Anda di halaman 1dari 46

Mata Kuliah:Fisiologi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya Modul Mata Kuliah Fisiologi dengan judul “Keseimbangan Cairan
dan Elektrolit “, dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan modul ini penulis mendapat banyak masukan, sejak awal
persiapan sampai tahap akhir penyelesaian, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas masukan dan
dukungannya.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan modul
ini.

Denpasar, September 2016

Penulis

1
Mata Kuliah:Fisiologi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................... 1


Daftar Isi ................................................................ 2
Pendahuluan.. ........................................................... 5
Uraian Materi... ……………………………………………………… 7
A. Pengertian Cairan Tubuh... ……............................. 7
B. Pembagian Ruangan dan Volume.......................... 10
C. Perbedaan Komposisi elektrolit ........................ .. 16
D. Pertukaran Cairan dalam Tubuh............ ………….... 17
E. Pengaturan Keseimbangan elektrolit. ……………….. 24
F. Terbentuknya edema.............................................. 29
G. Keseimbangan asam basa....................................... 32
Latihan ......................................................... ..............
Rangkuman.................................................... .............
Tes

2
Mata Kuliah:Fisiologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Dalam modul ini anda belajar mengenai Keseimbangan cairan dan elektrolit.
Dalam konsep ini anda mempelajari tentang :
1. Pengertian cairan tubuh total
2. Pembagian ruangan cairan dan volume dalam masing-masing ruangan
3. Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler, ekstraseluler
4. Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen)
5. Pengaturan keseimbangan elektrolit
6. Peristiwa difusi, osmosis dan filtrasi
7. Terbentuknya edema
8. Keseimbangan asam basa

RELEVANSI

Prasyarat dalam mempelajari modul ini adalah cairan tubuh


karena modul ini merupakan kelanjutan dari topik tersebut. Modul
ini juga dilengkapi dengan gambar, sehingga memudahkan
mahasiswa dalam memahami materi. Materi ini sangat berguna
sebagai materi penunjang/prasyarat untuk mata kuliah selanjutnya

3
Mata Kuliah:Fisiologi

yaitu Biologi dasar manusia serta kebutuhan dasar manusia,


dimana mahasiswa dituntut untuk mampu menjalankan peran
fungsinya terkait dengan tugas bidan sebagai pelaksana dan
pengelola di pelayanan primer. Dengan demikian tujuan
pembelajaran dalam mata kuliah ini akan berhasil secara efektif
dan efisien, bila anda menguasai isi modul ini.

TUJUAN INSTRUKSIONAL

Secara umum tujuan instruksional mata kuliah ini anda mampu menjelaskan
dan memahami konsep fisiologis tubuh manusia yang mendasari asuhan
kebidanan.

PETUNJUK BELAJAR

Sebelum mempelajari modul ini, anda harus mereview kembali ingatan
anda mengenai kuliah anatomi, karena hal-hal tersebut berkaitan dengan topic
yang akan kita pelajari ini.

4
Mata Kuliah:Fisiologi

Kegiatan Belajar:

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


 120 Menit

PENDAHULUAN
Air (H0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia.Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri
dari air.Namun bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di
dalam tubuh,nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat
badan orang dewasa.Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih dan terbiasa
berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih
banyak air jika dibandingkan tubuh nonatlet.Di dalam tubuh,sel-sel yang
mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan
organ-organ pada rongga badan,seperti paru-paru atau jantung,sedangkan sel-
sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan
seperti tulang atau gigi.Konsumsi cairanyang ideal untuk memenuhi kebutuhan
harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal
konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total
jumlah air yang keluar dari dalam tubuh.Secara rata-rata tubuh orang dewasa
akan kehilangan 2.5 L cairan perharinya.Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar
melalui urin,500 ml melalui keluarnya keringat,400ml keluar dalam bentuk uap
air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar bersama dengan
feces(tinja).Sehingga berdasarkan estimasi ini,konsumsi antara 8-10gelas (1

5
Mata Kuliah:Fisiologi

gelas: 240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan


kebutuhan cairan per-harinya.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairandan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-
partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan
intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.

TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat mengidentifikasi


keseimbangan cairan dan elekrolit. Dalam konsep ini anda mempelajari
tentang :
1. Pengertian cairan tubuh total
2. Pembagian ruangan cairan dan volume dalam masing-masing ruangan

6
Mata Kuliah:Fisiologi

3. Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler, ekstraseluler


4. Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen)
5. Pengaturan keseimbangan elektrolit
6. Peristiwa difusi, osmosis dan filtrasi
7. Terbentuknya edema
8. Keseimbangan asam basa

URAIAN MATERI

A. Pengertian cairan tubuh total


Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam
memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat
penting dalam proses hemoestasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun
dalam proses penyembuhan penyakit. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50% -
60% cairan, jumlah itu tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kandungan
lemak.
Jumlah total air seorang manusia dengan berat badan rata-rata (70kg) kira-
kira 40 liter, rata-rata 57 persen dari berat badan totalnya. Kebanyakan
masukan air sehari-hari kita masuk melalui mulut, tetapi jumlah kecil air juga
disintesis di dalam tubuh sebagai akibat oksidasi hidrogen dalam makanan;
jumlah ini berkisar di antara 150 sampai 250 ml per hari, tergantung pada
kecepatan metabolisme, masukan cairan normal, termasuk yang disintesis di
dalam tubuh, rata-rata sekitar 2400 ml per hari.

7
Mata Kuliah:Fisiologi

Biasanya, pada suhu udara sekitar 68 derajat Fahrenheit, kira-kira 1400 ml


dari masukan air sebesar 2400 ml hilang di dalam urina, 100 ml hilang dalam
keringat, dan 200 ml hilang dalam feses. Sisanya 700 ml hilang dengan
penguapan dari traktur respiratorius atau dengan difusi melalui kulit, yang
dikenal sebagai kehilangan air yang tidak terasa karena kita tidak mengetahui
bahwa kita benar-benar sedang kehilangan air pada saat air sedang keluar dari
tubuhnya.
Dalam cuaca sangat panas, kehilangan air di dalam keringat kadang-kadang
meningkat sampai sebanyak 1,5 liter per jam, yang tentu saja dapat cepat
menghabiskan cairan tubuh. Pengeluaran keringat akan dibicarakan dalam Bab
47.
Gerak badan meningkatkan kehilangan air dengan dua cara: Pertama, ia
meningkatkan kecepatan pernapasan, yang memperbesar kehilangan air melalui
traktur respiratorius sesuai dengan peningkatan kecepatan ventilasi. Kedua, dan
jauh lebih penting, gerak badan meningkatkan suhu tubuh dan sebagai
akibatnya ia mungkin mengakibatkan pengeluaran keringat yang berlebihan.
Dengan mengetahui persentase air dalam tubuh harus dipahami bahwa
hilangnya sejumlah air dalam tubuh dengan persentase yang sama mempunyai
akibat yang berbeda pada setiap umur. Kehilangan cairan dalam tubuh bayu
lebih berakibat serius karena menggunkan homeostasis 60% dari bb badan.
Sumber air dalam tubuh:
a. Air minum 1500-2000 ml/hari
b. Air yang ada dalam makanan 700 ml/hari
c. Air dihasilkan tubuh sendiri (proses metabolisme) 200 ml/hari

8
Mata Kuliah:Fisiologi

Jumlah 2400-2900
ml/hari
Air memiliki molekul yang kecil, mudah berdifusi, dan bersifat polar
(senyawa elektron) sehingga berkohesi satu dengan yang lainnya membentuk
benda cair serta memiliki sifat termal (pembatas) vital lainnya. Air adalah
pelarut yang sangat baik karena molekulnya dapat bergabung dengan protein,
karbohidrat, gula dan zat yang terlarut lainnya, khusus ion akan sangat
memodifikasi sifat-sinyatnya. Setiap proses katabolisme diperoleh hasil akhir
dan beberapa bentuk sisa matabolit yang lain. Dalam homeostasis, jumlah air
tubuh selalu diupayakan konstan sehingga air tubuh yang keluar akan sama
dengan jumlah air yang masuk.
Air dalam tubuh keluar melalui :
a. Ekskresi ginjal (urine) 1400-1900 ml/hari
b. Ekspirasi pernapasan 350 ml/hari
c. Melalui kulit : - keringat 100 ml/hari
-dengan cara difusi 350 ml/hari
d. Air dalam feses (tinja) 200 ml/hari
Jumlah 2400-2900 ml/hari
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa jumlah air yang masuk
kedalam tubuh seimbang dengan cairan yang keluar. Variasi jumlah ini
sangat tergantung pada keadaan suhu udara dan panas. Keringat lebih
banyak, kelembaban rendah, penguapan bertambah membuat
mekanisme haus akan bertambah sehingga menyebabkan jumlah air yang
diminum lebih dari normal.

9
Mata Kuliah:Fisiologi

B. Pembagian ruangan cairan dan volume dalam masing-masing


ruangan
Ruangan Intrasel.
Sekitar 25 dari 40 liter cairan di dalam tubuh terdapat di dalam kira-kira 75
triliun sel tubuh dan secara bersama-sama disebut cairan intrasel. Cairan tiap sel
mengandung campuran berbagai unsurnya sendiri, tetapi konsentrasi unsur-
unsur ini agak sama dari satu sel dengan sel lain. Oleh karena itu, cairan intrasel
dari semua sel yang berbeda-beda dianggap sebagai satu ruangan cairan besar,
meskipun sebenarnya ia merupakan kumpulan triliun-an ruangan kecil.
Ruangan Cairan Ekstrasel.
Semua cairan di luar sel disebut cairan ekstrasel, dan cairan ini terus menerus
bercampur. Jumlah total cairan di dalam ruangan ekstrasel kira-kira 15 liter
pada orang dewasa dengan berat 70 kg.
TABEL HILANGNYA AIR SETIAP HARI
(dalam Mililiter)
Suhu Cuaca Gerak Badan
Normal Panas Berat yang
Lama
Hilang tak terasa:
Kulit 350 350 350
Saluran pernapasan 350 250 650
Urina 1400 1200 500
Keringat 100 1400 5000
Feses 100 100 100
Total 2300 3300 6600

VOLUME DARAH

10
Mata Kuliah:Fisiologi

Darah mengandung cairan ekstrasel (cairan plasma) dan cairan intrasel (cairan
di dalam eritrosit). Tetapi, karena darah terdapat di dalam suatu kamar
tertutupnya sendiri –sistem sirkulasi– volume dan dinamika khususnya sangat
penting.
Volume darah rata-rata orang dewasa normal hampir tepat 5000 ml. Kira-kira
3000 ml dari jumlah ini adalah plasma, dan sisanya, 2000 ml, adalah sel darah
merah. Tetapi, nilai ini sangat bervariasi pada berbagai orang; serta jenis
kelamin, berat badan, dan banyak faktor yang mempengaruhi volume darah.

Pengukuran volume darah –Prinsip Pengenceran.


Volume darah dapat diukur dengan (1) menyuntikkan suatu zat ke dalam darah,
(2) mengizinkan zat itu tersebar secara merata ke seluruh darah, dan (3)
kemudian mengukur tingkat zat ini menjadi diencerkan. Misalnya, dapat
disuntikkan sel darah merah radioaktif. Makin besar volume darah, maka
semakin kecil konsentrasi sel-sel radioaktif ini setelah penyebaran merata sel-
sel ini ke keseluruhan batang vaskular. Jadi, volume ini dapat ditentukan dengan
formula pada dasar halaman ini.
Perhatikan bahwa yang ingin diketahui orang hanya (1) jumlah total zat
pemeriksa yang dimasukkan ke dalam darah, dan (2) konsentrasi di darah
setelah penyebaran.

11
Mata Kuliah:Fisiologi

Dengan cara yang sama dapat di ukur volume plasma, dengan menyuntikkan zat
yang akan tersebar di dalam plasma tetapi tak memasuki sel-sel darah merah.
Darah disentrifusi dan ditentukan konsentrasi zat pemeriksa di dalam plasma.
Salah satu zat yang paling luas digunakan untuk mengukur volume plasma
adalah zat warna yang dinamai T-1824. Zat warna ini melekat ke protein plasma
sehingga tak meninggalkan plasma. Juga sering disuntikkan albumin radioaktif
untuk tujuan yang sama. Sekali volume plasma telah ditentukan maka volume
darah dapat ditentukan dengan mengukur hematokrit (rasio sel-sel darah
terhadap plasma) lalu mengunakan ini untuk mengkalkulasikan volume darah
dari volume plasma.

UNSUR-UNSUR CAIRAN EKSTRASEL DAN INTRASEL


Gambar 25–2 melukis diagram unsur-unsur utama cairan ekstrasel dan intrasel.
Jumlah berbagai zat yang ditunjukkan dalam miliekuivalen atau milimol per liter.

12
Mata Kuliah:Fisiologi

Tetapi, molekul protein dan beberapa molekul non-elektrolit sangat besar jika
dibandingkan dengan ion kecil yang jauh lebih banyak tersebut. Oleh karena itu,
dipandang dari segi massa, protein dan non-elektrolit merupakan kira-kira 90
persen dari unsur terlarut di dalam plasma, sekitar 60 persen di dalam cairan
interstisial, dan sekitar 97 persen di dalam cairan intrasel.
Gambar 25–3 melukiskan distribusi non-elektrolit di dalam plasma, dan
sebagian terbesar dari zat yang sama ini juga ada dalam konsentrasi hampir
sama di dalam cairan interstisial, kecuali beberapa senyawa lemak yang ada di
dalam darah dalam partikel besar yang tersuspensi, lipoprotein.
Cairan Ekstrasel. Menunjuk kembali Gambar 25–1 dapat dilihat bahwa cairan
ekstrasel, baik plasma darah maupun cairan interstisial, mengandung ion
natrium dan klorida dalam jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah agak
besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat,
dan asam organik. Di samping itu, plasma mengandung protein dalam jumlah
besar sedangkan cairan interstisial hanya mengandung protein dalam jumlah
jauh lebih kecil.

Cairan ekstrasel disebut lingkungan internal tubuh dan bahwa unsur-unsurnya


diatur dengan seksama sehingga sel-sel tersebut tetap terendam terus menerus
di dalam suatu cairan yang mengandung elektrolit dan bahan gizi yang sesuai
untuk berlangsungnya fungsi sel.

13
Mata Kuliah:Fisiologi

14
Mata Kuliah:Fisiologi

Cairan Intrasel. Dari gambar 25–2 juga segera terlihat bahwa cairan intrasel
hanya mengandung jumlah kecil ion natrium dan klorida serta hampir tidak
mengandung ion kalsium; tetapi ia mengandung ion kalium dan fosfat dalam
jumlah besar serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup besar,
semuanya hanya ada dalam konsentrasi kecil did alam cairan ekstrasel. Lagi
pula, sel-sel mengandung protein dalam jumlah besar, kira-kira empat kali
jumlahnya di dalam plasma.

15
Mata Kuliah:Fisiologi

C. Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler, ekstraseluler


Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS) dan
Cairan Ekstraselular (CES).
1. Cairan Intraselular
 Cairan intrasel merupakan cairan yang berada didalam sel,
 Berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia,
 Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari
berat badan.
 Elektrolit kation terbanyak adalah terbanyak adalah K +, Mg2+,
sedikit Na+
 Elektrolit anion terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit
HCO3-, SO42-, Cl-
2. Cairan Ekstrasel
 Merupakan cairan yang berada diluar sel,
 Jumlahnya sekitar 1/3 dari total cairan tubuh atau sekitar 20%
dari berat badan.
 Cairan ekstrasel berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan
oksigen ke sel dan membersihkan hasil metabolisme untuk
kemudian dikeluarkan dari tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas
pada persendian dan membran mukosa, penghancuran makanan
dalam proses pencernaan.
 Cairan ekstrasel terdiri dari :
 Cairan interstisial merupakan cairan yang berada disekitar
sel misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10% - 15%
dari cairan ekstrasel.

16
Mata Kuliah:Fisiologi

 Cairan intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam


pembuluh darah misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5%
dari cairan ektrasel.
 Cairan transelular merupakan cairan yang berada pada
ruang khusus seperti cairan serebrospinalis, perikardium,
pleura, sinovia, air mata, intraokuler dan sekresi lambung,
jumlahnya sekitar 1% - 3%.
 Elektrolit kation terbanyak Na+, sedikit K+, Ca2+, Mg2+
 Elektrolit anion terbanyak Cl-, HCO3-, protein pada plasma, sedikit
HPO42-, SO42-

D. Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen)


Pertukaran cairan tubuh terjadi karena adanya pergerakan cairan antar
kompartemen, hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan.
Pergerakan cairan tubuh terjadi melalui proses difusi,osmosis dan filtrasi.
1. Difusi merupakan gerakan partikel dari larutan maupun gas secara acak
dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah.
Proses difusi terjadi ketika partikel melewati lapisan yang tipis.
Kecepatan difusi ditentukan oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan
dan suhu larutan. Semakin besar molekul kecepatannya berkurang.
Meningkatnya temperatur akan meningkatkan pergerakan molekul dan
mempercepat difusi. Contoh difusi pada gerakan oksigen dari alveoli paru
ke darah.

17
Mata Kuliah:Fisiologi

Gerakan-gerakan molekul ion cenderung mengisi seluruh ruangan yang tersedia.


Partikel yang larut dalam larutan selalu berada dalam gerakan dan acak. Pada
tempat dimana partikel itu padat, banyak terjadi tubrukan dan menyebar dari
daerah konsentrasi tinggi kedaerah konsentrasi rendah sampai konsentrasi
sama pada seluruh larutan.
Dalam tubuh, difusi tidak hanya terjadi dalam ruangan cair, tetapi dari
satu ruangan ke ruangan lain yang mempunyai sawar (sekat) antara ruangan
tersebut yang bersifat permeabel untuk zat yang berdifusi. Kecepatan difusi
melalui sawar lebih lambat daripada kecepatan difusi dalam air.
Semua molekul dan ion dalam cairan tubuh termasuk molekul air dan zat
pelarut berada dalam gerakan yang konstan. Masing-masing partikel bergerak
sesuai dengan caranya sendiri, gerakan ini disebut panas, semakin besar
pergerakannya semakin tinggi suhunya.
a. Difusi melalui membran sel dapat terjadi melalui difusi sederhana
dan difusi yang dipermudah.
1) Difusi sederhana: gerakan kinetik (mekanisme) molecular dari
molekul atau ion yang terjadi melalui celah membran atau
ruang intermolecular tanpa perlu berikatan dengan protein
pembawa dalam membran. Kecepatan difusi ditentukan oleh
jumlah zat yang tersedia oleh kecepatan gerak kinetik dan
jumlah celah membrane yang dapat dilalui oleh molekul
dimana ion dapat lolos. Hal ini dapat terjadi melalui :
 Celah pada lapisan lipid ganda khususnya jika ahan
terlarut dalam lipid;
 Saluran licin pada beberapa protein transport.

18
Mata Kuliah:Fisiologi

2) Difusi yang dipermudah: membutuhkan interaksi antara


molekul maupun ion dengan protein pembawa. Protein
pembawa membantu lewatnya molekul dan ion melalui
membran serta melalui ikatan kimia sehingga molekul atau ion
dapat keluar masuk membran.
b. Difusi melalui saluran protein. Merupakan suatu jalan lintas yang
menembus sela-sela molekul protein. Saluran berbentuk corong mulai
dari ujung ekstraseluler. Zat yang dapat berdifusi dengan cara
sederhana langsung masuk melalui saluran ini dari satu sisi membran
ke sisi membran lainnya. Saluran ini dibedakan oleh dua sifat khas
yaitu sebagai berikut .
1) Permeabilitas selektif: melakukan transport satu atau lebih ion
molekul spesifik, diameter, bentuk, dan jenis muatan listrik.
Sepanjang muatan yang mempunyai muatan negative yang
kuat dilukisnya dengan tanda negative. Sebaliknya terdapat
serangkaian saluran protein lain yang bersifat selektif untuk
transpor, kalsium yang tidak mengandung muatan negative
mempunyai daya tarik yang kuat untuk menarik ion-ion agar
masuk kedalam saluran.
2) Gerbang saluran protein: Untuk mengatur permeabilitas,
saluran gerbang ini mempunyai perluasan mirip gerbang pada
molekul protein transport yang dapat menutup dan membuka
saluran dengan cara mengubah bentuk molekul itu sendiri.
Saluran natrium pembukaan dan penutupan gerbang ini terjadi

19
Mata Kuliah:Fisiologi

pada ujung saluran bagian luar membran sel, sedangkan untuk


kalium terjadi pada bagian dalam ujung saluran
2. Osmosis merupakan gerakan air yang melewati membran semipermiabel
dari area yang berkonsentrasi rendah ke area dengan konsentrasi lebih
tinggi. Pergerakan cairan dalam proses osmosis tidak terlepas adanya
tekanan osmotik dan tekanan onkotik. Proses osmosis tidak terlepas dari
adanya osmolaritas cairan dan tonisitas.
Osmosis
Peristiwa ini merupakan suatu faktor yang amat penting dalam terjadinya
fisiologis. Kecederungan molekul pelarut bergerak kedaerah yang mempunyai
keadaan zat larut yang lebih tinggi. Proses ini dapat dicegah dengan
menggunkan tekanan pada larutan yang lebih pekat. Tekanan yang dibutuhkan
untuk mencegah peralihan pelarut disebut tekanan osmotis efektif sebuah
larutan.

Tekanan osmotik. Adalah daya dorong air yang dihasilkan oleh partikel-
partikel zat terlarut didalamnya. Gerakan molekul-molekul pelarut melalui
membrane kearah zat pelarut yang lebih kental tidak merembes melalui
membran. Volume setiap kompartemen bukan hanya ditentukan oleh jumlah air
yang ada dan dapat melintasi sel, tetapi terutama ditentukan oleh komposisi
kimiawinya yang saling berkaitan.
a. Setiap kompartemen cairan memiliki satu zat larut utama yang oleh
berbagai mekanisme sebagian besar terikat dalam kompartemen itu dan
dengan tekanan osmotik mengatur volume kalium untuk ruang

20
Mata Kuliah:Fisiologi

interseluler, natrium untuk ruang ekstraseluler, dan protein plasma


untuk kompartemen intravascular.
b. Tekanan osmotik tidak tergantung pada kegiatan kimiawi khusus
melainkan kepada jumlah partikel-partikel yang ada didalam suatu
larutan atau kompartemen tertentu.

Molekul air mempunyai sifat umum yaitu bergerak secara difusi


sesuai dengan gradien (laju pertambahan) konsentrasi. Air cenderung
berdifusi dari daerah zat terlarut yang sedikit (konsentrasi pelarut tinggi)
ketempat jumlah zat yang terlarut banyak (konsentrasi pelarut rendah).
Besarnya tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk menghasilkan aliran
masa yang seimbang dan berlawanan arah dengan aliran difusi pelarut
tekanan yang ekuivalen ini disebut tekanan osmotik larutan yang
sebanding dengan jumlah konsentrasi semua partikel zat terlarut yang
ada didalamnya.
Prinsip dasar osmosis dan tekanan osmotik. Bila suatu zat terlarut
ditambahkan pada air murni, maka zat itu akan menurunkan
konsentrasinya dalam campuran tersebut. Jadi, semakin tinggi
konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka semakin rendah
konsentrasi airnya. Selanjutnya, cairan berdifusi dari region dengan
konsentrasi zat terlarut rendah (konsentrasi air tinggi) ke region yang
mempunyai konsentrasi zat terlarut tinggi (konsentrasi air rendah).
Karena membran sel relative Impermeabel terhadap zat terlarut
dan sangat permeable terhadap air pada salah satu sisi membran sel

21
Mata Kuliah:Fisiologi

konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi, maka air berdifusi melintas


membran menuju daerah dengan konsentrasi zat pelarut lebih tinggi.
Keseimbangan osmotik. Merupakan kekuatan yang besar untuk
memindahkan air agar dapat melintasi membran sel. Bila cairan
interseluler dan ekstraseluler tidak dalam keseimbangan osmotik, maka
perubahan yang relatif kecil pada konsentrasi zat terlarut impermeabel
dalam cairan ekstraseluler dapat menyebabkan perubahan luar biasa
dalam volume sel.
a. Cairan isotonik. Jika suatu sel diletakkan pada suatu larutan
dengan zat terlarut impermeabel (tidak dapat dilewati) maka zel
tidak akan mengerut atau membengkak karena konsentrasi air
dalam cairan intraseluler tidak dapat masuk atau keluar dari sel
sehingga terdapat keseimbangan antara cairan intraseluler dan
ekstraseluler.
b. Cairan hipotonik. Jika sebuah sel diletakkan dalam larutan yang
mempunyai konsentrasi zat terlarut impermeabel lebih rendah,
air akan berdifusi kedalam sel menyebabkan sel membengkak
karena mengencerkan cairan intraseluler sampai kedua larutan
mempunyai osmolaritas yang sama.
c. Cairan hipertonik. Jika sebuah sel diletakkan dalam larutan yang
mempunyai konsentrasi zat terlarut impermeabel lebih tinggi, air
akan mengalir keluar dari sel kedalam cairan ekstraseluler. Pada
keadaan ini sel akan mengerut sampai kedua konsentrasi menjadi
sama.

22
Mata Kuliah:Fisiologi

Prinsip dasar keseimbangan cairan


a. Air bergerak cepat melintasi membran sel karena osmolaritas cairan
intraseluler dan ekstraseluler tetap hampir sama satu sama lain
kecuali beberapa menit setelah perubahan salah satu kompartemen.
b. Membran sel hampir sangat impermeabel terhadap banyak zat terlarut
karena jumlah osmol dalam cairan ekstraseluler atau intraseluler
tetap konstan, kecuali jika zat terlarut ditambahkan atau dikurangi
dari kompartemen ekstraseluler.
Dengan kondisi ini kita dapat menganalisis efek berbagai kondisi cairan
abnormal terhadap volume dan osmolaritas cairan ekstraseluler maupun
intraseluler.

3. Filtrasi adalah gerakan cairan dari area yang mempunyai tekanan


hidrostatik tinggi ke area yang bertekanan hidrostatik rendah. Misalnya
pada filtrasi darah pada glomerulus dimana tekanan pada pangkal arteri
lebih tinggi daripada ujung arteri, sehingga tekanan filtrasi terjadi karena
perbedaan tekanan antara tekanan hidrostatik dengan tekanan osmosik.
Benda cair dipaksa melintasi membrane ataupun penyekat lain oleh
perbedaan tekanan hidrostatik dikedua belah sisinya. Jumlah cairan yang
difiltrasi dalam jangka waktu tertentu berbanding proporsional dengan
perbedaan tekanan dan luas permukaan membran. Molekul yang lebih
kecil dari pori-pori membrane akan melintas bersama zat cair, sedangkan
molekul yang lebih besar akan tertahan. Hal ini terjadi apabila tekanan
hidrostatik didalam pembuluh lebih besar daripada tekanan didalam
jaringan diluar pembuluh.

23
Mata Kuliah:Fisiologi

4. Transport aktif merupakan perpindahan partikel terlarut melalui


membrane sel dari konsentrasi rendah ke daerah dengan konsentrasi
tinggi dengan menggunakan energi. Proses ini sangat penting dalam
keseimbangan cairan intrasel dan ekstrasel terutama dalam perbedaan
kadar sodium dan potasium. Untuk mempertahankan porposi ion
tersebut diperlukan mekanisme pompa sodium-potasium, dimana
potassium akan masuk dalam sel dan sodium keluar sel.

E. Pengaturan keseimbangan elektrolit


Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit
akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit
berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan
transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh
terhadap konsentrasi cairan intrasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
1. Keseimbangan natrium / sodium (Na+)
 Merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrsel.
 Sangat berperan dalam keseimbanga air, hantaran impuls saraf
dan kontraksi otot.
 Ion natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan adatu
minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui
proses difusi.
 Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernafasan, saluran
pencernaan dan kulit.

24
Mata Kuliah:Fisiologi

 Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika


konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan
mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan
meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi
natrium serum maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga
ginjal akaan menahan cairan.
 Jumlah normal 135 – 148 mEq/Lt
2. Keseimbangan kalium/potassium (K+)
 Ion kalium 98% berada pada cairan intrasel, hanya 2% berada
padaa cairan ekstrasel.
 Diperoleh melalui makanan seperti daging, buah-buahan dan
sayur-sayuran.
 Dikeluarkan melalui ginjal, keringat dan saluran pencernaan.
 Pengaturan konsentrasi kalium dipengaruhi oleh perubahan ion
kalium dalam cairan ekstrasel, perubahan pH dan hormon
aldosteron.
 Jumlah normal 3,5 – 5,5 mEq/Lt
3. Keseimbangan kalsium (Ca2+)
 Merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama
berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan
tulang dan gigi.
 Diperoleh dari absorpsi usus dan reabsorpsi tulang.
 Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan
dalam tulang.

25
Mata Kuliah:Fisiologi

 Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin


yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika
kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan
sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan
jika terjadi pengingkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin
dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang.
 Jumlah normal 8,5 – 10,5 mg/dl.

4. Magnesium (Mg2+)
 Ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam
metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi
jantung.
 Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging
dan ikan.
 Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh
vitamin D han hormon paratiroid.
5. Keseimbangan Fosfor (PO4-)
 Merupakan anion utama cairan intrasel, ditemukan juga di cairan
ekstrasel, tulang, otot rangka, dan jaringan saraf.
 Sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi
otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan
karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa,
regulasi kadar kalsium.
 Diabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan
daging, ikan, susu.

26
Mata Kuliah:Fisiologi

 Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal.


 Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan
berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar kalsium meningkat
akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya.
6. Klorida (Cl-)
 Merupakan anion utama pada cairan ekstrasel.
 Berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah
bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam buffer
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah.
 Disekresi dan reabsorpsi bersama natrium diginjal.
 Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron.
7. Bikarbonat (HCO3)
 Bikarbonat berada di cairan intrasel maupun di ekstrasel dengan
fungsi utama adalah regulasi keseimbangan asam basa.
 Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal.

Tabel 3.1 Pengaturan dan Fungsi Elektrolit

Elektrolit Pengaturan Fungsi


Sodium (Na+)  Reabsorpsi dan sekresi  Pengaturan dan distribusi
ginjal volume cairan ekstrasel.
 Aldosteron,  Mempertahankan volume
meningkatkan darah.
reabsorpsi natrium di  Menghantarkan impuls
duktus kolekting saraf dan kontraksi otot.
nefron.
Potasium (K+)  Sekresi dan konservasi  Mempertahankan

27
Mata Kuliah:Fisiologi

oleh ginjal osmolaritas dari cairan


 Aldosteron intrasel.
meningkatkan  Transmisi saraf dan impuls
pengeluaran K+ elektrik.
 Pemindahan dalam dan  Pengaturan transmisi
luar sel impuls jantung dan
 Insulin membantu kontraksi otot.
memindahkan K+ ke  Pengaturan asam basa
dalam sel, jaringan yang  Kontraksi tulang dan otot
rusak. polos.
Kalsium (Ca+)  Distribusi antara tulang  Pembentukan tulang dan
dan cairan ekstrasel gigi.
 Hormon paratiroid  Transmisi impuls saraf.
meningkatkan serum  Pengaturan kontraksi otot.
Ca2+, kalsitonin  Mempertahankan
menurunkan kadar pacemaker jantung.
serum.  Pembekuan darah.
 Aktivitas enzim pankreas
seperti lipase.

Magnesium (Mg2+)  Dipertahankan dan  Metabolisme intrasel.


dikeluarkan oleh ginjal.  Pompa sodium-potasium.
 Meningkatkan absorpsi  Relaksasi kontraksi otot.
oleh vitamin D dan  Transmisi impuls saraf.
hormone paratiroid.  Pengaturan fungsi jantung.
Klorida (Cl-)  Pengeluaran dan  Produksi HCl
reabsorpsi bersama  Pengaturan keseimbangan
sodium dalam ginjal. cairan ekstrasel dan volume
 Aldosteron vaskuler.
meningkatkan absorpsi  Keseimbangan asam basa.
klorida dengan sodium.
Phosfat (PO4-)  Ekresi dan reabsorpsi  Pembentukan tulang dan
oleh ginjal gigi.
 Paratiroid hormone  Metabolisme karbohidrat,
menurunkan kadar protein dan lemak.
serum dengan  Metabolisme selluler,
meningkatkan sekresi produksi ATP dan DNA.
28
Mata Kuliah:Fisiologi

ginjal.  Fungsi otot, saraf dan sel


darah merah.
 Pengaturan asam basa.
 Pengaturan kadar kalsium.
Bikarbonat (HCO3-)  Ekresi dan reabsorpsi  Buffer utama dalam
oleh ginjal. keseimbangan asam basa.
 Pembentukan oleh
ginjal.

Sumber : Fundamentals Of Nursing, Consepts, Process and Practice,


Barbara Kozier,

F. Terbentuknya edema
Terkumpulnya cairan didalam jaringan interstisial atau di dalam berbagai
rongga tabuh lebih dari jumlah yang biasa akibat gangguan pertukaran cairan
dan elektrolit antara plasma dengan jaringan interstisial. Jika edema mengumpul
dalam rongga dinamakan efusi, misalnya efusi pericardium dan efusi pleura,
sedangkan penimbunan cairan dalam rongga peritoneum dinamakan asites.
Edama yang terjadi diseluruh tubuh dinamakan anasarka.
Edema bisa terjadi karena faktor-faktor berikut ini:
1. Tekanan darah kapiler
Tekanan darah meningkat sehingga darah seperti diperas ke jaringan. Hal
ini dapat terjadi karena:
a. Bendungan vena cava inferior dan vena dalam panggul yang
menyebabkan edema pada kaki misalnya pada ibu hamil. Pada kasus
payah jantung (decompensatio cordis), bendungan bersifat
menyeluruh akibat kegagalan ventrikel jantung memompakan darah

29
Mata Kuliah:Fisiologi

dengan baik sehingga darah terkumpul pada pembuluh vena atau


kapiler dan cairan diperas ke jaringan interstisial;
b. Dilatasi atau pelebaran arteriola : darah dari arteri langsung mengisi
kapiler dalam jumlah yang banyak, pelebaran arteriola hanya bias
setempat seperti pada alergi dan gigitan nyamuk karena reaksi
setempat terhadap allergen jaringan tubuh setempat untuk
melepaskan histamin dan melebarkan arteriola.
2. Berkurangnya jumlah protein plasma
Hal ini menyababkan tekanan osmotik koloid plasma berkurang sehingga
daya tarik cairan ke arah lumen pembuluh darah berkurang.
Keseimbangan cairan bergeser ke arah jaringan. Contoh yang sesuai
dengan keadaan ini adalah edema pada penyakit ginjal nefrotik di mana
protein banyak terbuang lewat ginjal yang rusak, juga pada pasien diet
yang kurang protein dalam jangka lama atau PCM (Protein Calorie
Malnutrition).
3. Bendungan aliran limfe
Bila aliran limfe terbendung pada bagian tubuh maka mekanisme
pengembalian molekul-molekul besar (protein) yang polos ke jaringan
dan ke aliran darah (melalui vena subklavia) tidak terjadi. Akibatnya
molekul-molekul protein tersebut makin lama makin banyak terkumpul
di jaringan interstisial, tentu saja akan meningkatkan tekanan koloid
osmotik jaringan, kemudian terjadi pergeseran cairan kea rah jaringan
interstisial lebih banyak dari biasanya disebut udem(edema).

30
Mata Kuliah:Fisiologi

4. Permeabilitas kapiler yang meningkat


Dinding kapiler bias berubah menjadi sangat permeabel pada keadaan
tertentu seperti :
a. Pada bagian tubuh yang mengalami luka bakar;
b. Penderita syok dimana secara tiba-tiba permeabilitas sangat
meningkat, plasma berpindah cepat ke jaringan, volume vaskular
menjadi kurang, darah yang kembali ke jantung berkurang, dan
akhirnya organ-organ vital kekurangan darah;
c. Tekanan toksin infeksi kuman sehingga meningkatkan permeabilitas
dinding pembuluh darah.
5. Ginjal gagal membuang air
Jumlah air yang masuk seperti biasa, tetapi pengeluaran air berkurang
sehingga mengakibatkan air terkumpul dalam badan. Ginjal terlalu
banyak mengabsorpsi natrium dan air karena tingginya hormone
aldosteron yang dikeluarkan oleh korteks adrenal.
Morfologi (struktur organik) edema. Secara sederhana menyangkut
pembengkakan bagian yang terkena karena terlalu banyak cairan yang
terkandung dalam interstisial. Pembengkakan umumnya bersifat lunak dan
dapat digerakkan kecuali jika cairan sebagian besar berada di dalam sel
(intraseluler). Mobilitas cairan edema yang sama dalam jarinagn interstisial
bertanggung jawab atas efek postural (sikap)tertentu.
Akibat dari edema. Edema terutama penting sebagai petunjuk untuk
mengatahui adanya yang salah. Keadaan ini dapat menjadi indikator akan
adanya kehilangan protein atau payah jantung kongesif dan sesak nafas.
Edema paru adalah keadaan dimana dalam paru-paru terisi cairan. Derajat

31
Mata Kuliah:Fisiologi

edema paru yang berat dapat menimbulkan keadaan seperti edema pada
otak. Waktu terjadi edema otak, otak akan membengkak dan tertekan oleh
oleh tulang tengkorak sehingga menghambat aliran darah di otak, keadaan
seperti ini dapat mengakibatkan kematian.
Tempat-tempat khusus penumpukan cairan adalah sebagai berikut :
1. Hydrosefalus : penumpukan cairan dalam rongga kepala.
2. Glukoma : cairan dalam rongga mata.
3. Efusi pleural : tertumpuknya cairan dalam rongga pleura.
4. Efusi perikandrial : tertumpuknya cairan dalam lapisan jantung.
5. Asites : tertumpuknya cairan dalam rongga perut.
6. Hidrocel : tertumpuknya cairan abnormal dalam kantong testis yang
sebelumnya rongga itu tidak ada cairan, cairan ini di produksi oleh testis
itu sendiri.
7. Kista ovarium : terkumpulnya cairan dalam rongga ovarium yang
sebelumnya rongga itu tidak ada cairan, cairan direproduksi oleh
ovarium.

G. Keseimbangan asam Basa


Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam basa,
seperti asam karbonat (H2CO3). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh pH
cairan tubuh. pH adalah simbul dari jumlah ion hydrogen dalam larutan. pH
netral adalah 7, jika dibawah 7 disebut asam dan diatas 7 disebut basa,
sedangkan pH plasma normalnya 7,35-7,45. Untuk mempertahankan pH plasma
normal dalam tubuh terdapat buffer asam basa yaitu larutan yang terdiri dari
dua atau lebih zat kimia untuk mencegah terjadinya perubahan ion hydrogen.

32
Mata Kuliah:Fisiologi

Keseimbangan Asam Basa adalah pengaturan konsentrasi ion-ion


hidrogen yang esensial untuk fungsi normal sel. Konsentrasi ion hidrogen
dinyatakan sebagai pH yang mempengaruhi enzimatik permeabilitas sel dan
struktur sel.
Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan
pengaturan ion-ion lain dalam tubuh. Untuk mencapai homeostasis harus ada
keseimbangan antara asupan atau produksi ion hidrogen dan pembuangan ipn
hidrogen dalam tubuh seperti pada ginjal yang melibatkan lebih banyak
eliminasi sederhana ion-ion hidrogen. Terdapat juga mekanisme
mempertahankan asam basa yang melibatkan daerah sel-sel dan paru-paru
untuk mempertahankan konsentrasi ion hidrogen normal dalam intraseluler dan
ekstraseluler.
Gangguan pada keseimbangan asam basa adalah masalah klinis yang
sering dijumpai dan dapat bervariasi dari ringan sampai yang berat serta bias
membahayakan nyawa manusia. Keseimbangan asam basa adalah homeostasis
dari kadar ion hidrogen pada cairan-cairan tubuh. Asam terus-menerus
diproduksi dalam metabolism normal. Meskipun banyak terbentuk asam sebagai
hasil dari metabolism, tetapi hidrogen cairan tubuh tetap rendah. Walaupun
kadarnya rendah, hidrogen yang stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat
berjalan normal, karena sedikit fluktasi (naik-turun) mempunyai efek yang
penting terhadap aktivitas enzim seluler. Karena efek terhadap enzim seluler
ini, maka perubahan dari hidrogen yang relative kecil dapat berpengaruh besar
dalam kehidupan seseorang.

33
Mata Kuliah:Fisiologi

Skala pH. Peningkatan hidrogen membuat larutan bertambah asam dan


penurunan hidrogen membuat bertambah basa. Oleh karena hidrogen berada
dalam jumlah yang kecil, maka pH digunakan sebagai cara untuk menentukan
hidrogen (H). Nilai pH berbanding terbalik dengan hidrogen, jika hidrogen
meningkat maka pH menurun, sebaliknya jika hidrogen menurun maka pH
meningkat. Nilai pH yang rendah berarti larutan tersebut lebih asam, sedangkan
pH yang tinggi berarti larutan tersebut lebih alkali (basa). Air mempunyai pH 7,
bersifat netral karena kadar dari jumlah ion hidrogennya tepat sama dengan
jumlah ion hidroksi (basa). Lebih dari 7 dinamakan basa dan kurang dari 7
dinamakan asam, skala pH berkisar antara 1 (paling asam) sampai dengan 14
(paling basa).
Asam
Asam adalah senyawa kimia yang dapat berdisosiasi (penguraian) menghasilkan
hidrogen, sedangkan basa adalah zat yang dapat menangkap ion hidrogen. Asam
kuat seperti asam hidroklorida yang berdisosiasi dengan sempurna dalam
larutan encer, sedangkan asam lemah seperti asam karbonat hanya berdisosiasi
sebagai dalam larutan encer. Contoh asam dalam tubuh antara lain asam klorida,
asam sulfat, asam nitrat, asam laktat, asam karbonat, asam asetat, dan ion
ammonium (NH4).
Pendaparan adalah reaksi terhadap perubahan konsentrasi ion hidrogen oleh
setiap basa atau asam lemah yang ada. Reaksi ini memperkecil perubahan pH
baik dengan cara mengikat sebagian dari ion hidrogen yang ditambahkan atau
berdisosiasi lebih jauh untk mengsisi kekurangan ion hidrogen secara
kompensasi. Keasaman atau kebasaan cairan biologis disebut pH. Istilah ini
diambil dari konsentrasi ion hidrogen. Dalam darah, pH berasal dari hubungan

34
Mata Kuliah:Fisiologi

antara konsentrasi ion hidrogen dan asam karbonat. Konsentrasi asam karbonat
(H2CO3) tergantung pada jumlah CO2 yang didapat dalam darah.
Basa
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh basa antara
lain natrium hidroksida, kalium hidroksida, amion laktat, asetat, dan ion
karbonat. Basa kebalikan dari asam, basa adalah substansi yang dapat
menangkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen dari sebuah larutan (akseptor
proton). Basa yang kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) terurai dengan
mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. Basa dapat menerima ion
hidrogen untuk membentuk H2CO3, demikian juga HPO4 adalah suatu basa karena
ia dapat menerima satu ion hidrogen untuk membentuk H 2PO4. Protein dalam
tubuh berfungsi sebagai basa karena asam amino yang membangun protein
dengan muatan akhir negative siap meneria ion-ion hidrogen.
Sistem Dapar (buffer)
Buffer adalah larutan yang terdiri atas dua atau lebih zat kimia yang mencegah
terjadinya perubahan yang signifikan pada konsentrasi ion hidrogen (Ph). Jika
asam atau basa ditambahkan dalam larutan akan terjadi sistem buffer yang
terdiri atas asam lemah seperti asam karbonat dan garam asam seperti natrium
bikarbonat. Tujuan dari suatu buffer adalah untuk mengganti asam lemah
dengan asam kuat atau basa kuat dengan basa lemah.
Dalam mencegah penurunan pH yang membahayakan, yang menjadi masalah
adalah produksi asam tetap, karena asam ini umumnya asam kuat dan
ekskresinya melalui ginjal lebih lamban dan membutuhkan pendaparan jangka
panjang misalnya protein jaringan. Dapar jangka pendek berkemampuan

35
Mata Kuliah:Fisiologi

terbatas, tetapi dapat mendapar beban asam dalam beberapa detik atau
beberapa menit misalnya sistem dapar bikarbonat plasma.
1. Pendapatan cepat
Bertindak sebagai pedal rem yang bekerja segera terhadap penurunan pH
akibat suatu pembebanan asam buffer yang terdapat dalam darah.
a. Sistem dapar bikarbonat, bertanggung jawab atas pendaparan sekitar
40% beban asam melalui pendaparan dalam darah dan cairan
interstisial. CO2 normalnya dihembuskan keluar lewat paru-paru
sehingga memperkecil perubahankonsentrasi ion hidrogen. Dengan
demikian dapat memperkecil Ph. Ion bikarbonat dipakai habis dalam
mendapar ion hidrogen. Sistem dapar bikarbonat adlah kemampuan
meregenerasi bikarbonat.
b. sel darah merah, bertindak sebagai sistem dapar cepat melalui reaksi
karbonat hemoglobin. Eritrosit juga permeabel bebas bagi CO 2
sehingga baik asam volatile maupun dpar hemoglobin dapat
mencegah meningginya pH yang normalnya terjadi akibat
deoksigenasi hemoglobin (membuang O2 dari hemoglobin).
2. Pendapatan lambat
Alkane (bikarbon jenuh) menyerap komponen utama suatu beban asam
tetap sekitar 60% selanjutnya diekskresikan melalui ginjal, dapr jangka
panjang adalah protein jaringan, fosfat organik intraseluler dan fosfat
tulang.

36
Mata Kuliah:Fisiologi

Penanganan Ion Hidrogen oleh Ginjal


Sistem dapar bikarbonat khususnya akan mengarah pada kehilangan
dengan cepat kemampuan pendaparan kecuali dapar tadi dapat diisi
kembali. Ion hidrogen yang berkaitan dengan asam tetap yang telah
terdapar harus diekskresikan. Ginjal berperan penting dalam regenerasi
dapar bikarbonat maupun ekskresi asam tetap.
1. Reabsorpsi bikarbonat
Normalnya 80-90% bikarbonat terfiltrasi sampai di ujung tubuli
proksimal, sisanya direabsorpsi pada bagian distal. Reabsorpsi
bikarbonat berada di bawah pengaruh anhidrase karbonik yang
terdapat di dalam sel tubular renal dan permukaan lumen sel tubular.
Bikarbonat tidak diabsorpsi langsung, tetapi diregenerasi dari hidrasi
CO2 dalam sel tubular renal. Reabsorpsi bikarbonat terkait erat
dengan reabsorpsi aktif natrium dan ekskresi ion hidrogen. Ion
hidrogen yang diekskresi juga dihasilkan dalam sel tubular selama
hidrasi CO2 sehingga tidak terjadi ekskresi murni basa. Asam tetap
tidak diekskresi melalui partisipasi dalam reabsorpsi bikarbonat.
2. Ekskresi asam tetap
Reabsorpsi bikarbonat tidak mengisi kembali dapar yang telah
terpakai dalam mendapar asam tetap, tetapi ekskresi murni asam
tetap menghasilkan pembentukan bikarbonat baru.
3. Ekskresi keasaman tertitrasi
Titrasi : penentuan komponen tertentu didalam larutan dengan
penambahan reagen cair yang diketahui kekuatannya sampai titik
akhir tertentu. Ekskresi asam tetap dengan pembentukan bikarbonat

37
Mata Kuliah:Fisiologi

murni. Pendaparan oleh HPO4 dalam urine sangat penting karena


konsentrasinya cukup untuk mendapatkan sejumlah H +. Besarnya H+
dapat diperoleh dengan menitrasi hingga pH 7,4 dengan menggunkan
basa kuat, yang mengembalikan reaksi pendaparan komponen
kelurahan H+ pada urine disebut keasaman tertitrasi.
4. Ekskresi amonium
Ekskresi amonium disertai oleh ekskresi asam murni dan
pembentukan bikarbonat baru. Amonium dihasilkan dalam tubular
renal oleh diaminasi (senyawa yang mengandung gugusan amino)
glutamin dan asam amino lainnya.
Gangguan Homeostatis Asam-Basa
Asidosis dan alkalis adalah proses patologik yang merupakan hal dasar, bil tidak
berkompensasi, masing-masing cenderung menimbulkan
penurunan/peningkatan pH darah. Asidemia (peningkatan asam dalam darah)
dan alkalemia (peningkatan pH dalam darah) masing-masing menyatukan
penurunan/peningkatan pH darah yang terobservasi. Salah satu cara yang
sederhana untuk mengetahui kelainan yang demikian adalah berdasarkan
perubahan bikarbonat plasma untuk mengembalikan pH darah mendekati
normal sehingga gangguan asam basa primer dapat diketahui dari perubahan
bikarbonat plasma yang dapat diabsorpsi.
1. Bikarbonat plasma yang rendah
Bikarbonat plasma yang rendah merupakan tanda khas asidosis
metabolic maupun alkalosis respiratorik. Kedua keadaan tersebut dapat
dibedakan dengan mengatur pH darah yang menurun pada asidosis
metabolik dan meninggi pada alkolisis respiratorik yang biasa.

38
Mata Kuliah:Fisiologi

a. Asidosis metabolik
Ditandai dengan berkurangnya bikarbonat plasma dan asidemia yang
beratnya bervariasi. Kecepatan timbulnya asidosis berkaitan dengan
“gap”(kesenjangan waktu) anion. Sebab-sebab asidosis metabolik
adalah sebagai berikut.
 Diare yang berat : pengeluaran natrium bikarbonat yang
berlebihan menyebabkan perpindahan sistem buffer
bikarbonat ke sisi asam sehingga menyebabkan asidosis
metabolik.
 Muntah : muntahan isi lambung menyebabkan kehilangan
asam dan menimbulkan alkalosis. Muntah isi gastrointestinalis
bagian bawah menyebabkan kehilangan alkali sehingga
menimbulkan asidosis metabolik.
 Uremia : biasa terjadi pada penyakit ginjal berat, merupakan
kegagalan ginjal dalam membersihkan tubuh dari asam normal
yang terbentuk setiap hari oleh proses metabolik.
 Diabetes melitus : kekurangan ssekresi insulin oleh pancreas
sehingga menghalangi penggunaan normal glukosa untuk
metabolisme. Lemak dipecah menjadi asam asetoasetat untuk
mendapatkan energi pengganti glukosa. Pada saat bersamaan,
konsetrasi asam asetoasetat dalam cairan ekstrasel meningkat
sangat tinggi dan sejumlah besar asam diekskresikan ke dalam
urine.

39
Mata Kuliah:Fisiologi

b. Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik disebabkan oleh segala stimulus selain asidosis
yang meningkatkan ventilasi alveolar dengan mengurangi PaCO 2.
Penyebab alkalosis respiratorik adalah sebagai berikut :
 Sistem susunan saraf pusat. Penyakit pembuluh darah otak
misalnya meningitis/ensefalitis, tumor otak, dan lain-lain.
 Respirasi. Penyakit pada saluran respirasi misalnya : emboli
paru, pneumonia, edema paru stadium awal, dan lain-lain.
Alkalosis respiratorik kronik relative jarang terjadi karena
sebagian besar keadaan yang mengakibatkan alkalosis
respiratorik (hilangnya CO2 dalam tubuh) hanya berlangsung
singkat.
2. Bikarbonat plasma yang meninggi
Keadaan ini biasanya dapat dibedakan berdasarkan gambaran kliniknya,
bila merupakan dapat dilakukan pemeriksaan p H darah yang cenderung
alkalemik pada alkalosis metabolik dan asidemik pada asidosis
respiratorik.
a. Alkalosis metabolik
Diakibatkan oleh setiap kondisi yang cenderung meninggikan CO 2
plasma total dan bikarbonat plasma.
 Alkalosis metabolik peka klorida
Terjadinya pada situasi dimana kehilangan klorida melebihi
natrium misalnya muntah-muntah atau pengisapan gastrik
klorida hilang bersama ion hidrogen. Karena tidak tersedia
klorida untuk direabsorpsi bersama natrium, ginjal

40
Mata Kuliah:Fisiologi

mengabsorpsi natrium bikarbonat sehingga memperpanjang


masa alkalosis (penimbunan basa).
 Alkalosis metabolik resisten klorida
Terjadi bila terdapat stimulasi langsung reabsorpsi bikarbonat
oleh ginjal, biasanya akibat kelebihan aktivitas
mineralokortikoid hiperaldosteronisme sebagai alkalosis
metabolic hipokalemik yang berkaitan dengan hipertensi dan
natrium plasma berada di bagian atas nilai yang masih normal.
Penyebab alkalosis metabolic adalah sebagai berikut :
1. Makan obat bersifat alkali berlebihan seperti natrium bikarbonat
untuk pengobatan gastritis/ulkus peptikum.
2. Hilangnya ion klorida akibat muntah berlebihan dari isi lambung
gastrointestinalis bagian bawah sehingga menyebabkan hilangnya
asam hidroklorida yang disekresi oleh mukosa lambung sehingga
menimbulkan pengurangan ion klorida dan meningkatkan ion
bikarbonat. Keadaan ini juga dilakukan sel tubulus bila
menyekresi ion hidrogen hilangnya asam dari cairan ekstrasel
timbul alkalosis metabolik.
3. Aldosteron berlebihan : bila aldosteron (hormon
mineralokortikoid) berlebihan disekresi oleh kelenjar adrenal
cairan ekstrasel menjadi agak alkali karena meningkatnya
reabsorpsi ekstensif ion natrium dari segmen distal sistem tubulus
kemudian meningkatkan ion hidrogen dan pengeluarannya dari
cairan ekstrasel sehingga menimbulkan alkalosis.

41
Mata Kuliah:Fisiologi

b. Asidosis respiratorik
Kelainan klinik memberikan petunjuk diagnosisnya pada kebanyakan kasus.
Mekanisme terjadinya pada pasien dengan kegagalan ginjal yang menjalani
operasi dengan relaksan otot adalah kelebihan asam karbonat yang ditandai
dengan peningkatan primer dari PaCO2 (hiperkapnea) sehingga terjadi
penurunan pH PaCO2>45 mmHg dan pH>7,35. Kompensasi ginjal
mengakibatkan peningkatan HCO3 serum. Asidosis respiratorik dapat timbul
secara akut ataupun kronik. Hipoksemia (PaO 2 rendah) selalu menyertai asidosis
respiratorik jika pasien bernafas dalam udara ruangan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

42
Mata Kuliah:Fisiologi

saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan
respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan
adalah essensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar
untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya
dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan
adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan cairan dinamakan “homeostasis”.

43
Mata Kuliah:Fisiologi

LATIHAN

Latihan ini bukan Tes, atau mengukur penguasaan Anda terhadap kegiatan
belajar 1 dari modul media pembelajaran ini. Latihan ini sebagai pengayaan agar
Anda lebih mendalami kuliah keseimbangan cairan dan elektrolit, yang
didasarkan dengan berbagai pertimbangan, diluar pertimbangan utama yaitu
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perhatikan tugas Anda!
1. Anda diminta untuk memperhatikan cara mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit pada manusia yang terjadi sehari hari, apa saja dan
pelajari mekanismenya!
2. Perhatikan sekeliling saudara mengenai proses perpindahan cairan tubuh
yang terjadi dan pelajari mekanismenya!
Selamat Mengerjakan !

RANGKUMAN

1. Pengertian cairan tubuh total


2. Pembagian ruangan cairan dan volume dalam masing-masing ruangan
3. Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler, ekstraseluler
4. Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen)
5. Pengaturan keseimbangan elektrolit
6. Terbentuknya edema

44
Mata Kuliah:Fisiologi

7. Keseimbangan asam basa

TES
FORMATIF

1. Jelaskan pengertian cairan tubuh total!


2. Bagaimana pembagian ruangan cairan dan volume dalam masing-masing
ruangan?
3. Uraikan perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler, ekstraseluler!
4. Gambarkan pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen)!
5. Jelaskan pengaturan keseimbangan elektrolit!
6. Paparkan terbentuknya edema!
7. Uraikan keseimbangan asam basa!

A.
B. GLOSARIUM
C.

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak


IMS : Infeksi Menular Seksual
PKRKT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif Terpadu
PKRET: Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial Terpadu
PKRT : Pelayanan Kesehatan ReproduksiTerpadu
PKRE : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
PKRK : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif

45
Mata Kuliah:Fisiologi

ISR : Infeksi Saluran Reproduksi


KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
PPAM : Paket Pelayanan Awal Minimum

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Arus, Sarwoto, Wartonah, 2009, Fisiologi Tubuh Manusia untuk mahasiswa


kebidanan, Trans Info Media: Jakarta.
Arthur c Guyton, 1995, Guyton;Fisiologi Manusia, EGC; Jakarta
Syaifuddin, 2009, Fisiologi Tubuh Manusia, salemba medika: jakarta

46

Anda mungkin juga menyukai