DOSEN PEMBIMBING :
Dr.Masrizal, Dt. Mangguang, SKM,M.Biomed
OLEH:
KELOMPOK 6
Elsanita Faiza A.T 1311211104
Mutiara Ayuningtyas 1311211046
Ranti Ayef Eka Putri 1311211064
Adila Sri Rahayu 1611212037
Aulia Rizki Giovany 1611211049
Azzah Nesri Edison 1611213027
Cindy Amalia Ardhani 1611211043
Uni Frisya Lakthi 1611213015
Gian Giodani Gusver 1611213005
Muthia Sartafifa 1611212011
Syarevi Mizani Aulia 1611211041
Westi Anugrah 1611211053
KELAS : A1
Puji syukur Kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada Kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi- materi yang ada. Materi ini bertujuan
agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai “Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit”
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Masrizal Dt. Mangguang, S.KM,
M.Biomed selaku dosen mata kuliah Dasar Biomedik I Universitas Andalas yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Disamping itu kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai perilaku kesehatan. Kami menyadari bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
BAB I ( PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………….
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Pengertian Dari Cairan Dan Elektrolit…………………………………………….
2.2 Komposisi Cairan Dan Elektrolit Dalam Tubuh Manusia………………………..
2.3 Cairan Dan Elektolit Dalam Tubuh Manusia……………………………………..
2.4 Fungsi Cairan Dan Elektrolit Dalam Tubuh Manusia…………………………….
2.5 Pergerakan Cairan Dan Elektrolit Tubuh Manusia………………………………..
2.6 Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit………………………………………………
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit……….
2.8 Gangguan Keseimbangan Cairan Dan
Elektolit.........................................................
BAB III (PENUTUP)
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi
fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-
partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung
komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan
bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk
fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit
memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan
didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Disini kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai keseimbangan cairan dan
elektrolit berserta gangguannya itu sendiri. Untuk itu Dalam makalah ini penulis akan
menguraikan mengenai pengertian dari cairan dan elektrolit, komposisi cairan dan elektrolit
dalam tubuh manusia, cairan dan elektolit dalam tubuh manusia, fungsi cairan dan elektrolit
dalam tubuh manusia, pergerakan cairan dan elektrolit tubuh manusia, keseimbangan cairan
dan elektrolit, faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,
gangguan keseimbangan cairan dan elektolit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari cairan dan elektrolit?
2. Apa saja komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
3. Bagaimana cairan dan elektolit dalam tubuh manusia?
4. Apa fungsi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
5. Bagaimana pergerakan cairan dan elektrolit tubuh manusia?
6. Bagaimana keseimbangan cairan dan elektrolit?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit?
8. Apa saja gangguan keseimbangan cairan dan elektolit ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari cairan dan elektrolit
2. Untuk mengetahui dan memahami komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia
3. Untuk mengetahui dan memahami cairan dan elektolit dalam tubuh manusia
4. Untuk mengetahui dan memahami fungsi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
5. Untuk mengetahui dan memahami pergerakan cairan dan elektrolit tubuh manusia
6. Untuk mengetahui dan memahami keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan
dan elektrolit
8. Untuk mengetahui dan memahami gangguan keseimbangan cairan dan elektolit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cairan dan Elektrolit
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price, 2006).
Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price, Silvia, 2006). Cairan dan
elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
1.Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2.Solut(terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan
non-elektrolit.
a. Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur
dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain(miliekuivalen/liter). Jumlah kation
dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. mol/L ) atau dengan
berat molekul dalam garam ( milimol/liter mEq/L)
§ Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama adalah
kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke
luar dan kalium ke dalam.
§ Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah
ion fosfat (PO4ɜ).
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan
dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang
secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit. Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik,
seperti:protein ,urea ,glukosa ,oksigen ,karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan
elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++),
Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian
yang lainnya ,tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum
netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah
muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler
maupun pada plasma terinci dalam tabel di bawah ini :
N Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler Plasma
o.
1. Kation :
Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. . Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
Fosfat (HPO42-)
Sulfat (SO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Protein
0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
2) Hormon ADH. Hormon ini dibentuk di hipotalamus dan disimpan di dalam
neurohipofisis pada hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan
osmolalitas dan penurunan cairan ekstrasel. Selain itu, sekresi juga dapat terjadi pada kondisi
stres, trauma, pembedahan, nyeri, dan pada penggunaan beberapa jenis anestetik dan obat-
obatan. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus pengumpul sehingga dapat
menahan air dan mempertahankan volume cairan ekstrasel. ADH juga disebut sebagai
vasopresin karena mempunyai efek vasokonstriksi minor pada arteriol yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
3) Hormon aldosteron. Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal dan bekerja pada tubulus
ginjal untuk meningkatkan absorpsi natrium. Retensi natrium mengakibatkan retensi air.
Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, kadar natrium serum,
dan sistem rennin-angiotensin.
4) Prostaglandin. Prostaglandin merupakan asam lemak alami yang terdapat di banyak
jaringan dan berperan dalam respons radang, pengontrolan tekanan darah, kontraksi uterus,
dan motilitas gastrointestinal. Di ginjal, prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal,
reabsorpsi natrium.
Asupan cairan pada individu dewasa berkisar 1500-3500 ml/hari. Sedangkan haluaran
cairannya adalah 2300 ml/hari. Pengeluaran cairan dapat terjadi melalui beberapa organ,
yakni kulit, paru-paru, pencernaan, dan ginjal.
a. Kulit. Pengeluaran cairan melalui kulit diatur oleh kerja saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan pada kelenjar keringat ini disebabkan
oleh aktivitas otot, temperature lingkungan yang tinggi dan kondisi demam. Pengeluaran
cairan melalui kulit dikenal dengan istilah insensible water loss (IWL). Hal yang sama juga
berlaku pada paru-paru. Sedangkan pengeluaran cairan melalui kulit berkisar 15-20ml/24 jam
atau 350-400 ml/hari.
b. Paru-paru. Meningkatnya jumlah cairan yang keluaran melalui paru merupakan
suatu bentuk respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas karena pergerakan
atau kondisi demam. IWL untuk paru adalah 350-400 ml/hari.
c. Pencernaan. Dalam kondisi normal, jumlah cairan yang hilang melalui sistem
pencernaan setiap harinya berkisar 100-200 ml. perhitungan IWL secara keseluruhan adalah
10-15 ml/kg BB/24 jam, dengan penambahan 10% dari IWL normal setiap kenaikan suhu
10C.
d. Ginjal. Ginjal merupakan organ pengeksresikan cairan yang utama pada tubuh.
Pada individu dewasa, ginjal mengeksresikan sekitar 1500 ml per hari.
d. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan makanan
tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah
simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.
e. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh
mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan
glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress
juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi
produksi urine.
f. Penyakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Misalnya : Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL,penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
g. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar
kalsium dan kalium.
h. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan
tubuh. Selain itu, penggunan diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar
kalium akan meningkat. Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium
dan air dalam tubuh.
i. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan cairan.
Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama perode operasi, sedangkan beberapa
klien lainya justru mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui
intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat
anastesia.
a. Dehidrasi ringan. Pada kondisi ini, kehilangan cairan mencapai 5% dari berat
tubuh atau sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan cairan sebesar 5% pada anak yang lebih besar dan
individu dewasa sudah dikategorikan sebagai dehidrasi berat. Kehilangan cairan yang
berlebih dapat berlangsung melalui kulit, saluran pencernaan, perkemihan, paru-paru, atau
pembuluh darah.
b. Dehidrasi sedang. Kondisi ini terjadi apabila kehilangn cairan mencapai 5-10%
dari berat tubuh atau sekitar 2-4 liter. Kaddar natrium serum berkisar 152-158 mEq/l. Salah
satu gejalanya adalah mata cekung.
c. Dehidrasi berat. Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 4-6 liter.
Kadar natrium serum berkisar 159-166 mEq/l. Pada kondisi ini penderita dapat mengalami
hipotensi.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. 1A, Aziz Alimul H.2009:”Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.”Jakarta:
Salemba Medika.
2. Potter, Perry.2009:”Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku.” Jakarta: Salemba
Medika.
3. dr.Jan Tambayong. Patofsiologi untuk keperawatan
4. Elizabeth J. Corwin Buku Saku Patofisiologi
5. Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit” . Jakarta: ECG
6. Syaifudin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.
Jakarta: EGC
KUMPULAN SOAL
1. Berikut merupakan Komponen cairan ekstraseluler, Kecuali....
a. Intravaskular c. Transeluler
b. Interstitial d. Transvaskular
3. Bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari larutan
yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi disebut....
a. Transfor Aktif c. Osmosis
b. Difusi d. Difusi Pasif
9. Sampel dimasukkan tanpa diluen dan banyak digunakan untuk analisa gas darah
merupakan metode pemeriksaan secara....
a. Indirek c. Kuantitatif
b. Direk d. Kualitatif