Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH (KMB)


Ns. Viere Allanled Siauta, S.Kep.,M.Kep
PRODI NERS
UNIVERSITAS WIDYA NUSANTAR
Sistem Pernapasan
Contoh Kasus Asma
A. Faktor ekstrinsik (asma imunologik atau asma alergi): reaksi anteigen-antibodi dan inhalasi alergen (debu,
serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
B. Faktor intrinsik (asma non imunologi atau asma non alergi)
Pengkajian data:
a. DS: Pasien mengeluh batuk, sesak napas, kesulitan mengeluarkan lender
b. Do:
Napas Whewzing pada waktu inspirasi
Batuk dengan banyak lendir
Tampak gelisah dan usaha bernapas dengan keras,
Bernapas melalui sela-sela bibir
Sianosis, takipnea, nadi cepat
Asupan makanan klin kurang
Pemeriksaan penunjang :
1. (AGD): Ho\ipoksia berat, PaO2 <60 mmHg serta nilai pH darah rendah.
2.Pemeriksaan foto thoraks: gambaran bronchovaskuler kanan kiri
Masalah Keperawatan

a. Bersihan jalan napas tidak efektif. Masalah ini di tegakkan jika ditemukan data:
Batuk tidak efektif/tidak mampu batuk
Sputum berlebihan
Bunyi napas tambahan seperti ronkhi kering, whwwzig
b. Pola napas tidak efektif. Masalah ini ditegakkan jika ditemukan data:
Dispnea/sesak
Penggunaan otot bantu pernapasan
Pola napas abnormal (takipnea, bradypnea, kussmaul)
Masalah Keperawatan
c. Gangguan pertukaran gas. Masalah ini ditegakan jika ditemukan data:
Dispnea/ sesak
PCO2 meningkat/menurun
Takardia
pH arteri meningkagt/menurun
Bunyi napas tambahan
d. Perfusi perifer tidak efektif. Masalah ini ditegakan jika ditemukan data:
Pengisian kapiler >3 detik
Nadi perifer menurun atau tidak teraba
Akral terasa digin
Warna kulit pucat
Turgor kulit menueun
Intervensi Keperawatan
a. Latihan batuk efektif
Identifikasi kemampuan batuk
Identifikasi posisi yang nyaman, missal peninggian kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur
Monitor adanya retensi sputum(auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas
misalnya; wheezing, krekels atau ronki)
Monitor frekuensi napas
Monitor adanya/ derqajat dispnea, misla gelisah, ansietas, distress pernapasan,
penggunaan otot bantu
Monitor karakteristik batuk misalnya; menetap, batuk pendek, basah
Atur posisi fowler atau semi-fowler
Intervensi Keperawatan
b. Manajemen Asma
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor tanda dan gejala hipoksia (gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
Monitor bunyi napas tambahan (weezing, mengi)
Pasang saturasi oksigen
Berikan O2 6-15 ltr via sungkup untuk pertahankan SpO2>90%
Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
Ambil sampel darah lengkap dengan AGD
Kolabirasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (Missal albuterol, metaproterenol)
Kolaborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsive dengam bronkodilator
(missal prednisolone, methlprednisone, aminophlyine)
Evaluasi
a. Bersihan jalan napas meningkar dengan kriteria hasil; batuk efektif meningkat,
produksi sputum menurun, ronkhi menurun, wheezing menurun
b. Pertukuran gas meningkat dengan kriteria hasil: tingkat kesadarn meningkat
dispnue menurun, bunyi napas tambahan menurun, takikardia menurun,
pH/PO2/PCO2 membaik
c. Pola napas membaik dengan kriteria hasil : dispnea menurun, penggunaan otot
bantu napas menurun.
SISTEM KARDIOVASKULER
(Gagal Jantung)
• Pengkajian
• DS : sesak napas, cepat Lelah dan adanya batuk
• DO: dispnea, ortopnea, edema pulmonal akut, distensi vena jugularis, CVP
meningkat atau menurun, bradikardia/takikardia, warna kulit sianosis, nadi perifer
teraba lemah, capillary refill time >3 detik, EKG aritmia, oliguri, edema ekstermitas.
• Masalah Keperawatan : Penurunan curah jantung
Intervensi Keperawatan
• Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
• Monitor tekanan darah
• Monitor intake dan output cairan
• Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
• Monitor Saturasi oksigen
• Monitor aritmia
• Posisikan semi fowler atau fowler
• Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
• Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
• Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
• Kolaborasi pemberian antiaritmia, diuretic, jika perlu
Evaluasi
• Curah jantung meningkat dengan kriteria hasil kekuatan nadi perifer meningkat,
ejection fraction meningkat, palpitasi menurun, bradikardia menurun, takikardia
menurun, gambaran EKG aritmia menurun, Lelah menurun, edema menurun, distensi
vena jugularis menurun, dispnea menurun, oliguria menuru, tidak sianosis, suara
jantung S3 menurun, suara jantung S4 menurun tekanan darah membaik, pengisian
kapiler membaik.
SISTEM KARDIOVASKULER
(Sindrom Koroner Akut)
• Pengkajian
• DS : Nyeri dada, sulit bernapas, pingsan
• DO: Frekuensi napas melebihi normal, frekuensi nadi meningkat, terdapat bunyi
jantung tambahan, wajah meringis, perubahan postur tubuh, sulit tidur, gelisah.
• Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiografi menentukan adanya perkembangan dan resolusi suatu infark
miokardium dari waktu ke waktu. Sandapan pada pemasangan elektrokardiografi ada 2
jenis yaitu sandapan precordial dan sandapan ekstermitas
LETAK PEMASANGAN ELEKTRODA PREKORDIAL (Bagian dada)

Jenis elektroda Warna elektroda Lokasi Pemasangan


V1 Merah Sela iga 4 pada ujung sternum kanan
V2 Kuning Sela iga 4 pada ujung sternum kiri
V3 Hijau Diantara V2 dan V4
V4 Coklat Sela iga 5 pada linea midklavikula kiri
V5 Hitam Sejajar Dengan V4 Pada linea aksilaris anterior kiri
V6 Ungu Sejajar dengan V4 DAN V5 Pada Linea mid aksilaris kiri

LETAK PEMASANGAN ELEKTRODA EKSTREMITAS (Pergelangan Tangan Dan Kaki)


Jenis Elektroda Warna Elektroda Lokasi Pemasangan

Elektroda Lengan Kanan Merah Lengan Kanan, Proksimal


(Right arm/RA) Dengan Pergelangan Tangan
Elektoda Lengan Kiri (Left Kuning Lengan Kiri,Proksimal Dengan
arm/LA Pergelangan Tangan
Elektroda Kaki Kiri (Left Leg/LL Hijau Kaki kiri, Proksimal Dengan
Pergelangan Kaki
Elektoda Kaki Kanan (Righ Hitam Kaki Kanan ,Proksimal dengan
Leg/LL pergelangan kaki
SISTEM PENCERNAAN
1. ASKEP DENGAN PASIEN GASTROENTERITIS
 Pengkajian Keperawatan
DS : Nyeri abdomen, mual, muntah, dan nafsu makan menurun
DO : BAB Lebih dari 3x dalam 24 jam, feses cair, Frekuensi peristaltik meningkat, bising usus hiperaktif.
 Msalah Keperawatan : Diare Dan Hipovalemia

2. INTERVENSI KEPERAWATAN UNTUK MENEJEMEN DIARE


a. Monitot Frekuensi BAB Dan Konsistensi Feces
b.Montor Bising Usus
c. Berikan asupan cairan oral (misal gulagaram, oralit,pedialite )
d. Pasang Akses Intravena
e. Anjurkan Makan porsi kecil yang sering
f.Kolaborasi prmberian obat antumotilitas dan pengeras tinjauan.
3. EVALUASI KEPERAWATAN
Eliminasi fekal membaik, dengan kriteria hasil : Konsistensi feses membaik, Frekuensi BAB Membaik,
bising usus normal (5-20x/menit).
SISTEM
PENCERNAAN
1.ASKEP DENGAN PASIEN APENDISISTIS
 Pengkajian Keperawatan
DS : - Nyeri perut yang bermula di sekitar pusar lalu berpindah ke perut kanan bawah
- Nyeri perut kanan bawah
- Mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, konstipasi atau diare, kembung.
DO : Tampak meringis, demam, kekakuan abdomen,dan bisisng usus menurun.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akaut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (Inflamasi)
b. Defisit Nutrisi Ditandai dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan mencerna
dan mengabsorsi makanana

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
 MANAJEMEN NYERI
a. Monitor skor nyeri
b. Berikan teknik Nonfarmakologis teknik relaksasi
c. Kontrol Lingkungan yang memperberat rasa nyeri
d. Hindari Kompres hangat untuk menghindari ruptur apendiks
e. Kolabprasi Pemberian analgetik
f. Kolaborasi Pembedahan Apendektomi
Manajemen Nyeri
- Monitor asupan makanan
- Monitor pola Bab (warna, jumlah, konsistensi,frekuensi
- Monitor bising usus
-Berikan makannan cair atau lunak, sesuai indikasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolalaborasi pemberian analgetik
- Kolaborasi dengan ahli gizi
4. Evaluasi Keperawatan
 Tingkat Nyeri Menurun, dengan kriteria hasil : keluhan nyeri menurun
meringis, gelisah menurun
 Status Nutrisi membaik, dengan kriteria hasil : nafsu makan meningkat, porsi
makanan yang dihabiskan meningkat, diare/konstipasi menurun, bising usus
normal (5-20 kali/menit)
SISTEM
1.ASKEP DENGAN PASIEN TIPOID PENCERNAAN
 Pengkajian Keperawatan
DS : - Sakit Kepala, nyeri pperut, nyeri otot, pegal-pegal, nafsu makan turun, dan imsomnia
DO : - Demam Intermitten yaitu suhu tubuh turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari
- Konstipasi atau diare
- Penurunan Kesadaran jika semakin berat
- Pembesaran Hati dan Pembesaran Limpha
- Hasil Tes Widal Positif atau Uji Tubex Positif ( Skor >4)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan proses Infeksi
b. Hipovolemia ditandai dengan evaporasi dan kekurangan intake cairan
c. Defisit Nutrisi Ditandai dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan mencerna
dan mengabsorsi makanana
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
 MANAJEMEN Nutrisi
a. Menejemen TTV
b. Tutupi badan dengan selimut?pakaian yang tepat
c. Berikan Kompres hangat
d. Anjurkan Pasien Tiah baring
e. Kolaborasi Pemberian Antipiretik
f. Kolaborasi pemberian Anti Biotik
 Manajemen Hipovolemia
- Monitor tanda dan gejala hipovolmeia ( Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
TD menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, valume urine menurun, haus, lem
- Monitor Intake dan output cairan
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Kolaborasi Pemberian Cairan Intravena
 Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan makanan
- Monitor Bising Usus
- Lakukan Oral Hygien sebelum makan
- Berikana Makanan Cair, Lunak
- Berikana Makanan Tinggi Kalori dan tinggi protein
- Berikan Makanan rendah serat untuk mencegah perdarahan dan perforasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi Pemberian antipiretik
- Kolaborasi Dengan Ahli Gizi
4. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Termoregulasi membaik, dengan kriteria hasil : Suhu tubuh normal, menggil menurun
b. Status Ciran Membaik, Dengan Kriteria Hsail Frekuensi Nadi 60-100x/menit, nadi teraba kuat,
TD Dalam batas normal, Turgor Kulit membaik, membran mukosa lembab, volume urine cukup (0,5cc/kg BB,
Haus menurun’
c. Status Nutrisi membaik, dengan kriteria hasil: nafsu makan meningkat, porsi makan yang dihabiskan meningkat, diare
konstipasi menurunbisisng usus normal (5-20x?menit)

5. Penataksanaan dari atau prosdur tindakan yang berikan dalam Kasus Sistem Pencernaan yaitu dEngan Melakukan
Pemasangan Selang Nasogastritik (NGT) Dan Pemberian Makanan Enteral.
SISTEM PERSARFAN, SENSORI, INTEGUMEN
1.ASKEP DENGAN PASIEN STROK
 Pengkajian Keperawatan
DS : - Gejala dan tanda Mayor : Mengeluh sulit menggerakan ekstermitas, sulit berbicara, sulit menelan.
- Gejala dan tanda minor : Nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa cemas saat
bergerak.
DO : - Gejala Mayor : Kesadaran menurun, Rentang Gerak menurun, Pelo, Kekuatan otot menurun.
-Tanda Minor : Sendi Kaku, Gerak tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, fisisk melemah.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan Neuromuscular
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
 Dukungan Mobilitas
a. Identofikasi adanya nyeri
b. Identifikasi adanya toleransi fisik saat melakukan pergerakan
c. Monitor tekanan darah sebelum melakukan mobilisasi
d. Monitor Keadaan Umum selama melakukan Mobilisasi
e. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
f. Libatkan keluarga dalam membantu pasien dalam melakukan pergerakan
g. Anjurkan Melakukan Mobilisasi Dini
h. Ajarkan Mobilisasi sederhana yang harus dilakukan misalnya duduk di tempat tidur, dan pindah dari tempat tidur ke
kursi,
 Pengaturan Posisi
- Monitor Status Oksigenasi
- Motivasi melakukan ROM Aktif atau pasif
- Hindari gerakan menempatkan kalien yang dapat meningkatkan nyeri

4. EVALUASI KEPERAWATAN
Mobilitas Fisik Meningkat dengan kriteria hasil :
1. Pergerakan eksremitas meningkat
2. Kekuatan Otot Meningkat
3. Rentang Gerak meningkat
4. Nyeri Menurun
5. Gerakan Terbatas Menurun.
SISTEM SENSORI
1.ASKEP DENGAN PASIEN KATARAK
Perawatan setelah pengangkatan Katarak yaitu
- Biarkan Plaster menutup mata pada tempatnya
- Kurangi Aktivitas, cukup duduk di kursi, berbaring di tempat tidur, Dan Berjalan kekamar mandi.
- jangan menggosok mata , mengangkat berat > 2,5 kg, Dan Mengejan.
-Jangan Tidur pada posisi yang Oprasi, Gunakan Kaca mata, Tetas mata,.
- Minum asitominofen ( Tylenol) Jika terjadi neri atau gatal, Minum obat aspirin
- Gunakan Perisai mata untuk melindungi mata
 Pengkajian Keperawatan
DS : - Merasakan Sesuatu melalui Indra Penglihatan
DO : - Distrorsi Sensori
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan Prespsi Sensori Berhubungan dengan gangguan penglihatan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
 Minimalisasi Rangsangan
a. Periksa Status mental, sensori, dan tingkat kenyamanan (Nyeri dsn kelelahan.)
b. Diskusikan tingkat tpleransi terhadap bebab sensori ( bising, terlalu terang)
c. Batasi Stimulus Lingkungan ( Cahaya , suara, aktivitas)
d. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
e. ajarkan acara minimalisasi stimulus ( mengatur pencahayaan ruangan, dan mengurangi kebisingan.
f. Kolaborasi Dalam menimalkan Tindakan ,
g. Kolanorasi Pembweian Obat yang mempengaruhi prespsi sensori stumulus.

4. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan intervensi presepsi sensori Meningkat.
SISTEM INTEGUMEN
Luka Bakar Di buat dengan presentasae untuk melihat cepat luka bakar pada orang dewasa rumus luka
bakar yang digunakan adalah RULE OF NINE Yang yaitu :
1. Kepala Leher : 9%, Dada 9 % Perut 9%, Punggung 9 %, Bokong 9%,
2. Lengan Dan Tangan Kanan 9%, Tangan Kiri 9%
3. Paha Kiri dan Kanan 9%
4. Betis kaki kiri dan kanan 9%
5. Perinium dan Genitalia 9%

1.ASKEP DENGAN PASIEN LUKA BAKAR


 Pengkajian Keperawatan
DS : - Kerusakan Jaringan dan kerusakan kulit
DO : - Nyeri,perdarahan, kemeraha dan hematoma
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Integritas Kulit atau Jaringan berhubungan dengan suhu lingkungan yang ekstrim
bahan kimia iritatif
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
 Perawatan Integritas Kulit
- Identifikasi penyebab Ganguan ntegritas Kulut
- Ubah Posis Setiap 2 jam Jika Tirah baring
- Lakukan Pemijatan pada area Penonjolan Tulang, jika perlu.
- Berikan Perineal Dengan Air hangat, terutama selama periode diare
- Gunakan Produk Berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
- Gunakan Produk Berbahan Ringan/Alami
- Hindarai Produk Berbahan Dasar alkohol pada kulit kering.
-Anjurkan Minumair yang cukup, asupan nutrisi sayur dan buah
- Anjurkan Menghindari Terpapar Suhu Ekstrim.
 INTERVENSI LAINNYA MELAKUKAN PERAWATAN LUKA SESUAI DENGAN PROSEDUR YANG ADA.

4.EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan Intervensi Integritas Kulit dan Jaringan Meningkat Dengan Kriteria Hasil :
Kerusakan Jaringan Menurun
SISTEM
PERKEMIHAN
1.ASKEP DENGAN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pengkajian Keperawatan
DS : - Genitalia terasa terbakar saat BAK, Sering buang air kecil, meskipun Urin yang keluar
sedikit, Nyeri suprapubik atau perut bagian bawah.
DO : - Demam Urine berdarah berwarna gelap, pemeriksaan urinalisis ( Bakteriuria,
Hematuria, Peningkatan Leukosit ATAU leukositosis

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologi 9 Inflamasi)
b. Gangguan Eliminasi Urine Berhubungan Dengan Iritasi Ureter, Kandung Kemih, dan
ATAU Uretra.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a.Manajemen Nyeri
- Monitor Skor Nyeri
- Berikan Teknik Nonfarmakologi ( Teknik Relaksasi)
- Kontrol Lingkungan Yang Memperberat Rasa Nyeri ( Seperti Suhu Ruangan, Pencahayaan,
dan Kebisingan)
- Berikan Kompres Hangat pada area supprapubik atau punggung bawah.
- Ajarkan Teknik Nonfarmakologis untuk menurunkan
nyeri
- Kolaborasi Pemberian Analgetik dan Antibiotik

b. Menejemen Eliminasi Urine


- Monitor Eliminasi Urine
- Ambil Sampel Urine
- Lakukan penggantian Kateter urine secara teratur
-Aajrakan Mengukur Intake Dan Output Cairan.
- Anjurkan Minum Yang Cukup
- Kolaborasi Pemasangan Kateter Urine

4. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Tingkat Nyeri Menurun, Dengan Kriteria Hasil :
Keluhan Nyeri Menurun, Meringis Menurun,
Gelisah teratasi.
b. Eliminasi Urine Membaik, Dengan Kriteria
Hasil :Karikteristik Urine membaiik, Warna Jernih,
Cukup, Aroma Normal, Jernih.
SISTEM PERKEMIHAN
1.ASKEP DENGAN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS
Pengkajian Keperawatan
DS : - Mual ,Muntah, Kelelahan.
DO : - TD Meningkat, edem perifer, efusi pleura, hipertensi, Peningkatan JVP, Dan asites, berat
badan meningkat, dalam waktu singkat.
- Kulit Tampak Pucat, Kering, Pruritas Pigmentasi Kulit, Ekimosis.
- Pemeriksaan laboratorium : Ureum Dan Kreatinin Meningkat, HB Menurum, Hemotokrit
Menurun, Hopoklasemia. Hiperfosfatemia, Hipermagnesemia.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
b. Resiko Penurunan Curah Jantung Ditandai Dengan Perubahan Preload Dan Perubahan afterload.
Uretra.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a.Manajemen Hipervolemia
- Periksa Tanda Dan Gejala Hipervolemia
- Monitor Intake dan output cairan
-Timbang BB Setiap Hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
-ajarkan cara membatasi cairan
- Kolaborasi Pemberian Deuritik
- Kolaborasi Pemberian tindakan Hemodialisis Jika Perlu

b. Perawatan Jantung
- Monitor TD
- Monitir satu rasi Oksigen
- Monitor EKG 12 Sadapan
- Berikan Posisi Semi Fowler atau Fowler
- Berikan Diet JANTUNG Yang Sesuai
- Berikan Oksigen Untuk Mempertahankan Oksigen > 94%
- Anjurkan Aktivitas Fisik Sesuai Toleransi
- Kolaborasi Pemberian Antiaritmia.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Status Cairan Metabolik, Dengan Kriteria Hasil : Ortopnea Menurun, Dispnea Menurun,
Edema Menurun, JVP Membaik, Refleks Hepatojugular Negatif, Sura Napas Menurun.
b. Curah Jamtung Meningkat, Dengan Kriteria Hasil : TD Dalam batas Normal, Frekuensi
Jantung 60-100 X/Menit, Nadi Teraba Kuat, Pengisian Kapiler < 2 detik, Lelah Menurun
DAN pucatnya Menurun.
6. LNTERVENSI LAIINYA MELAKUKAN PEMASANGAN KATETER URINE
SESUAI DENGAN PROSEDUR DAN SOP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai