DOSEN PENGAMPUH :
Putu Candriasih, SST, M.Kes
DISUSUN OLEH :
Sefiana Risky Hartono_PO7131123107
Kelas B/Tingkat II
Seorang pasien perempuan usia 25 tahun, masuk ke RS dengan keluhan pusing, mual dan muntah.
Pasien juga mengeluh demam tinggi pada sore menjelang malam dan agak turun waktu pagi hari
sejak minggu lalu. Dokter mendiagnosa pasien dengan Hepatitis A dan pasien dianjurkan untuk
rawat inap.
Pasien berasal dari bangkep dan kost di kota Palu karena bekerja di suatu S pemerintah bersama
dengan temannya. Sebelum sakit setiap hari selalu jajan untuk makan pagi, siang dan sore di
pinggir jalan sekitar kost dan RS. Selama ini pasien tidak mengetahui faktor risiko makanan yang
aman terhadap penyakit hepatitis A.
Hasil laboratorium : SGOT 500 U/l dan SGPT 650 U/l, Hb 13 g/dl, bilirubin 2 mg/dl. Pasien
tampak lemah, pucat dan kuning. Berat badan pasien 45 kg dan tinggi badan 165 cm. Berat badan
biasanya sebelum sakit (1 minggu yang lalu) 50 kg.
Asupan makan hanya 50% dari biasanya (kurang lebih energi 1350 Kalori), bentuknya bubur.
Pasien mengeluh tidak ada nafsu makan, mual dan nyeri perut bagian kanan atas. Sudah 3 hari ini
pasien tidak BAB. Pasien tidak ada alergi makanan tetapi tidak suka susu.
Buatlah PAGT pada kasus tersebut mulai asesmen gizi, diagnosa gizi, intervensi dgn penyusunan
menu dan monev.
A. Skrinning Gizi
Malnutrition Screening Tool/MST
Bila skor ≥2 dan atu pasien dengan diagnose khusus dilakukan pengkajian lanjut oleh
Dietisien
NO. Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/ tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
a. Tidak Ada Penurunan Berat Badan 0
b. Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi longgar) 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1-5 kg 11
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan ?
a. tidak 0
b. ya 1
Total skor 2
3. Pasien dengan diagnosa khusus (Ya √ ) (Tidak )
✓
(DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Geriatri/Penurunan Imunitas/lain-
lain).
Sebutkan: Hepatitis A
Riwayat penyakit -
keluarga, sekarang,
dan dahulu
CH-3.1.6 Pekerjaan Kantoran
Diagnosis Medis Hepatitis A
Kesimpulan: Ny A berusia 25 tahun masuk RS dengan keluhan pusing, mual dan muntah
dan demam tinggi. Saat ini Ny.A memiliki diagnosa medis yaitu Hepatitis A.
b. Antropometri
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD.1.1.1 Tinggi Badan 165 cm
AD.1.1.2 Berat Badan:
• Sebelum sakit: 50 kg
• Setelah sakit: 45 kg
AD.1.1.4 Perubahan berat badan Berat badan turun sekitar 5 kg,
dimana sebelum sakit berat badan
pasien 50 kg menjadi 45 kg
setelah sakit.
AD.1.1.5 IMT 45 𝑘𝑔
= 16,5 kg/m²
1.65 𝑥 1.65
(kekurangan berat badan tingkat
berat)
(sumber: kemenkes RI 2019)
Berat Badan Ideal BBI = (TB-100) – (TB-100) 10%
(BBI) = (165-100) – (165-100) 10%
= 65 – (65) 10%
= 65 – 6,5
= 58,5 kg/m2
Kesimpulan: Dari hasil pengukuran menggunakan Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan
(BB) didapatkan Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien yaitu 16,5 kg/m², yang dimana status gizi
menurut IMT yaitu kekurangan berat badan tingkat berat (Kemenkes, 2019).
Keterangan Status Gizi Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >27,0
c. Biokimia
Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Keterangan
BD.1.4.3 SGOT 500 U/l 5 - 40 𝜇/l Tinggi
BD.1.4.2 SGPT 650 U/l 7 – 56 𝜇/𝑙 Tinggi
BD.1.10.1 Hemoglobin 13 g/dl 12 – 16 g/dl Normal
BD.1.4.6 Bilirubin 2 mg/dl 0,3 – 1 mg/dl Tinggi
Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pasien memiliki kadar
SGOT dan SGPT yang tinggi. Penyebab SGPT dan SGOT meningkat apabila terjadi
kerusakan sel, enzim aminotransferase didalam banyak keluar ke ruang eksternal sel dan
juga pada aliran darah. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya SGPT dan
SGOT antara lain : infeksi, paparan polutan, alkoholik, dll (Eko Novitasari & Farihah,
2021). Kemudian kadar Bilirubin pasien juga tinggi. Bilirubin disaring dari darah oleh hati
dan diekskresikan dalam empedu. Jumlah bilirubin meningkat karena hati
menjadi lebih rusak (Wati et al., 2023).
d. Pemeriksaan Fisik Klinis
Kode Jenis Data Hasil Standar Interpretasi
IDNT
PD-1.1.1 Penampilan Compos mentis Compos mentis Normal
keseluruhan Lemah Stabil tidak normal
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Nyeri perut (+) Tidak ada nyeri Daya terima
(Gastrointestinal) perut. makan
Mual/muntah (+) Tidak ada kurang
mual/muntah karena tidak
ada nafsu
makan.
3. Kebutuhan Gizi
Perhitungan kebutuhan normal:
BMR = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,5× tinggi badan) – (4,7 × usia)
BMR = 655 + (9,6 × 45) + (1,5× 165) – (4,7 × 25)
= 655 + 432 + 247.5 – 117.5
= 1.217 kkal
Total Kebutuhan Energi (TEE) = BMR x faktor aktivitas x faktor stress
= 1.217 x 1,2 x 1,4
= 2.044,56 kkal
Protein = 15% x TEE/4 gram
= 15% x 2.044,56 kkal/4 gram
= 76,67 gram
c. Preskripsi
1) Jenis Diet : Diet Hati III
2) Rute : Oral
3) Bentuk Makanan : Lunak
4) Frekuensi : 3x makanan utama 2 makan selingan
d. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Perhitungan kebutuhan gizi:
Keterangan
Faktor Aktivitas : 1,2 (bed rest, bisa bergerak terbatas)
Faktor stress : 1,4 ( stress sedang: penyakit hati)
Perhitungan kebutuhan energi (Rumus Harris Benecdit)
BMR = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,5× tinggi badan) – (4,7 × usia)
BMR = 655 + (9,6 × 45) + (1,5× 165) – (4,7 × 25)
= 655 + 432 + 247.5 – 117.5
= 1.217 kkal
f. Edukasi/konseling
1. Tujuan Edukasi
a. Memberikan edukasi mengenai penyakit hepatitis A.
b. Memberikan edukasi mengenai prinsip diet dan pola makan penderita
hepatitis A.
c. Memberikan edukasi mengenai bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
d. Memberikan edukasi mengenai contoh menu satu hari untuk penderita hepatitis
A.
2. Sasaran: Pasien dan keluarga
3. Waktu : 15 menit
4. Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien
5. Metode : konseling & Tanya Jawab
6. Media : Leaflet
Sumber Bahan Makanan yang Bahan makanan yang tidak
dianjurkan dianjurkan
Karbohidrat Nasi, mie, kentang, bihun. Bahan makanan yang tidak
roti, sereal, havermut/oat, dianjurkan makanan adalah
gula, sirup, madu yang mengandung alkohol,
Protein Hewani Telur, susu, daging tanpa teh kental atau kopi kental,
lemak, ayam tanpa kulit, minuman bersoda, makanan
ikan, yoghurt dengan campuran bahan
Protein Nabati Tahu, tempe, kacang tambahan makanan sintetis
hijau, tofu atau berpengawet, serta
Buah-buahan Semua buah pembatasan terhadap bahan
Lemak Minyak, mentega dan makanan yang
margarin, santan encer, mengandung tinggi garam
alpukat
Sayuran Semua sayur
Sumber: Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4 (2019)
7. Koordinasi
Koordinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, ahli gizi, perawat ruangan, pasien
dan keluarga, staff penyaji makanan.
No Tenaga Kesehatan Koordinasi
1. Dokter Melakukan koordinasi dengan dokter terkait diagnosa
medis
2. Ahli Gizi Diskusi mengenai rencana asuhan gizi pasien
3. Perawat Ruangan Melakukan koordinasi dengan perawat mengenai
perkembangan pasien, hasil pemeriksaan fisik klinis, dan
hasil laboratorium pasien
4. Pasien dan Keluarga Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengkonsumsi
makanan yang disediakan rumah sakit dan bekerjasama
dengan keluarga pasien untuk memantau asupan pasin
5. Staff penyaji makanan Melakukan koordinasi dengan petugas penyaji makanan
terkait dengan rancangan diet yang diberikan
4. Rencana Monitoring Dan Evaluasi
Evaluasi Waktu Terukur
Pengukuran
Asupan Membandingkan Setiap Hari Asupan makanan
asupan gizi dan lebih dari 90%
jumlah zat gizi kebutuhan
sebelum dan
sesudah intervensi
Biokimia - Kadar SGOT Disesuaikan dengan - Kadar SGOT ≤
- Kadar SGPT waktu pemeriksaan 40 𝜇/l
di RS - Kadar SGPT ≤
56 𝜇/l
Seorang ibu rumah tangga usia 35 tahun di diagnosa kolelitiasis karena keluhan sering merasa
mual yang hilang timbul dan sakit nyeri perut bagian kanan atas yang menjalar sampai kebahu
kanan atas. Pasien merasakan keluhan tersebut sudah lebih dari 1 bulan yang lalu. Namun baru
membutuhkan bantuan ke dokter karena nyeri dirasakan makin lama makin hebat selama lebih dari
15 menit.
Kondisi pasien saat ini juga dalam keadaan kuning diseluruh tubuh. Asupan pasien saat ini mulai
berkurang dari biasanya. Pola makan 3 kali sehari, tetapi tidak biasa makan banyak. Setiap kali
makan, pasien hanya mampu makan 10 sdm nasi, 1⁄2 potong hewani (kebanyakkan memilih ayam
goreng) dan nabati (terbanyak pilihannya adalah tempe goreng). Pasien tidak suka sayur dan buah.
Kebiasaan makan dahulu sebelum sakit, pasien sering mengkonsumsi goreng-gorengan (bala –
bala dan gehu) setiap harinya sebanyak @3 buah sedang, keripik dan kacang goreng 3 kali
seminggu kurang lebih 1 genggam tangan dewasa. Pasien menyatakan tidak mengetahui apa
penyebab kejadian penyakitnya saat ini dengan kebiasaan makannya.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan urin pasien berwarna coklat, kadar kolesterol tinggi,
ada lemak difesesnya. Berat badan pasien mengalami perubahan dari 63 kg menjadi 60 kg dalam
1 minggu, sementara tinggi badan pasien 168 cm.
A. SKRINNING GIZI
Malnutrition Screening Tool/MST
Bila skor ≥2 dan atu pasien dengan diagnose khusus dilakukan pengkajian lanjut oleh
Dietisien
NO. Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/ tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
d. Tidak Ada Penurunan Berat Badan 0
e. Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi longgar) 2
f. Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1-5 kg 11
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan ?
c. tidak 0
d. ya 1
Total skor 2
3. Pasien dengan diagnosa khusus (Ya √ ) (Tidak )
✓
(DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Geriatri/Penurunan Imunitas/lain-
lain).
Sebutkan: kolelitiasis
Riwayat penyakit -
keluarga, sekarang,
dan dahulu
CH-3.1.6 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Diagnosis Medis kolelitiasis
Kesimpulan: Ny.B berusia 35 tahun masuk RS dengan keluhan mual dan nyeri perut. Saat
ini Ny.B memiliki diagnosa medis yaitu kolelitiasis.
b. Antropometri
c. Biokimia
Kode Data Biokimia Hasil Rujukan Keterangan
IDNT
BD.1.7.5 Kolestrol Tinggi ≤200 Tinggi
BD.1.12.1 Urin Coklat Kuning sangat Tidak normal
pucat/transparan
Kesimpulan: Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kolestrol pasien tinggi. Kadar
kolestrol tinggi dikarenakan kebiasaan pola makan yang mengandung kadar lemak
jenuh yang tinggi (Kusuma et al., 2017). Kemudian warna urine pasien yaitu berwarna
coklat yang menandakan warna urine yang tidak normal. Warna urine normal adalah
berwarna kuning sangat pucat atau kuning transparan (Andrizal et al., 2018).
d. Pemeriksaan fisik klinis
Kode Jenis Data Hasil Standar Interpretasi
IDNT
PD-1.1.1 Penampilan Compos mentis Compos mentis Normal
keseluruhan
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Nyeri perut (+) Tidak ada nyeri Asupan
(Gastrointestinal) perut. makanan
Mual (+) Tidak ada mual mulai
berkurang
dari
biasanya
Kesimpulan: berdasarkan hasil recall 24 jam secara keseluruhan, tingkat konsumsi Ny.
B defisit tingkat berat.
2. Diagnosis Gizi
e. Standar makanan
Protein
3 225 27 15 -
Hewani
Nabati 5 375 25 15 40
Sayuran 3 75 3 - 25
Buah 3 200 3 - 45
Minyak 6 300 - 30 -
Gula 2 100 - - 24
Jumlah 2085 77 60 314
2.
86,24 63,88 344,96
Kebutuhan 299,752
gram gram gram
kkal
2.069,7 77,61 57,49 310,4
Toleransi – 10%
kkal gram gram gram
2.529,7 94,86 70,26 379,45
Toleransi + 10%
kkal gram gram gram
f. Edukasi/konseling
1) Tujuan Edukasi
a. Memberikan edukasi mengenai penyakit kolelitiasis
b. Memberikan edukasi mengenai prinsip diet dan pola makan penderita kolelitiasis .
c. Memberikan edukasi mengenai bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
d. Memberikan edukasi mengenai contoh menu satu hari untuk penderita kolelitiasis.
2) Sasaran: Pasien dan keluarga
3) Waktu : 15 menit
4) Tempat : Ruang Rawat Inap
5) Metode : Konseling
6) Media : leaflet
Sumber Bahan Makanan yang Bahan makanan yang tidak
dianjurkan dianjurkan
Karbohidrat Beras merah, roti gandum, Bahan makanan yang tidak
havermut, makaroni, jagung, dianjurkan untuk diet
kentang, sereal penyakit kandung empedu
Protein Hewani Telur (kuning telur maksimal adalah semua makanan dan
3 butir/minggu;putih telur daging yang mengandung
bebas), ikan segar, daging lemak, gorengan, dan
tanpa lemak, ayam tanpa makanan yang menimbulkan
kulit, susu-skim, susu non-fat, gas seperti ubi, kacang
keju non-fat, yoghurt non-fat. merah, kol, sawi, lobak,
Protein Nabati Tahu, tempe, oncom, kacang- ketimun, durian dan nangka
kacangan, tofu.
Buah-buahan Semua buah kecuali yang
terdapat pada daftar makanan
yang tidak dianjurkan.
Lemak Minyak tumbuh-
tumbuhan;minyak jagung,
minyak kedelai, minyak biji
bunga matahari, minyak
zaitun,dsb.
Penggunaan maksimal per
hari :
• 3 sdt margarin
• 3 sdm margarin non-
fat
• 3 sdt mayonaise
• 3 sdt minyak goreng
(untuk masak).
Gunakan minyak untuk
menumis. Makanan ditumis
lebih diutamakan daripada di
goreng
Sayuran Semua sayuran kecuali yang
terdapat pada daftar makanan
yang tidak dianjurkan. Clear
soup/sayuran bebas lemak,
cream soup yang dibuat dari
susu skim
g. Koordinasi
Koordinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, ahli gizi, perawat
ruangan, pasien dan keluarga, staff penyaji makanan.
Catatan :