Anda di halaman 1dari 28

SOAL TEST

1. Penyakit jantung bawaan dipengaruhi beberapa


faktor ialah :
a. Ibu umur lebih dari 40 tahun
b. Ibu yang menderita infeksi rubella
c. Ayah dan ibu yang menderita PJB dan DM
d. Semua jawaban benar
2. Kelainan pada pasien TOF adalah :
a. ASD, pulmonal stenosis, hipertropy RV dan overiding
aorta
b. ASD, PDA, aorta stenosis dan hipertropy RV
c. PDA, overiding aorta, VSD dan pulmonal stenosis
d. Pulmonal stenosis, VSD, hipertropy RV dan overiding
aorta
3. Yang bukan termasuk ciri-ciri pada
pasien Tof adalah :
a. Asianosis
b. Sianosis
c. Squatting
d. Clubbing finger
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
(CONGENITAL HEART DISEASE)

Ramdhani Maulana
Congenital Heart Deasease (PJB) Ada 2 golongan :
1. Asianotik
a. ASD ( Atrial Septal Defect)
b. VSD ( Ventricular Septal Defect)
c. PDA ( Patent Ductus Arteriosus)
d. PS ( Pulmonal Stenosis)
e. AS ( Aorta Stenosis)
f. Coartatio Of The Aorta

2. Sianotik
a. TOF (Tetralogy Of Fallot)
b. TGA ( Transposition of the Great Artery)
ASD VSD PDA PS
Etiologi
1. Faktor prenatal
- Ibu menderita infeksi : Rubela ( cacar jerman)
- Ibu alkoholisme
- Ibu umur lebih dari 40 tahun
- Ibu menderita penyakit diabetes melitus yang memerlukan
insulin
- Ibu meminum obat-obat penenang atau jamu
2. Faktor genetik
- Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan
- Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan
- Kelainan kromosom, misalnya Down Syndrome
- Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
Gejala
Gejala yang sering dialami pada pasien
yang mengalami PJB : sianosis, nyeri
dada, pusing, napas cepat, kesulitan dalam
pemberian makan atau menyusu, berat
badan rendah, infeksi pernapasan
berulang dan toleransi gerak badan yang
rendah.
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Analisa
Evaluasi
data

Intervensi/ Diagnosa
Implementa Keperawat-
si an
1. PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan Anak :
◦ Tidak adekuatnya intake peroral
◦ Nafas yang cepat
◦ BBLR
◦ Marfan, Down, Turner Syndrom
Riwayat Kesehatan Ibu :
◦ Adanya penyakit sebelummnya DM
◦ Riwayat penyakit jantung pada anak
sebelumnya
◦ Penggunaan Obat-obatan saat kehamilan
◦ Penggunaan alkohol
PEMERIKSAAN FISIK
A. Inspeksi
 Status Nutrisi : BB kurang dari normal
 Color : sianosis atau anemis  merupakan
kondisi dari kurang adekuatnya perfusi jaringan,
jaundice, motting, squatting
 Pulsasi yang abnormal : tampak denyut vena
jugularis
 Respirasi : tacypnea, dyspnea
 Penggunaan otot-otot pernafasan tambahan saat
bernafas, gerakan cuping hidung, retraksi
substernal atau intercostalis atau subclavia.
B. Palpasi dan Perkusi
 Dada : tampak bentuk dada yang abormal (dada
burung/ pigeon chest)  oleh karena ukuran jantung
yang mungkin membesar
 Abdomen : hepatomegali dan splenomegali
 Pulsasi Perifer : rate, irama, adanya perbedaan
kekuatan pulsasi perifer.

C. Auskultasi
 Heart Rate & Rhythm : dengarkan adanya nadi yang
cepat ( takikardi ), atau lambat (bradikardi), atau
adanya irama jantung yang irreguler.
 Karakter bunyi jantung : adanya bunyi jantung
abnormal, seperti  murmur
 Tentukan Point Maksimum Impulse ( PMI ), point
dimana bunyi jantung terdengar paling keras
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium (Darah
Lengkap dll)
2. Radiologi ( X-ray)
3. EKG
4. Echocardiogram
X-ray pasien TOF
Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung


2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Kelebihan volume cairan
4. Risiko pertumbuhan tidak proporsional
5. Intoleransi aktifitas
6. Risiko terjadi infeksi
7. Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari
kebutuhan tubuh
1. Penurunan Curah Jantung
 Pengertian : Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (NANDA,2012)

 NOC (Nursing Outcome Classification)


◦ Curah jantung efektif; status sirkulasi (hemodinamik), perfusi jaringan
◦ Menunjukkan cardiac output yang adekuat  ditunjukkan dengan parameter hemodinamik
yang normal (BP, HR, ECG Rhythm)

 NIC (Nursing Interventions Classification)


 Monitor adanya tanda-tanda gagal jantung dan penurunan cardiac output,
auskultasi suara jantung adanya bunyi S3 S4, suara paru, observasi adanya
dypsnea, ortpnea, cheynes stokes, gelisah, peningkatan CVP
 Kolaborasi pemberian oksigen
 Pantau hemodinamik secara berkala (BP, HR, RR, ECG Rhythm, SpO2)
 Jika diberikan cairan intravena, observasi intake output untuk menghindari
kelebihan cairan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2.Ketidakefektifan Pola Nafas
 Pengertian: Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
adekuat (NANDA,2012).

 NOC
◦ Status respiratori efektif; jalan nafas yang paten/ ventilasi, dan tanda-tanda vital
stabil
◦ Klien akan menunjukan pola nafas efektif, nyaman

 NIC
 Monitor dan catat RR, kedalaman, kemudahan dalam bernafas, jika
ada dipsnea, kaji penyebab, keadaan yang memperberat, serta hal apa
yang dapat meringankan sesak tsb
 Monitor hemodinamik (BP, HR, RR, Sp02)
 Atur posisi sesuai indikasi
3.Kelebihan Volume Cairan
 Pengertian: Peningkatan retensi cairan isotonik
 NOC:
◦ Elektrolit dan asam basa seimbang, balance cairan seimbang
◦ Tidak ada edema, efusi, dan anasarka
◦ Suara nafas bersih
◦ Tidak ada ditensi vena jugular, gallop (-), hepatojugular eflek (-)
◦ Normal CVP, cardiac output, PCWP
 NIC
 Catat pemasukan dan pengeluaran cairan dan m onitor hemodinamik
 Timbang berat badan secara berkala
 Obervasi pengeluaran urine tiap jam
 Monitor adanya edema (skal +1 s/d +4)  dependent edema: karena peningkatan
tekana hidrostatik  tungkai bawah.
 Kolaborasi pemberian diuretik, batasi masukan cairan
 Auskultasi suara nafas, adanya gallop, crackles, usaha bernafas
4. Resiko Pertumbuhan Tidak Proposional
 Pengertian: Berisiko mengalami pertumbuhan diatas persentil 97 atau dibawah
persentil ke-3 untuk usia, yang melewati dua jalur persentil
 NOC
◦ Pertumbuhan dan perkembangan badan sesuai dengan usia
 NIC
 Kaji pola makan pasien; regular breast milk, protein-fortified breast milk for low
birth weight infant.
 Berikan makanan yang disukai oleh pasien dan sesuai dengan usia pasien
 Beri makan dan minum dalam porsi kecil tapi sering
 Timbang berat badan setiap hari
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet pasien
 Kolaborasi pemsangan NGT, jika intake peroral tidak adekuat oleh karena PJB
 Pantau intake output
Tips Keperawatan dalam Evaluasi
Diagnostik
1. Electrocardiogram
 Electrode for cardiac monitoring are often color
coded :
◦ Red for right
◦ Green (or black) for ob chest
◦ Yellow for left
 Always check to ensure by monitoring another more
importance than color  by checking :
◦ RA : Right Arm
◦ LA : Left Arm
◦ RF : Right Foot
◦ LF : Left Foot
2. Setelah Tindakan Cateterisasi Jantung

 Monitor Hemodinamik setiap 15’ di 1 jam pertama


 Monitor pulsasi dorsalis pedis
 Menghilangkan tekanan dressing sehari setelah
catheterization, tutup site dengan perban perekat untuk
beberapa hari.
 Menjaga site tetap bersih dan kering.
 Observasi site adanya kemerahan, pembengkakan, dan
bleeding
 Monitoring adanya demam
 Menghindari olah raga berat beberapa hari; pasien dapat
bersekolah
 Melanjutkan diet biasa tanpa hambatan
 Menggunakan acetaminophen atau ibuprofen untuk nyeri
Hipersianotik spell
 Disebut juga dengan blue spell
 Terjadi pada pasien dengan cyanotic CHD
 Sianotik akut karena spasme infundibular secara tiba-
tiba dan menurunkan aliran darahke paru 
meningkatkan right-left shunting
 Terjadi karena feeding,

menangis, defekasi,
stressful procedures
Normal TOF
Nursing Care Guideline

Menempatkan bayi posisi knee chest


Tenangkan pasien, pendekatan menghibur
Mengelola 100% oxsigen.
Memberikan morphine 0,1-0,2 mcg/kg
(subcutan)
Mulai penggantian cairan IV
Ulangi pemberian morphine
Memberikan propanolol 0,01-0,25 mg/kg (IV)
dan 2-4 mg/kg/hari (oral ).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai