a. Bersihan jalan napas tidak efektif. Masalah ini di tegakkan jika ditemukan data:
Batuk tidak efektif/tidak mampu batuk
Sputum berlebihan
Bunyi napas tambahan seperti ronkhi kering, whwwzig
b. Pola napas tidak efektif. Masalah ini ditegakkan jika ditemukan data:
Dispnea/sesak
Penggunaan otot bantu pernapasan
Pola napas abnormal (takipnea, bradypnea, kussmaul)
Masalah Keperawatan
c. Gangguan pertukaran gas. Masalah ini ditegakan jika ditemukan data:
Dispnea/ sesak
PCO2 meningkat/menurun
Takardia
pH arteri meningkagt/menurun
Bunyi napas tambahan
d. Perfusi perifer tidak efektif. Masalah ini ditegakan jika ditemukan data:
Pengisian kapiler >3 detik
Nadi perifer menurun atau tidak teraba
Akral terasa digin
Warna kulit pucat
Turgor kulit menueun
Intervensi Keperawatan
a. Latihan batuk efektif
Identifikasi kemampuan batuk
Identifikasi posisi yang nyaman, missal peninggian kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur
Monitor adanya retensi sputum(auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas
misalnya; wheezing, krekels atau ronki)
Monitor frekuensi napas
Monitor adanya/ derqajat dispnea, misla gelisah, ansietas, distress pernapasan,
penggunaan otot bantu
Monitor karakteristik batuk misalnya; menetap, batuk pendek, basah
Atur posisi fowler atau semi-fowler
Intervensi Keperawatan
b. Manajemen Asma
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor tanda dan gejala hipoksia (gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
Monitor bunyi napas tambahan (weezing, mengi)
Pasang saturasi oksigen
Berikan O2 6-15 ltr via sungkup untuk pertahankan SpO2>90%
Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
Ambil sampel darah lengkap dengan AGD
Kolabirasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (Missal albuterol, metaproterenol)
Kolaborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsive dengam bronkodilator
(missal prednisolone, methlprednisone, aminophlyine)
Evaluasi
a. Bersihan jalan napas meningkar dengan kriteria hasil; batuk efektif meningkat,
produksi sputum menurun, ronkhi menurun, wheezing menurun
b. Pertukuran gas meningkat dengan kriteria hasil: tingkat kesadarn meningkat
dispnue menurun, bunyi napas tambahan menurun, takikardia menurun,
pH/PO2/PCO2 membaik
c. Pola napas membaik dengan kriteria hasil : dispnea menurun, penggunaan otot
bantu napas menurun.
SISTEM KARDIOVASKULER
(Gagal Jantung)
• Pengkajian
• DS : sesak napas, cepat Lelah dan adanya batuk
• DO: dispnea, ortopnea, edema pulmonal akut, distensi vena jugularis, CVP
meningkat atau menurun, bradikardia/takikardia, warna kulit sianosis, nadi perifer
teraba lemah, capillary refill time >3 detik, EKG aritmia, oliguri, edema ekstermitas.
• Masalah Keperawatan : Penurunan curah jantung
Intervensi Keperawatan
• Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
• Monitor tekanan darah
• Monitor intake dan output cairan
• Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
• Monitor Saturasi oksigen
• Monitor aritmia
• Posisikan semi fowler atau fowler
• Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
• Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
• Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
• Kolaborasi pemberian antiaritmia, diuretic, jika perlu
Evaluasi
• Curah jantung meningkat dengan kriteria hasil kekuatan nadi perifer meningkat,
ejection fraction meningkat, palpitasi menurun, bradikardia menurun, takikardia
menurun, gambaran EKG aritmia menurun, Lelah menurun, edema menurun, distensi
vena jugularis menurun, dispnea menurun, oliguria menuru, tidak sianosis, suara
jantung S3 menurun, suara jantung S4 menurun tekanan darah membaik, pengisian
kapiler membaik.
SISTEM KARDIOVASKULER
(Sindrom Koroner Akut)
• Pengkajian
• DS : Nyeri dada, sulit bernapas, pingsan
• DO: Frekuensi napas melebihi normal, frekuensi nadi meningkat, terdapat bunyi
jantung tambahan, wajah meringis, perubahan postur tubuh, sulit tidur, gelisah.
• Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiografi menentukan adanya perkembangan dan resolusi suatu infark
miokardium dari waktu ke waktu. Sandapan pada pemasangan elektrokardiografi ada 2
jenis yaitu sandapan precordial dan sandapan ekstermitas
LETAK PEMASANGAN ELEKTRODA PREKORDIAL (Bagian dada)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
MANAJEMEN NYERI
a. Monitor skor nyeri
b. Berikan teknik Nonfarmakologis teknik relaksasi
c. Kontrol Lingkungan yang memperberat rasa nyeri
d. Hindari Kompres hangat untuk menghindari ruptur apendiks
e. Kolabprasi Pemberian analgetik
f. Kolaborasi Pembedahan Apendektomi
Manajemen Nyeri
- Monitor asupan makanan
- Monitor pola Bab (warna, jumlah, konsistensi,frekuensi
- Monitor bising usus
-Berikan makannan cair atau lunak, sesuai indikasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolalaborasi pemberian analgetik
- Kolaborasi dengan ahli gizi
4. Evaluasi Keperawatan
Tingkat Nyeri Menurun, dengan kriteria hasil : keluhan nyeri menurun
meringis, gelisah menurun
Status Nutrisi membaik, dengan kriteria hasil : nafsu makan meningkat, porsi
makanan yang dihabiskan meningkat, diare/konstipasi menurun, bising usus
normal (5-20 kali/menit)
SISTEM
1.ASKEP DENGAN PASIEN TIPOID PENCERNAAN
Pengkajian Keperawatan
DS : - Sakit Kepala, nyeri pperut, nyeri otot, pegal-pegal, nafsu makan turun, dan imsomnia
DO : - Demam Intermitten yaitu suhu tubuh turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari
- Konstipasi atau diare
- Penurunan Kesadaran jika semakin berat
- Pembesaran Hati dan Pembesaran Limpha
- Hasil Tes Widal Positif atau Uji Tubex Positif ( Skor >4)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan proses Infeksi
b. Hipovolemia ditandai dengan evaporasi dan kekurangan intake cairan
c. Defisit Nutrisi Ditandai dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan mencerna
dan mengabsorsi makanana
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
MANAJEMEN Nutrisi
a. Menejemen TTV
b. Tutupi badan dengan selimut?pakaian yang tepat
c. Berikan Kompres hangat
d. Anjurkan Pasien Tiah baring
e. Kolaborasi Pemberian Antipiretik
f. Kolaborasi pemberian Anti Biotik
Manajemen Hipovolemia
- Monitor tanda dan gejala hipovolmeia ( Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
TD menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, valume urine menurun, haus, lem
- Monitor Intake dan output cairan
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Kolaborasi Pemberian Cairan Intravena
Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan makanan
- Monitor Bising Usus
- Lakukan Oral Hygien sebelum makan
- Berikana Makanan Cair, Lunak
- Berikana Makanan Tinggi Kalori dan tinggi protein
- Berikan Makanan rendah serat untuk mencegah perdarahan dan perforasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi Pemberian antipiretik
- Kolaborasi Dengan Ahli Gizi
4. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Termoregulasi membaik, dengan kriteria hasil : Suhu tubuh normal, menggil menurun
b. Status Ciran Membaik, Dengan Kriteria Hsail Frekuensi Nadi 60-100x/menit, nadi teraba kuat,
TD Dalam batas normal, Turgor Kulit membaik, membran mukosa lembab, volume urine cukup (0,5cc/kg BB,
Haus menurun’
c. Status Nutrisi membaik, dengan kriteria hasil: nafsu makan meningkat, porsi makan yang dihabiskan meningkat, diare
konstipasi menurunbisisng usus normal (5-20x?menit)
5. Penataksanaan dari atau prosdur tindakan yang berikan dalam Kasus Sistem Pencernaan yaitu dEngan Melakukan
Pemasangan Selang Nasogastritik (NGT) Dan Pemberian Makanan Enteral.
SISTEM PERSARFAN, SENSORI, INTEGUMEN
1.ASKEP DENGAN PASIEN STROK
Pengkajian Keperawatan
DS : - Gejala dan tanda Mayor : Mengeluh sulit menggerakan ekstermitas, sulit berbicara, sulit menelan.
- Gejala dan tanda minor : Nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa cemas saat
bergerak.
DO : - Gejala Mayor : Kesadaran menurun, Rentang Gerak menurun, Pelo, Kekuatan otot menurun.
-Tanda Minor : Sendi Kaku, Gerak tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, fisisk melemah.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan Neuromuscular
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dukungan Mobilitas
a. Identofikasi adanya nyeri
b. Identifikasi adanya toleransi fisik saat melakukan pergerakan
c. Monitor tekanan darah sebelum melakukan mobilisasi
d. Monitor Keadaan Umum selama melakukan Mobilisasi
e. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
f. Libatkan keluarga dalam membantu pasien dalam melakukan pergerakan
g. Anjurkan Melakukan Mobilisasi Dini
h. Ajarkan Mobilisasi sederhana yang harus dilakukan misalnya duduk di tempat tidur, dan pindah dari tempat tidur ke
kursi,
Pengaturan Posisi
- Monitor Status Oksigenasi
- Motivasi melakukan ROM Aktif atau pasif
- Hindari gerakan menempatkan kalien yang dapat meningkatkan nyeri
4. EVALUASI KEPERAWATAN
Mobilitas Fisik Meningkat dengan kriteria hasil :
1. Pergerakan eksremitas meningkat
2. Kekuatan Otot Meningkat
3. Rentang Gerak meningkat
4. Nyeri Menurun
5. Gerakan Terbatas Menurun.
SISTEM SENSORI
1.ASKEP DENGAN PASIEN KATARAK
Perawatan setelah pengangkatan Katarak yaitu
- Biarkan Plaster menutup mata pada tempatnya
- Kurangi Aktivitas, cukup duduk di kursi, berbaring di tempat tidur, Dan Berjalan kekamar mandi.
- jangan menggosok mata , mengangkat berat > 2,5 kg, Dan Mengejan.
-Jangan Tidur pada posisi yang Oprasi, Gunakan Kaca mata, Tetas mata,.
- Minum asitominofen ( Tylenol) Jika terjadi neri atau gatal, Minum obat aspirin
- Gunakan Perisai mata untuk melindungi mata
Pengkajian Keperawatan
DS : - Merasakan Sesuatu melalui Indra Penglihatan
DO : - Distrorsi Sensori
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan Prespsi Sensori Berhubungan dengan gangguan penglihatan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Minimalisasi Rangsangan
a. Periksa Status mental, sensori, dan tingkat kenyamanan (Nyeri dsn kelelahan.)
b. Diskusikan tingkat tpleransi terhadap bebab sensori ( bising, terlalu terang)
c. Batasi Stimulus Lingkungan ( Cahaya , suara, aktivitas)
d. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
e. ajarkan acara minimalisasi stimulus ( mengatur pencahayaan ruangan, dan mengurangi kebisingan.
f. Kolaborasi Dalam menimalkan Tindakan ,
g. Kolanorasi Pembweian Obat yang mempengaruhi prespsi sensori stumulus.
4. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan intervensi presepsi sensori Meningkat.
SISTEM INTEGUMEN
Luka Bakar Di buat dengan presentasae untuk melihat cepat luka bakar pada orang dewasa rumus luka
bakar yang digunakan adalah RULE OF NINE Yang yaitu :
1. Kepala Leher : 9%, Dada 9 % Perut 9%, Punggung 9 %, Bokong 9%,
2. Lengan Dan Tangan Kanan 9%, Tangan Kiri 9%
3. Paha Kiri dan Kanan 9%
4. Betis kaki kiri dan kanan 9%
5. Perinium dan Genitalia 9%
4.EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan Intervensi Integritas Kulit dan Jaringan Meningkat Dengan Kriteria Hasil :
Kerusakan Jaringan Menurun
SISTEM
PERKEMIHAN
1.ASKEP DENGAN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pengkajian Keperawatan
DS : - Genitalia terasa terbakar saat BAK, Sering buang air kecil, meskipun Urin yang keluar
sedikit, Nyeri suprapubik atau perut bagian bawah.
DO : - Demam Urine berdarah berwarna gelap, pemeriksaan urinalisis ( Bakteriuria,
Hematuria, Peningkatan Leukosit ATAU leukositosis
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologi 9 Inflamasi)
b. Gangguan Eliminasi Urine Berhubungan Dengan Iritasi Ureter, Kandung Kemih, dan
ATAU Uretra.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a.Manajemen Nyeri
- Monitor Skor Nyeri
- Berikan Teknik Nonfarmakologi ( Teknik Relaksasi)
- Kontrol Lingkungan Yang Memperberat Rasa Nyeri ( Seperti Suhu Ruangan, Pencahayaan,
dan Kebisingan)
- Berikan Kompres Hangat pada area supprapubik atau punggung bawah.
- Ajarkan Teknik Nonfarmakologis untuk menurunkan
nyeri
- Kolaborasi Pemberian Analgetik dan Antibiotik
4. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Tingkat Nyeri Menurun, Dengan Kriteria Hasil :
Keluhan Nyeri Menurun, Meringis Menurun,
Gelisah teratasi.
b. Eliminasi Urine Membaik, Dengan Kriteria
Hasil :Karikteristik Urine membaiik, Warna Jernih,
Cukup, Aroma Normal, Jernih.
SISTEM PERKEMIHAN
1.ASKEP DENGAN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS
Pengkajian Keperawatan
DS : - Mual ,Muntah, Kelelahan.
DO : - TD Meningkat, edem perifer, efusi pleura, hipertensi, Peningkatan JVP, Dan asites, berat
badan meningkat, dalam waktu singkat.
- Kulit Tampak Pucat, Kering, Pruritas Pigmentasi Kulit, Ekimosis.
- Pemeriksaan laboratorium : Ureum Dan Kreatinin Meningkat, HB Menurum, Hemotokrit
Menurun, Hopoklasemia. Hiperfosfatemia, Hipermagnesemia.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
b. Resiko Penurunan Curah Jantung Ditandai Dengan Perubahan Preload Dan Perubahan afterload.
Uretra.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a.Manajemen Hipervolemia
- Periksa Tanda Dan Gejala Hipervolemia
- Monitor Intake dan output cairan
-Timbang BB Setiap Hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
-ajarkan cara membatasi cairan
- Kolaborasi Pemberian Deuritik
- Kolaborasi Pemberian tindakan Hemodialisis Jika Perlu
b. Perawatan Jantung
- Monitor TD
- Monitir satu rasi Oksigen
- Monitor EKG 12 Sadapan
- Berikan Posisi Semi Fowler atau Fowler
- Berikan Diet JANTUNG Yang Sesuai
- Berikan Oksigen Untuk Mempertahankan Oksigen > 94%
- Anjurkan Aktivitas Fisik Sesuai Toleransi
- Kolaborasi Pemberian Antiaritmia.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Status Cairan Metabolik, Dengan Kriteria Hasil : Ortopnea Menurun, Dispnea Menurun,
Edema Menurun, JVP Membaik, Refleks Hepatojugular Negatif, Sura Napas Menurun.
b. Curah Jamtung Meningkat, Dengan Kriteria Hasil : TD Dalam batas Normal, Frekuensi
Jantung 60-100 X/Menit, Nadi Teraba Kuat, Pengisian Kapiler < 2 detik, Lelah Menurun
DAN pucatnya Menurun.
6. LNTERVENSI LAIINYA MELAKUKAN PEMASANGAN KATETER URINE
SESUAI DENGAN PROSEDUR DAN SOP
TERIMA KASIH