Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang

dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2014: 41).

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Lama Masa Haid

Status Gizi Kejadian anemia pada Remaja Putri

Pengetahuan

Status Gizi
Asupan Zat Besi (Fe)

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah suatu kesimpulan jawaban sementara atau jawaban

sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Hidayat, 2014 :45).

49
Hipotesis penelitian menggunakan Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu :

Ha I Ada hubungan antara lama masa haid dengan kejadian anemia pada

remaja putri di Pondok Pesantren Darut Taqwa Wilayah Kerja

Puskesmas Toroh II.

Ha II Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja

putri di Pondok Pesantren Darut Taqwa Wilayah Kerja Puskesmas

Toroh II.

Ha III Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada

remaja putri di Pondok Pesantren Darut Taqwa Wilayah Kerja

Puskesmas Toroh II.

Ha IV Ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian

anemia pada remaja putri di Pondok Pesantren Darut Taqwa Wilayah

Kerja Puskesmas Toroh II.

C. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

observasional analitik yaitu menggambarkan dan menjelaskan hubungan antara

variable bebas dengan variable terikat.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross


51

sectional. Cross sectional adalah desain penelitian analitik yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan

variabel dependen diidentifikasi pada satu satuan waktu (Dharma, 2011).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2016 : 38).

1. Variable Independen (variabel bebas)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahanya atau timbulnya variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2016: 39).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama masa haid, status gizi, tingkat

pengetahuan remaja tentang gizi remaja, dan asupan zat besi (Fe).

2. Variable Dependen (variabel terikat)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variable bebas (Sugiyono, 2016: 39). Variabel Terikat pada penelitian

ini adalah anemia pada remaja putri.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang
52

dijadikan ukuran dalam penelitian. Cara pengukuran merupakan cara dimana

variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2014 :87). Definisi

operasional dalam penelitian ini yaitu :

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala


Pengukuran
Lama masa Rata-rata waktu Kuesioner a. Tidak normal : > Ordinal
haid yang dibutuhkan 7 hari
(hari) untuk b. Normal : ≤ 7 hari
mengalami
perdarahan pada satu
siklus masa haid
yang dialami oleh
remaja putri.

Status gizi Indeks berat badan Timbang a. IMT < Normal Ordinal
b. IMT ≥ Normal
menurut tinggi an berat (18.5)

badan atau badan

merupakan rasio digital

berat badan dalam dan

kilogram terhadap microtois

tinggi badan e

kuadrat dalam

meter

Tingkat Segala sesuatu Kuesioner Data berdistribusi Ordinal


Pengetahuan normal
yang diketahui
a. Baik bila skor ≥
responden tentang 13,83
53

gizi pada remaja b. Kurang baik bila


< 13,83
putri yang meliputi

pengertian gizi,

kebutuhan gizi

pada remaja,

masalah gizi pada

remaja, pengertian

anemia, faktor yang

mempengaruhi

anemia, upaya

mencegah anemia,

da

n akibat anemia

pada remaja.

Asupan Zat Konsumsi bahan Recall 2x24 a. Kurang (<100% Ordinal


Besi makanan kaya zat jam AKG)
besi oleh responden. (Food b. Cukup ≥100%
Dinilai dengan Procesor) AKG
menghitung
konsumsi rata-rata
zat besi responden
per hari yang
kemudian
dibandingkan
dengan AKG
Kejadian Anemia adalah Haemom a. Anemia < 12 Ordinal
anemia b. Tidak Anemia ≥
Keadaan jumlah eter 12

eritrosit digital

atau kadar

Hb dalam darah
54

kurang dari normal

(<12g%).

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2020 s/d 10 Maret 2020

di Pondok Pesantren Darut Taqwa Wilayah Kerja Puskesmas Toroh II.

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016 : 80).

Populasi menurut Arikunto (2013:173) adalah keseluruhan subyek

penelitian. Populasi pada penelitian ini yaitu remaja putri yang sedang

mengalami menstruasi hari terakhir yaitu hari ke 10. Populasi pada penelitian

ini adalah seluruh remaja putri di Pondok Pesantren Darut Taqwa yang

berjumlah 30 remaja putri.

2. Sampel

Menurut Notoadmojo (2010) sampel adalah subjek yang akan diambil

sebagian dari keseluruhan populasi yang diteliti. Dalam mengambil sampel

penelitian ini digunakan teknik atau cara-cara tertentu sehingga sampel tersebut

dapat mewakili populasi yang diteliti (Notoadmojo, 2010). Sampel dalam


55

penelitian menggunakan Total Sampling yakni populasi dalam penelitian ini

sebagai sampel dan secara tertulis telah menyatakan bersedia ikut serta dalam

penelitian dan telah mendatangani lembar persetujuan atau informed consent.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cross-sectional

dan jumlah sampel menggunakan Total Sampling yakni mengambil dari

populasi.

H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2013

;172). Data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016: 193). Data lama masa haid, tingkat

pengetahuan remaja putri tentang gizi remaja diperoleh melalui kuesioner, data

status gizi diperoleh melalui pengukuran yang akan dilakukan meliputi

pengukuran IMT (𝐵𝐵/𝑇𝐵2), data asupan zat besi diperoleh menggunakan

Recall 2x24 jam (Food Procesor), data anemia pada remaja putri diperoleh

melalui pengukuran kadar Hb menggunakan haemometer digital.


56

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak secara langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016: 193). Data

sekunder penelitian ini adalah berupa jumlah seluruh remaja putri Pondok

Pesantren Darut Taqwa Wilayah Kerja Puskesmas Toroh II.

I. Instrumen/alat Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti

(Sugiyono, 2011:92). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu lembar

kuesioner untuk mengetahui lama masa haid, untuk mengukur tingkat pengetahuan

remaja putri tentang gizi remaja, untuk mengetahui asupan zat besi, serta timbangan

digital dan pengukur tinggi badan/microtoise untuk mengukur status gizi, dan alat

pemeriksaan laboratorium berupa haemometer digital yaitu alat untuk mengetahui

kadar hemoglobin.

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2013:211). Pada penelitian


57

ini digunakan timbangan digital, pengukur tinggi badan dan haemometer digital

baru yang belum pernah digunakan dan sudah sesuai dengan standar yang ada.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji validitas isi (content) dan

validitas konstruk (countruct). Validitas isi menunjukkan kemampuan item

pertanyaan dalam instrument mewakili konsep yang diteliti. Untuk menentukan

validitas isi suatu instrument dilakukan dengan meminta pendapat pakar pada

dosen kebidanan di Poltekkes Kemenkes Semarang. Setelah meminta pendapat

pakar dilakukan uji kepada siswa di Pondok Pesantren Al Masyhuri Wilayah

Kerja Puskesmas Purwodadi I dengan 30 responden kriteria yang sama,

dilakukan sebelum melakukan penelitian. Derajat kesalahan DK = N-2 dan

signifikasi 5% (0,05).

Pada validitas konstruk menunjukkan bahwa instrument disusun secara

rasional berdasarkan konsep yang sudah mapan. Instrumen yang memiliki

validitas konstruk mampu membedakan nilai/hasil pengukuran antara satu

individu dengan individu lainnya memang berbeda. Validitas konstruk dinilai

dengan uji statistik yaitu dengan menguji apakah item-item pertanyaan yang

mengukur hal yang sama berkorelasi tinggi antara satu dengan yang lainnya

atau sebaliknya (Dharma, 2011).

Uji validitas dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r hitung > r

tabel (0,361) pada N = 30 dengan nilai signifikansi <0,05, maka pernyataan

tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2009). Validitas konstruk dinilai dengan

uji statistik kemudian melihat hasil perhitungan r hitung dan r tabel.


58

Hasil uji validitas kuesioner pengetahuan tentang anemia dilakukan di

Pondok Pesantren Al Masyhuri Wilayah Kerja Puskesmas Purwodadi I dengan

30 responden yang terdiri dari 20 item pernyataan. Hasil uji validitas instrument

untuk setiap item pernyataan diperlihatkan pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Hasil pengujian Validitas Instrumen

No. Pernyataan R Hitung Kesimpulan

Anemia merupakan suatu keadaan dengan kadar


1. 0.755 Valid
hemoglobin yang lebih rendah dari nilai normal

Batas normal kadar hemoglobin pada remaja putri


2. 0.385 Valid
adalah 12 gr/dl

Tanda-tanda dan gejala anemia yang dapat dilihat


3. 0.755 Valid
adalah lelah, letih, lesu, lalai dan lunglai

Kelopak mata, bibir, lidah, kulit, kuku dan telapak


4. tangan nampak pucat bukan merupakan salah satu 0.633 Valid
tanda-tanda dari anemia

Kekurangan zat besi merupakan penyebab utama


5. 0.755 Valid
anemia gizi dibanding kekurangan zat gizi lain

Salah satu faktor utama yang menyebabkan anemia gizi


6. 0.384 Valid
adalah rusaknya sel darah merah

Penyakit cacingan (cacing tambang) dapat pula


7. 0.516 Valid
menyebabkan proses terjadinya anemia

Penyakit malaria tidak dapat menyebabkan penyakit


8. 0.385 Valid
anemia

Kehilangan darah pada wanita remaja dalam jumlah


9. 0.475 Valid
banyak bisa terjadi akibat dari menstruasi

Remaja yang sedang menstruasi tidak memerlukan zat


10. 0.755 Valid
besi lebih banyak
59

Anemia pada remaja dapat berpengaruh terhadap


11. 0.617 Valid
kemampuan berkonsentrasi

Anemia pada remaja menyebabkan penurunan daya


12. 0.384 Valid
tahan tubuh

Anemia gizi besi tidak berpengaruh terhadap


13. 0.617 Valid
pertumbuhan tinggi badan

14. Anemia tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar 0.633 Valid

15. Penyakit anemia tidak dapat dicegah atau ditanggulangi 0.475 Valid

Penyakit anemia tidak diobati dengan hanya makanan


16. 0.755 Valid
sumber zat besi

Zat besi yang terdapat dalam pangan hewani dengan


17. jumlah yang cukup dapat mencegah terjadinya anemia 0.755 Valid
gizi besi

Sayuran hijau dan buah-buahan serta kacang-kacangan


18. 0.617 Valid
dan padi-padian kurang mengandung Zat Besi

Vitamin C tidak diperlukan untuk meningkatkan


19. 0.516 Valid
penyerapan zat besi dalam tubuh

Tanin yang terdapat dalam teh dapat menghambat


20. 0.755 Valid
penyerapan zat besi di dalam tubuh

Dari tabel 3.2 terlihat bahwa item pernyataan yang terdapat dalam kuesioner

penelitian telah valid sesuai dengan kriteria uji validasi (>0.361) (Sugiyono, 2011).

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).

Pengukuran reliabilitas merupakan pengukuran untuk mengetahui apakah alat

ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2014). Menurut Arikunto (2013)

reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk

pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
60

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Nilai reliabilitas dengan formula Cronbach’s Alpha menunjukkan koefisien

konsistensi internal alat ukur. Batasan koefisien reliabilitas instrument dapat

diterima apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih dari atau sama dengan 0,80

(Dharma, 2011). Setelah dilakukan uji reabilitas pada kuesioner pengetahuan

anemia didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,902 yakni > 0,80. Artinya

kuesioner tersebut reabel dan dapat digunakan.

K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan

Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing/ Memeriksa

Pada tahap editing, peneliti melakukan pengecekan kelengkapan

pengisian lembar observasi pada saat melakukan penelitian di Pondok

Pesantren Darut Taqwa. Peneliti segera melakukan klarifikasi dan

perbaikan pada saat terjadi kesalahan. Editing pada penelitian ini adalah

melengkapi atau mengecek kelengkapan data responden, hasil-hasil

pengukuran indeks masa tubuh, kadar Hb responden, lama masa haid, dan

kuesioner tingkat pengetahuan.

b. Coding/ Memberi Tanda

Coding dilakukan peneliti saat merubah data atau

mengklasifikasikan hasil ukur untuk mempermudah pada saat analisis data


61

dan juga mempercepat pada saat entry data. Pemberian kode pada setiap

hasil observasi melalui konversi pernyataan ke dalam angka. Pada

penelitian ini peneliti tidak melakukan coding/memberi tanda pada saat

entry data pada saat olah data di komputer.

c. Entry data

Entry data dilakukan peneliti dengan memasukkan data hasil

penelitian dari responden ke dalam software komputer. Berupa inisial

responden, umur responden, tinggi badan, berat badan, IMT, lama masa

haid, skor pengetahuan tentang anemia, asupan zat besi (Fe), dan kejadian

anemia berupa kadar hemoglobin menggunakan program software

computer dalam penelitian ini.

d. Cleaning

Proses Cleansing (pembersihan data) yakni dilakukan setelah semua

data dari responden selesai dimasukkan, kemudian dicek kembali hingga

tidak adanya kesalahan kode dan ketidaklengkapan, selanjutnya melakukan

koreksi atau pembetulan.

e. Tabulating

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data-data yang

diperoleh dalam penelitian ke dalam tabel agar memudahkan dalam

pengolahan data. Dalam hal ini membuat tabel nama menggunakan

initial dan kode-kode tertentu. Pengolahan data dengan menggunakan

program computer.
62

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

dan presentase dari tiap variable (Notoatmodjo, 2012 : 182). Analisa

Univariat pada penelitian ini untuk mendistribusikan frekuensi dan

prosentase lama masa haid remaja, status gizi remaja, tingkat pengetahuan

remaja putri tentang gizi remaja, asupan zat besi, dan anemia pada remaja

putri.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi dan bertujuan untuk menjelaskan hubungan

lama masa haid, status gizi, tingkat pengetahuan remaja putri tentang gizi

remaja, asupan zat besi dengan kejadian anemia. Analisa bivariat

merupakan analisa yang dilakukan terhadap variabel bebas dan variabel

terikat yang diduga memiliki hubungan. Analisis korelasi merupakan salah

satu teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara

dua variable atau lebih yang bersifat kuantitatif. Analisis korelasi parsial

digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan atau korelasi antara

variable independen dan dependen. Pengukuran keeratan hubungan antara

variabel independeen dan dependen digunakan korelasi Product moment


63

(Pearson) untuk menguji hubungan asosiatif atau bila data berbentuk

interval atau rasio (Sugiyono, 2010). Dalam uji penelitian ini data berbentuk

interval.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi suatu

data apakah normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan adalah

Skewness, dimana (nilai Skewness : standar deviasi Skewness), jika nilai <

2 berarti data tersebut berdistribusi normal. Nilai yang didapat dari lama

masa haid sebesar 1.39 maka data tersebut berdistribusi normal, status gizi

sebesar 2.13 maka data tersebut berdistribusi tidak normal, pengetahuan

tentang anemia sebesar 0.20 data tersebut berdistribusi normal, asupan zat

besi sebesar -1.12 data tersebut berdistribusi normal, kejadian anemia

sebesar 0.84 data tersebut berdistribusi normal.

Cara untuk memutuskan apakah ada korelasi yang bermakna

signifikan antara variabel bebas dan terikat, maka menggunakan uji Product

Moment Pearson jika data berdistribusi normal, apabila data berdistribusi

tidak normal maka menggunakan uji Spearman. Jika nilai signifikasi < 0,05

maka berkorelasi, sedangkan nilai signifikasi > 0,05 maka tidak berkorelasi.

Arah korelasi positif apabila semakin tinggi variabel A semakin

tinggi variabel B. Sedangkan arah korelasi negatif apabila semakin tinggi

variabel A semakin rendah variabel B. Sebagai bahan penafsiran terhadap

koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman

pada ketentuan berikut ini :


64

Tabel 3.2

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sugiyono (2014).

Pada penelitian ini sudah dilakukan uji dengan sistem komputer

dimana diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Lama masa haid, nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 artinya p < 0,05

dengan angka korelasi -0,714 atau kuat. Artinya lama masa haid

berhubungan negatif terhadap kejadian anemia dengan derajat

hubungan korelasi kuat.

2) Status gizi, nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,023 artinya p, 0,05 dengan

angka korelasi 0,413 atau sedang. Artinya status gizi berhubungan

positif terhadap kejadian anemia dengan derajat hubungan korelasi

sedang.

3) Pengetahuan tentang anemia, nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,001 (p <

0,05) dengan korelasi 0,564 atau sedang. Artinya pengetahuan tentang


65

anemia berhubungan positif terhadap kejadian anemia dengan derajat

hubungan korelasi sedang.

4) Asupan zat besi (Fe), nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,108 (p > 0,05) dengan

korelasi 0,299 atau lemah. Artinya asupan zat besi (Fe) tidak

berhubungan terhadap kejadian anemia dengan derajat hubungan

korelasi lemah.

L. Etika Penelitian

Adapun bentuk etika penelitian yang penting dilakukan menurut Hidayat

(2014 ; hal 93) adalah :

1. Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

Pada penelitian ini pada format pengkajian nama responden tidak ditulis dengan

nama lengkap, namun dengan menggunakan inisial.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan dijamin baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok tertentu yang dilaporkan pada hasil riset. Pada penelitian ini
66

data identitas responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, seperti

penggunaan kode responden saja.

3. Rasa nyaman (Protective from discomfort)

Dalam penelitian ini responden diberikan penjelasan dan meminta

persetujuan terlebih dahulu sebelum penelitian berlangsung, memberikan rasa

nyaman dan menghormati remaja tersebut sebagai responden dengan cara

santun dalam berbicara.

4. Informed Consent

Responden atau informan dalam hal ini mempunyai hak untuk tidak

memberikan informasi kepada peneliti. Oleh sebab itu hak-hak mereka yang

memberikan informasi harus didahulukan. Maka sebelum dilakukan

pengmabilan data atau wawancara kepada responden terlebih dahulu

dimintakan persetujuannya (Notoatmojo, 2012:206). Pada penelitian ini

dijelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian, bagaimana tindakan

yang harus dilakukan oleh responden, kemudian menjelaskan kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi. Setelah responden mengerti dan bersedia menjadi

responden, kemudian memberikan informed consent kepada responden, dan

responden akan memutuskan sendiri untuk bersedia ataupun menolak untuk

menjadi responden.

Anda mungkin juga menyukai