1. Dea Nurfatimah
2. Dea Yulianti
3. M. Fikri Azis
4. Marisa Lusiana
5. Selsa Permatasari Putri Supardi
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini Penulis buat guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah IKD I.
Makalah ini membahas tentang “Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit dalam Tubu”, semoga dengan makalah yang Penulis susun ini kita
sebagai mahasiswa dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Penulis mengetahui makalah yang penulis susun ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari
bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing penulis serta temen-temen sekalian,
karena kritik dan saran itu dapat membangun penulis dari yang salah menjadi
benar.
Semoga makalah yang penulis susun ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita, akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada
di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah cairan dalam tubuh manusia?
2. Sebutkan jenis-jenis elektrolit dalam tubuh manusia?
3. Apa sajakah hormon terkait dengan keseimbangan cairan dan elektrolit?
1
4. Bagaimana keseimbangan asam dan basa dalam tubuh?
5. Apa saja tanda dan gejala kecukupan cairan dan elektrolit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cairan dalam tubuh manusia.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis elektrolit dalam tubuh manusia.
3. Untuk mengetahui hormon terkait dengan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
4. Untuk mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala kecukupan cairan dan elektrolit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan
intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
1. cairan intraseluler dan
2. cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompokyaitu:cairan intravaskuler(plasma),cairan interstitial
dan cairan transeluler.Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam
sistem vaskuler,cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara
sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal,cairan intraokuler,dan sekresi saluran cerna.
Fungsi Cairan Tubuh
Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2
fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin
dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-
sel tubuh.Selain itu,air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk
mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida
(CO) dan juga senyawa nitrat.Selain berperan dalam proses metabolisme,air
yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting
antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan
hidung, pelumas dalam cairan sendi 02 Sports Science Brief tubuh,katalisator
reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan
membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu
agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga
akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
berada pada kondisi ideal yaitu ± 37 C.
4
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
a. Umur
b. Kondisi lemak tubuh
c. Sex
Perhatikan Uraian berikut ini :
No. Umur Presentase
1. Bayi (baru lahir) 75 %
2. Dewasa :
a.Pria (20-40 tahun) 60 %
b.Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. Usia Lanjut
Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-
nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW
atau 20% dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi
dalam 15 %cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
5
Intraseluler
No Elektrolit Ekstraseluler Interstitial
Plasma
1. Kation :
Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq
Klinis:
6
a. Penurunan natrium terdapat pada penderita muntah, diare,
penghisapan lambung, cedera jaringan, diet rendah garam, luka
bakar, gagal ginjal, penggunaan obat diuretik furosemid, thiazid
dan manitol.
b. Peningkatan natrium terdapat pada penderita: dehidrasi, muntah,
diare, gangguan jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatik,
intake Na tinggi, dan penggunaan obat kortison, antibiotik,
laksansia dan obat batuk.
Makanan sumber natrium : garam dapur, corned beef, daging
babi, ham, ikan kaleng, keju, buah ceri, saus tomat, acar, minyak
zaitun, kripik kentang dan pepsicola.
2) Kalium (K)
Adalah elektrolit yang berada pada cairan vaskuler dan 90%
dikeluarkan melalui urime, rata-rata 40 mEq/L atau 25-120 mEq/24
jam walau input kalium rendah. Berperan penting dalam pengaturan
impuls neuromuskular terutama denyut jantung.
Nilai normal :
Dewasa : 3,5-5,0 mEq/L, atau 3,5-5,0 mmol/L
Bayi : 3,6-5,8 mEq/L
Anak : 3,6-5,8 mEq/L
Klinis :
Hiperkalemia dapat terjadi apabila ada gangguan ginjal,
oliguria, anuria, infus KCl, perlukaan, metabolik asidosis dan
penggunaan obat terutama sefalosforin, heparin, epinefrin, histamin,
isoniazid dan spironolakton. Hiperkalemia dapat terjadi karena input
kalium rendah dan ekskresi lewat urine berlebihan, misalnya pada
penyakit muntah, diare dehidrasi, malnutrisi, diet ketat, trauma, luka
pembedahan, dan penghisapan lambung, DM asidosis, banyak makan
permen, luka bakar, hiperaldosteron, alkalosis metabolik dan
penggunaan obat terutama diuretik, kortisone, estrogen, insulin, litium
7
karbonat dan aspirin. Kadar kalium serum < 2,5 mEq/L atau lebih dari
7,0 mEq/L dapat menimbulkan kematian.
Makanan sumber kalium :Buah-buahan, sari buah, kacang-
kacangan, buah kering, sayuran, kopi, teh dan cola.
3) Klorida (Cl)
Merupakan anion yang banyak terdapat pada cairan ekstra
seluler, tidak berada dalam serum, berperan dalam
keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam basa dan dengan
natrium menentukan osmolalitas. Cl sebagian besar terikat dengan Na
dalam bentuk NaCl.
Nilai normal :
Dewasa : 95-105 mEq/L, atau 95-105 mmol/L
Bayi : 98-110 mEq/L
Anak : 95-110 mEq/L
Bayi baru lahir : 94-112 mEq/L
Klinis :
Penurunan kadar Cl dapat terjadi pada penderita muntah,
penghisapan lambung, diare, diet rendah garam, GE, kolitis, isufisiensi
adrenal, infeksi akut, luka bakar, alkalosis metabolik, terlalu banyak
keringat, gagal jantung kronis, asidosis respiratorik, penurunan kadar
kalium dan natrium dan dapat juga karena penggunaan obat thiazid,
diureti loop, dan bikarbonat.
Peningkatan klorid dapat terjadi pada penderita dehidrasi,
hiperfungsi adrenal, peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio
cordis, infus NaCl, asidosis metabolik, gangguan ginjal dan dapat juga
karena obat amonium chlorid (OBH) , penggunaan kortison dan
asetazolamid.
8
4) Kalsium (Ca)
Merupakan elektolit yang berada pada serum dan berperan
dalam membentuk keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani, dan
dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya gangguan pada paratiroid dan
tiroid.
Nilai normal
Dewasa
Serum : 4,5-5,5 mEq/L, atau 9-11 mg/dL atau 2,3-2,8 mmol/L
Urine : dalam 24 jam<150 mg (diet rendah Ca), 200-300 md (diet
tinggi Ca)
Anak : 4,5-5,8 mEq/L atau 9-11,5 mg/Dl
Bayi : 5,0-6,0 mEq/L atau 10-12 mg/dL
Bayi baru lahir : 3,7-7,0 mEq/L atau 7,4-14,0 mg/Dl
Klinis :
Penurunan ca dalam serumdapat terjadi pada malabsorbsi
saluran cerna, kekurangan intake Ca dan vitamin D, hipotiroid, gagal
ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, pankreatis, alkoholisme,
diare, kehamilan dan dapat juga karena penggunaan obat laksansia,
kortison, gentamycin, antasid Mg, heparin, insulin, dan asetazolamid
(diamox).
Peningkatan kadar Ca terdapat pada hipertyroid, malignancy
pada tulang, paru-paru, payudara, kandung kencing dan ginjal,
hipervitamin D, imobilisasi lama, fraktur multiple, batu ginjal dan
olahraga berlebihan.
5) Magnesium (Mg)
Merupakan elektrolit ion + (kation), berada pada cairan ekstra
seluler dan sel menempati urutan terbanyak kedua, dieksresi melalui
ginjal dan feses, nerpengaruh pada peningkatan K, Ca dan protein yang
berperan untukn aktivasi neuromuskular dan enzim pada metabolisme
hidrat arang dan protein. Penurunan kadar Mg biasanya diikuti juga
oleh penurunan ion lain.
9
Nilai normal : 85-135 ml/min
Klinis :
Penurunan magnesium terdapat apada malnutrisi protein,
malabsorbsi, sirosis hati, alkoholime, hipoparatiroid,, hipoaldosteron,
hipokalemia, diare kronis, reseksi usus, dehidrasi dan karena
penggunaan abat diuretik, kalsium glukomnas, ampoterisin
B, neomicin, dan insulin.
Peningkatan magnesium dalam darah terdapat pada penderita
dehidrasi berat, gangguan ginjal, leukemia limpasitik dan mielosistik,
DM awal, obat antasid terutama Mg dan Laksansia Mg.
Makanan sumber Mg : ikan laut, daging, sayuran hijau, buji-bijian dan
kacang-kacangan.
6) Posfor (P)
Merupakan anion phospat yang berada dalam darah
seimbangan dengan kadar kalsium yan diatur oleh hormon parathyroid.
Nilai normal :
Dewasa : 1,7-2,6 mEq/L, atau 2,5-4,5 mg/dL, atau 0,78-1,52
mmol/L-Unit SI
Bayi : 4,5-6,7 mg/dL
Anak : 4,5-5,5 mg/dL
Bayi baru lahir : 3,8-8,6 mg/dL
Klinis :
Penurunan kadar posfor terdapat pada kasus kelaparan,
malabsorbsi, hiperparatiroidisme, hiperkalsemia, hipermagnesia,
alkoholime, defisiensi vitamin D, asidosis DM, miksedema,
penghisapan lambung, muntah-muntah dan dapat juga karena
penggunaan obat antasid, epinefrin dan insulin.
Peningkatan kadar posfor terdapat pada gangguan ginjal,
hipotiroid, hipervitamin D, tumor tulang, akromegali, chusing sindrom
dan sarkoidosis.
10
7) Analisa Gas Arteri (AGDA)
Adalah pemeriksaan terhadap darah arteri untuk mengkaji
adanya gangguan keseimbangan asam basa karena gangguan metabolik
atau gangguan respiratorik.
Rujukan Normal AGD
No. komponen Nilai rujukan keterangan
1 PH 7,35-7,45/7,36-7,44 Dewasa/anak
2 PCO2 35-45 mmHg
3 PO2 75-100 mmHg
4 HCO3 24-28 mEq/L
5 BE ( Base +2—2(+2 mEq/L)
Exess)
Klinis
No. Hasil AGDA (Analisa Gas Darah Klinis
Arteri)
1 PH < 7,35 Asidosis
2 PH > 7,45 Alkalosis
3 PH < 7,35 dan peningkatan Asidosis respiratorik
PaCO2 > 45 mmHG
4 PH > 7,45, PaCO2 < 35 mmHg Alkalosis respiratorik
5 PH < 7,35, HCO3 < 24 mEq/L Asidosis metabolic
6 PH > 7,45, HCO3 > 28 mEq/L Alkaloisis metabolic
2. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting karena total konsentrasi elektrolit
akan memengaruhi keseimbangan cairan, dan konsentrasi elektrolit
berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan
transmisi reaksi neuromuskular. Elektrolit yang terbanyak di dalam tubuh
adalah kation dan anion.
11
a) Kation. Kation yang terdapat dalam tubuh meliputi :
Natrium(Na+). Natrium merupakan kation utama dalam CES.
Konsentrasi normal natrium diatur oleh ADH dan aldosteron (di
ekstrasel). Natrium tidak hanya bergerak ke dalam dan keluar sel,
tetapi juga bergerak di antara dua kompartemen cairan utama.
Natrium berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan, hantaran
impuls dan kontraksi otot. Fungsi utama natrium adalah untuk
membantu mempertahankan keseimbangan cairan, terutama intrasel
dan ekstrasel, dengan menggunakan sistem “pompa natrium-
kalium”. Regulasi ion natrium dilakukan dengan asupan natrium,
hormone aldosteron dan haluaran urin.
Kalium(K+). Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam
CIS. Sumber kalium diperoleh dari pisang, brokoli, jeruk dan
kentang. Kalium penting untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa, serta mengatur trasmisi impuls jantung dan kontraksi
otot. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan perubahan dan
penggantian dengan ion kalium di tubulus ginjal.
Calcium(Ca2+). Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat,
flouride di dalam tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat,
meningkatkan fungsi syaraf dan muscle, meningkatkan efektifitas
proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan protrombin dan
thrombin. Sumber : susu dengan kalsium tinggi,ikan dengan
tulang,sayuran,dll.
b) Anion. Anion yang terdapat dalam tubuh meliputi :
Klorida (Cl-). Klorida temasuk salah satu anion terbesar di cairan
ekstrasel. Klorida berfungsi mempertahankan tekanan osmotic
darah. Nilai normal klorida adalah 95-105 mEq/l.
Bikarbonat(Cl-). Bikarbonat merupakan buffer kimia utama dalam
tubuh yang terdapat di cairan ekstrasel dan intrasel. Regulasi
bikarbonat dilakukan oleh ginjal. Nilai normal bikarbonat adalah 22-
26 mEq/l.
12
Fosfat(PO42-). Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel
dan ekstrasel. Fosfat berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan
gigi serta menjaga keutuhannya. Selain itu, fosfat juga membantu
kerja neuromuscular, metabolisme karbohidrat, dan pengaturan
asam-basa. Kerja fosfat ini diatur oleh hormon paratiroid dan
diaktifkan oleh vitamin D.
13
3. GLUKOKORTIKOID
Hormon kelas tiga, Glukokortikoid, memengaruhi keseimbangan
air dan elektrolit. Sekresihormon glukokortikoid secara normal tidak
menyebabkan ketidakseimbangan cairan utama, namunkelebihan hormon
di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air
yang kitakenal sebagai sindrom Cushing.
14
dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu
bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah
dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan
cairandan elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat
di lingkungan yang bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan sebanyak
lima litet sehari melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di
lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat
berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di
lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit.
Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan
protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen.
Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.
5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan
retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan
produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau luka
bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat mengalami peningkatan
kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal.
Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan
pompajantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan
natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan
(hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru.
15
Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup
untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam
tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih
banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat.
Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan
menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan
reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan
menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu
dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga
anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung
dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami
kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena
selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat
obat-obat anastesia.
16
E. Keseimbangan Asam dan Basa
Keseimbangan Asam Basa (KAB)
Dilihat dari konsentrasi H+ cairan tubuh
Parameter fisiologis terpenting.
Berpengaruh terhadap semua enzym dan proses biokimia.
Mekanisme Pengatur
1. Mekanisme Dapar (penyangga)
2. Mekanisme Pernafasan
3. Mekanisme Ginjal
Pengertian
1. Asam
a. Senyawa kimia atau molekul yang memberi/melepas ion hidrogen
(H+).
b. Donor H+ / Donor proton
c. Exp: (Asam clorid) HCL ® H+ + Cl–
(asam karbonat) H2CO3 ® H+ + HCO3–
2. Basa
a. Senyawa kimia, ion, atau molekul yang menerima H+.
b. Akseptor Proton
c. Exp: NaOH ® Na+ + OH– (ion hidroksil)
Faktor-faktor yang mempengaruhi asam basa
a. Pemberian asam melalui makanan
b. Penambahan secara endogen dari hasil metabolisme (laktat)
c. Penambahan secara endogen yang tidak fisiologis (DM)
d. Pengeluaran asam/basa oleh ginjal dan usus
e. Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh paru
f. Pembentukan asam dalam jumlah besar oleh sel-sel lambung
Macam-macam gangguan keseimbangan asam basaAda 6 jenis
kelainan yang dapat timbul yaitu:
a. Asidosis respiratorik
b. Alkalosis respiratorik
17
c. Asidosis metabolik
d. Alkalosis metabolik
e. Asidosis respiratorik dan metabolik bersamaan
f. Alkalosis respiratorik dan metabolik bersamaan
18
ABC > SBC ® Asidosis Respirasi
ABC < SBC ® Alkalosis Respirasi
ABC ~ SBC nilai rendah ® Asidosis Metabolik Kompensasi (-)
ABC ~ SBC nilai tinggi ® Alkalosis Metabolik Kompensasi (-)
Base Ekses Defisit
Jumlah Asam kuat dalam MEQ perliter yang perlu dititrasikan dalam darah
pH 7,40 pada PCO2 40 mmHg, t 37O.
Mekanisme Pengatur
1. Mekanisme Dapar (penyangga)
2. Mekanisme Pernafasan
3. Mekanisme Ginjal
Mekanisme Dapar Kimia
a. Sistem Dapar bikarbonat – Asam Karbonat
Asam ………. HCl + NaHCO3 ® H2CO3 + NaCl
H2CO3 ® H2O + CO2
Basa………… NaOH ® H2CO3 ® NaHCO3 + H2O
Mekanisme Pernafasan
§ Konsentrasi CO2 CES diatur.
§ Kecepatan metabolisme < Kecepatan Pengeluaran ® H2CO3 Darah ®
PCO2 Alveoli ® Rangsang Pusat Nafas ® Hiperventilasi ®
PCO2 ¯.
19
Mekanisme Ginjal
Filtrasi + Reabsorbsi ion Bikarbonat – Glomerolus
Pengeluaran Asam ® Pengasaman garam dapar fosfat Sekresi NH4+
Angka Normal
pH = 7,35 – 7,45
PCO2 = 35 – 45 mmHg
PO2 = 80 – 100 mmHg
BE = - 2,5 – + 2,5 mEq/liter
Bicarbonat = 22 – 26 mEq/liter
TCO2 = 24 – 31 mEq/liter
Jenis Golongan Keseimbangan Asam dan Basa
1. Asidosis Metabolik.
§ Karena kekurangan basa dan atau akumulasi kelebihan asam.
§ Terapi :
Menghentikan gangguan metabolik ® Menujun Asidosis,
Mengembalikan kehilangan elektrolit.
Menghilangkan vol. Sodium Bicarbonat
BB x 0,2 x BE (mEq/Liter)
2. Alkalosis Metabolik.
o Kehilangan ion H lewat Renal atau pun Gastrointestinal.
o Tambahan ion HCO3
® Pemberian NaHCO3
® Perubahan metabolik Sitrat, laktat, Asetat.
o Terapi :
- Pada renal insufisiensi ® NH4Cl, Crisin Hidroclorid.
- HCl I.V. (250 mmal HCl/D5/Lt) ® 300 – 350 mmal/hari
3. Asidosis Respirasi
o Berkurangnya Volume. Semenit ® Penyakit SSP
o Bagian mekanisme pernafasan ® Pneumotoraks
20
o Penyakit paru akut ® kronis
o Akumulasi CO2 ® Anesthesi rebreathing
o Terapi : Perbaiki ventilasi
4. Alkalosis Respirasi
o Hipoksia karena anemia atau berada di tempat tinggi
o Hiperventilasi mekanis ® ventilator
o Ensefalitis
o Ansietas
o Gagal hati, Syok atau Sepsis
o Terapi : Koreksi penyakit yang mendasari.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter
penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa
dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai
kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan
asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2
dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B. Saran
Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 3 sangat
mengharapkan kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman
kelompok lain.
22
DAFTAR PUSTAKA
23