PENDAHULUAN
dalam paru-paru, biasanya diakibatkan oleh ventrikel kiri jantung yang tidak
memompa secara adekuat. Edema paru akut terjadi oleh karena adanya
aliran cairan dari darah ke ruang intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli
paru, melebihi aliran cairan kembali ke darah atau melalui saluran limfatik.
(Ningrum, 2009).
disebut edema paru akut. Edema paru akut merupakan komplikasi yang
biasa dari penyakit jantung dan kebanyakan kasus dari kondisi ini
kondisi kronik atau dapat berkembang dengan tiba-tiba dan dengan cepat
menjadi ancaman hidup. Tipe yang mengancam hidup dari edema paru
terjadi ketika sejumlah besar cairan tiba-tiba berpindah dari pembuluh darah
atau bahan kimia toksik. Ini dapat juga menjadi tanda awal dari penyakit
sesuai, 50% penderita akan selamat. Penderita yang bereaksi baik terhadap
pengobatan, biasanya akan sembuh total, dengan atau tanpa kelainan paru-
1
Mengingat begitu berbahayanya edema paru akut bagi kesehatan maka
asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya
penurunan angka insiden edema paru akut melalui upaya promotif, preventif,
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan tentang asuhan keperawatan
oedem.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang patofisiologi acut lung
oedem.
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang manifestasi acut lung
oedem.
6. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
2
Acute Lung Oedema (Alo) Adalah Akumulasi Cairan Di Paru Yang
Dalam, 2006).
Acute Lung Oedema (Alo) Adalah Terjadinya Penumpukan Cairan
B. Etiologi
darah serta merusak otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut.
b. Kardiomiopati
3
(miokarditis), penyalahgunaan alkohol dan efek racun dari obat-
d. Hipertensi
4
a) Infeksi pada paru
paru.
c) Paparan toxic
d) Reaksi alergi
f) Neurogenik
C. Patofisiologis
sehingga cairan akan membanjiri alveoli dan terjadi oedema paru. Jumlah
sekret encer berbuih dan berwarna pink froty. Adanya sekret ini akan
D. Pathway
Gagal jantung
kanan/kongest
5
Aliran balik darah paru terhambat
Oedem paru
E. Manifestasi klinik
a. Stadium 1
Adanya distensi pada pembuluh darah kecil paru yang prominen akan
difusi co. Keluhan pada stadium ini biasanya hanya berupa sesak napas
6
lebih mempersempit saluran napas kecil, terutama di daerah basal karena
tersengal.
c. Stadium 3
Pada stadium ini terjadi oedema alveolar. Pertukaran gas mengalami
kemerahan (pink froty). Kapasitas vital dan volume paru yang lain turun
dengan nyata.
F. Klasifikasi
Kardiogenik yang akut disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri Akut.
7
beragam sebab-sebab seperti arrhythmias dan penyakit-penyakit
membesar.
pada alveoli yang bocor yang dapat dipenuhi dengan cairan dari
pembuluh-pembuluh darah.
8
orang dengan gagal ginjal yang telah lanjut, dialysis mungkin perlu
kenaikan yang cepat ke ketinggian yang tinggi lebih dari 10,000 feet.
e. Trauma otak, perdarahan dalam otak (intracranial hemorrhage),
dikeluarkan, berakibat pada ekspansi yang cepat dari paru. Ini dapat
» Pemeriksaan Fisik
9
o Sianosis sentral. Sesak napas dengan bunyi napas seperti mukus
berbuih.
asma kardiale.
» Laboratorium
kemudian hiperkapnia.
dada. Radiograph (X-ray) dada yang normal terdiri dari area putih
10
bidang-bidang paru daripada biasanya. Kasus-kasus yang lebih parah
mendasarinya.
Kranialisasi vaskuler
nodul milier)
Jantung Koroner), dan umumnya ditemukan dilatasi ventrikel kiri dan atrium
kiri.
protein (hormon) yang akan timbul dalam darah yang disebabkan oleh
11
(sepermilyar gram) per liter lebih besar dari beberapa ratus (300 atau lebih)
lain, nilai-nilai yang kurang dari 100 pada dasarnya menyampingkan gagal
tipis (kateter) yang disisipkan kedalam vena-vena besar dari dada atau
leher dan dimajukan melalui ruang – ruang sisi kanan dari jantung dan
cabang yang kecil dari pembuluh-pembuluh darah dari paru-paru). Alat ini
Wedge pressure dari 18 mmHg atau lebih tinggi adalah konsisten dengan
H. Penatalaksanaan.
- Posisi ½ duduk.
NRBM.
12
edema secara adekuat), maka dilakukan intubasi endotrakeal, suction,
dan ventilator.
- Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.
tiap 5 – 10 menit. Jika tekanan darah sistolik > 95 mmHg bisa diberikan
dimulai dosis 0,1 ug/kgBB/menit bila tidak memberi respon dengan nitrat,
(sebaiknya dihindari).
keduanya.
dengan oksigen.
13
- Operasi pada komplikasi akut infark miokard, seperti regurgitasi, VSD dan
1. Pengkajian
Pengkajian Primer
Airways
1) Sumbatan atau penumpukan secret.
2) Wheezing atau krekles.
3) Kepatenan jalan nafas.
Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat.
2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.
3) Ronchi, krekles.
4) Ekspansi dada tidak penuh.
5) Penggunaan otot bantu nafas.
Circulation
1) Nadi lemah, tidak teratur.
2) Capillary refill.
3) Takikardi.
4) TD meningkat / menurun.
5) Edema.
6) Gelisah.
7) Akral dingin.
8) Kulit pucat, sianosis.
9) Output urine menurun.
Disability
Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan Glascow
14
untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh
sekarang.
4) Last Meal : Makanan terakhir yang dimakan klien.
5) Environment/ Event : Pengkajian environment digunakan jika
Trauma.
- Pemeriksaan fisik
a. Sistem Integumen
Subyektif :-
15
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat
b. Sistem Pulmonal
c. Sistem Cardiovaskuler
d. Sistem Neurosensori
e. Sistem Musculoskeletal
16
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi
f. Sistem genitourinaria
Subyektif :-
g. Sistem digestif
h. Pemeriksaan Penunjang :
1) Hb : menurun/normal
pulmonar
otot jantung
17
6. Resiko terjadi trauma berhubungan dengan kegelisahan sekunder
endotrakeal
18
Rencana Tindakan:
Intervensi
ada sianosis dan dyspneu (mampu - Berikan pelembab udara Kassa basah
19
lips) keseimbangan.
paten(klien tidak merasa tercekik, - Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
pola nafas.
20
dengan distensiselama 3 × 24 jam dengan kriteria hasil: - Pasang mayo bila perlu
kapiler pulmonar Respiratory Status : Gas exchange - Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dan bebas dari tanda tanda distress - Monitor respirasi dan status O2
ada sianosis dan dyspneu (mampu - Monitor suara nafas, seperti dengkur
21
mengeluarkan sputum, mampu - Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
- Tanda tanda vital dalam rentang - Auskultasi suara nafas, catat area
- Status neurologis dalam batas - Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus
normal mental
mukosa
Inhalasi)
22
dan denyut jantung
3 Resiko tinggi infeksiInfeksi tidak terjadi setelah dilakukan - Observasi tanda-tanda vital.
mikroorganisme - Klien bebas dari tanda dan gejala - Lakukan tehnik perawatan secara aseptik
23
DAFTAR PUSTAKA
Publishing
Jakarta: EGC
24