Disusun oleh:
Dorce Sanda
G2B221026
B. SKRINING GIZI
FORMULIR SKRINING MST
PARAMETER SKOR
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
a. Tidak 0 √
b Tidak yakin/Tidak tahu/Merasa baju lebih longgar 2
.
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
a) 1-5 kg 1
b) 6-10 kg 2
c) 11-15 kg 3
d) > 15 kg 4
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena ada penurunan nafsu
makan atau kesulitan menerima makanan?
a. Tidak 0
b. Ya 1 √
TOTAL SKOR 1
3. Apakah pasien merupakan pasien diagnosis khusus yang berisiko terjadi
gangguan gizi? Ya Tidak √
(pasien IC/ICU/HCU, penurunan kesadaran, kegawatan
abdomen,gangguan pernapasan berat, keganasan dengan komplikasi,
gagal jantung, GGK, pasien HD, DM, sirosis, imunitas menurun, geriatri,
atau kondisi sakit berat lain)
AD.1.1.2 TB 156 CM
2. Biokimia
Tabel 2. Data pemeriksaan laboratorium pasien
Data Kadar
Waktu Terminologi Data Biokimia Satuan Interpretasi
Pasien Normal
FH 2.1 Pola makan Tn. HS 3 kali sehari dengan makanan pokok nasi sekali
makan kalau pagi biasanya nasi uduk sebanyak 1P/kali makan dengan
lauk telur asin 1 butir dan tahu goreng 1 potong. Camilan yang sering
dikonsumsi untuk selingan adalah pisang goreng 1 potong dan minum
jamu beras kencur yang dibeli sebanyak 150 ml. Makan siang biasanya
nasi sebanyak 1 porsi, ikan goreng 1 potong, tempe goreng 1 potong,
dan sayur asem 1 porsi. Kalau sore sering makan camilan martabak
telur yang paling disuka sebanyak 2 potong dan jamu lempuyang 1
gelas. Makan malam nasi soto 1 mangkuk ditambah dengan tempe
goreng 1 potong dan kerupuk terung 1 buah.
Kesimpulan :
- Dari data dapat dilihat pasien suka mengkonsumsi lauk yang digoreng
- Tn. HS mengkonsumsi 1 jamu setiap pagi dan sore setiap hari
- Data asupan makanan pasien sebelum masuk RS kurang dari kebutuhan gizi/hari
4.1. Standar Pembanding Asupan SMRS dan Asupan di RS Saat Assesment dengan
Kebutuhan Gizi
Tabel 7. Data standar pembanding asupan SMRS dengan kebutuhan gizi
Terminologi Asupan SMRS Recall 3 x 24 Pencapaian Keterangan/
Jam saat di rs (%) Intepretasi
CS-1 Kebutuhan Energi 1.200 kal Energi 690 kal 57,5 % Kekurangan asupan
energi
Kesimpulan :
Dari data asupan dapat dilihat bahwa asupan energi ( 57,5 %), karbohidrat (31,9 %),
protein (75,6 %), termasuk dalam kategori kurang. Sementara lemak sudah memenuhi
asupan (100%). Pasien masuk dalam kategori kekurangan zat gizi Mikro (WNPG, 2000)
Kesimpulan : Ada perubahan bentuk makanan pasien selama di rumah sakit, mulai dari
makanan cair, saring, lunak, disesuaikan dengan kondisi pasien dalam
menerima makanan.
E. DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
a. Kelebihan asupan energi (N.I-1.5) yang disebabkan oleh kurangnya kepercayaan
atau sikap pasien terhadap makanan dan nutrisi, dibuktikan dengan nilai audit gizi
energi sebesar 129,14%.
b. Kelebihan asupan protein (N.I-52.2) yang disebabkan oleh kurannya informasi atau
pengetahuan yang berhubungan dengan nutrisi dan makanan, dibuktikan dengan nilai
audit gizi protein sebesar 109,06%.
c. Kelebihan asupan lemak (N.I-51.2) yang disebabkan oleh kepercayaan/sikap yang salah
terhadap makanan, nutrisi, dan topik-topik yang terkait dengan nutrisi, dibuktikan dengan
audit gizi lemak sebesar 232,44%.
2. Domain Klinis
Kesulitanmenelan(N.C-1.1) yang disebabkan oleh keadaan mekanis seperti
peradangan, luka, penyempitan, pharyngeal dan esophagus, dibuktikan dengan mual,
muntah, dan sulit menelan/disfagia serta diagnosis sementara yaitu esophagitis.
3. Domain Behavior
Kepercayaan yang salah / sikap tentang pangan dan gizi (N.B-1.2) yang disebabkan
oleh keyakinan/perhatian yang salah mengenai makanan, zat gizi dan masalah-
masalah
lain berhubungan dengan makanan/zatgizi. Dibuktikan dengan pasien terbiasa minum
jamu yang diracik sendiri seperti kunyit dan kencur serta teknik pengolahan hanya
dengan digoreng.
4. Kesimpulan
Dari hasil diagnosa gizi dapat disimpulkan bahwa klien mengalami penyakit
esophagitis, ditandai dengan mual, muntah, dan susah menelan (disfagia). Oleh karena
itu klien sangat disarankan untuk merubah perilaku dengan memperhatikan asupan
baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan makanan.
F. INTERVENSI GIZI
1. TUJUAN DIET
Jangka pendek :
Menghindari iritasi yang terjadi pada mukosa esophagus
Mencegah refluks esophagus
Mengurangi asiditas dan kapasitas iritasi (gastric juice)
Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya makanan kedalam saluran
pernafasan
Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan
Asupan makanan yang tidak memberatkan kerja lambung
Jangka panjang :
Memperbaiki pola makan dengan asupan gizi seimbang
Mempertahankan berat badan dan status gizi normal
2. PRINSIP DIET
Energi sesuai kebutuhan
Protein cukup
Lemak rendah
Karbohidrat cukup
Vitamin dan mineral cukup
Serat cukup
Cairan cukup
5. IMPLEMENTASI DIET
Jenis Diit : DISFAGIA
Bentuk makanan : Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan
pasien, diberikan secara bertahap, dimulai dari makanan
cair penuh, makanan saring, kemudian makanan lunak.
Frekuensi Pemberian : 6 kali pemberian makan sehari semalam (24 jam), dengan 3
kali makanan utama serta 3 kali selingan.
Rute makanan : Rute pemberian melalui oral
Edukasi Gizi :
Topik : Gizi Seimbang untuk penderita penyakit saluran cerna atas
usia dewasa
Sasaran : Tn. HS dan keluarga
Waktu : + 30 menit
Peraga : Food model dan Leaflet
Bentuk Edukasi : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
Materi : Prinsip gizi seimbang untuk penderita penyakit saluran
cerna atas pada usia dewasa dan makanan yang dianjurkan
untuk penderita penyakit saluran cerna