Anda di halaman 1dari 29

TUGAS DIETETIK PENYAKIT INFEKSI

“KASUS PENYAKIT HATI”

DOSEN PENGAMPUH :
Putu Candriasih, SST, M.Kes

DISUSUN OLEH :
Sefiana Risky Hartono_PO7131123107
Kelas B/Tingkat II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN GIZI
2024
KASUS 1

Seorang pasien perempuan usia 25 tahun, masuk ke RS dengan keluhan pusing, mual dan muntah.
Pasien juga mengeluh demam tinggi pada sore menjelang malam dan agak turun waktu pagi hari
sejak minggu lalu. Dokter mendiagnosa pasien dengan Hepatitis A dan pasien dianjurkan untuk
rawat inap.

Pasien berasal dari bangkep dan kost di kota Palu karena bekerja di suatu S pemerintah bersama
dengan temannya. Sebelum sakit setiap hari selalu jajan untuk makan pagi, siang dan sore di
pinggir jalan sekitar kost dan RS. Selama ini pasien tidak mengetahui faktor risiko makanan yang
aman terhadap penyakit hepatitis A.

Hasil laboratorium : SGOT 500 U/l dan SGPT 650 U/l, Hb 13 g/dl, bilirubin 2 mg/dl. Pasien
tampak lemah, pucat dan kuning. Berat badan pasien 45 kg dan tinggi badan 165 cm. Berat badan
biasanya sebelum sakit (1 minggu yang lalu) 50 kg.

Asupan makan hanya 50% dari biasanya (kurang lebih energi 1350 Kalori), bentuknya bubur.
Pasien mengeluh tidak ada nafsu makan, mual dan nyeri perut bagian kanan atas. Sudah 3 hari ini
pasien tidak BAB. Pasien tidak ada alergi makanan tetapi tidak suka susu.

Buatlah PAGT pada kasus tersebut mulai asesmen gizi, diagnosa gizi, intervensi dgn penyusunan
menu dan monev.
A. Skrinning Gizi
Malnutrition Screening Tool/MST
Bila skor ≥2 dan atu pasien dengan diagnose khusus dilakukan pengkajian lanjut oleh
Dietisien
NO. Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/ tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
a. Tidak Ada Penurunan Berat Badan 0
b. Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi longgar) 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1-5 kg 11
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan ?
a. tidak 0
b. ya 1
Total skor 2
3. Pasien dengan diagnosa khusus (Ya √ ) (Tidak )

(DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Geriatri/Penurunan Imunitas/lain-
lain).
Sebutkan: Hepatitis A

Sudah dibaca dan diketahui oleh tenaga gizi(diisi oleh Dietisien)


(Ya √)
(Tidak )

Kesimpulan: Berdasarkan hasil skrining menggunakan Malnutrition Screening Tool/MST,


total skor yang diperoleh adalah 2 poin sehingga pasien memerlukan proses asuhan gizi
lebih lanjut.
B. Proses Asuhan Gizi Tersrandar
1. Assessment
a. Data personal
KODE IDNT Jenis Data Data Personal
Nama Ny. A
CH-1.1.1 Umur 25 Thn
CH-1.1.2 Jenis kelamin perempuan
CH-1.1.3 Suku/etnik -
CH-1.1.6 Pendidikan -
CH-2.1.1 Keluhan utama pusing, mual, muntah dan demam tinggi

Riwayat penyakit -
keluarga, sekarang,
dan dahulu
CH-3.1.6 Pekerjaan Kantoran
Diagnosis Medis Hepatitis A
Kesimpulan: Ny A berusia 25 tahun masuk RS dengan keluhan pusing, mual dan muntah
dan demam tinggi. Saat ini Ny.A memiliki diagnosa medis yaitu Hepatitis A.
b. Antropometri
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD.1.1.1 Tinggi Badan 165 cm
AD.1.1.2 Berat Badan:
• Sebelum sakit: 50 kg
• Setelah sakit: 45 kg
AD.1.1.4 Perubahan berat badan Berat badan turun sekitar 5 kg,
dimana sebelum sakit berat badan
pasien 50 kg menjadi 45 kg
setelah sakit.
AD.1.1.5 IMT 45 𝑘𝑔
= 16,5 kg/m²
1.65 𝑥 1.65
(kekurangan berat badan tingkat
berat)
(sumber: kemenkes RI 2019)
Berat Badan Ideal BBI = (TB-100) – (TB-100) 10%
(BBI) = (165-100) – (165-100) 10%
= 65 – (65) 10%
= 65 – 6,5
= 58,5 kg/m2
Kesimpulan: Dari hasil pengukuran menggunakan Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan
(BB) didapatkan Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien yaitu 16,5 kg/m², yang dimana status gizi
menurut IMT yaitu kekurangan berat badan tingkat berat (Kemenkes, 2019).
Keterangan Status Gizi Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >27,0
c. Biokimia
Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Keterangan
BD.1.4.3 SGOT 500 U/l 5 - 40 𝜇/l Tinggi
BD.1.4.2 SGPT 650 U/l 7 – 56 𝜇/𝑙 Tinggi
BD.1.10.1 Hemoglobin 13 g/dl 12 – 16 g/dl Normal
BD.1.4.6 Bilirubin 2 mg/dl 0,3 – 1 mg/dl Tinggi
Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pasien memiliki kadar
SGOT dan SGPT yang tinggi. Penyebab SGPT dan SGOT meningkat apabila terjadi
kerusakan sel, enzim aminotransferase didalam banyak keluar ke ruang eksternal sel dan
juga pada aliran darah. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya SGPT dan
SGOT antara lain : infeksi, paparan polutan, alkoholik, dll (Eko Novitasari & Farihah,
2021). Kemudian kadar Bilirubin pasien juga tinggi. Bilirubin disaring dari darah oleh hati
dan diekskresikan dalam empedu. Jumlah bilirubin meningkat karena hati
menjadi lebih rusak (Wati et al., 2023).
d. Pemeriksaan Fisik Klinis
Kode Jenis Data Hasil Standar Interpretasi
IDNT
PD-1.1.1 Penampilan Compos mentis Compos mentis Normal
keseluruhan Lemah Stabil tidak normal
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Nyeri perut (+) Tidak ada nyeri Daya terima
(Gastrointestinal) perut. makan
Mual/muntah (+) Tidak ada kurang
mual/muntah karena tidak
ada nafsu
makan.

Tidak BAB 3 hari 1-3 kali/hari Tidak BAB


(+) BAB selama 3
hari.
PD-1.1.8 Kulit Pucat dan Kuning Kulit tidak pucat Kulit pucat
(+) dan kuning. dan kuning
Kesimpulan: Ny.A memiliki kesadaran Compos Mentis (CM) yang berarti keadaan
seorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan lingkungannya,
orientasi waktu dan tempat (Sirait, 2020).
e. Riwayat makan / Dietary History
1. Pola Makan
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
FH-1.2.2 Riwayat Pola Makan Setiap hari selalu jajan untuk makan pagi,
siang dan sore di pinggir jalan sekitar kost
dan RS.
Pemesanan Diet Diet Hati
FH-2.1.2 Pengalaman Diet Belum pernah menjalani diet.
FH.2.1.2.5 Alergi Makanan Tidak ada alergi, tetapi tidak suka susu.
FH.4.1 Edukasi Gizi Belum pernah mendapatkan edukasi gizi. Jadi
tidak mengetahui factor risiko makanan yang
aman terhadap penyakit Hepatitis A.
Kesimpulan: Berdasarkan riwayat pola makan Ny.A memiliki kebiasaan jajan untuk makan
pagi, siang dan sore di pinggir jalan sekitar kost dan RS (SMRS). Setelah masuk rumah sakit
asupan makanannya sedikit hanya 50% dari biasanya (kurang lebih energi 1350 kalori),
bentuknya bubur. Ny. A belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan makanan. Diet yang
diberikan pada Ny.A yaitu diet hati.
2. Menghitung Asupan Hasil Recall 24 jam
• Energi 1350 Kkal
15%×total energi 15%×1.350 202,5
• Asupan protein = = = 4 = 50,6 𝑔𝑟
4 4
20%×total energi 20%×1.350 30
• Asupan Lemak = = = = 30 𝑔𝑟
9 9 9
65%×total energi 65%×1.350 877,5
• Asupan KH = = = = 𝑔𝑟
4 4 4

3. Kebutuhan Gizi
Perhitungan kebutuhan normal:
BMR = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,5× tinggi badan) – (4,7 × usia)
BMR = 655 + (9,6 × 45) + (1,5× 165) – (4,7 × 25)
= 655 + 432 + 247.5 – 117.5
= 1.217 kkal
Total Kebutuhan Energi (TEE) = BMR x faktor aktivitas x faktor stress
= 1.217 x 1,2 x 1,4
= 2.044,56 kkal
Protein = 15% x TEE/4 gram
= 15% x 2.044,56 kkal/4 gram
= 76,67 gram

Lemak = 20% x TEE/9 gram


= 20% x 2.044,56 kkal
= 45,43 gram
KH = 65% x TEE/4 gram
= 65% x 2.044,56 kkal
= 332,24 gram

4. Perbandingan Asupan (recall 24 jam) Dengan Kebutuhan (FH-1.2.2)


Energi(kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Kh (gr) rujukan
Asupan 1350 50,6 30 219,4 >80%-120% AKG
Kebutuhan 2.044,56 76,67 45,43 332,24 >80%-120% AKG
% asupan 66 % 65,9 % 66 % 65,6 %
interpretasi Defisit Defisit Defisit Defisit
tingkat berat
tingkat tingkat tingkat
berat berat berat
Kesimpulan: berdasarkan hasil recall 24 jam secara keseluruhan, tingkat konsumsi Ny. A
defisit tingkat berat.

Tabel. Kategori pemenuhan Asupan Berdasarkan Kategori Kecukupan Gizi


(Energi)
(Gibson, 2005)
Kategori kecukupan Gizi Keterangan
<70% Defisit tingkat berat
70-79% Defisit tingkat sedang
80-89% Defisit tingkat ringan
90-119% Normal
>120 % Lebih
2. Diagnosis Gizi

TERMINOLOGI PROBLEM ETIOLOGI SIGN/SYMTOM


DOMAIN INTAKE
Asupan oral tidak Mual dan muntah Asupan energi 66 %,
NI.2.1 adequat sebubungan dengan Protein 65,9 %, Lemak
gangguan fungsi hati 66 %, KH 65,6 %
DOMAIN CLINIC
Perubahan nilai terkait gizi berkaitan ditandai dengan hasil
laboratorium dengan tampak laboratorium bilirubin 2
NC.2.2
berkaitan zat gizi lemah, pucat dan mg/dl.
kuning
Perubahan nilai terkait gizi berkaitan ditandai dengan hasil
laboratorium dengan menderita laboratorium SGOT 500
NC.2.2
berkaitan zat gizi penyakit hepatitis A U/L dan SGPT 650 U/L

Penurunan BB yang Asupan nutrisi yang IMT =16,5 %,


NC.3.2
tidak diharapkan kurang • BB turun 5 kg/minggu
DOMAIN BEHAVIOR
Kurang pengetahuan tidak mengetahui ditandai dengan setiap
terkait makanan dan faktor risiko hari selalu jajan untuk
zat gizi makanan yang aman makan pagi, siang dan
NB.1.1
terhadap penyakit sore di pinggir jalan.
hepatitis A
3. Intervensi Gizi
a. Tujuan
1) Meningkatkan asupan makanan pasien sesuai dengan kebutuhan.
2) Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut
dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
3) Membantu menstabilkan nilai laboratorium untuk mencapai normal
4) Memperbaiki kualitas hidup.
b. Prinsip/Syarat Diet
1) Kebutuhan energi diberikan tinggi disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit
hati serta adanya komplikasi. Rekomendasi energi dari American Society of
Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) dan European Society of Parenteral and
Enteral Nutrition (ESPEN) berkisar antara 25-40 kkal/kg BB/hari.
2) Protein diberikan mulai dari 1,0-1,5 g/kg BB/hari untuk mencegah
glukoneogenesis, katabolisme otot, dan penurunan penyerapan zat gizi dan
mencegah kehilangan massa otot serta mengembalikan massa otot pada kondisi
sarkopenia.
3) Lemak diberikan cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk
yang mudah dicerna ataupun dalam bentuk emulsi.
4) Karbohidrat diberikan 45-65% dari kebutuhan energi total.
5) Kebutuhan vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
Suplementasi vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), zink dan selenium
direkomendasikan terutama pada pasien dengan penyakit hati terkompensasi yang
sering mengalami kekurangan gizi.

c. Preskripsi
1) Jenis Diet : Diet Hati III
2) Rute : Oral
3) Bentuk Makanan : Lunak
4) Frekuensi : 3x makanan utama 2 makan selingan
d. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Perhitungan kebutuhan gizi:
Keterangan
Faktor Aktivitas : 1,2 (bed rest, bisa bergerak terbatas)
Faktor stress : 1,4 ( stress sedang: penyakit hati)
Perhitungan kebutuhan energi (Rumus Harris Benecdit)
BMR = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,5× tinggi badan) – (4,7 × usia)
BMR = 655 + (9,6 × 45) + (1,5× 165) – (4,7 × 25)
= 655 + 432 + 247.5 – 117.5
= 1.217 kkal

Total Kebutuhan Energi (TEE) = BMR x faktor aktivitas x faktor stress


= 1.217 x 1,2 x 1,4
= 2.044,56 kkal
Protein = 15% x TEE/4 gram
= 15% x 2.044,56 kkal/4 gram
= 76,67 gram

Lemak = 20% x TEE/9 gram


= 20% x 2.044,56 kkal
= 45,43 gram

KH = 65% x TEE/4 gram


= 65% x 2.044,56 kkal
= 332,24 gram
e. Standar makanan

Sumber Penukar Energi Protein Lemak KH


Karbohidrat 5 875 20 - 200
Protein 4 300 32 20 -
Hewani
Nabati 2¼ 180 13,5 6,75 18
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 3 150 - - 36
Minyak 5 250 - 25 -
Gula 7 259 - - 63
Susu 1 125 7 6 15
Jumlah 2.189 kkal 70,5 gr 57,75 gr 342 gr
Kebutuhan 2.044,56 kkal 76,67 gr 45,43 gr 332,24 gr
Toleransi – 10% 1.840,1 kkal 69 gr 40,5 gr 299 gr
Toleransi + 10% 2.249 kkal 84,3 gr 49,9 gr 365,464 gr

f. Edukasi/konseling
1. Tujuan Edukasi
a. Memberikan edukasi mengenai penyakit hepatitis A.
b. Memberikan edukasi mengenai prinsip diet dan pola makan penderita
hepatitis A.
c. Memberikan edukasi mengenai bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
d. Memberikan edukasi mengenai contoh menu satu hari untuk penderita hepatitis
A.
2. Sasaran: Pasien dan keluarga
3. Waktu : 15 menit
4. Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien
5. Metode : konseling & Tanya Jawab
6. Media : Leaflet
Sumber Bahan Makanan yang Bahan makanan yang tidak
dianjurkan dianjurkan
Karbohidrat Nasi, mie, kentang, bihun. Bahan makanan yang tidak
roti, sereal, havermut/oat, dianjurkan makanan adalah
gula, sirup, madu yang mengandung alkohol,
Protein Hewani Telur, susu, daging tanpa teh kental atau kopi kental,
lemak, ayam tanpa kulit, minuman bersoda, makanan
ikan, yoghurt dengan campuran bahan
Protein Nabati Tahu, tempe, kacang tambahan makanan sintetis
hijau, tofu atau berpengawet, serta
Buah-buahan Semua buah pembatasan terhadap bahan
Lemak Minyak, mentega dan makanan yang
margarin, santan encer, mengandung tinggi garam
alpukat
Sayuran Semua sayur
Sumber: Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4 (2019)

7. Koordinasi
Koordinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, ahli gizi, perawat ruangan, pasien
dan keluarga, staff penyaji makanan.
No Tenaga Kesehatan Koordinasi
1. Dokter Melakukan koordinasi dengan dokter terkait diagnosa
medis
2. Ahli Gizi Diskusi mengenai rencana asuhan gizi pasien
3. Perawat Ruangan Melakukan koordinasi dengan perawat mengenai
perkembangan pasien, hasil pemeriksaan fisik klinis, dan
hasil laboratorium pasien
4. Pasien dan Keluarga Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengkonsumsi
makanan yang disediakan rumah sakit dan bekerjasama
dengan keluarga pasien untuk memantau asupan pasin
5. Staff penyaji makanan Melakukan koordinasi dengan petugas penyaji makanan
terkait dengan rancangan diet yang diberikan
4. Rencana Monitoring Dan Evaluasi
Evaluasi Waktu Terukur
Pengukuran
Asupan Membandingkan Setiap Hari Asupan makanan
asupan gizi dan lebih dari 90%
jumlah zat gizi kebutuhan
sebelum dan
sesudah intervensi
Biokimia - Kadar SGOT Disesuaikan dengan - Kadar SGOT ≤
- Kadar SGPT waktu pemeriksaan 40 𝜇/l
di RS - Kadar SGPT ≤
56 𝜇/l

Bahan Makanan Sehari


Bahan Makanan Berat (g)
Beras 250
Maizena 20
Daging 100
Telur Ayam 100
Tempe 100
Kacang hijau 25
Sayuran 200
Buah 300
Minyak 25
Gula Pasir 70
Susu 200
Waktu Menu Bahan Berat URT Energi Protein Lemak KH
Makanan
Pagi Nasi tim beras 50 gr 1 gls 178,5 4,2 0,85 38,55
Tahu + telur tahu 25 gr 1 ptg 20 2,725 1,175 9,5
bb teiyaki telur 50 gr 1 btr 77 6,2 5,4 0,35
minyak 5 gr 1 sdt 44,2 - 5 -
Sup ayam ayam 40 gr ½ ptg 119,2 7,28 10 -
Buncis 25 gr ¼ gls 1,8 0,475 0,125 25,25
wortel 25 gr ¼ gls 9 0,25 0,15 1,975
Jus semangka 100 gr 1 28 0,5 0,2 6,9
semangka buah
Gula 20 gr 2 sdm 78,8 - - 18,4
pasir
selingan Bubur sum- Tepung 50 gr 176,5 3,5 0,25 40
sum beras
susu 20 gr 2 sdm 68,6 1,64 2 11
Siang Nasi tim Beras 100 gr 2 gls 357 8,4 1,7 77,1
Ekor kuning Ekor 40 gr 1 ptg 43,2 8,92 0,48 0,84
asam manis kuning
minyak 5 gr 1 sdt 44,2 - 5 -
Tempe Tempe 50 gr 2 ptg 100,5 10,4 4,4 6,75
bumbu sdg
kuning minyak 5 gr 1 sdt 44,2 - 5 -
Sayur wortel 25 gr ¼ gls 9 0,25 0,15 1,975
capcay Buncis 25 gr ¼ gls 1,8 0,475 0,125 25,25
Jagung 20 gr 2 sdm 7 0,44 0,02 1,48
Maizena 5 gr 1 sdt 17,05 0,015 - 4,25
minyak 5 gr 1 sdt 44,2 - 5 -
jeruk Jeruk 100 gr 1 45 0,9 0,2 10,4
manis buah
selingan Bubur Kacang 25 gr 2,5 80,75 5,725 0,375 14,2
kacang hijau hijau sdm
Gula 10 gr 2sdm 39,4 - - 9,2
pasir
Susu 45 gr 1 gls 154,35 3,69 4,5 24,75
malam Nasi tim beras 100 gr 2 gls 357 8,4 1,7 77,1
Tempe+telur Telur 50 gr 1 ptg 77 6,2 5,4 0,35
balado ayam
tempe 25 gr 50,25 5,2 2,2 3,375
minyak 5 gr 1 sdt 44,2 - 5 -
Soto kuning Ayam 20 gr 59,6 3,64 5 -
tauge 30 gr 10,2 1,11 0,36 1,29
kol 50 gr 14,5 0,7 0,1 2,65
buah melon 100 gr 37 0,6 0,4 78
kebutuhan 2.439 91,835 72,26 490,885
KASUS 2

Seorang ibu rumah tangga usia 35 tahun di diagnosa kolelitiasis karena keluhan sering merasa
mual yang hilang timbul dan sakit nyeri perut bagian kanan atas yang menjalar sampai kebahu
kanan atas. Pasien merasakan keluhan tersebut sudah lebih dari 1 bulan yang lalu. Namun baru
membutuhkan bantuan ke dokter karena nyeri dirasakan makin lama makin hebat selama lebih dari
15 menit.

Kondisi pasien saat ini juga dalam keadaan kuning diseluruh tubuh. Asupan pasien saat ini mulai
berkurang dari biasanya. Pola makan 3 kali sehari, tetapi tidak biasa makan banyak. Setiap kali
makan, pasien hanya mampu makan 10 sdm nasi, 1⁄2 potong hewani (kebanyakkan memilih ayam
goreng) dan nabati (terbanyak pilihannya adalah tempe goreng). Pasien tidak suka sayur dan buah.

Kebiasaan makan dahulu sebelum sakit, pasien sering mengkonsumsi goreng-gorengan (bala –
bala dan gehu) setiap harinya sebanyak @3 buah sedang, keripik dan kacang goreng 3 kali
seminggu kurang lebih 1 genggam tangan dewasa. Pasien menyatakan tidak mengetahui apa
penyebab kejadian penyakitnya saat ini dengan kebiasaan makannya.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan urin pasien berwarna coklat, kadar kolesterol tinggi,
ada lemak difesesnya. Berat badan pasien mengalami perubahan dari 63 kg menjadi 60 kg dalam
1 minggu, sementara tinggi badan pasien 168 cm.
A. SKRINNING GIZI
Malnutrition Screening Tool/MST
Bila skor ≥2 dan atu pasien dengan diagnose khusus dilakukan pengkajian lanjut oleh
Dietisien
NO. Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/ tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
d. Tidak Ada Penurunan Berat Badan 0
e. Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi longgar) 2
f. Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1-5 kg 11
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan ?
c. tidak 0
d. ya 1
Total skor 2
3. Pasien dengan diagnosa khusus (Ya √ ) (Tidak )

(DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Geriatri/Penurunan Imunitas/lain-
lain).
Sebutkan: kolelitiasis

Sudah dibaca dan diketahui oleh tenaga gizi(diisi oleh Dietisien)


(Ya √)
(Tidak )

Kesimpulan: Berdasarkan hasil skrining menggunakan Malnutrition Screening Tool/MST,


total skor yang diperoleh adalah 2 poin sehingga pasien memerlukan proses asuhan gizi
lebih lanjut.
B. PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. Assesment Gizi
a. Data Personal
KODE IDNT Jenis Data Data Personal
Nama Ny. B
CH-1.1.1 Umur 35 Thn
CH-1.1.2 Jenis kelamin perempuan
CH-1.1.3 Suku/etnik -
CH-1.1.6 Pendidikan -
CH-2.1.1 Keluhan utama Mual dan nyeri perut

Riwayat penyakit -
keluarga, sekarang,
dan dahulu
CH-3.1.6 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Diagnosis Medis kolelitiasis
Kesimpulan: Ny.B berusia 35 tahun masuk RS dengan keluhan mual dan nyeri perut. Saat
ini Ny.B memiliki diagnosa medis yaitu kolelitiasis.
b. Antropometri

Kode IDNT Jenis Data Keterangan


AD.1.1.1 Tinggi Badan 168 cm
AD.1.1.2 Berat Badan:
• Sebelum sakit: 63 kg
• Setelah sakit: 60 kg
AD.1.1.4 Perubahan berat badan Berat badan turun sekitar 3 kg,
dimana sebelum sakit berat badan
pasien 63 kg menjadi 60 kg
setelah sakit.
AD.1.1.5 IMT 60 𝑘𝑔
= 21,25 kg/m² (normal)
1.68 𝑥 1.68
(sumber: kemenkes RI 2019)
Berat Badan Ideal = (TB-100)-10%
(BBI) = (168-100)-10%
= 68 – 10%
= 61,2 kg
Kesimpulan: Dari hasil pengukuran menggunakan Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan
(BB) didapatkan Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien yaitu 21,25 kg/m², yang dimana status
gizi menurut IMT yaitu normal (Kemenkes, 2019).
Keterangan Status Gizi Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >27,0

c. Biokimia
Kode Data Biokimia Hasil Rujukan Keterangan
IDNT
BD.1.7.5 Kolestrol Tinggi ≤200 Tinggi
BD.1.12.1 Urin Coklat Kuning sangat Tidak normal
pucat/transparan
Kesimpulan: Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kolestrol pasien tinggi. Kadar
kolestrol tinggi dikarenakan kebiasaan pola makan yang mengandung kadar lemak
jenuh yang tinggi (Kusuma et al., 2017). Kemudian warna urine pasien yaitu berwarna
coklat yang menandakan warna urine yang tidak normal. Warna urine normal adalah
berwarna kuning sangat pucat atau kuning transparan (Andrizal et al., 2018).
d. Pemeriksaan fisik klinis
Kode Jenis Data Hasil Standar Interpretasi
IDNT
PD-1.1.1 Penampilan Compos mentis Compos mentis Normal
keseluruhan
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Nyeri perut (+) Tidak ada nyeri Asupan
(Gastrointestinal) perut. makanan
Mual (+) Tidak ada mual mulai
berkurang
dari
biasanya

PD-1.1.8 Kulit Kuning (+) Kulit tidakKulitnya


kuning. kuning
seluruh
tubuh
Kesimpulan: Ny.A memiliki kesadaran Compos Mentis (CM) yang berarti keadaan
seorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan
lingkungannya, orientasi waktu dan tempat (Sirait, 2020).
e. Riwayat makan/ Dietary History
1. Pola Makan
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
FH-1.2.2 Riwayat Pola Makan Sering mengkonsumsi goreng-gorengan (bala
– bala dan gehu) setiap harinya sebanyak 3
buah sedang, keripik dan kacang goreng 3
kali seminggu kurang lebih 1 genggam tangan
dewasa.
Pemesanan Diet Diet Penyakit Kandung Empedu (Diet Lemak
Rendah I)
FH-2.1.2 Pengalaman Diet Belum pernah menjalani diet.
FH.2.1.2.5 Alergi Makanan Tidak ada alergi, tetapi tidak suka sayur dan
buah
FH.4.1 Edukasi Gizi Tidak pernah mendapatkan edukasi gizi. Jadi
tidak mengetahui apa penyebab kejadian
penyakitnya saat ini dengan kebiasaan
makannya.
Kesimpulan: Berdasarkan riwayat pola makan Ny.B memiliki kebiasaan Sering
mengkonsumsi goreng-gorengan (bala – bala dan gehu) setiap harinya sebanyak 3
buah sedang, keripik dan kacang goreng 3 kali seminggu kurang lebih 1 genggam
tangan dewasa (SMRS). Setelah masuk rumah sakit Asupan pasien saat ini mulai
berkurang dari biasanya. Pola makan 3 kali sehari, tetapi tidak biasa makan banyak.
Ny. B belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan makanan. Diet yang diberikan
pada Ny.B yaitu diet penyakit kandung empedu (Diet Lemak Rendah I).
2. Recall 24 Jam
Nama URT Berat Energi Protein Lemak KH
Makanan (gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Nasi 10 sdm 150 gr 267,75 6,3 1,275 57,825
Ayam goreng ½ ptg 15 gr 41,25 5,61 1,83 0,195
Tempe goreng ½ ptg 25 gr 87,5 6,125 6,65 2,6
Asupan Makanan 396,5 18,035 9,755 60,62
Kebutuhan 2. 299,752 86,24 63,88 344,96
% Pemenuhan 17,24% 20,91% 15,27 % 17,57%
Interpretasi Defisit Defisit Defisit Defisit
Tk.Berat Tk.Ber Tk.Berat Tk.Berat
at

Kesimpulan: berdasarkan hasil recall 24 jam secara keseluruhan, tingkat konsumsi Ny.
B defisit tingkat berat.

Tabel. Kategori pemenuhan Asupan Berdasarkan Kategori Kecukupan Gizi


(Energi)
(Gibson, 2005)
Kategori kecukupan Gizi Keterangan
<70% Defisit tingkat berat
70-79% Defisit tingkat sedang
80-89% Defisit tingkat ringan
90-119% Normal
>120 % Lebih
Rumus harris benedict
BMR = 655 + (9,6 x Berat badan) + (1,8 x Tinggi badan)-(4,7 x umur)
= 655 + (9,6 x 60 kg) + ( 1,8 x 168 cm) – (4,7x 35 tahun)
= 655 + 576 + 302,4 - 164,5
= 1.368,9 kal

Total kebutuhan energy (TEE) = BMR x factor aktivitas x factor stress


= 1.368,9 kal x 1,2 (sedang) x 1,4
= 2. 299,752 kkal

Kebutuhan Protein : = 15% x TEE /4 gram


= 15% x 2. 299,752 kkal /4 gram
= 86,24 gram

Kebutuhan lemak : = 25 % x 2.299,752 / 9 gram


= 63,88 gram

Kebutuhan Karbohidrat : = 60 % x 2.299,752 / 4 gram


= 0,6 x 2.299,75
= 344,96 gram

2. Diagnosis Gizi

TERMINOLOGI PROBLEM ETIOLOGI SIGN/SYMTOM


DOMAIN INTAKE
Asupan oral tidak berkaitan dengan ditandai dengan asupan
NI.2.1 adequat gangguan pola makanan < 80%
makan
DOMAIN CLINIC
Penurunan BB yang Asupan nutrisi yang IMT =21,5 %,
NC.3.2 tidak diharapkan kurang • BB turun 3 kg dalam 1
minggu
DOMAIN BEHAVIOR
Kurang pengetahuan berkaitan dengan ditandai dengan
terkait makanan dan tidak mengetahui apa seringnya mengonsumsi
NB.1.1
zat gizi penyebab kejadian gorengan.
penyakitnya
3. Intervensi Gizi
a. Tujuan
1) Meningkatkan asupan makanan pasien sesuai dengan kebutuhan.
2) Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen
3) Mengatasi malabsorbsi lemak
b. Prinsip/Syarat Diet
1) Energi sesuai kebutuhan
2) Bila kegemukan diberikan Diet Rendah Energi.
3) Hindari penurunan berat badan yang terlalu cepat.
c. Preskripsi
1) Jenis Diet : Diet Penyakit Kandung Empedu (Diet Lemak Rendah I)
2) Rute : Oral
3) Bentuk Makanan : Makanan Biasa
4) Frekuensi : 3x makanan utama 2 makan selingan

d. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


Perhitungan kebutuhan gizi:
Keterangan
Faktor Aktivitas : 1,2 (bed rest, bisa bergerak terbatas)
Faktor stress : 1,4 ( stress sedang: penyakit hati)
Perhitungan kebutuhan energi (Rumus Harris Benecdit)
BMR = 655 + (9,6 x Berat badan) + (1,8 x Tinggi badan)-(4,7 x umur)
= 655 + (9,6 x 60 kg) + ( 1,8 x 168 cm) – (4,7x 35 tahun)
= 655 + 576 + 302,4 - 164,5
= 1.368,9 kal

Total kebutuhan energy (TEE) = BMR x factor aktivitas x factor stress


= 1.368,9 kal x 1,2 (sedang) x 1,4
= 2. 299,752 kkal

Kebutuhan Protein : = 15% x TEE /4 gram


= 15% x 2. 299,752 kkal /4 gram
= 86,24 gram

Kebutuhan lemak : = 25 % x 2.299,752 / 9 gram


= 63,88 gram

Kebutuhan Karbohidrat : = 60 % x 2.299,752 / 4 gram


= 0,6 x 2.299,75
= 344,96 gram

e. Standar makanan

Sumber Penukar Energi Protein Lemak KH

Karbohidrat 4 ½ 810 19 - 180

Protein
3 225 27 15 -
Hewani
Nabati 5 375 25 15 40
Sayuran 3 75 3 - 25
Buah 3 200 3 - 45
Minyak 6 300 - 30 -
Gula 2 100 - - 24
Jumlah 2085 77 60 314
2.
86,24 63,88 344,96
Kebutuhan 299,752
gram gram gram
kkal
2.069,7 77,61 57,49 310,4
Toleransi – 10%
kkal gram gram gram
2.529,7 94,86 70,26 379,45
Toleransi + 10%
kkal gram gram gram

f. Edukasi/konseling
1) Tujuan Edukasi
a. Memberikan edukasi mengenai penyakit kolelitiasis
b. Memberikan edukasi mengenai prinsip diet dan pola makan penderita kolelitiasis .
c. Memberikan edukasi mengenai bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
d. Memberikan edukasi mengenai contoh menu satu hari untuk penderita kolelitiasis.
2) Sasaran: Pasien dan keluarga
3) Waktu : 15 menit
4) Tempat : Ruang Rawat Inap
5) Metode : Konseling
6) Media : leaflet
Sumber Bahan Makanan yang Bahan makanan yang tidak
dianjurkan dianjurkan
Karbohidrat Beras merah, roti gandum, Bahan makanan yang tidak
havermut, makaroni, jagung, dianjurkan untuk diet
kentang, sereal penyakit kandung empedu
Protein Hewani Telur (kuning telur maksimal adalah semua makanan dan
3 butir/minggu;putih telur daging yang mengandung
bebas), ikan segar, daging lemak, gorengan, dan
tanpa lemak, ayam tanpa makanan yang menimbulkan
kulit, susu-skim, susu non-fat, gas seperti ubi, kacang
keju non-fat, yoghurt non-fat. merah, kol, sawi, lobak,
Protein Nabati Tahu, tempe, oncom, kacang- ketimun, durian dan nangka
kacangan, tofu.
Buah-buahan Semua buah kecuali yang
terdapat pada daftar makanan
yang tidak dianjurkan.
Lemak Minyak tumbuh-
tumbuhan;minyak jagung,
minyak kedelai, minyak biji
bunga matahari, minyak
zaitun,dsb.
Penggunaan maksimal per
hari :
• 3 sdt margarin
• 3 sdm margarin non-
fat
• 3 sdt mayonaise
• 3 sdt minyak goreng
(untuk masak).
Gunakan minyak untuk
menumis. Makanan ditumis
lebih diutamakan daripada di
goreng
Sayuran Semua sayuran kecuali yang
terdapat pada daftar makanan
yang tidak dianjurkan. Clear
soup/sayuran bebas lemak,
cream soup yang dibuat dari
susu skim
g. Koordinasi

Koordinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, ahli gizi, perawat
ruangan, pasien dan keluarga, staff penyaji makanan.

No Tenaga Kesehatan Koordinasi


1. Dokter Melakukan koordinasi dengan dokter terkait diagnosa
medis
2. Ahli Gizi Diskusi mengenai rencana asuhan gizi pasien
3. Perawat Ruangan Melakukan koordinasi dengan perawat mengenai
perkembangan pasien, hasil pemeriksaan fisik klinis, dan
hasil laboratorium pasien
4. Pasien dan Keluarga Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengkonsumsi
makanan yang disediakan rumah sakit dan bekerjasama
dengan keluarga pasien untuk memantau asupan pasin
5. Staff penyaji makanan Melakukan koordinasi dengan petugas penyaji makanan
terkait dengan rancangan diet yang diberikan

4. Rencana Monitoring Dan Evaluasi


Evaluasi Waktu Terukur
Pengukuran
Asupan Membandingkan Setiap Hari Asupan makanan
asupan gizi dan lebih dari 90%
jumlah zat gizi kebutuhan
sebelum dan
sesudah intervensi
Biokimia - Kadar kolestrol Disesuaikan - Kadar SGOT ≤
- Warna urine dengan waktu 200 mg/dl
pemeriksaan di RS - Urine berwarna
kuning sangat
pucat/transparan

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (g)


Buah 1000
Sirup 400
Gula 100
Waktu Menu Bahan Berat URT Energi Protein Lemak KH
Makanan
Pukul Smoothies Pisang 50 gr 1bh 60 0,6 0,1 11,25
07.00 buah raja
nanas 100 gr 2 ptg 40 0,6 0,3 9,9
sdg
gula 20 sdm 78,8 - - 18,4
Pukul Buah mangga 100 gr 1 ptg 59 0,5 0,4 15,1
08.00 mangga sdg
Pukul Permen Melon 100 gr 1 ptg 37 0,6 0,4 78
10.00 buah sdg
melon Gula 50 gr 5 sdm 197 - - 47
Pukul Es sirup Markisa 100 gr 1 bh 144 3,5 1,2 29,8
12.00 markisa
Sirup 25 gr ½ gls 53,25 - - 13,75
Pukul Popsicle semangka 100 gr 1 ptg 28 0,5 0,2 6,9
15.00 buah sdg
Kiwi 50 gr ½bh 55,5 0,45 1,15 10,8
Pukul Pisang Pisang 100 gr 120 1,2 0,2 31,8
18.00 rebus raja
Pukul Es sirup nanas 50 gr 2 0,3 0,15 4,95
20.00 nanas sirup 25 gr 53,25 - - 13,75

Total kebutuhan 927,8 8,25 4,1 291,15

Catatan :

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Toleransi – 10% 896,4 kkal 4,5 gr 0 gr 219,6 gr
Toleransi + 10% 1095,6 kkal 5,5 gr 0 gr 268,4 gr

Anda mungkin juga menyukai