas tersebut
kemudian di manivestasikan sebagai laju gerakan yang begitu besar dari
molekul. Contohnya efek pendinginan dari air suam-suam kuku saat
mengering dari permukaan tubuh.

2.4 Pengukuran Suhu Tubuh


.Lokasi suhu tubuh yang paling biasa digunakan untuk mengukur suhu
tubuh adalah mulut, aksila (ketiak), telinga dan dubur. Lokasi lain yang

4
terkadang digunakan , terutama selama anestesi, mencakup nasofaring,
esofagus, dan kelompok otot
Instrumen yang paling berguna dalam pengukuran suhu tubuh yaitu :
a. Termometer Klinis

Termometer merupakan alat yang paling lazim, paling mudah dan


yang paling muraah digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Tetapi juga
alat yang paling lambat dan paling rapuh. Termometer klinis paling spesial
karna dua alasan : pertama, alat ini mampu mengkur suhu hanya dapat
kisaran yang kecil biasanya 35℃-45℃. Kedua, tabung yang berisi merkuri
memiliki pembatas sehingga nilai suh begitu di peroleh , akan bertahan.

b. Termometer Termistor

Termistor mendeteksi panas dan mengubhanya menjadi aliran


listrik kecil yang di perkuat dan diubah menjadi pembacaan suhu.
Termistor merupakan kawat (probe ) terbungkus fleksibel, peka panas, dan
berujung tumpul yang terhubung pada sebuah alat pencatat yang

5
menampilkan hasil pembacaan suhu secara di gital. Selain di masukan di
dalam dubur termometer ini juga bisa di masukan di dalam esofagus dan
bhakan di ujung kateter dan dimasukan di ujung kandung kemih. Akan
tetapi penggunaannya memerlukan kehati-hatian karena benda ini sangat
asing berada di dalam tubuh manusia.
c. Termometer Elektrolik Digital

Pada kebanyakan instansi kesehatan, termometer klinis sekarang


sudah di gantikan dengan termometer digital. Termometer ini mencakup
termometer oral, dubur, dan ketiak berbasis termistor dan termometer
timpani (telinga) sinar inframerah (panas) yang peka energi. Kelebihan
termometer elektrolik ini dibandingkan dengan termometer merkuri antara
lain :
a) Memperbaiki tindakan pengendalian infeksi
b) Pencatatan suhu yang lebih cepat dibandingkan termometer merkuri.
c) Termometer timpani hampir menghilangan risiko perawat terpajan
cairan tubuh pasien.
d) Pertimbangan anatomis.
e) Kondisi ujung probe dan pelapis atau bungkus probe.
f) Objek yang mengubah suhu lingkungan saluran telinga.
Pembacaan termometer elektrolik .dapat di pengaruhi oleh faktor yang
sama dengan yang mempengaruhi termometer merkuri misalnya
dingin atau panas, merokok, pemberian oksigen melalui masker
wajar.Termometer yang paling terkenal adalah Celcius, Reamur,
Fahrenheit, dan Kelvin.

6
2.5 Pengukuran Tekanan Darah
1. Pengertian
Mengkuru tekanan darah melalui permukaan dinding arteri.
2. Tujuan
Menilai sistem kardiovaskuler atau menghitung tekanan darah pasien.
3. Perlengkapan Dan Peralatan
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Buku catatan
4. Pelaksanaan
a. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
b. Siapkan peralatan
c. Lengan baju pasien dibuka atau digulung ke atas
d. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya
berada disisi luar lengan.
e. Pompa tensimeter
f. Denyut arteri brachialis diraba, lalu di stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut.
g. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa
didalam pipa gelas naik
h. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun,
dengarkan bunyi denyutan pertama
i. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama
disebut tekanan sistolik (misalnya 120 mmHg)
j. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir. Skala permukaan air
raksa pada waktu denyutan terakhir disebut tekanan distolik (misalnya
80 mmHg)
k. Pencatatan hasil dilakukan dengan cara sebagai berikut : sistolik diatas,
dan distolik di bawah, misalnya 120/80 dengan satuan mmHg.

7
5. Tekanan Darah Normal
a. Nilai normal tekanan darah
UMUR SISTOLIK DISTOLIK
(mmHg) (mmHg)
Neonate 75 – 105 45 – 75
2 – 6 tahun 80 – 110 50 – 80
7 tahun 85 – 120 50 – 80
8 – 9 tahun 90 – 120 55 – 85
10 tahun 95 – 130 60 – 85
11 – 12 tahun 95 – 135 60 – 85
13 tahun 100 – 140 60 – 90
14 tahun 105 – 140 65 – 90

b. Klasifikasi hipertensi didasarkan pada nilai diastolik :


Hipertensi ringan 92 – 104 mmHg
Hipertensi sedang 105 – 114 mmHg
Hipertensi berat 115 mmHg
Hipertensi ganas 130 mmHg

2.6 Menghitung Nadi


1. Pengertian
Nadi adalah sensasi denyutan seperti gelombang yang dapat
dirasakan/dipalpasi di arteri perifer, terjadi karena gerakan atau aliran
darah ketika kontraksi jantung. Pada orang dewasa kontraksi jantung 60
– 100x/menit saat istirahat.
Menghitung denyut nadi dengan cara meraba :
a. Arteri radialis pada pergelangan tangan
b. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
c. Arteri carotis pada leher
d. Arteri temporalis pada pelipis

8
e. Arteri femoralis pada lipatan pada (selangkangan)
f. Arteri dorsalis padis pada kaki
g. Arteri frontalis pada ubunn-ubunn (bayi)
2. Tujuan
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi atau kardiovaskuler selama
satu menit.
3. Perlengkapan Dan Peralatan
a. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller
b. Buku catatan suhu dan nadi
4. Pelaksanaan
a. Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan pengukuran
suhu
b. Pada waktu menghitung denyut nadi, pasien harus benar – benar
istirahat dalam posisi berbaring atau duduk
c. Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari
tengah di atas arteri selama setengah menit, dan hasilnya dikalikan dua
d. Khusus pada anak-anak penghitungan dilakukan selama satu menit
e. Hasil penghitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi
5. Denyut Nadi Normal
Bayi baru lahir 140 kali per menit
Dibawah umur 1 bulan 110 kali per menit
Umur 1 – 6 bulan 130 kali per menit
Umur 6 – 12 bulan 115 kali per menit
Umur 1 – 2 tahun 110 kali per menit
Umur 2 - 6 tahun 105 kali per menit
Umur 6 – 10 tahun 95 kali per menit
Umur 10 – 14 tahun 85 kali per menit
Umur 14 – 18 tahun 82 kali per menit
Umur diatas 18 tahun 60 – 100 kali per menit

Usia lanjut 60 – 70 kali per menit

9
2.7 Assesment Nyeri
1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan
adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman
sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan
jaringan. (International Association for the Study of Pain).
Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang
terbatas, memiliki hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera
atau penyakit.
Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang
lama. Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi
proses penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui penyebabnya yang
pasti

2. Asesmen Nyeri
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
1) Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri
yang dirasakannya.
2) Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
• 0 = tidak nyeri
• 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
• 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
• 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
3) Wong Baker FACES Pain Scale
a) Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan
asesmen
b) Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi
dan durasi nyeri

10
1) 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2) 2 – 3 = sedikit nyeri
3) 4 – 5 = cukup nyeri
4) 6 – 7 = lumayan nyeri
5) 8 – 9 = sangat nyeri
6) 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

4) COMFORT scale
a) Indikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif /
kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai
menggunakan Numeric Rating Scale atau Wong-Baker FACES Pain
Scale.
b) Instruksi: terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor
1-5, dengan skor total antara 9 – 45
• Kewaspadaan
• Ketenangan
• Distress pernapasan
• Menangis
• Pergerakan
• Tonus otot
• Tegangan wajah
• Tekanan darah basal
• Denyut jantung basal
5) Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi
sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien
menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa
nyeri.
6) Asessmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
a) Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien

11
b) Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah
tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar/
bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum
transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
c) Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan
asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-
obat intravena
d) Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1
jam setelah pemberian obat nyeri.
7) Derajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba, terutama bila
sampai menimbulkan perubahan tanda vital, merupakan tanda adanya
diagnosis medis atau bedah yang baru (misalnya komplikasi pasca-
pembedahan, nyeri neuropatik).

2.8 Memberi Kompres Hangat


1. Pengertian Kompres Hangat
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat
pada bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk
melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit,
merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer,
serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian
kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut
kembung, dan kedinginan.

2. Tujuan Kompres Hangat


a.Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
e. Memperlancar pengeluaran eksudat
f. Merangsang peristaltik usus

12
3. Pengaruh Kompres Hangat
Efek dari kompres hangat untuk meningklatkan aliran darah ke
bagian yang terinjuri. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan
berbahaya terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan, kelemahan local,
dan bisa terjadi kelepuhan. Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.

4. Metode Kompres hangat


Kompres menggunakan air hangat didasarkan bahwa kompres
dengan menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak begitu efektif
menurunkan panas. Karena kontak dengan air dingin maka pembuluh
darah yang kontak dengan kain kompres dingin akan menyempit
(vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas.Pusat pengatur
suhu menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi
hangat, maka suhu tubuh butuh untuk segera diturunkan. Apalagi, saat
demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita justru
mengalami peningkatan suhu. Kompres air hangat memiliki beberapa
keuntungan, disamping membantu mengurangi rasa dingin, air hangat juga
menjadikan tubuh terasa lebih nyaman. Memperbaiki sirkulasi.

5. Indikasi
Tindakan ini dilakukan pada pasien:
• Demam Tinggi
• Terindikasi nyeri pada ulu hati
• Pembengkakan pada bagian tubuh tertentu
• Klien yang kedinginan(suhu tubuh rendah)
• Klien yang mempunyai penyakit peradangan persendian

6. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Kompres


Hangat
a. Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang,
lapisi kantong dengan kain flanel atau handuk.

13
b. Kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu hanya
boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak
diperlukan.
c. Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa
memeriksa kulit penderita.
d. Kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan
pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan
sakit kepala. Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika
mengalami radang/ infeksi usus buntu.

7. Prosedur kerja :
a. Tahap Pra Interaksi
1) Identifikasi kebutuhan klien yang akan dilakukan tindakan
2) Mengkonfirmasi ketersediaan informed consent (disesuaikan
dengan tindakan yang akan dilakukan)
3) Perawat mencuci tangan
4) Melakukan persiapan Alat :
 Buli-buli dan sarung buli-buli
 Air panas 50-60 derajad C
 Sarung tangan
 Waslap (2 buah)
 Kasa
 Pinset 2buah
 Kom
 Baki steril
 Bengkok
 Lap kerja
 Screm

b. Tahap Orientasi :
1) Perawat memperkenalkan diri
2) Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

14
c. Tahap Interaksi
1) Perawat mendekatkan alat
2) Perawat mencuci tangan
3) Mengucapkan salam (Assalamu’alaikum)
4) Mengucapkan basmallah (Bismillahirrohmanirrohim)
5) Identifikasi sambil melihat gelang identitas pasien untuk nama
pasien, tanggal lahir, dst
6) Menjaga privasi klien (menutup scareroom, gorden, dll atau
memasang sampiran)
7) Mengatur posisi pasien (disesuaikan dengan tindakan yang akan
dilakukan)

d. Tahap kerja
1) Berikan penjelasan kepda pasien tentang tindakan yang akan
diberikan
2) Persiapkan alat
3) Cuci tangan
4) Lakukan pemanasan pendahuuan pada buli-buli panas dengan cara
mengii buli-buli dengan air panas, mengencangakan
penutupnya,kemudian membalik posisi buli-buli berulangkali lalu
di kosongkan isinya
5) Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan (50-60 derajad C)
6) Isi buli-buli dengan air panas sebayak setengah bagian lalu
keluarkan udaranya dengan cara
a. Meletakkan/menidurkan buli-bui diatas meja/datar
b. Melipat bagian tas buli sampai kelihatan permukaan air di
leher buli buli
c. Menutup buli-buli dengan benar/ tepat
7) Periksa buli-buli apakah bocor/tidak, lalu keringkan dengan lap
kerja dan masukkann kedalam sarungnya
8) Bawa buli-buli kedekat pasien
9) Beritahu pasien
10) Siapkan/atur posisi pasien

15
11) Letakkan / pasang buli-buli pada bangian/ area yanga
memerlukannya
12) Kaji secara teratur kondisi pasien untuk mengetahui kelainan yang
timbul akibat pemberian konpres dengan buli-bui panas, misalnya
kemerahan, ketidak nyamanan/kebocoran dsb
13) Ganti buli-bulipanas setelah 20 menit dipasang dengan air panas
(sesuai kebetuhan)
14) Rapikan pasien jika tindakan telah selesai
15) Bersihkn dan kembalikan peralatan ketempat semula
16) Dokumentasikan tindakan

e. Tahap terminasi dan dokumentasi


1) Mengucapkan hamdallah
2) Merapikan pasien
3) Membereskan alat
4) Perawat cuci tangan
5) Dokumentasi

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang
diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh.tidak ada satu pun nilai suhu
yang dapat dipandang normal karena terdapat kisaran nilai yang diamati pada
dan diantara manusia yang sehat. Selain itu, suhu juga bervariasi diantara
berbagai lokasi tubuh sebagai respons terhadap berbagai faktor yang ada
dilokasi tersebut. Lokasi suhu tubuh yang paling biasa sigunakan untuk
mengukur suhu tubuh adalah mulut, aksila (ketiak), telinga dan dubur. Lokasi
lain yang terkadang digunakan , terutama selama anestesi, mencakup
nasofaring, esofagus, dan kelompok otot.Termometer yang paling terkenal
adalah Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.Panas di pindahkan( keluar
atau didapat dari tubuh dalam empat cara ) konduksi, konveksi, radiasi dan
evaporasi.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat guna menambah ilmu pengetahuan,
dan jika banyak kekurangan kami mohon maaf, semoga ada perbaikan
kedepan nya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta:Salemba Medika,


2008

Cree laurier dan Rischmiller Sandra. SAINS dalam Keperawatan, Jakarta: buku
kedokteran, 2003

Vaughans W. Bennita:Keperawatan Dasar.yogyakarta:Rapha Publishing,2011

Potter, Perry. 2002. Buku Saku. Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta. EGC

File Ms Word bisa di Download di : https://docs.google.com/document/d/1CX5-


D3rOdNGwKg2nzBTmefufF38oh64qPlXnoKmElk0/edit?usp=sharing

18

Anda mungkin juga menyukai