Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT JANTUNG

BAWAAN
KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH 1
KELOMPOK 4
KHAIRUNNISAA (14220200030)
WARDA AULIA (14220200034)
A. AULYA AZHARI (14220200040)
FUTRI FARHANAH (14220200048)
KONSEP PENYAKIT
1. DEFENISI
Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) merupakan kelainan susunan jantung yang sudah
dalam kandungan. Tetapi kelainan jantung ini tidak memberikan gejala yang segera setelah
bayi lahir, tidak jarang kelainan ini.muncul setelah pasien berumur beberapa bulan atau tahun
( Nursalam, 2005 ).
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan
malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit
jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak
dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan
ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui
seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
2. ETIOLOGI

• Faktor genetik
1. Adanya gen-gen mutan tunggal ( dominan autosomal, resesif autosomal atau terkait-
X ) yang biasanya menyebabkan penyakit jantung bawaan sebagai bagian dari suatu
kompleks kelainan.
2. Kelainan kromosom juga menyebabkan penyakit jantung kongenital sebagai bagian
suatu kompleks lesi.
3. Faktor gen multifaktorial, dipercaya merupakan dasar terjadinya duktus anterious
paten dan dasar penyakit kongenital lainnya.
• Faktor lingkungan
1. Lingkungan janin, ibu yang diabetik atau ibu yang meminum progesterone saat
hamil mungkin akan mengalami peningkatan resiko untuk mempunyai anak dengan
penyakit jantung kongenital.
2. Lesi viral, emriopati rubella sering menyebabkan stenosis pulmonal perifer, duktus
arteosus paten dan kadang-kadang stenosis katup pulmonal.
3. PATOFISIOLOGI
Penyakit jantung bawaan berhubungan dengan proses
perkembangan jantung sejak masa embrio. Penyakit jantung bawaan sianotik
terjadi bila terdapat hubungan pirau sehingga darah mengalir dari bilik jantung
kanan ke kiri. Sebaliknya, pada penyakit jantung bawaan asianotik, hubungan
pirau terjadi dari kiri ke kanan.
4. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit jantung bawaan bisa diketahui sejak bayi masih dalam kandungan
atau setelah dilahirkan. Salah satu gejala penyakit jantung bawaan pada janin adalah
bunyi detak jantung yang tidak beraturan (aritmia). Keadaan ini bisa terdeteksi selama
pemeriksaan rutin kehamilan dengan USG.
Meski sudah melakukan pemeriksaan rutin dengan USG, gejala penyakit
jantung bawaan bisa tidak tampak hingga bayi dilahirkan. Bayi baru lahir dengan
kelainan jantung umumnya mengalami sejumlah gejala berikut:
a. Tampak semburat kebiruan atau kehitaman pada bibir, kulit, atau jari-jari (sianosis).
b. Tampak kelelahan dan kesulitan bernapas, terutama ketika disusui.
c. Memiliki berat badan rendah.
d. Pertumbuhan terhambat.
e. Terjadi pembengkakan pada tungkai, perut, atau area sekitar mata.
f. Mengalami infeksi paru-paru yang berulang.
g. Sering keringat dingin.
Pada beberapa kasus, gejala penyakit jantung bawaan bisa saja baru
muncul beberapa tahun setelah bayi lahir, seperti saat masa kanak-
kanak atau remaja. Gejala kondisi ini dapat berupa:
a. Detak jantung tidak beraturan (aritmia).
b. Pusing dan sering merasa kelelahan, terutama saat berolahraga.
c. Kesulitan bernapas atau napas terengah-engah.
d. Terjadi pembengkakan (edema) di kaki, pergelangan kaki, atau
tangan.
e. Kulit tampak kebiruan (sianosis).
f. Mudah pingsan atau kehilangan kesadaran.
5. KOMPLIKASI
• Aritmia atau detak jantung tidak teratur.
• Gagal jantung.
• Infeksi pada jantung (endokarditis).
• Hipertensi pulmonal .
• Infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia.
• Penggumpalan darah dan stroke.
• Mengalami gangguan belajar.
6. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan
konservatif
Restriksi cairan dan pemberian obat-
obatan: Furosemid (lasix) diberikan
Non
bersama restriksi cairan untuk pembedahan
meningkatkan diuresis dan
Penutupan dengan alat
mengurangi efek kelebihan beban
penutup dilakukan pada waktu
kardiovaskular, Pemberian
kateterisasi jantung.
indomethacin (inhibitor Pembedahan
prostaglandin) untuk mempermudah Pemotongan atau pengikatan
penutupan duktus, pemberian duktus.
antibiotik profilaktik untuk
mencegah endokarditis bakterial.
Pemeriksaan Penunjang

a. Ultra Sono Grafi ( USG ) untuk menentukan besar jantung, bentuk vaskular-isasi paru, sera
untuk mengetahui keadaan thymus, trachea, dan esophagus.
b. Electro Cardiografi ( ECG ), untuk menetahui adanya aritmia atau hipertropi.
c. Echo Cardiografi, untuk mengetahui hemodinamik dan anatomi jantung.
d. Kateterisasi dan Angigrafi, untuk mengetahui gangguan anatomi jantung yang dilakukan
dengan tindakan pembedahan.
e. Pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan darah untuk serum elektrolit, Hb, packet
cell volume ( PCV ) dan kadar gula
KONSEP
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a) Identitas Pasien Pada klien penderita Penyakit Jantung Bawan (PJB) diantaranya terjadi pada
usia 35-55 tahun. Klien yang menderita Penyakit Jantung Bawan (PJB) umumnya terjadi pada
lak-laki dan perempuan sejak lahir.
b) Keluhan utama Keluhan utama yang timbul pada pasien dengan Penyakit Jantung Bawan
(PJB) yaitu sering merasa lemah dan letih, pucat dan sianosis
c) Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
• Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.
• Faktor perangsang nyeri yang spontan.
• Kualitas nyeri: rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang berat atau
mencekik.
• Lokasi nyeri: dibawah atau sekitar leher, dengan dagu belakang, bahu atau lengan.
• Beratnya nyeri: dapat dikurangi dengan istirahat atau pemberian nitrat.
• Waktu nyeri: berlangsung beberapa jam atau hari, selama serangan pasien memegang
dada atau menggosok lengan kiri.
• Diaforeasi, muntah, mual, kadang-kadang demam, dispnea.
• Syndrom syock dalam berbagai tingkatan
2). Riwayat kesehatan dahulu Pada umumnya kasus penyakit jantung
bawaan (PJB) keadaaan umunya melemah sejak kecil hibgga
dewasa
3) Riwayat kesehatan keluarga Adannya riwayat keluarga yang
mengalami penyakit jantung atau Penyakit Jantung Bawan
(PJB).
4) Keadaan Umum Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) biasanya baik atau kompos
mentis (CM) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang
melibatkan perfusi sistem saraf pusat.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama


jantung
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload /
perubahan afterload
3. LUARAN KEPERAWATAN
a. Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka curah jantung meningkat
dengan kriteria hasil :
1)Tanda vital dalam rentang normal
2) Kekuatan nadi perifer meningkat
3) Tidak ada edema
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Observasi
1) Observasi tanda / gejala primer penurunan curah jantung
(meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal
noctumal dyspnea, peningkatan CVP)
2) Monitor tekanan darah
3) Monitor intake dan output cairan
4) Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
5) Monitor saturasi oksigen
6) Monitor keluhan nyeri dada
7) Monitor EKG 12 sedapan
8) Monitor aritma (kelainan irama dan frekuensi
9) Periksa frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
10) Periksa frekuensi nadi sebelum pemberian obat
b. Terapeutik
1) Posisikan pasien semi – fowler atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
2) Berikan diet jantung yang sesuai
3) Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup
sehat
4) Berika terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
5) Berikan dukungan emosional dan spiritual
6) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
c. Edukasi
1) Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2) Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3) Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
4) Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output
cairan harian
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2) Rujuk ke program rehabilitas jantung
THANK YOU...

Anda mungkin juga menyukai