KELOMPOK I
Agustina Prasetywati
Fitriani M.R.L
Irna
Lucky Arisandi
Moh. Dur Sule
Novianti
Sartina
Defenisi
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif
(WHO, 2019). Secara umum, terdapat dua kategori utama DM,
yaitu DM tipe 1 dan tipe 2, DM tipe 1 ditandai dengan kurangnya
produksi insulin sedangkan DM tipe 2 disebabkan penggunaan
insulin yang kurang efektif oleh tubuh (Pusdatin Kemenkes RI,
2018).
Word Health Organization (WHO) mempekirakan bahwa pada
tahun 2025, jumlah penderita DM akan membengkak menjadi
300 juta orang. Menurut Internasional Diabetes Federation
(IDF), pada tahun 2015 terdapat 415 juta (8,8%) penderita DM di
seluruh dunia, kemudian pada tahun 2017 mencapai 425 juta dan
diprediksikan angka tersebut akan terus bertambah menjadi 629
juta penderita DM tahun 2045.
KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA KASUS
DM TIPE 2TERKAIT KEBUTUHAN NUTRISI
1 Jumlah / Pagi : klien makan porsi sedang dengan Pagi : klien makan sesuai dengan diet yang diberikan.
Waktu nasi, sayur, lauk dan minum air putih. Siang : klien makan sesuai dengan diet yang
Siang : klien makan sedang dengan nasi, diberikan.
sayut, lauk dan minum air putih. Malam : klien makan sesuai dengan diet yang
Malam : klien makan sedang dengan nasi diberikan
sayut, lauk dan minum air putih
Ischemic Jaringan
Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan faktor biologismual muntah.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer.
c. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan
sensori (tidak mampu melihat).
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1 Ketidakseimbangan nutrisi : Setelah diberikan intervensi a. Tentukan program diet dan pola makan
kurang dari kebutuhan tubuh selama 3 klien dan bandingkan dengan makanan
berhubungan dengan faktor hari nutrisi kembali seimbang yang dapat dihabiskan klien.
biologismual muntah. DS : sesuai dengan kebutuhan tubuh. b. Berikan makanan cair yang mengandung
a. Klien mengatakan nafsu Kriteria hasil : zat makanan rendah gula (nutrient) dan
makannya a. Klien dapat mecerna jumlah elektrolit dengan segera jika klien sudah
menurun kalori atau nutrisi yang tepat, dapat mentoleransinya melalui oral,
b. Klien mengatakan lemas, mual b. Berat badan stabil atau adanya c. Timbang berat badan setiap hari atau
dan muntah. penambahan : 0,5 - 1 kg sesuai dengan indikasi,
DO : c. Mendemontrasikan berat d. Porsi yang sedikit tapi sering membantu
a. Klien terlihat lemas badan stabil atau menjaga
b. Berat badan menurun : penambahan kearah rentang pemasukan dan rangsangan mua muntah.
- BB sebelum sakit : 62 kg biasanya. Collaboration :
- BB setelah sakit : 58 kg d. Anjurkan klien untuk makan Kolaborasi dengan ahli diet.
dalam porsi sedikit tapi sering
2 Ketidakefektifan perfusi Setelah diberikan intervensi a. Monitor tekanan darah, pernafasan,
jaringan perifer berhubungan selama 3 nadi, dan
dengan penurunan sirkulasi darah hari diharapkan klien tidak suhu dengan tepat.
ke perifer. DS : menunjukkan gangguan perfusi b. Sediakan tempat tidur berketinggian
a. Klien mengatakan jaringan perifer. rendah yang sesuai dan posisi nyaman
kepalanya Kriteria hasil : c. Bantu klien dengan ambulasi, sesuai
pusing a. Observasi Tanda-tanda vital kebutuhan. d. Monitor warna kulit, suhu
b. Klien mengatakan kesemutan dalam rentang normal dan kelembaban.
pada kaki, jika tersandung benda - TD: 90/60 – 140-90 mmHg e. Monitor sianosis sentral dan perifer.
terkadang tidak terasa sakit. - Nadi: 60-100 x/m f. Kolaborasi dengan dokter tentang
DO : - RR: 16-24 x/m pemberian terapi.
a. Klien tampak lemas b. Observasi rangsangan pada g. Kolaborasi melakukan pemeriksaan
b. TTV : kaki gula darah dengan menggunakan “finger
- TD: 180/80 mmHg - Kesemutan kaki hilang stick”,
- Suhu: 37,5⁰ C, c. Observasi gula darah dalam h. Kolaborasi pemberian pengobatan
- Nadi: 88x/m, rentang normal : 80 – 145 mg/dl insulin
- Pernafasan: 18x/m c. GDS : d. Ciptakan lingkungan nyaman
420 mg/dl e. Motivasi dan dukung klien
untuk menghilangkan stres
f. Berikan terapi
3 Risiko cedera berhubungan dengan Setelah diberikan intervensi selama 3
penurunan sensori (tidak mampu hari diharapkan klien memperlihatkan
melihat). upaya menghindari cedera (jatuh) atau
DS : cedera (jatuh) tidak terjadi.
a. Klien mengatakan penglihatan Kriteria hasil :
a. Observasi penglihatan klien
b. Mengidentifikasi bahaya lingkungan
yang dapat meningkatkan
terganggu. kemungkinan cedera,
b. pandangan kabur dan seperti c. Ciptakan lingkungan yang nyaman
berputar-putar.
c. Klien mengatakan gelisah
DO :
a. Klien tampak lemas
b. Padangan klien kabur c. Klien
tampak gelisah
Implementasi
Pada tahap ini adalah tahap penerapan dan tindakan nyata untuk mencapai hasil yang diinginkan,
disini penulis membandingkan kenyataan dengan teori yang ada. Hampir semua dapat dilakukan
pada tahap implementasi, salah satu contohnya adalah mengajarkan klien cara mengatur pola makan
yang benar yaitu dengan porsi sedikit tapi sering sehingga rasa mual dan muntah berkurang.
Evaluasi
Tahap ini merupakan evaluasi dan implementasi yang telah dilakukan terhadap Tn.A dengan
diagnosa, yaitu :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis
mual muntah. Dalam asuhan keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari masalah ini teratasi
dengan hasil evaluasi nutrisi klien seimbang, mual muntah berkurang.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke
perifer. Dalam asuhan keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari masalah ini teratasi
dengan hasil evaluasi tekanan darah klien normal dan GDS normal.
c. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu melihat). Dalam asuhan
keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari masalah ini teratasi dengan hasil evaluasi
penglihatan klien sudah tidak terganggu lagi.