SISTEM BUFFER
Disusun Oleh :
202201097
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................…..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusa Msalah……………………………………………………………..2
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Sistem Buffer .................................................................................4
B. Keseimbangan Cairan Dalam Sistem Buffe.……………………………….6
C. Macam-Macam Sistem Buffer……………..………………………………8
D. Regulasi Sistem Buffer…………………..…….………………………….11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................…..13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu ilmu yang memiliki peran
besar dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Peran besar yang
dilakukan keperawatan berupa adanya upaya perlindungan, promosi dan
pengoptimalan status kesehatan serta keterampilan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Selain itu keperawatan juga berperan
dalam tindakan pencegahan kesakitan dan trauma, memberikan fasilitas
perawatan, membuat diagnosis sesuai respon yang disampaikan pasien,
memberikan advokasi atau perlindungan bagi individu, keluarga, masyarakat
dan populasi.
Buffer adalah suatu substansi atau sekelompok substansi yang dapat
mengabsorps, atau melepaskan ion-ion hidrogen untuk memperbaiki adanya
ketidakseimbangan asam-basa. Cairan tubuh tidak statis, cairan dan elektrolit
berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain untuk memfasilitasi
proses – proses yang terjadi di dalam tubuh, seperti oksigenasi jaringan,
respons terhadap penyakit, keseimbangan asam-basa, dan respons terhadap
terapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis,
transportasi aktif, atau filtrasi. Perpindahan tersebut bergantung pada
permeabilitas membrane sel atau kemampuan membrane untuk ditembus
cairan dan elektrolit.
Untuk mempertahankan kesehatandibutuhkan keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam-basa di dalam tubuh. Banyak factor yang dapat
menyebabkan ketidakseimbangan salah satunya karena penyakit.
1
Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak, dan memiliki orientasi yang
baik biasanya dapat mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan
asam-basa yang normal karena mekanisme adaptif tubuhnya. Namun bayi,
orang dewasa yang menderita penyakit berat, klien dengan gangguan orientas
atau klien yang immobile, serta lansia sering kali tidak mampu merespn secara
mandiri.
Kandungan air dari tubuh seseorang kerap kali dikatakan sebanyak
70% dari berat badan. Lebih tepat dikatakan bahwa kandungan air pada tubuh
seseorang adalah 70% dari berat tubuh bebas lemak. Jaringan lemak pada
tubuh mengandung sedikit air. Berat lemak pada tubuh seseorang berkisar
antara 10-40% dari BB. Variasi dari kandungan lemak badan ini
menyebabkan kandungan air tubuh, bila dibandingkan dengan BB
keseluruhannya berkisar antara 40-70% BB keseluruhan. Kandungan rata-rata
ialah sekitar 60% untuk laki-laki yang berusia antara 17-40 tahun dan 51%
untuk perempuan pada rentang usia yang sama. Jadi, angka 60% dari BB akan
digunakan sebagai gambaran yang masuk akal bagi air tubuh total.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar sistem buffer.
2. Bagaimana proses cairan tubuh dalam system buffer.
3. Bagaimana proses dari regulasi dan keseimbangan cairan asam basah
dalam tubuh manusia.
2
C. Tujuan
1. Memahami konsep dasar sistem buffer
2. Memahami proses cairan tubuh dalam system buffer.
3. Memahami proses dari regulasi dan keseimbangan cairan asam basah
dalam tubuh manusia.
3
BAB II
KONSEP DAN PEMBAHASAN
5
Perubahan kecil pH darah dapat berakibat fatal, pasien dengan ph darah 7,25
atau 7,7 biasanya akan mengalami koma.
Ion hydrogen diproduksi secara terus-menerus oleh tubuh. Dua sumber
utama hydrogen adalah:
1. Metabolisme selular, misalnya respirasi anaerobic yang memproduksi
asam laktat; metabolisme lemak yang memproduksi badan keton. Juga
fosfor dan sulfur yang terdapat dalam asam amino dan lipid
dimetabolisme menjadi asam fosfat dan asam sulfat. Asam-asam ini
disebut juga asam “nonvolatil” atau asam “tetap”.
2. Respirasi selular – dalam 24 jam diproduksi 10.000-20.000 mmol
karbondioksida dan diubah menjadi asam karbonat sebelum diekskresi
oleh paru-paru.
7
4. Sistem pengaturan lain : Buffers darah & Pernapasan.
Hal ini berarti bahwa harus terdapat system tubuh yang mengatur kadar
asam-basa. Sistem tersebut adalah:
1. System buffer kimiawi
2. System regulasi respirasi (paru)
3. System regulasi renal (ginjal).
8
Perhatikan bahwa ion hydrogen tidak dibuang dari tubuh namun hanya
terperangkap oleh buffer. System buffer kimiawi utama dalam tubuh adalah:
1. Sistem buffer bikarbonat
2. System buffer fosfat
3. System buffer protein
Semua system buffer akan bekerja bersama untuk mengembalikan pH
dalam sekejap, tetapi terdapat keterbatasan perubahan pH sebesar apa yang
dapat dijaga konstan oleh buffer. Hal ini tergantung pada cadangan buffer
yang tersedia, disebut juga “kapasitas buffer”. Jika jumlah asam atau basa
yang ditambahkan sangat besar, maka system buffer tidak akan mampu
mengatasinya.
2. Sistem Buffer Bikarbonat
Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstraselular utama dan
bertanggung jawab mempertahankan pH darah. Kabon dioksida yang
terbentuk selama respirasi sel akan larut dalam air (plasma) untuk
membentuk asam karbonat. Asam karbonat ini akan berdisosiasi sebagian
menghasilkan ion hydrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat akan
berperan sebagai akseptor ion hydrogen. Jika ion hydrogen ditambahkan ke
dalam tubuh, seperti asam laktat yang dihasilkan saat berolahraga, maka ion
bikarbonat dan ion hydrogen yang terbentuk dari asam laktat akan
membentuk asam karbonat.
Asam karbonat berperan sebagai donor ion hydrogen. Jika ion
hydrogen hilang dari tubuh, seperti pada kasus muntah-muntah berat, asam
karbonat akan berdisosiasi lebih banyak untuk melepaskan ion hydrogen dan
ion bikarbonat. Rasio normal bikarbonat terhadap asam karbonat adalah
20:1. Sistem bikarbonat menyangga 90% ion hydrogen dalam darah dan
sangat penting karena jumlah karbon dioksida dan ion bikarbonat juga dapat
9
diatur oleh paru dan ginjal. Jumlah ion bikarbonat yang tersedia untuk buffer
disebut juga cadangan alkali.
3. Sistem Buffer Fosfat
Sistem ini serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium dari
dihidrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan berperan
sebagai asam lemah dan basa lemah. Buffer fosfat terutama
mempertahankan pH fluida intraselular dan tubulus ginjal, sehingga tidak
akan mempertahankan pH darah, namun merupakan buffer yang penting
untuk urin.
4. Sistem Buffer Protein
Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu. Asam
amino mengandung gugus amino dasar (NH2) dan gugus asam (COOH).
Tiga bentuk asam amino yang ada tergantung dari pH. Buffer protein
merupakan sistem yang sangat kompleks dan akan mempertahankan pH
fluida intraselular dan plasma. Protein hemoglobin memiliki dua fungsi
khusus, yaitu mentranspor oksigen ke jaringan dan juga menyangga ion
hydrogen yang transit dari sel ke paru.
5. Sistem Buffer Hemeglobin
Karbon dioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah). Di
dalam sel, karbon dioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh enzim
karbonat anhidrase. Asam karbonat akan berdisosiasi sebagian menghasilkan
ion hydrogen dan ion bikarbonat. Kemudian hemoglobin dan ion hydrogen
tersebut bergabung membentuk hemoglobin tereduksi.
Reaksi ini terjadi karena hemoglobin tereduksi merupakan asam yang
lebih lemah dibandingakan oksihemoglobin dan asma karbonat sehingga
akan berikatan lebih kuat dengan hydrogen. Sehingga ketika oksigen
dilepaskan, ion hydrogen yang terbentuk dari asupan karbon dioksida akan
10
terperangkap oleh hemoglobin, dan hal ini mencegah perubahan pH. Saat ion
bikarbonat terbentuk dalam eritrosit, ion bikarbonat ini akan berdifusi keluar
ke dalam plasma, menjadi bagian cadngan alkali dan menyangga ion
hydrogen. Pada saat ion bikarbonat berdifusi ke luar eritrosit, ion klorida
akan berdifusi masuk ke dalam. Hal ini terjadi untuk mempertahankan
muatan sel tetap netral atau seimbang, dan disebut juga reaksi pergeseran
(shift) klorida. Di alveoli paru terjadi kebalikan dari seluruh proses ini, karbo
dioksida dan air akan dibuang melalui proses pernapasan.
6. Sistem Buffer Amonia
Amonia terbentuk dalam sel tubulus ginjal dari pemecahan asam
amino. Amonia akan berdifusi ke dalam tubulus ginjal, menyangga ion
hydrogen dalam filtrate ginjal dan membentuk ion ammonium. Ion
ammonium diekskresi di urin dan mencegah urin menjadi terlalu asam.
NH3 (amonia) + H+ (ion hidrogen)→ NH4+ (ion amonium).
BAB III
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kisaran pH darah yang normal adalah 7,35-7,45. Kisaran pH yang
memungkinkan kehidupan adalah hanya 7,0-7,8. Istilah alkalosis digunakan
jika pH darah arteri meningkat di atas 7,45. Pasien akan disebut menderita
alkalosis. Sebaliknya bila pH turun di bawah 7,35 disebut asidosis (istilah ini
digunakan karena darah lebih asam daripada seharusnya, walaupun pH
sesungguhnya masih netral). Pasien dapat disebut menderita asidosis.
Perubahan kecil pH darah dapat berakibat fatal, pasien dengan ph darah 7,25
atau 7,7 biasanya akan mengalami koma.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah
Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek yang
nyata yaitu pemberian asuhan secara langsung kepada pasien,
keluarga,kelompok ataupun komunitas.Untuk menjamin mutu asuhan yang di
berikan diperlukan suatu ukuran untuk mengevaluasi,perawat punya langkah
sistematis yang disebut sebagai proses keperawatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Alligood, M.R., A.M. Tomey. (2018). Nursing Theorists and Their Work,
Seventh Edition.Missouri: Mosby Elsevier
2. Luwita, Dwisang Evi, S.Si.2019. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis.Tangerang Selatan.
3. James, Joyce ,Colin Baker dan Helen Swain.20018. Prinsip-prinsip Sains
untuk Keperawatan.Jakarta:Penerbit Erlangga.
4. Potter & Perry.2020. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.
Jakarta:EGC.