Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN GIZI DALAM SNARS

Rifza, SST.M.BIOMED.RD
BIODATA
Rifza, SST, M.Biomed, RD
TTL : Tanah Datar, 11 Juni 1967
Pekerjaan : Dietisien RSUP Dr. M. Djamil Padang
Pendidikan : Akademi Gizi Depkes RI Padang 1989
D4 Gizi Klinik FK Universitas
Brawijaya 1999
S2 Biomedik Universitas Andalas 2012
Organisasi : Pengurus Persagi DPD Sumbar
Ketua DPD AsDI Sumbar
n
ASUHAN GIZI PASIEN
Skrining gizi bertujuan
• Untuk mengidentifikasi pasien/klien yang
berisiko,
• Tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus

Kondisi khusus yang dimaksud adalah


Pasien dengan kelainan metabolik;
Hemodialisis, anak,geriatrik, kanker
dengan kemoterapi/radiasi,lukabakar,
pasien dengan imunitas menurun;
sakit kritis dan sebagainya.
SKRINING GIZI AWAL DENGAN MST (MALNUTRITION
SCREENING TOOL)BAGI PERAWAT
Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/ tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
- Tidak 0
- Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi lebih longgar) 2
Ya, ada penurunan BB sebanyak:
1 – 5 kg 1
6 – 10 kg 2
11 – 15 kg 3
>15 kg 4
Tidak tahu berapa kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan/ kesulitan menerima makanan?
- Tidak 0
- Ya 1
• Total skor ……………………….
Bila skor ≥ 2, pasien berisiko malnutrisi, konsul ke
Ahli Gizi

•Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko


malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/ assesmen
gizi dan dilanjutkan dengan langkah-langkah proses
asuhan gizi terstandar oleh Dietisien.

•Pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko


malnutrisi (MST >2), dianjurkan dilakukan skrining
ulang/ skrining lanjut setelah 1 minggu. (hal 93 PGRS)
Jika hasil skrining ulang/skrining lanjut berisiko
malnutrisi maka dilakukan proses asuhan gizi
terstandar.
Pasien sakit kritis atau kasus sulit yang berisiko
gangguan gizi berat akan lebih baik bila ditangani
secara tim.
Bila rumah sakit mempunyai Tim Asuhan gizi/
Nutrition Support Tim (NST)/ Tim Terapi Gizi
(TTG)/ Tim Dukungan Gizi/ Panitia Asuhan Gizi.
Maka berdasarkan pertimbangan DPJP pasien
tersebut dirujuk kepada tim.
SKRINING GIZI AWAL PADA ANAK DENGAN METODE
STRONGKID YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT
NO PARAMETER JAWABAN NILAI
1 Apakah pasien tampak kurus? □ Ya 1
□ Tidak 0
2 Apakah terdapat penurunan BB selama 1 bulan terakhir?
(Berdasarkan penilaian objektif data BB bila ada ATAU □ Ya 1
penilaian subjektif orang tua pasien ATAU untuk bayi < 1 □ Tidak 0
tahun: BB tidak naik selama 3 bulan terakhir).
3 Apakah terdapat salah satu kondisi berikut?

a. Diare ≥ 5 kali/hari dan atau muntah > 3 kali/hr □ Ya 1


dalam seminggu terakhir □ Tidak 0
b. .Asupan makanan kurang selama 1 minggu
terakhir.

4 Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan


pasien beresiko malnutrisi dan sudah malnutrisi? (Gizi □ Ya 2
Buruk) □ Tidak 0

Total skor................................................................................

INTERPRETASI SKOR
0 Resiko Rendah : à dilakukan follow up pada hari ke-7 ( menggunakan formulir skrining lanjut)
1-3Resiko Sedang : à dilakukan follow up pada hari ke-7 ( menggunakan formulir skrining lanjut)
4-5Resiko Tinggi : à dilakukan pengkajian/asuhan gizi oleh dietisien dan di follow up setiap 3 hari
(sesuai dengan pedoman pelayanan gizi)
Dilakukan pada
Saat pasien
masuk rawat
2x24 jam
pertama
PAP 4 EP 3 PAP 4 EP 4 PAP 4 EP 5

il
jam
. D
r.M
D
SUP
R
en
um
k
Do
EDUKASI MEMBAWA MAKANAN
ASUHAN GIZI RAWAT INAP
DJ
SM
n R
e
ku m
Do
Monev/ Re-Assesmen
SOAL KASUS NCP

• Tn. M usia 49 tahun dengan diagnosis medis penyakit ginjal


kronik stage V dan telah menjalani hemodialisa rutin dua
kali/minggu selama dua tahun terakhir. Berat badan saat ini 48
kg, tinggi badan 165 cm, tidak ada odema. Tekanan darah
140/100 mmHg. Data laboratorium ureum 65 mg/dl, kreatinin
7,6 mg/dl, albumin 3,4 mg/dl. Mengeluh mual dan tidak ada
muntah. Pola makan tiga kali makan utama dan satu kali
makan selingan. Masih suka mengkonsumsi keripik yang asin
dan mengkonsusmisi buah dalam jumlah yang banyak
(misalnya papaya ½ buah/hari). Tidak membatasi garam dan
minuman. Pernah mendapatkan edukasi gizi dan merasa
kesulitan menjalankan dietnya karena kurangnya motivasi.
Hasil anamnesa gizi E= 1540 kkal, P= 45 gr, L= 40 gr KH=
250 gr.
A. Assesmant

1. Antropometri

•BB : 48 kg
•TB : 165 cm
•IMT : 17,64 kg/m2
•BBI : 58,5 kg

Penilaian
Status Gizi Kurang
2.Biokimia

•Ureum : 65 mg/dl (N : 20 - 40)


•Kreatinin : 7,6 mg/dl (N : 0,6 - 1,1)
•Albumin : 3,4 mg/dl (N : 3,8 - 5,5)

Penilaian
kadar albumin rendah
ureum tinggi
kreatinin tinggi
3.Klinik/Fisik

•Tidak ada oedema


•Mual
•Tidak ada muntah
•Tekanan darah 140/100 mmHg (N: 120/80 mmHg)

Penilaian:
Gangguan gastrointestinal
Tekanan darah tinggi
4. Dietary

Pola makan tiga kali makan utama dan satu kali


makan selingan. Masih suka mengkonsumsi
keripik yang asin dan mengkonsusmisi buah
dalam jumlah yang banyak (misalnya papaya ½
buah/hari). Tidak membatasi garam dan
minuman. Hasil anamnesa gizi E= 1540 kkal, P=
45 gr, L= 40 gr KH= 250 gr.

Penilaian
Asupan oral tidak adekuat
Gangguan pola makan
5. Riwayat personal

•Penyakit sekarang :
Penyakit ginjal kronik stage V dan telah
menjalani hemodialisa rutin dua kali/minggu
selama dua tahun terakhir.

Pernah mendapatkan edukasi gizi dan merasa


kesulitan menjalankan dietnya karena kurangnya
motivasi.
B.Diagnosa Gizi
NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan
gangguan fungsi saluran cerna (adanya
mual) ditandai dengan asupan energi,
protein dan karbohidrat < 80% dari
kebutuhan.
NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi
berkaitan dengan adanya gangguan fungsi
ginjal dan peningkatan katabolisme ditandai
dengan ureum 65mg/dl, kreatinin 7,6 mg/dl,
albumin 3,4 mg/dl.
• NC 2.1 Malnutrisi berkaitan dengan asupan
tidak adekuat ditandai dengan IMT
17,64 kg/m2

• NC 1.7 Tidak siap menjalani diet berkaitan


dengan kurangnya motivasi ditandai
dengan pola makan tidak baik (suka
mengkonsumsi keripik yang asin dan
tidak membatasi garam dan minuman)
setelah edukasi.
C. Intervensi

1. Tujuan:
1.Meningkatkan asupan sesuai dengan
kebutuhan pasien
2.Memperbaiki nilai laboratorium terkait gizi
3.Mengkoreksi berat badan hingga status gizi
normal
4.Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan diet
2. Prinsip dan Syarat Diet
Prinsip Diet:
 Energi 35 kkal/kg BBI
 Protein 1,2 gr/kg BBI
 Lemak 20% kebutuhan
 Karbohidrat 65% kebutuhan
 Batasi garam maksimal 2 gr
 Batasi kalium

Syarat Diet:
 Bumbu tidak merangsang
 Porsi kecil tapi sering
3. Perhitungan Kebutuhan

BMR = 35 kkal x BBI


= 35 kkal x 58,5 kg
= 2047,5 kkal
Protein = 1,2 gr x BBI
= 1,2 gr x 58,5 kg
= 70,2 gr
Lemak = (20% x 2047,5 kkal) : 9
= 45,5 gr
Karbohidrat = 2047,5 kkal - (P + L)
= 2047,5 kkal – (280,8 + 409,5)
= 1357,2 : 4
= 339,3 gr
Cairan = cairan masuk sama dengan
cairan yang keluar + IWL
4.Preskripsi Diet

Jenis diet : Diet Ginjal Hemodialisa


2047 kalori Protein 70
Gram+Rendah Garam II
Bentuk Makanan : Makanan Lunak
Frekuensi : 3 x makan utama dan 3 x
selingan
Rute/Cara Pemberian : Oral
5. Implementasi

Memberikan Diit Makanan Lunak :


Energi 2047,5 Kkal Protein 70,2 gram
dengan memperhatikan kebutuhan zat gizi
makro, mikro, beserta cairan sesuai dengan
kebutuhan pasien

Memberikan edukasi dan motivasi diet pada


pasien dan keluarga.
6. Rencana Edukasi

•Metode : Konseling
•Waktu : ± 30-45 menit
•Sasaran : Pasien dan keluarga
•Tempat : Ruang hemodialisa
•Media : Leaflet dan Food Model
•Materi : Diet Ginjal Hemodialisa
D. Monitoring

1. Berat badan
2. Gejala klinis meliputi mual dan tekanan
darah
3. Nilai laboratorium
4. Asupan makan
5. Kepatuhan diet
E. Evaluasi
1. Membandingkan asupan mencapai > 80%
kebutuhan
2. Membandingkan berat badan awal dan akhir
3. Membandingkan gejala klinis hingga normal
4. Membandingkan nilai ureum, kreatinin, dan
albumin dengan standar.
5. Membandingkan kepatuhan diet melalui
perubahan pola makan

Anda mungkin juga menyukai