Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PERIPARTUM CARDIOMYOPATI

Di Susun Oleh :
Opa Maulana 191FK04039

PROGRAM PROFESI NERS

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2019
A. Definisi
Kardiomiopati peripartum adalah penyakit miokardium
idiopatik yang terjadi pertama kali pada trimester III kehamilan atau
dalam 5 bulan setelah melahirkan. Penyakit ini terbanyak dijumpai
pada 3 bulan pertama peripartum (82%) dan lebih jarang pada bulan
terakhir kehamilan (7%). (Peripartum kardiomitopati. Edisi 2008.
Definisi terkini kardiomiopati dapat merujuk pada grup
studi dari the European Society of Cardiology (ESC) yang
mendefinisikan kardiomiopati sebagai kelainan miokardium yang
dicirikan oleh abnormalitas otot jantung secara struktural dan
fungsional, yang bukan disebabkan oleh penyakit koroner, hipertensi,
gangguan katup jantung, maupun penyakit jantung kongenital yang
bermakna. (Eur Heart J. 2008;29:2706)
B. Etiologi
1 Miokarditis : Melvin dkk pernah membuktikan adanya miokarditis
dari biopsi endomiokardial pada pasien dengan kardiomiopati
peripartum. Dikatakan bahwa hipotesis menurunnya sistem
imnunitas selama hamil, dapat meningkatkan replikasi virus dan
kemungkinan untuk terjadinya miokarditis akan meningkat.
2 Infeksi viral yang bersifat kardiotropik
3 Chimerism
4 Apoptosis dan inflamasi
5 Respon abnormal hemodinamik pada kehamilan : perubahan
hemodinamik selama kehamilan dengan meningkatnya volume
darah dan curah jantung serta menurunnya afterload, sehingga
respon dari ventrikel kiri untuk penyesuaian menyebabkan
terjadinya hipertrofi sesaat.
6 Faktor-faktor penyebab lain : efek tokolisis yang lama,
kardiomiopati dilatasi idiopatik, abnormalitas dari relaxine,
defisiensi selenium dll Wanita yang beresiko. Sedangkan factor-
faktor resiko yang dapat menyebabkan
seorang wanita mengalami kardiomiopati peripartum, diantaranya
adalah; multiparitas, usia maternal yang lanjut (walaupun penyakit ini
dapat mengenai semua usia, insidensi akan meningkat pada wanita
berusia > 30 tahun), kehamilan multifetal, pre-eklamsia, hipertensi
gestasional dan ras Afrika Amerika.

C. Patofisiologi
Peripartum kardiomiopati adalah salah satu bentuk kardiomiopati
dilatasi. Masalah yang mendasar adalah menghilangnya kontraktilitas
miokardium, yang ditandai dengan menghilangnya kemampuan
sistolik jantung. Kardiomiopati dilatasi menyebabkan penurunan
fraksi ejeksi, peningkatan volume end-diastolik, dan volume residual,
penurunan volume sekuncup ventrikel, serta gagal biventrikel.

D. Tanda dan Gejala


Gejala yang dapat timbul pada kardiomiopati peripartum adalah :
a. Dispnea
b. Orthopnea
c. Paroxysmal nocturnal dyspnea
d. Batuk
e. Nyeri dada
f. Anoreksia
g. Lelah
h. Edem kaki
Adapun tanda-tanda dari kardiomiopati peripartum adalah :
a Distensi vena jugularis
b Takikardi
c Takipnea
d Hepatomegali
e Refluks hepatojugular
f Asites
g Edema perifer
h Perubahan status mental
i Tromboemboli
j Irama gallop
k Murmur regurgitasi mitral
l P2 mengeras m) Ronki
E. Komplikasi
1. Gagal jantung
Merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada DCM. Terjadi
ketika otot jantung tidak cukup kuat untuk memompa darah yang
cukup untuk seluruh tubuh, menyebabkan edema di paru-paru dan/
atau jaringan/ perifer
2. Atrial fibrillation (AF)/ fibrilasi atrium
Merupakan kelainan irama jantung yang paling sering pada DCM.
Denyut jantung ireguler dan cepat, menyebabkan rasa berdebar-
debar, meningkatkan napas yang pendek/ sesak nafas.
3. Bekuan darah/ Thromboemboli Pada DCM, aliran darah yang
melewati jantung lebih lambat dari biasanya. Hal ini menyebabkan
bekuan darah terbentuk di jantung.
4. Kelainan irama/ rhythm/ aritmia : Hal tersebut secara umum
menyebabkan pusing, sesak nafas, palpitasi dan dapat juga
asimtomatik.
F. Pemeriksaan Penunjang
1 Radiologi
2 Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah standar non invasif untuk mengukur
fungsi jantung, mengukur fungsi ventrikel kiri dan
memberikan informasi dalam menyokong diagnosis untuk
menentukan disfungsi ventrikel kir
3 Pemeriksaan elektrokardiografi
EKG menunjukkan sinus normal atau menunjukan sinus
takikardi, tetapi fokus ektopik dan aritmia atrial lainnya dapat
juga terlihat seperti fibrilasi atrial.
4 Pemeriksaan radionuklide
5 Magnetic resonance imaging (MRI)
G. Penatalaksanaan
Penanganan kardiomiopati peripartum hampir sama dengan
penanganan kardiomiopati dilatasi non iskemik. 13 B Terapi
nonfarmakologi
 Diet rendah garam (< 4 g/hari)
 Pembatasan cairan (< 2 L/hari)
 Exercise sederhana (contohnya berjalan, bersepeda)
Terapi farmakologi oral
a Prepartum
1. Amlodipine
2. Hidralazin/nitrat
3. Digoksin
4. Diuretik
5. Beta blocker
b Post partum
1. ACE inhibitor atau angiotensin II receptor blocker
2. Digoksin
3. Diuretik
4. Amlodipin
5. Hidralazin/nitrat
6. Beta blocker
Terapi farmakologi intravena pada pasien dengan gejala yang berat
• Tidak berespon terhadap terapi oral di atas
• Dobutamin 14
• Dopamine
• Milrinon
• Nitroprusid
H. ASKEP
1 . Pengkajian
a. Data Demografi Angka kejadian kardiomiopati dilatasi adalah
2 X terjadi pada laki-laki dan terjadi pada usia pertengahan.
(Ignatavicius et al, 1995:919)
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang Umumnya klien datang
dengan keluhan adanya sesak. Sesa yang dirasakan
bertambah bila dilakukan aktivitas dan tidur terlentang dan
berkurang bila diistirahatkan dan memakai 2- 3 bantal.
Sesak dirasakan pada daerah dada dan seperti tertindih
benda berat. Skala sesak 0-4 dan dirasakan sering pada
siang dan malam hari.
2) ) Riwayat Penyakit Dahulu Kaji adanya Kelainan autoimun,
Hipertensi sistemik, Autoantibodi yaitu antimyocardial
antibodies, Proses infeksi (infeksi bakteri/virus), Gangguan
metabolik (defisiensi thiamine dan scurvy), gangguan
imunitas (leukimia), Kehamilan dan kelainan post partum,
toxic proses (alkohol dan chemoterapi), proses infiltrasi
(amyloidosis dan kanker)
3) Riwayat kesehatan keluarga Kaji adanya anggota keluarga /
lingkungan yang mempunyai penyakit menular infeksi
seperti TB dan hepatitis. Kaji adanya riwayat penyakit
hipertensi, jantung dan diabetes melitus di keluarga, bila
ada cantumkan dalam genogram.
c. Pola aktivitas sehari-sehari
Nutrisi klien dikaji adanya konsumsi garam, lemak, gula dan kafein
dan jenis makanan. Klien mungkin akan merasa haus dan minum
berlebihan (4000-5000 mL) akibat sekresi aldosteron. Adanya
penurunan aktivitas dan aktivitas sehari-harinya (ADL) akibat
adanya lemah, letih dan adanya dispneu. Istirahat terganggu akibat
dispneu dan sering terbangun pada malam hari untuk eliminasi
BAK.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan/breath Dispneu saat beraktivitas, Paroksimal
Nokturnal Dispneu, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bnatal, Batuk dengan/ tanpa pembentukan sputum, riwayat paru
kronis, penggunaan bantuan pernafasan (oksigen dan medikasi),
nafas dangkal,takipneu, penggunaan otot aksesori
pernafasan.bunyi nafas mungkin tidak terdengar, dengan krakels
basilar dan mengi.
2) Sistem Kardiovaskular/blood Distensi vena jugularis,
pembesaran jantung, adanya nyeri dada, suara s3 dan s4 pada
auskultasi jantung ,tekanan darah normal/turun, takikardi,
disritmia (fibril atrium, blok jnatung dll)nadi perifer mungkin
berkurang,;perubahan denyutan dapat terjadi;nadi sentral
mungkin kuat, punggung kuku pucat atau sianotik dengan
pengisian kapiler lambat. 3) Sistem Pencernaan/bowel Kaji
adanya peningkatan berat badan secara signifikan, mual dan
muntah, anorexia, adanya nyeri abdomen kanan atas,
hepatomegali dan asites
3) Sistem Muskuloskeletal/bone Kelelahan, kelemahan, sakit pada
otot dan kehilangan kekuatan/ tonus otot.
4) Sistem Persyarafan/brain Kaji adanya rasa pening, perubahan
prilaku, penurunana kesadaran dan disorientasi
5) Sistem Perkemihan/bladder Kaji adanya nokturia dan
penurunanan berkemih, urine berwarna gelap, penggunaan dan
keadaan kateterisasi .
6) Sistem Integumen Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan
kulit teraba dingin, adanya kebiruan, pucat, abuabu dan sianotik
, dan adanya kulit yang lecet.
7) Aktivitas kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur,
kelemahan
9) Seksualitas Perubahan libido,perubahan aliran mensturasi
10) Nyeri/kenyamanan Edema ekstermitas

e. Data Psikologis
Kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping klien
akibat penyakit, keprihatinan finansial dan hospitalisasi.
f. Data Sosial
Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya sehubungan
dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan perawat,
dokter dan tim kesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut serta
dalam aktivitas sosial atau menarik diri akibat adanya dispneu,
kelemahan dan kelelahan.
g. Data Spiritual
Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap penyakitnya
dihubungkan dengan agama yang dianutnya.. Biasanya klien akan
merasa kesulitan dalam menjalankan ibadahnya.
11). Data penunjang
1 Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya
kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan
adanya bendungan paru dan efusi pleura
2 Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia,
aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan
gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular.
Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang rendah, atau
gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.
3 Ekokardiografi : Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi
ventrikel kiri, dan kelainan katup mitral waktu diastolik,
akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal.
4 Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum
menjadi paradoksal. Volume akhir diastolik dan akhir
sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel,
fraksi ejeksi (EF) mengurang. Penutupan katup mitral
terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi lebih dini
dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan
dengan pemeriksaan 2D-ekokardiografi, juga aneurisma
ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
5 Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak
ventrikel kiri disertai fungsinya yang berkurang.
6 Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel
kiri membesar serta fungsinya berkurang, regurgitasi mitral
dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan
pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium
meningkat.

I. Dianosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan volume cairan
4. Intoleransi aktivitas
J. Intervensi
No. Data Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Penurunan curah Tujuan: Curah  Mandiri Auskultasi  Biasanya terj
jantung b/d gangguan jantung tidak nadi apical, kaji takikardi un
irama jantung, stroke menurun setelah frekwensi, irama mengkonpensasi
volume, pre load dan dilakukan jantung. penurunan
afterload, kontraktilitas perawatan 2x 24  Catat bunyi jantung, kontraktilitas
jantung. jam Kriteria Hasil: palpasi nadi perifer, ventrikuler
 Tanda Vital pantau tekanan darah  Indikator klinis d
dalam rentang tiap 1 jam keadequatan cu
normal  Kaji kulit terhadap jantung.
(Tekanan darah, pucat, dan sianosis Pemantauan
Nadi, respirasi  Tinggikan kaki memungkinkan
 Dapat dengan mengganjal tindakan terhad
mentoleransi bagian tumit kaki dekompensasi
aktivitas, tidak dengan bantal/  Pucat indik
ada kelelahan  gulungan kain penurunan perf
Tidak ada  Pantau haluaran ferifer, cyano
edema paru, urine, catat karena kongs
perifer, dan penurunan haluaran vena
tidak ada asites dan konsentrasi uri  Menurunkan sta

 Tidak ada  Tingkatkan/ dorong vena dan da

penurunan tirah baring dengan menurunkan insid

kesadaran kepala ditinggikan trombus/pembent

 AGD dalam 45 0 an embolus

batas normal  Ginjal beresp

 Tidak ada untuk

distensi vena meningkatkan cu

leher jantung deng


menahan natri
 Warna kulit dan cair
normal Haluaran ur
biasa menurun
 Menurunkan
volume darah ya
kembali ke jantu
yang
memungkinkan
oksigenasi,
menurunkan
Kolaborasi: dispneu d
 Berikan oksigen regangan jantung
tambahan sesuai
indikasi
 Meningkatkan

 Obat sesuai indikasi:, kebutuhan


Diuretik, co. untuk miokardi
Furosemid, untuk melaw
bumetanid dll, hipoksia/iskemia
Vasodilator, co.  Meningkatkan

Nitrat, kekuatan kontra


arteriodilator:hidralaz miokard d
in dll, Digoxin memperlambat
 Captopril, lisonopril, frekuensi jantu
enalapril 4. dengan
Tranquilizer menurunkan

 Pemberian konduksidan

Antikoagulan memperlama

 Pantau/ganti periode refakt

elektrolit, Pantau pada hubung


AV un
hasil Lab, meningkatkan
Pemeriksaan fungsi efisiensi/curah
Hati , jantung.
koagulasi/PT/APT T  Menurunkan
tekanan da
Meningkatkan
istirahat/relaksasi
dan menurunk
kebutuhan oksig
dan ke
mikardium Un
mencegah
pembentukan
trombus
Peningkatan
BUN/Kreatinin
menunjukan
hiperfungsi/gagal
ginjal
 AST/LDH da
meningkat
sehubungan deng
kongesti hati d
menunjukan
kebutuhan un
obat dengan do
lebih kecil ya
didetoksikasi o
hati. Menguk
perubahan pa
proses koagul
atau keefekti
terapi antikoagula

2. Gangguan Pertukaran Tujuan: Mandiri


gas Berhubungan Kerusakan  Auskultasi bunyi  Menyatakan
dengaan : pertukaran gas napas, catat adanya konge
1. Ketidakseimbangan tidak terjadi 2x24 krekels,mengi paru
perfusi ventilasi jam dan selama  Anjurkan klien batuk  Membersihkan
2. perubahan perawatan kriteria efektif, napas dalam jalan napas d
membran kapiler- hasi: jika timbul sesak memberikan
alveolar  Mendemonstr  Kolaborasi oksigen
asikan Pemeriksaan GDA,  Hipoksemia da
peningkatan nadi oksimetri setiap menjadi be
ventilasi dan hari selama edema p
oksigenasi yang  Meningkatkan
adekua konsentrasi
 Memelihara oksigen alveo
kebersihan paru yang da
paru dan bebas menurunkan
dari tanda tanda hipoksemia
distress jaringan
pernafasan
 Mendemo
nstrasikan batuk
efektif dan suara
nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan
dyspneu
(mampu
mengeluarkan
3. Kelebihan Volume Tujuan: Kelebihan Mandiri  Haluan u
Cairan Berhubungan cairan tidak terjadi  Pantau haluaran mungkin sedi
dengan : - Mekanisme setelah diberi aske urin, catat jumlah fdan pekat kare
pengaturan melemah 2x24 jam Kriteria dan warna saat hari penurunan perf
Hasil: dimana diuresis ginjal.posisi
terjadi Pantau/hitung terlentang
keseimbangan membantu diure
pemasukan dan  Posisi terlenta
pengeluaran selama meningkatkan
24 jam. filtrasi ginjal d
 Pertahankan duduk menurunkan
atau tirah baring produksi AD
dengan posisi semi sehingga
fowler selama fase meningkatkan
akut diuresis
 Pantau peningkatan  Retensi cai
vena jugular dan berlebihan da
derajat edema setiap dimanifestasikan
1 hari oleh
 Buat jadwal pembendungan
pemasukan cairan, vena d
digabung dengan pembentukan
keinginan minum edema. Ede
bila mungkin. perifer mulai pa
 Timbang BB setiap kaki/mata kaki
hari atau area depend
 Ubah posisi dengan ) dan mening
sering. Tinggikan sebagai kegaga
kaki bila duduk paling bur
Edema pitt
adalah gamba
secara um
hanya sete
retensi sedikitn
5 kg cairan.
 Peningkatan
kongesti vascula
sehubungan
dsengan ga
jantung kanan
secara ny
mengakibatkan
edema jaring
sistemik
 Melibatkan pas
dalam progr
terapi da
meningkatkan
perasaan
mengontrol d
kerjasama dal
pembatasan.
 Peningkatan 2,5
menunjukkan
kurang lebih 2
cairan. Sebalikn
diuretic da
mengakibatkan
cepatnya
kehilangan/perp
dahan cairan d
kehilangan be
badan
 Pembentukan
edema, sirkul
melambat,
imobilisasi/tirah
baring. Kegi
tersebut ak
Kolaborasi: meningkatkan
 Obat sesuai sirkulasi.
indikasi:
1. Diuretik, co.
Furosemid  Obat
2. Tiazid Meningkatkan l
3. Tambahan aliran darah d
kalium dapat mengham
 Mempertahanka n reabsorbsi
cairan dan Meningkatkan
pembatasan Na diuresis tan
 Pantau foto thorax kehilangan kali
Mengganti
kehilangan kaliu
 Menurukan
total tubuh d
mencegahb
reakumulasi Na
 Menunjukkan
perubahan
indikasif
peningkatan/per
kan kongesti par
4. Intoleransi aktivitas Tujuan: Setelah  Latih klien untuk  Relaksasi ak
Berhubungan dengan : dilakukan melakukan tehnik mempercepat
 Tirah Baring atau perawatan selama relaksasi proses menj
imobilisasi 2xjam klien dapat  Anjurkan klien untuk tidur
 Kelemahan melakukan melakukan  Meningkatkan
menyeluruh aktivitas sesuai kebiasaannya relaksasi d
 Ketidakseimbang an kemampuan sebelum tidur : kesiapan tidur se
antara suplei Kriteria Hasil : berdoa memberi
oksigen dengan  Berpartisipasi  Ciptakan lingkungan kenyamanan d
kebutuhan dalam aktivitas yang nyaman bagi ketenangan
 Gaya hidup yang fisik tanpa klien  Lingkungan tena
dipertahankan. disertai  Anjurkan klien membantu kl
peningkatan mengatur posisi tidur untuk tidur d
tekanan darah, senyaman mungkin menurunkan sa
nadi dan RR simpatis klien
 Mampu  Membantu pro
melakukan relaksasi
aktivitas sehari
hari (ADLs)
secara mandiri
 Keseimbangan
aktivitas dan
istirahat
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Budi S, Leonardo Paskah S. 2010. Majalah Kedokteran Indonesia;


Kardiomiopati Terkini. Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
FKUI. Jakarta Editor Santosa Budi. 2006. Panduan Diagnosis Keperawatan
Nanda 2005-2006. Prima Medika: Jakarta Fisiologi Jantung. Edisi 2010.
Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/14332596/makalah-
fisiologijantung, 14 Februari 2011. Heardman, Heather T. 2010. Nanda
International Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009- 2011.
Jakarta. EGC Ismail Yusuf. 2007. Jurnal Dexa Media; No 4, Vol 20
Komplikasi Jantung pada Kehamilan dan Preeklampsia Berat. PPDS IPD
FKUI/RSCM. Jakarta. Kardiomiopati. Edisi 2006. Diunduh dari
http://www.scribd.com/doc/36187354/Referat-Kardiomiopati, 15 Februari
2011. Mario Johnson. 2006. Nursing diagnoses, outcomes, and interventions:
NANDA, NOC, and NIC linkage Maron BJ dkk, 2006, “Contemporary
Definitions and Classification of The Cardiomyopathies”, Circulation, 113,
1807-1816 Penyakit jantung dalam kehamilan. Edisi 2005. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3485/1/gizi-bahri11.pdf, 26
Februari 2011. Peripartum cardiomyopathy. Diunduh dari
http://www.asjog.org/journal/V2Issue1/231%20Reviews
%20Peripartum%20cardiomyopathy_A.Nabhan-stg4-iss4.pdf, 19 Februari
2011. Peripartum cardiomyopathy. Edisi 2011. Diunduh dari http:
//en.wikipedia.org/wiki/Peripartum_cardiomyopathy, 26 Februari 2011. 27
Peripartum kardiomitopati. Edisi 2008. Diunduh dari
http://www.jpma.org.pk/full_article_text.php? article_id=2050), 7 Februari
2011.

Anda mungkin juga menyukai