OKSIGENASI
DiSusun Oleh:
Kelompok 1
Dini Martiani
Entin Niasari
Fanny Fanuridz Haz
Karta Atmanagara
Nani Casniyah
Try Gina Budiarti
Vera Fazriah N.
Yani Meliyani
(KAMPUS 2 RS CIREMAI)
(2020/2021)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Kebutuhan Cairan Elektrolit dan Kebutuhan Oksigenasi.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi nilai kelompok mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia pendidikan Program S1 Keperawatan Non Reguler di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (Kampus 2 RS. Ciremai).
Dalam penyelesaian makalah ini, kami dapat menyelesaikan bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami membuka diri untuk menerima saran dan kritikan
yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan maupun penyusunan makalah
pada masa mendatang.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca, Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit..........................................................4
2.2. Sistem Tubuh Yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan dan Elektrolit..............5
2.3. Cara Perpindahan Cairan Tubuh........................................................................7
2.4. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia.........................................................10
2.5. Pengaturan Volume Cairan Tubuh...................................................................10
2.6. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.......................12
2.7. Kebutuhan Oksigenasi.....................................................................................13
2.8. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan.......................................................14
2.9. Fisiologi Sistem Pernafasan............................................................................18
2.10. Faktor Yang Memepengaruhi Kebutuhan Oksigen........................................19
2.11. Masalah Keperawatan Berkaitan Dengan Kebutuhan Oksigen.....................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersebut. Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh
secara fungsional serta kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling
utama dan sangat vital bagi tubuh. Oksigen diperlukan sel untuk mengubah
glukosa menjadi energi yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas,
seperti aktivitas fisik, penyerapan makanan, membangun kekebalan tubuh,
pemulihan kondisi tubuh, juga penghancuran beberapa racun sisa metabolism.
Pemeliharaan oksigenasi jaringan tergantung pada 3 sistem organ yaitu sistem
kardiovaskuler, hematologi, dan respirasi. Jika aliran oksigen ke jaringan
berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di jaringan maka metabolisme
akan berubah dari aerobik ke metabolisme anaerobik untuk menyediakan
energi yang cukup untuk metabolisme.
2
1.3.4. Untuk mengetahui kebutuhan cairan tubuh bagi manusia
1.3.5. Untuk mengetahuipengaturan volume cairan tubuh
1.3.6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit
1.3.7. Untuk mengetahui kebutuhan oksigenasi
1.3.8. Untuk mengetahui anantomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
1.3.9. Untuk mengetahui fisiologi system pernafasan
1.3.10. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
1.3.11. Untuk mengetahui masalah keperawatan berkaitan dengan kebutuhan
oksigen
3
BAB II
PEMBAHASA
4
2.2. Sistem Tubuh yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit 2.2.1.Ginjal
2.2.2. Kulit
5
jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari.
Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui
aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
2.2.3. Paru
2.2.4. Gastrointestinal
2.2.4.1. ADH
2.2.4.2. Aldosteron
2.2.4.3. Prostaglandin
6
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang
berfunsi merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan
konsentrasi uterus, serta mengatur pergerakan gastrointestul.
Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi
ginjal.
2.2.4.4. Glukokortikoid
2.3.1.Difusi
7
dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan
molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.
2.3.2. Osmosis
Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini
terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan
ekstrasel.
8
2.3.4. Tekanan Cairan
9
2.4. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia
dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.
Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh
yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh
maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan
ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.
1
curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan
darah.
2.5.2.1. Urine
2.5.2.3. Keringat
1
2.5.2.4. Feces
2.6.1. Usia
2.6.4. Stress
2.6.5. Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses
1
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan
ketidakseimbangan system dalam tubuh, seperti ketidakseimbangan
hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.
2.6.7. Diet
2.7.2.1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari
atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Dalam
proses ventilasi ini terdapat beberapa halyang
memepengaruhinya diantaranya perbedaan tekanan atmosfer
paru,kemampuan thorak dan paru, jalan nafas, relek batuk dan
muntah, peran mucus ciliaris.
1
2.7.2.2. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru
dan CO2 kapiler dengan alveoli. Dalam proses pertukaran ini
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya,
pertama luasnya permukaan paru, kedua tebal membran respirasi
/ permeabilitas yang terdiri dari epitel alveoli dan interstitial
keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan,ketiga perbedaan tekanan dan konsentrasi O2,
keempat afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan
saling mengikat Hb.
2.7.2.3. Transportasi Gas
Merupakan transportasi antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan
CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi O 2 akan
berikatan dengan Hb membentuk Oxyhemoglobin (97%) dan
larut dalam plasma (3%). Kemudian pada transportasi CO 2 akan
berikatan dengan Hb membentuk carbominohemoglobin (30%),
dan larut dalam plasma (5%), kemudian menjadi HCO 3 berada
pada darah (65%).
1
mengeluarkan lendir sehingga dapat menangkap benda asing yang
masuk ke saluran pernafasan.
2.8.1.2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari tengkorak sampai
bersambungnya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring),
dibelakang mulut (orofaring), dan dibelakang laring (faring–
laryngeal).
2.8.1.3. Laring
Laring terletak di depan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari klumna vertebra, berjalan dari faring
sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea
dibawahnya. Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat
epiglotis yang berupa katup tulang rawan dan membantu
menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput
lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan
bagian epiglotis yang dilapisi sel epitalium berlapis. Pita suara
terletak disebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid
di sebelah depan sampai di kedua tulang rawan arytenoid.
Dengan gerakan dari tulang rawan arytenoid yang ditimbulkan
oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau
dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela antara pita-pita
atau irama glotidis berubah sewaktu bernapas dan bebicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang di sebabkan udara
yang melalui glotis.
1
besarnya dan struktur lainnya terletak didalam mediastinum.
Paru- paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks
(puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi dari pada
klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas
landau rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai
permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang
memuat tampuk paru- paru, sisi belakang yang menyentuh tulang
belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan
jantung.
Lobus paru-paru (belahan paru-paru). Paru-paru dibagi menjadi
beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan
mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus
tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam
setiap lobula dan semakin bercabang, semakin menjadi tipis,
berpori, dan seperti spons. Didalam air, paru-paru mengapung
karena udara yang ada didalamnya.
2.8.2.5. Torak, Diafragma, dan Pleura
Rongga torak berfungsi melindungi paru-paru, jantung, dan
pembuluh darah besar. diafragma terletak dibawah rongga torak
pada keadaan relaksasi, diafragma berbentuk kubah pengaturan
saraf diafragma ( nervus frenikus) terdapat pada tulang belakang
(spinal cord) diservikal ke 3 ( C-3)
Pleura merupakan membrane serosa yang menyelimuti paru.
Terdapat dua macam pleura yaitu pleura parietal yang melapisi
rongga tirak dan pleura visceral yan menutupi setiap paru-paru,
diantara kedua pleura tersebut terdapat cairan pleura seperti
selaput tipis yang memungkinkan kedua permukaan tersebut
bergesekan satu sama lain selama respirasi, dan mencegah
pemisahan torak dan paru-paru.
1
2.9. Fisiologi Sistem Pernafasan
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut
melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea
dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah
didalam kapiler pulmonalis. Hanya satu lapis membran, yaitu membran
alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke
jantung. Dari sini di pompa didalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat
ini hemoglobin 95% jenuh oksigen. Didalam paru-paru, karbon dioksida, salah
satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveolar-kapiler dari
kapiler darah ke alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea,
dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut. (Pearce, 2018)
2.9.1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar.
2.9.2. Arus darah melalui paru-paru
2.9.3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah
tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
2.9.4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2
lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, konsentrasi dalam darah
mempengaruhi dan merangsang pusat pernafasan terdapat dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dalam pernafasan sehingga terjadi pengambilan O2
dan pengeluaran CO2 lebih banyak. (Marni, 2014).
Total rata-rata kapasitas paru pria manusia dewasa adalah sekitar 6 liter
udara. Rata-rata laju pernafasan manusia adalah 30 hingga 60 napas per menit
saat lahir, turun menjadi 12-20 napas permenit ketika dewasa. Pernafasan tidal
1
adalah pernafasan normal. Volume tidal adalah volume udara yang dihirup
atau dihembuskan hanya dengan satu napas, volume tidal 9-12 ml/kg BB.
Volume cadangan inspirasi adalah volume udara di luar volume tidal yang
dapat dihirup seseorang ketika diminta untuk bernafas pada kapasitas
maksimumnya, volume normal berkisar antara 2000 hingga 3000 ml. volume
cadangan ekspirasi merupakan volume udara di luar volume tidal yang dapat
dikeluarkan seseorang secara paksa setelah diminta untuk bernapas norma,
normalnya sekitar 1000 sampai 1100 ml. Volume paru dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagian dapat dikontrol dan lainnya tidak dapat dikendalikan
(Fina, 2019).
Pengendalian pernapasan dikendalikan oleh saraf dan secara kimiawi.
Pengendalian oleh saraf, pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik didalam
medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan.
Melalui beberapa radiks saraf servikalis impuls ini diantarkan ke diafragma
oleh saraf frenikus. Dibagian yang lebih rendah pada sumsum belakang,
impulsnya berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis. Impuls ini
menimbulkan kontraksi ritmik pada otot difragma dan intercostal yang
berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit. Impuls aferen yang dirangsang
pemekaran gelembung udara diantarkan saraf vagus ke pusat pernapasan
didalam medula. Pengendalian secara kimia. Factor kimiawi ini adalah faktor
utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan, dan
kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan didalam sumsum sangat
peka pada reaksi, kadar alkali darah harus dipertahankan. (Pearce, 2018).
2.10.1.Faktor Fisiologi
1
2.10.1.3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
2.10.2.2. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
2.10.2.4. Dewasa muda dan pertengahan: diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
2
2.11.2. Tidak efektifnya Pola Napas Tidak efektifnya pola napas ini
merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu inspirasi dan
ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya karena
kelemahan neuromuskular, adanya sumbatan ditrakeobronkhinal,
kecemasan dan lain lain.
2.11.3. Gangguan pertukaran gas Gangguan pertukaran gas merupakan suatu
keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang
dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas
antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan
membran alveoli, kondisi anemia, proses penyakit, dan lain- lain
2.11.4. Penurunan perfusi jaringan Penurunan perfusi jaringan adalah suatu
keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan oksigen.
Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipovelemia, hipervolemia,
retensi karbon diogsida.
2.11.5. Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana
seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan
aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, produksi yang dihasilkan
menurun, dan lain-lain.
2.11.6. Perubahan pola tidur Gangguan kebutuhan oksigen dapat
mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan bernafas (sesak nafas)
menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola tidur juga
dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang dideritanya.
2
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamika karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Cairan tubuh merupakan zat cair yang terdiri dari
air dan semua yang ada di dalamnya. Elektrolit adalah senyawa dalam tubuh
yang mengurai dan ion-ion yang bermuatan listrik yang berfungsi mengatur
keseimbangan asam dan basa membantu memindahkan cairan dan
memungkinkan terjadinya impuls terhadap sel otot dan sel saraf.
Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam
tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai
pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut dan hidung, pelumas
dalam cairan sendi, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ dan
jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah
dan konsentrasi zat terlarut.
Sistem Tubuh yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
yaitu ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam
mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit.
Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan
kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui
membran semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah
volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi
akan bertambah volumenya. Proses osmotic juga menggunakan tekanan
osmotic, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik
larutan melalui membran. Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi
dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak
dapat bergabung (larutan disebut koloid).
Pengaturan volume cairan tubuh di dalam tubuh seseorang yang sehat
volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada
2
dalam kondisi dan batas yang nyaman. Faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah usia dan berat badan.
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyadari sepenuhnya masih
terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan yang terdapat didalamnya. Oleh
karenanya, kritik dan saran dari berbagai pihak yangsifatnya membangun sangat
diharapkan dalam rangka perbaikan makalah ini.
2
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/fhyterdrifachydrimetana/type-the-document-title-
repaired
https://studylibid.com/doc/536245/makalah-kebutuhan-cairan-dan-elektrolit