Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


dalam Tubuh

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah “IKD I”

Disusun oleh: KELOMPOK 3

1. Dea Nurfatimah
2. Dea Yulianti
3. M. Fikri Azis
4. Marisa Lusiana
5. Selsa Permatasari Putri Supardi

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini Penulis buat guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah IKD I.
Makalah ini membahas tentang “Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit dalam Tubu”, semoga dengan makalah yang Penulis susun ini kita
sebagai mahasiswa dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Penulis mengetahui makalah yang penulis susun ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari
bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing penulis serta temen-temen sekalian,
karena kritik dan saran itu dapat membangun penulis dari yang salah menjadi
benar.
Semoga makalah yang penulis susun ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita, akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Cairan dalam Tubuh Manusia................................. 3
B. Jenis-jenis Elektrolit dalam Tubuh Manusia ............................ 5
C. Hormon-Hormon Terkait dengan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit .................................................................................. 13
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit .................................................................................. 14
E. Keseimbangan Asam dan Basa ................................................ 17
F. Tanda dan Gejala Kecukupan Cairan dan Elektrolit................. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 22
B. Saran .......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
      Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
        Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada
di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah cairan dalam tubuh manusia?
2. Sebutkan jenis-jenis elektrolit dalam tubuh manusia?
3. Apa sajakah hormon terkait dengan keseimbangan cairan dan elektrolit?

1
4. Bagaimana keseimbangan asam dan basa dalam tubuh?
5. Apa saja tanda dan gejala kecukupan cairan dan elektrolit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cairan dalam tubuh manusia.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis elektrolit dalam tubuh manusia.
3. Untuk mengetahui hormon terkait dengan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
4. Untuk mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala kecukupan cairan dan elektrolit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Cairan dalam Tubuh Manusia


Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia.Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri
dari air.Namun bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di
dalam tubuh,nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat
badan orang dewasa.Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih dan terbiasa
berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih
banyak air jika dibandingkan tubuh nonatlet.Di dalam tubuh,sel-sel yang
mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan
organ-organ pada rongga badan,seperti paru-paru atau jantung,sedangkan sel-
sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan
seperti tulang atau gigi.Konsumsi cairanyang ideal untuk memenuhi
kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk
setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan
estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh.Secara rata-rata tubuh
orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan perharinya.Sekitar 1.5 L cairan
tubuh keluar melalui urin,500 ml melalui keluarnya keringat,400ml keluar
dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar
bersama dengan feces(tinja).Sehingga berdasarkan estimasi ini,konsumsi
antara 8-10gelas (1 gelas ��240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman
dalam pemenuhan kebutuhan cairan per-harinya.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan
cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-
partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan

3
dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan
intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
1. cairan intraseluler dan
2. cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompokyaitu:cairan intravaskuler(plasma),cairan interstitial
dan cairan transeluler.Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam
sistem vaskuler,cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara
sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal,cairan intraokuler,dan sekresi saluran cerna.
Fungsi Cairan Tubuh
Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2
fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin
dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-
sel tubuh.Selain itu,air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk
mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida
(CO) dan juga senyawa nitrat.Selain berperan dalam proses metabolisme,air
yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting
antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan
hidung, pelumas dalam cairan sendi 02 Sports Science Brief tubuh,katalisator
reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan
membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu
agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga
akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
berada pada kondisi ideal yaitu ± 37 C.

4
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
a. Umur
b. Kondisi lemak tubuh
c. Sex
Perhatikan Uraian berikut ini :
No. Umur Presentase
1. Bayi (baru lahir) 75 %
2. Dewasa :
a.Pria (20-40 tahun) 60 %
b.Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. Usia Lanjut

Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-
nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW
atau 20% dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi
dalam 15 %cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.

B. Jenis-jenis Elektrolit dalam Tubuh Manusia


Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon
dioksida dan asam-asam organik.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup
natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++), Klorida
(Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
denganbagian yang lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap
bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-
muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.Komposisi
dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma
terinci dalam tabel di bawah ini :

5
Intraseluler
No Elektrolit Ekstraseluler Interstitial
Plasma
1.  Kation :
Natrium (Na+)  144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++)  2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4        mEq

1. Jenis-jenis Elektrolit dalam Tubuh Manusia


1) Natrium (Na)
Adalah kation terdapat banyak pada cairan elektorlit ekstra
seluluer, mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk :
a.       Mempertahankan cairan tubuh
b.      Konduksi imupuls neuromuskuler
c.       Aktivitas enzim
Nilai  normal dalam serum :
Dewasa           : 135-145 mEq/L, atau 135-145 mmol/L
Bayi                 : 134-150 mEq/L
Anak               : 135-145 mEq/L
Dalam Urine    : 40-220 mEq/L/24 jam

Klinis:

6
a. Penurunan natrium terdapat pada penderita muntah, diare,
penghisapan lambung, cedera jaringan, diet rendah garam, luka
bakar, gagal ginjal, penggunaan obat diuretik furosemid, thiazid
dan manitol.
b. Peningkatan natrium terdapat pada penderita: dehidrasi, muntah,
diare, gangguan jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatik,
intake Na tinggi, dan penggunaan obat kortison, antibiotik,
laksansia dan obat batuk.
Makanan sumber natrium : garam dapur, corned beef, daging
babi, ham, ikan kaleng, keju, buah ceri, saus tomat, acar, minyak
zaitun, kripik kentang dan pepsicola.
2) Kalium (K)
Adalah elektrolit yang berada pada cairan vaskuler dan 90%
dikeluarkan melalui urime, rata-rata 40 mEq/L atau 25-120 mEq/24
jam walau input kalium rendah. Berperan penting dalam pengaturan
impuls neuromuskular terutama denyut jantung.
Nilai normal :
Dewasa           : 3,5-5,0 mEq/L, atau 3,5-5,0 mmol/L
Bayi                 : 3,6-5,8 mEq/L
Anak               : 3,6-5,8 mEq/L
Klinis :
Hiperkalemia dapat terjadi apabila ada gangguan ginjal,
oliguria, anuria, infus KCl, perlukaan, metabolik asidosis dan
penggunaan obat terutama sefalosforin, heparin, epinefrin, histamin,
isoniazid dan spironolakton. Hiperkalemia dapat terjadi karena input
kalium rendah dan ekskresi lewat urine berlebihan, misalnya pada
penyakit  muntah, diare dehidrasi, malnutrisi, diet ketat, trauma, luka
pembedahan, dan penghisapan lambung, DM asidosis, banyak makan
permen, luka bakar, hiperaldosteron, alkalosis metabolik dan
penggunaan obat terutama diuretik, kortisone, estrogen, insulin, litium

7
karbonat dan aspirin. Kadar kalium serum  < 2,5 mEq/L atau lebih dari
7,0 mEq/L dapat menimbulkan kematian.
Makanan sumber kalium :Buah-buahan, sari buah, kacang-
kacangan, buah kering, sayuran, kopi, teh dan cola.
3) Klorida (Cl)
Merupakan anion yang banyak terdapat pada cairan ekstra
seluler, tidak berada dalam serum, berperan dalam
keseimbangan  cairan tubuh, keseimbangan asam basa dan dengan
natrium menentukan osmolalitas. Cl sebagian besar terikat dengan Na
dalam bentuk NaCl.
Nilai normal :
Dewasa           : 95-105 mEq/L, atau  95-105 mmol/L
Bayi                 : 98-110 mEq/L
Anak               : 95-110 mEq/L
Bayi baru lahir : 94-112 mEq/L
Klinis :
Penurunan kadar Cl dapat terjadi pada penderita muntah,
penghisapan lambung, diare, diet rendah garam, GE, kolitis, isufisiensi
adrenal, infeksi akut, luka bakar, alkalosis metabolik, terlalu banyak
keringat, gagal jantung kronis, asidosis respiratorik, penurunan kadar
kalium dan natrium dan dapat juga karena penggunaan obat thiazid,
diureti loop, dan bikarbonat.
Peningkatan klorid dapat terjadi pada penderita dehidrasi,
hiperfungsi adrenal, peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio
cordis, infus NaCl, asidosis metabolik, gangguan ginjal dan dapat juga
karena obat amonium chlorid (OBH) , penggunaan kortison dan
asetazolamid.

8
4) Kalsium  (Ca)
Merupakan elektolit yang berada pada serum dan berperan
dalam membentuk keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani, dan
dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya gangguan pada paratiroid dan
tiroid.
Nilai normal
Dewasa
Serum : 4,5-5,5 mEq/L, atau 9-11 mg/dL atau 2,3-2,8 mmol/L
Urine   : dalam 24 jam<150 mg (diet rendah Ca), 200-300 md (diet
tinggi Ca)
Anak               : 4,5-5,8 mEq/L atau 9-11,5 mg/Dl
Bayi                 : 5,0-6,0 mEq/L atau 10-12 mg/dL
Bayi baru lahir : 3,7-7,0 mEq/L atau 7,4-14,0 mg/Dl
Klinis :
Penurunan ca dalam serumdapat terjadi pada malabsorbsi
saluran cerna, kekurangan intake Ca dan vitamin D, hipotiroid, gagal
ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, pankreatis, alkoholisme,
diare, kehamilan dan dapat juga karena penggunaan obat laksansia,
kortison, gentamycin, antasid Mg, heparin, insulin, dan asetazolamid
(diamox).
Peningkatan kadar Ca terdapat pada hipertyroid, malignancy
pada tulang, paru-paru, payudara, kandung kencing dan ginjal,
hipervitamin D, imobilisasi lama, fraktur multiple, batu  ginjal dan
olahraga berlebihan.
5) Magnesium (Mg)
Merupakan elektrolit ion + (kation), berada pada cairan ekstra
seluler dan sel menempati urutan terbanyak kedua, dieksresi melalui
ginjal dan feses, nerpengaruh pada peningkatan K, Ca dan protein yang
berperan untukn aktivasi neuromuskular dan enzim pada metabolisme
hidrat arang dan protein. Penurunan kadar Mg biasanya diikuti juga
oleh penurunan ion lain.

9
Nilai normal : 85-135 ml/min
Klinis :
Penurunan magnesium terdapat apada malnutrisi protein,
malabsorbsi, sirosis hati, alkoholime, hipoparatiroid,, hipoaldosteron,
hipokalemia, diare kronis, reseksi usus, dehidrasi dan karena
penggunaan abat diuretik, kalsium glukomnas, ampoterisin
B,  neomicin, dan insulin.
Peningkatan magnesium dalam darah terdapat pada penderita
dehidrasi berat, gangguan ginjal, leukemia limpasitik dan mielosistik,
DM awal, obat antasid terutama Mg dan Laksansia Mg.
Makanan sumber Mg : ikan laut, daging, sayuran hijau, buji-bijian dan
kacang-kacangan.
6) Posfor (P)
Merupakan anion phospat yang berada dalam darah
seimbangan dengan kadar kalsium yan diatur oleh hormon parathyroid.
Nilai normal :
Dewasa           : 1,7-2,6 mEq/L, atau 2,5-4,5 mg/dL, atau 0,78-1,52
mmol/L-Unit SI
Bayi                 : 4,5-6,7 mg/dL
Anak               : 4,5-5,5 mg/dL
Bayi baru lahir : 3,8-8,6 mg/dL
Klinis :
Penurunan kadar posfor terdapat pada kasus kelaparan,
malabsorbsi, hiperparatiroidisme, hiperkalsemia, hipermagnesia,
alkoholime, defisiensi vitamin D, asidosis DM, miksedema,
penghisapan lambung, muntah-muntah dan dapat juga karena
penggunaan obat antasid, epinefrin dan insulin.
Peningkatan kadar posfor terdapat pada gangguan ginjal,
hipotiroid, hipervitamin D, tumor tulang, akromegali, chusing sindrom
dan sarkoidosis.

10
7) Analisa Gas Arteri (AGDA)
Adalah pemeriksaan terhadap darah arteri untuk mengkaji
adanya gangguan keseimbangan asam basa karena gangguan metabolik
atau gangguan respiratorik.
Rujukan Normal AGD
No. komponen Nilai rujukan keterangan
1 PH 7,35-7,45/7,36-7,44 Dewasa/anak
2 PCO2 35-45 mmHg
3 PO2 75-100 mmHg
4 HCO3 24-28 mEq/L
5 BE ( Base +2—2(+2 mEq/L)
Exess)

Klinis
No. Hasil AGDA (Analisa Gas Darah Klinis
Arteri)
1 PH < 7,35 Asidosis
2 PH > 7,45 Alkalosis
3 PH < 7,35 dan peningkatan Asidosis respiratorik
PaCO2 > 45 mmHG
4 PH > 7,45, PaCO2 < 35 mmHg Alkalosis respiratorik
5 PH < 7,35, HCO3 < 24 mEq/L Asidosis metabolic
6 PH > 7,45, HCO3 > 28 mEq/L Alkaloisis metabolic

2. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting karena total konsentrasi elektrolit
akan memengaruhi keseimbangan cairan, dan konsentrasi elektrolit
berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan
transmisi reaksi neuromuskular. Elektrolit yang terbanyak di dalam tubuh
adalah kation dan anion.

11
a)   Kation. Kation yang terdapat dalam tubuh meliputi :
 Natrium(Na+). Natrium merupakan kation utama dalam CES.
Konsentrasi normal natrium diatur oleh ADH dan aldosteron (di
ekstrasel). Natrium tidak hanya bergerak ke dalam dan keluar sel,
tetapi juga bergerak di antara dua kompartemen cairan utama.
Natrium berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan, hantaran
impuls dan kontraksi otot. Fungsi utama natrium adalah untuk
membantu mempertahankan keseimbangan cairan, terutama intrasel
dan ekstrasel, dengan menggunakan sistem “pompa natrium-
kalium”. Regulasi ion natrium dilakukan dengan asupan natrium,
hormone aldosteron dan haluaran urin.
 Kalium(K+). Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam
CIS. Sumber kalium diperoleh dari pisang, brokoli, jeruk dan
kentang. Kalium penting untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa, serta mengatur trasmisi impuls jantung dan kontraksi
otot. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan perubahan dan
penggantian dengan ion kalium di tubulus ginjal.
 Calcium(Ca2+). Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat,
flouride di dalam tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat,
meningkatkan fungsi syaraf dan muscle, meningkatkan efektifitas
proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan protrombin dan
thrombin. Sumber : susu dengan kalsium tinggi,ikan dengan
tulang,sayuran,dll.
b)     Anion. Anion yang terdapat dalam tubuh meliputi :
 Klorida (Cl-). Klorida temasuk salah satu anion terbesar di cairan
ekstrasel. Klorida berfungsi mempertahankan tekanan osmotic
darah. Nilai normal klorida adalah 95-105 mEq/l.
 Bikarbonat(Cl-). Bikarbonat merupakan buffer kimia utama dalam
tubuh yang terdapat di cairan ekstrasel dan intrasel. Regulasi
bikarbonat dilakukan oleh ginjal. Nilai normal bikarbonat adalah 22-
26 mEq/l.

12
 Fosfat(PO42-). Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel
dan ekstrasel. Fosfat berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan
gigi serta menjaga keutuhannya. Selain itu, fosfat juga membantu
kerja neuromuscular, metabolisme karbohidrat, dan pengaturan
asam-basa. Kerja fosfat ini diatur oleh hormon paratiroid dan
diaktifkan oleh vitamin D.

C. Hormon-Hormon Terkait dengan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


1.   ADH
Hormon utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah ADH danAldosteron. Keadaan kekurangan air akan
meningkatkan osmolitas darah dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar
hipofisis dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan produksi
urinedengan cara meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Selama
periode sementarakekurangan volume cairan, seperti yang terjadi pada
muntah dan diare atau perdarahan, jumlah ADH di dalam darah
meningkat. Akibatnya, reabsorpsi air oleh tubulus ginjal meningkat dan
air akan dikembalikan ke dalam volume darah sirkulasi. Dengan demikian
haluaran urine akan berkurang sebagai respon terhadap kerja Hormon
ADH ini.
2.   ALDOSTERON
Aldosteron merupakan suatu mineralokortikoid yang diproduksi
oleh korteks adrenal.Aldosteron mengatur keseimbangan natrium dan
kalium dengan menyebabkan tubulus ginjalmengekskresi kalium dan
mengabsorpsi natrium. Akibatnya, air juga akan direabsorpsi
dandikembalikan ke volume darah. Kekurangan volume cairan, misalnya
karena perdarahan ataukehilangan cairan pencernaan dapat mensekresi
aldosteron ke dalam darah.

13
3.   GLUKOKORTIKOID
Hormon kelas tiga, Glukokortikoid, memengaruhi keseimbangan
air dan elektrolit. Sekresihormon glukokortikoid secara normal tidak
menyebabkan ketidakseimbangan cairan utama, namunkelebihan hormon
di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air
yang kitakenal sebagai sindrom Cushing.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


1.       Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini,
usiaberpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan
metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertunbuhan memiliki
proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang
dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang
hilang juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan
cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang
tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang
dewasa. Kehilangan   cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar
dari kulit dan pernapasan.   Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit sering disebabkan oleh   masalah jantung atau gangguan ginjal
2.       Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme
dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui
keringat. Dengan demikian, jumlah  cairan yang dibutuhkan juga meningkat.
Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga
mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
3.       Iklim
Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak

14
dapat disadari (insensible water loss,  IWL). Besarnya IWL pada tiap individu
bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah
dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan
cairandan elektrolit. Demikian pula  pada orang yang bekerja berat
di  lingkungan yang bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan sebanyak
lima litet sehari melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di
lingkungan panas akan  kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat
berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di
lingkungan  panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
4.       Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit.
Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan
protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen.
Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.
5.       Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan
retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan
produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
6.       Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau luka
bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat mengalami peningkatan
kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal.
Gangguan jantung dan ginjal juga  dapat menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan
pompajantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan
natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan
(hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru.

15
Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup
untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam
tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih
banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat.
Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan
menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan
reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan
menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu
dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari  40ml/ 24 jam) sehingga
anuria (produksi urine kurang dari  200 ml/ 24 jam).
7.       Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung
dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
8.       Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.
9.       Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami
kelebihan beban cairan  akibat asupan cairan berlebih melalui intravena
selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat
obat-obat anastesia.

16
E. Keseimbangan Asam dan Basa
Keseimbangan Asam Basa (KAB)
 Dilihat dari konsentrasi H+ cairan tubuh
 Parameter fisiologis terpenting.
 Berpengaruh terhadap semua enzym dan proses biokimia.
Mekanisme Pengatur
1. Mekanisme Dapar (penyangga)
2. Mekanisme Pernafasan
3. Mekanisme Ginjal
Pengertian
1. Asam
a. Senyawa kimia atau molekul yang memberi/melepas ion hidrogen
(H+).
b. Donor H+ / Donor proton
c. Exp: (Asam clorid) HCL ® H+ + Cl–
(asam karbonat) H2CO3 ® H+ + HCO3–
2. Basa
a. Senyawa kimia, ion, atau molekul yang menerima H+.
b. Akseptor Proton
c. Exp: NaOH ® Na+ + OH– (ion hidroksil)
Faktor-faktor yang mempengaruhi asam basa
a.       Pemberian asam melalui makanan
b.      Penambahan secara endogen dari hasil metabolisme (laktat)
c.       Penambahan secara endogen yang tidak fisiologis (DM)
d.      Pengeluaran asam/basa oleh ginjal dan usus
e.       Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh paru
f.       Pembentukan asam dalam jumlah besar oleh sel-sel lambung
Macam-macam gangguan keseimbangan asam basaAda 6 jenis
kelainan yang dapat timbul yaitu:
a.       Asidosis respiratorik
b.      Alkalosis respiratorik

17
c.       Asidosis metabolik
d.      Alkalosis metabolik
e.       Asidosis respiratorik dan metabolik bersamaan
f.       Alkalosis respiratorik dan metabolik bersamaan

(ion bikarbonat) HCO3– + H+ ® H2CO3


Dapar ® larutan kimia ® Asam lemah
Garam dari asam tersebut
Asidosis
 H+ Darah > Normal, atau pH < normal
 Kehilangan basa, kelebihan asam.
Asidosis Metabolik
 Peningkatan asam organik ataupun anorganik
 Penurunan fraksi karbinat
 PCO2 tak berubah (kompensasi)
Asidosis Respiratorik
 Peningkatan berlebih CO2
Alkalosis
 H+ Darah < Normal, atau pH > Normal
 Kelebihan Basa (HCO3) ® kompensasi –
Alkalosis Metabolik
 Basa meningkat
 Asam menurun
 Kenaikan fraksi bicarbonat
Alkalosis Respiratorik
 Penurunan Asam bikarbonat
 Hiperventilasi
Standar Bicarbonat (HCO3–)
 Kadar HCO3 Plasma ® PCO2 40 mmHg, t 37O, O2 penuh
 SBC ¯¯ ® Asidosis Metabolik
 SBC ® Alkalosis metabolik

18
 ABC > SBC ® Asidosis Respirasi
 ABC < SBC ® Alkalosis Respirasi
 ABC ~ SBC nilai rendah ® Asidosis Metabolik Kompensasi (-)
 ABC ~ SBC nilai tinggi ® Alkalosis Metabolik Kompensasi (-)
Base Ekses Defisit
Jumlah Asam kuat dalam MEQ perliter yang perlu dititrasikan dalam darah
pH 7,40 pada PCO2 40 mmHg, t 37O.
Mekanisme Pengatur
1. Mekanisme Dapar (penyangga)
2. Mekanisme Pernafasan
3. Mekanisme Ginjal
Mekanisme Dapar Kimia
a.   Sistem Dapar bikarbonat – Asam Karbonat
Asam ………. HCl + NaHCO3 ® H2CO3 + NaCl
H2CO3 ® H2O + CO2
Basa………… NaOH ® H2CO3 ® NaHCO3 + H2O

pH = pK + Log HCO3/ H2CO3 = 6,1 + Log 27/1,35 = 6,1 + 1,3 = &,4

b.   Sistem Dapar Fosfat


NaOH + NaH2 PO4 ® Na2HPO4 + H2O
c.   Sistem Dapar Protein
d.   Sistem Dapar Hemoglobin

Mekanisme Pernafasan
§  Konsentrasi CO2 CES diatur.
§  Kecepatan metabolisme < Kecepatan Pengeluaran ® H2CO3 Darah ®
PCO2 Alveoli ® Rangsang Pusat Nafas ® Hiperventilasi ®
PCO2 ¯.

19
Mekanisme Ginjal
 Filtrasi + Reabsorbsi ion Bikarbonat – Glomerolus
 Pengeluaran Asam ® Pengasaman garam dapar fosfat Sekresi NH4+

Angka Normal
 pH = 7,35 – 7,45
 PCO2 = 35 – 45 mmHg
 PO2 = 80 – 100 mmHg
 BE = - 2,5 – + 2,5 mEq/liter
 Bicarbonat = 22 – 26 mEq/liter
 TCO2 = 24 – 31 mEq/liter
Jenis Golongan Keseimbangan Asam dan Basa
1.   Asidosis Metabolik.
§ Karena kekurangan basa dan atau akumulasi kelebihan asam.
§ Terapi :
Menghentikan gangguan metabolik ® Menujun Asidosis,
Mengembalikan kehilangan elektrolit.
Menghilangkan vol. Sodium Bicarbonat
BB x 0,2 x BE (mEq/Liter)
2.   Alkalosis Metabolik.
o Kehilangan ion H lewat Renal atau pun Gastrointestinal.
o Tambahan ion HCO3
® Pemberian NaHCO3
® Perubahan metabolik Sitrat, laktat, Asetat.
o Terapi :
- Pada renal insufisiensi ® NH4Cl, Crisin Hidroclorid.
- HCl I.V. (250 mmal HCl/D5/Lt) ® 300 – 350 mmal/hari
3.   Asidosis Respirasi
o Berkurangnya Volume. Semenit ® Penyakit SSP
o Bagian mekanisme pernafasan ® Pneumotoraks

20
o Penyakit paru akut ® kronis
o Akumulasi CO2 ® Anesthesi rebreathing
o Terapi : Perbaiki ventilasi
4.    Alkalosis Respirasi
o Hipoksia karena anemia atau berada di tempat tinggi
o Hiperventilasi mekanis ® ventilator
o Ensefalitis
o Ansietas
o Gagal hati, Syok atau Sepsis
o Terapi : Koreksi penyakit yang mendasari.

F. Tanda dan Gejala Kecukupan Cairan dan Elektrolit


Caranya adalah dengan melihat kondisi air seni. Bila air seni berwarna
kuning cerah/bening dan jumlahnya banyak, itu berarti kebutuhan cairan tubuh
cukup baikdan sudah terpenuhi, sedangkan jika warna air seni berubah
menjadi lebih gelap (kuning tua/orange) dan jumlahnya sedikit itu berarti
tubuh kekurangan cairan .
Selain itu tanda-tanda kecukupan air juga bias di lihat dari beberapa
kondisi lainnya yaitu jika sering merasa haus mulut dan bibir kering, merasa
pusing, nyeri otot dan sendi, nyeri tulang belakang dan juga mengalami
sembelit atau konstipasi.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter
penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa
dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai
kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan
asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2
dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

B. Saran
Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 3 sangat
mengharapkan kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman
kelompok lain.

22
DAFTAR PUSTAKA

A, Aziz Alimul H. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta:


Salemba Medika.
Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media.
Jan Tambayong. 2006. Patofsiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Potter, Perry. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku. Jakarta: Salemba
Medika.
Syaifudin. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit. Jakarta: EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai