Obat Keras
⚫ Obat yang berasal dari Alam: ⚫ Obat yang dibuat oleh manusia
◦ Tanaman ◦ Obat semi sintetik
● Jamu, ganja ● Obat yang dari alam dan
◦ Hewan disintesa lebih lanjut untuk
● Insulin, minyak ikan, madu mendapat efek yang
dikehendaki
◦ Mineral
● Kodein, Ampicillin
● Belerang, zat besi, garam
◦ Obat sintetik
◦ Mikroorganisme
● Obat yang dibuat secara
● Penicilline, Streptomicin sintetik
● Paracetamol, fenobarbital
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN MEKANISME KERJA
OBAT
1. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau
mikroba. Contoh: antibiotik.
2. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit. Contoh: vaksin,
dan serum.
3. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, seperti meredakan nyeri. Contoh:
analgesik.
4. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang kurang.
Contoh: vitamin dan hormon.
5. Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif,
khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit.
Contoh: aqua pro injeksi dan tablet placebo.
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN LOKASI PEMAKAIAN
1. Obat dalam yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral (melalui
mulut). Contoh: tablet antibiotik, parasetamol.
2. Obat luar yaitu obat-obatan yang dipakai secara topikal/tubuh
bagian luar. Contoh: sulfur salep, caladine, dan lain-lain.
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN EFEK YANG
DITIMBULKAN
1. Sistemik: obat atau zat aktif yang masuk ke dalam peredaran darah.
2. Lokal: obat atau zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi
bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit,
dan lainlain.
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN ASAL OBAT
1. Alamiah: obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
seperti, jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung). Dari
hewan: plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
2. Sintetik: merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi
kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol
dan asam salisilat.
KLASIFIKASI OBAT: Obat Generik
◦ Obat Generik (unbranded drugs) adalah obat dengan nama
generic sesuai dengan penamaan zat aktif sediaan yang ditetapkan
oleh farmakope Indonesia dan INN (International non-propietary
Names) dari WHO, tidak memakai nama dagang maupun logo
produsen.
◦ Contoh amoksisilin, metformin dan lain-lain
KLASIFIKASI OBAT: Obat Generik
Berlogo
◦ Obat Generik berlogo adalah Obat generik yang mencantumkan
logo produsen (tapi tidak memakai nama dagang), misalkan sediaan
obat generic dengan nama amoksisilin (ada logo produsen Kimia
Farma).
KLASIFIKASI OBAT: Obat Nama
Dagang
◦ Obat Nama dagang (branded drugs) adalah obat dengan nama
sediaan yang ditetapkan pabrik pembuat dan terdaftar di
departemen kesehatan negara yang bersangkutan, obat nama
dagang disebut juga obat merek terdaftar.
◦ Contoh: amoksan, diafac, pehamoxil, dan lain-lain.
KLASIFIKASI OBAT: Obat Paten
◦ Obat Paten adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang
ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut diberi hak paten untuk memproduksi
dan memasarkannya, setelah melalui berbagai tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah
ditetapkan secara internasional.
◦ Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi dan dipasarkan dengan nama
generik oleh industry farmasi lain tanpa izin pemilik hak paten selama masih dalam masa hak
paten.
◦ Contoh yang cukup populer adalah Norvask. Kandungan Norvask (aslinya Norvasc) adalah
amlodipine besylate, untuk obat antihipertensi. Pemilik hak paten adalah Pfizer.
KLASIFIKASI OBAT: Obat Paten (lanj)
◦ Ketika masih dalam masa hak paten (sebelum 2007), hanya Pfizer yang boleh
memproduksi dan memasarkan amlodipine. Bisa dibayangkan, produsen tanpa
saingan.
◦ Harganya luar biasa mahal. Biaya riset, biaya produksi, biaya promosi dan
biaya-biaya lain, semuanya dibebankan kepada pasien.
◦ Setelah masa hak paten berakhir, barulah industri farmasi lain boleh
memproduksi dan memasarkan amlodipine dengan berbagai merek.
◦ Amlodipine adalah nama generik dan merek-merek yang beredar dengan
berbagai nama adalah obat generik bermerek.
KLASIFIKASI OBAT: Obat Mitu
◦ Obat mitu atau obat me-too adalah obat yang telah habis masa patennya yang diproduksi dan dijual
pabrik lain dengan nama dagang yang ditetapkan pabrik lain tersebut, di beberapa negara barat disebut
branded generic atau tetap dijual dengan nama generik.
◦ Contoh: misalnya pabrik obat bernama Cakmoki Farma, yang memproduksi Natriun diklofenak dalam 2
produk. Yang satu obat generik, namanya otomatis Natrium diklofenak dengan nama produsen Cakmoki
Farma. Adapun produk obat generic bermerek menggunakan nama yang dipertimbangkan agar mudah
laku di pasaran, misalnya saja mokivoltar. Otomatis kualitas khasiat kedua obat Natrium diklofenak yang
diproduksi Cakmoki Farma sama saja, hal ini terjadi dikarenakan pabrik tersebut membeli bahan dasar
dari tempat yang sama dengan kualitas yang sama pula. Bedanya hanya pada nama, kemasan dan
tentunya harga, yaitu yang satu Natrium diklofenak generik dengan harga yang sudah ditetapkan sesuai
peraturan dan lain mokivoltar dengan harga lebih mahal, sesuai pangsa pasar.
KLASIFIKASI OBAT
◦ Obat Tradisional adalah obat jadi yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral atau sediaan galenik,
obat berdasarkan pengalaman empiris turun temurun.
◦ Obat Jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, emulsi, suspensi,
salep, krim, tablet, supositoria, klisma, injeksi dll yang mana bentuk obat tersebut tercantum dalam
farmakope Indonesia.
◦ Obat Baru adalah obat yang terdiri dari satu atau lebih zat, baik yang berkhasiat maupun tidak
berkhasiat misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu, atau komponen lainnya yang belum
dikenal, hingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya
◦ Obat Esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat banyak, meliputi diagnosa, profilaksi terapi dan rehabilitasi, misalkan di Indonesia : obat
TBC, antibiotik, vaksin, obat generik dan lain-lain.
◦ Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diperoleh di apotek tanpa resep dokter, diserahkan oleh
apoteker.
Klasifikasi Obat Berdasarkan Khasiat
Obat
◦ Antibiotik ◦ Antitusif
◦ Antipiretik ◦ Dekongestan
◦ Antiinflamasi ◦ Antiemetik
◦ Analgesik: Opioid & Non-opioid ◦ Antasida
◦ Anti Spasmodik ◦ Laksatif
◦ Anti Konvulsan ◦ Diuretik
◦ Anti Psikotik ◦ Antihipertensi
◦ Antihistamin ◦ Anti diabetes
◦ Antibiotik ◦ Dll
Klasifikasi Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan
◦ Tablet : parasetamol
◦ Kapsul : kemicetin kapsul
◦ Serbuk tabur : sulfanilamide
◦ Salep : hidrokortison
◦ Sirup : benadryl
◦ Larutan : boorwater
◦ Suppositoria : Ketoprofen
Nomenclatur dan bentuk obat
Nama obat tdd Nama kimia, generic, dagang.
◦ Nama kimia
◦ Memberi gambaran pasti komposisi obat (asetil
salisilat, acetaminofen)
◦ Nama generik
◦ Diberikan pada pabrik yang pertama kali
memproduksi obat tersebut (paracetamol)
◦ Nama dagang/merek/pabrik
◦ Nama yang digunakan pabrik untuk memasarkan obat
tersebut (panadol)
Contoh Komposisi dan Merk Dagang
Komposisi Merk Dagang
Penekan batuk Romilar, Bisoltussin, Code, Dexitab, Metorfan,
Siladex
Antitusif, Zenidex, Mercotin
◦ Persiapan
◦ Cuci tangan sebelum menyiapkan pengobatan
◦ Periksa riwayat adanya alergi
◦ Periksa perintah pengobatan dengan melihat perintah dokter/ kartu obat
◦ Periksa label tempat obat sebanyak 3X
◦ Periksa tanggal kadaluarsa pada label obat, penggunaan jika obat masih
berlaku
◦ Periksa ulang perhitungan dosis obat
◦ Tuang tablet atau kapsul dalam tutup obat
Prosedur Pemberian Obat yang Benar
◦ Pemberian
◦ Periksa identitas klien melalui papan nama/ gelang identitas
◦ Untuk obat peroral, tawarkan batu es untuk membaalkan pengecap
rasa sewaktu memberikan obat yang rasanya tidak enak
◦ Berikan obat yang hanya anda persiapkan
◦ Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat (tergantung dari rute
pemberian obat)
◦ Jika memberikan obat pada sekelompok klien, berikan obat terakhir
pada klien yang membutuhkan bantuan ekstra
◦ Jika lewat injeksi, buang jarum dan tabung suntik pada tempat yang
tepat
YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN PADA SAAT
MEMBERIKAN OBAT
Vial Ampul
Teknik Pengenceran
PENGHITUNGAN DOSIS
PERTIMBANGKAN :
1. JENIS KELAMIN
2. BERAT BADAN
3. USIA
4. KONDISI FISIK
5. OBAT OBATAN LAIN.
SISTEM PENGUKURAN
1. SISTEM METRIK
2. SISTEM APOTEK
3. SISTEM RUMAH TANGGA
4. SISTEM UKURAN BERAT
5. SISTEM LAINNYA
SISTEM METRIK
◦ Sistem yang paling banyak digunakan di dunia
◦ Berdasarkan desimal (kelipatan 10)
◦ Gram (g) sbg satuan dasar benda padat
◦ Liter (l) sbg satuan dasar benda cair
SISTEM APOTEK
1. Sangat tua
2. Mililiter (ml) sbg satuan dasar cair
3. Gram (gr) sbg satuan dasar padat
4. Sulit dan jrg digunakan di klinis
5. Contoh 15 gram ditulis : gr XV
SISTEM RUMAH TANGGA
◦ Ditemukan di buku resep makanan
◦ Sendok teh sbg satuan dasar benda cair
◦ Pon sbg satuan dasar benda padat.
◦ Kurang valid krn ukuran sendok teh bervariasi.
SISTEM UKURAN BERAT
◦ Sudah tua
◦ Ons dan gram sbg skala ukur
◦ Untuk jumlah besar
Rumus Dasar Satuan
◦ 1 gram = 1000 mg ◦ 10 mg/ml Artinya
◦ 1 mg = 1000 microgram dalam 1 ml obat
◦ 1cc = 1 ml mengandung 10 mg
◦ 1 l = 1000 ml dosis obat
KALKULASI DOSIS OBAT
Rumus dasar :
Dosis yang diprogramkan
Jumlah Obat yang diberikan= X Jumlah yang tersedia
Dosis yang tersedia
Rumus dasar…
◦ Dosis yang diprogramkan: jumlah obat murni yang diresepkan
dokter u/ klien
◦ Dosis yang tersedia: berat atau volume obat yang tersedia dalam
satuan yang disuplai oleh farmasi
◦ Jumlah yang tersedia: satuan dasar atau jumlah obat yang
mengandung dosis yang tersedia (pada label obat). Satuannya ml
atau tab dll
◦ Jumlah yang diberikan selalu ditulis dalam satuan yang sama
dengan satuan jumlah yang tersedia
SEDIAAN OBAT
Contoh soal…
◦ Dokter menginstruksikan klien diberi Versed 2,5 mg/IM. Obat tersedia dalam
bentuk ampul yang mengandung 5 mg per ml. Berapa jumlah yang harus
diberikan?
◦ Diketahui:
Dosis yang diprogramkan : 2,5 mg
Dosis yang tersedia : 5 mg
Jumlah yang tersedia: 1 ml
Diketahui:
Dosis yang diprogramkan : 40 mg
Dosis yang tersedia : 80 mg
Jumlah yang tersedia: 2 ml
Cont…
◦ Jawab
Jumlah yang akan diberikan
40 mg x 2 ml = 1 ml
80 mg
Jadi obat yang diberikan sebanyak 1 ml (0.5 vial)
Contoh perhitungan :
1. Pada resep tertulis 10 mg aspirin per oral.
2. Setiap tablet tersedia mengandung 5 mg/tab.
3. Berapa tablet yg diberikan ?
Cont…
◦ Jawab
Jumlah yang akan diberikan
10 mg x 1 tab = 2 tab
5 mg
Jadi obat yang diberikan sebanyak 2 tab.
Contoh perhitungan:
◦ Pada resep tertulis 250 mg sulfisoksasol.
◦ Pada botol tertulis bahwa larutan tersebut mengandung 125
mg/ 5 ml.
◦ Berapa banyak larutan yang harus anda berikan ?
Cont…
◦ Jawab
Jumlah yang akan diberikan
250 mg x 5 ml = 10 ml
125 mg
Jadi obat yang diberikan sebanyak 10 ml.
OBAT PARENTERAL
Contoh perhitungan :
◦ Pada resep tertulis 75 mg meperidin IM.
◦ Di vial tertulis 2 ml = 100 mg.
◦ Berapa banyak obat yang harus anda berikan ?
Cont…
◦ Jawab
Jumlah yang akan diberikan
75 mg x 2 ml = 1,5 ml
100 mg
Jadi obat yang diberikan sebanyak 1,5 ml.
OBAT PARENTERAL
Contoh perhitungan :
◦ Pada resep tertulis pemberian ceftriaxone 1 gram per IV.
◦ Obat ceftri berbentuk serbuk didalam kemasan vial
sehingga perlu dilarutkan dengan 10 cc cairan aquabides
◦ Di vial tertulis etiket obat 1 gram/vial.
◦ Berapa banyak obat yang harus anda berikan ?
Cont…
◦ Jawab
Jumlah yang akan diberikan
1 gr x 10 ml = 10 ml
1gr
Jadi obat yang diberikan sebanyak 10 ml.
OBAT PARENTERAL
Contoh perhitungan :
◦ Pada resep tertulis pemberian cefixime 500 mg per IV.
◦ Obat Cefixime berbentuk serbuk didalam kemasan vial
sehingga perlu dilarutkan dengan 10 cc cairan aquabides
◦ Di vial tertulis etiket obat 1 gram/vial.
◦ Berapa banyak obat yang harus anda berikan ?
Cont…
◦ Jawab
Jumlah yang akan diberikan
0,5 gr x 10 ml = 5 ml
1gr
Jadi obat yang diberikan sebanyak 5 ml.
OBAT PARENTERAL
Contoh perhitungan :
◦ Pada resep tertulis pemberian ketorolac 80 mg per IV.
◦ Obat ketorolac berbentuk larutan cair didalam kemasan ampul
sehingga tidak perlu dilarutkan dengan cairan aquabides.
◦ Di ampul tertulis etiket obat 40 mg/ml, dan 1 ampul = 2 ml.
◦ Berapa banyak obat yang harus anda berikan ?
Cont…
◦ Jawab
Jumlah yang akan diberikan
80 mg x 1 ml = 2 ml
40 mg
Jadi obat yang diberikan sebanyak 2 ml.
Cairan intravena
Contoh perhitungan :
◦ Pada resep tertulis klien mendapatkan 500 ml D5% selama
6 jam dengan infus set makrodrip standar (20 tts/ml).
◦ Hitung kecepatan tetesan infus dalam 1 menit???
Cairan intravena
Contoh perhitungan :
◦ Jawab :
Tetesan cairan infus= 500 ml x 20: 6 Jam : 60 mnt
Tetesan cairan infus= 28 tpm
Test Praktikum
1. Bentuk Vial, Advice Penisilin (1 gr = 1 jt unit),
Penisilin diencerkan 10 ml, etiket obat 1
gr/vial. Brp ml jumlah yg diberikan jika dosis
advice 1 jt unit ?
2. Etiket obat Insulin Syringe 2 ml = 80 unit. Brp
ml insulin yg dibutuhkan jika advide 20 unit ?
Test Praktikum
1. Pasien mendapatkan terapi ketorolac 20 mg per
IV. Dosis ketorolac di ampul 1 cc/30mg dan 1
ampul berisi 2 cc. Berapa Jumlah obat yang
diberikan??
2. Pasien mendapatkan terapi omeprazole 60 mg per
IV. Dosis Omz di ampul 60mg/2 ml. Berapa
Jumlah obat yang diberikan??
Test Praktikum
1. Dokter menginstruksikan suspensi eritromisin 250 mg/iv. Farmasi
memberikan botol berukuran 100 ml dan pada label tertera 5ml mengandung
25 mg eritromisin. Berapa cc jumlah obat yang harus diberikan?