Anda di halaman 1dari 44

Tetralogy of Fallot (TOF)

Sutriani Tumewu
KONSEP PENYAKIT TOF
PENDAHULUAN
• Tetralogi fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang
paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan
keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum
ventrikel, defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten, atau
lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara
penyakit jantung bawaan sianotik. Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya.
Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling
sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat
adanya pirau kanan ke kiri.

• Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang


ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai
seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan
dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Staf IKA,
2007).
DEFINISI
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan
gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4
hal yang abnormal meliputi Defek septum ventrikel,
Stenosis pulmonal, Overriding aorta, dan Hipertrofi
ventrikel kanan.
ETIOLOGI
Faktor Endogen Faktor Eksogen
• Berbagai jenis penyakit genetik: • Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya
kelainan kromosom ikut program KB oral atau
• Anak yang lahir sebelumnya menderita suntik,minum obat-obatan tanpa
penyakit jantung bawaan resep dokter, (thalidmide,
• Adanya penyakit tertentu dalam dextroamphetamine.aminopterin,
amethopterin, jamu).
keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, penyakit jantung atau • Ibu menderita penyakit infeksi: rubella
kelainan bawaan • Pajanan terhadap sinar –X
MANIFESTASI KLINIS
• Murmur
• Sianosis
• Dispneu
• Serangan-serangan dispneu paroksimal (serangan-
serangan anoksia “biru”)
• Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
pada anak
• Biasanya denyut Pembuluh darah normal
• Bising sistolik
PATOFISIOLOGI
Sirkulasi darah penderita TOF berbeda dibanding anak normal. Kelainan yang
memegang peranan penting adalah stenesis pulmonal dan VSD. Tekanan antara
ventrikel kiri dan kanan pada pasien TOF adalah sama akibat adanya VSD. Hal ini
menyebabkan darah bebas mengalir bolak balik melalui celah ini. Tingkat keparahan
hambatan pada jalan keluar darah di ventrikel kanan akan menentukan arah aliran
darah pasien TOF. Aliran darah ke paru akan menurun akibat adanya hambatan pada
jalan aliran darah dari ventrikel kanan; hambatan yang tinggi di sini akan menyebabkan
makin banyak darah bergerak dari ventrikel kanan ke kiri. Hal ini berarti makin banyak
darah miskin oksigen yang akan ikut masuk ke dalam aorta sehingga akan menurunkan
saturasi oksigen darah yang beredar ke seluruh tubuh, dapat menyebabkan sianosis.
Jika terjadi hambatan parah, tubuh akan bergantung pada duktus arteriosus dan
cabang-cabang arteri pulmonalis untuk mendapatkan suplai darah yang mengandung
oksigen. Onset gejala, tingkat keparahan sianosis yang terjadi sangat tergantung pada
tingkat keparahan hambatan yang terjadi pada jalan keluar aliran darah di ventrikel
kanan, Redington AN, dkk (2009).
Pathway..
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium
• Radiologis
• Elektrokardiogram
• Ekokardiografi
• Kateterisasi
PENATALAKSANAAN
1) Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke
paru bertambah)
2) Morphine  sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau
IV untuk menekan pusat pernafasan dan
mengatasi takipneu.
3) Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB  IV untuk
mengatasi asidosis
4) Pemberian oksigen
5) Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-
lahan untuk menurunkan denyut jantung
sehingga seranga dapat diatasi
6) Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV
perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik  dan juga sedative
7) Penambahan volume cairan tubuh dengan
infus cairan dapat efektif dalam penganan
serangan sianotik. Penambahan volume
darah juga dapat meningkatkan curah
jantung, sehingga aliran darah ke paru
Lakukan selanjutnya :
1) Propanolol oral 2 – 4 mg/kg/hari
dapat digunakan untuk serangan
sianotik
2) Bila ada defisiensi zat besi segera
diatasi
3) Hindari dehidrasi
KOMPLIKASI
1) Penyakit vaskuler pulmonel
2) Deformitas arteri pulmoner kanan
3) Perdarahan hebat terutama pada anak dengan polistemia
4) Emboli atau thrombosis serebri, resiko lebih tinggi pada
polisistemia, anemia, atau sepsis
5) Gagal jantung kongestif  jika piraunya terlalau besar
6) Oklusi dini pada pirau
7) Hemotoraks
8) Sianosis persisten
9) Efusi pleura
10) Trombosis Pulmonal
11) Anemia relative
KONSEP ASKEP TOF
PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien : Nama, Usia (Menjelang usia 2-3
bulan pembentukan jari-jari tabuh pada tangan dan
kaki akan tampak. Pada usia tahun pertama,
sianosis akan terjadi dan nampak paling menonjol.
biasanya muncul pada umur 5 tahun ke atas), Jenis
Kelamin
PENGKAJIAN
2) Identitas Orangtua: Nama Ayah/Ibu, Usia,
Pendidikan (Pendidikan yang rendah pada orangtua
mengakibatkan kurangnya pengetahuan terhadap
penyakit anak), Pekerjaan (Biasanya ibu hamil yang
bekerja di pabrik-pabrik kimia cernderung
mempengaruhi kesehatan anak dalam kandungan)
PENGKAJIAN
3) Keluhan: Menanyakan dan melihat keluhan apa saja
yang diungkapkan pasien atau orangtua pasien, baik
secara verbal maupun nonverbal. Keluhan utama tidak
selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan.
Tetapi keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien
dibawa berobat.
PENGKAJIAN
4) Riwayat Kehamilan Ibu: Ditanyakan keadaan kesehatan ibu
selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta apa upaya yang
dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Melakukan
pemeriksaan kehamilan atau tidak, bila ya berapa kali seminggu
dan kepada siapa (dukun, bidan atau dokter), obat-obat yang
diminum pada trisemester pertama. Infeksi beberapa jenis virus,
misalnya virus Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus dan HerpeS
simpleks, maupun HIV (TORCH). (Abdul, 2000; 13).
PENGKAJIAN
5) Riwayat penyakit sekarang : Mengumpulkan data
kronologi/ awal terjadinya penyakit. Pada penderita TF,
biasanya diawali dengan gejala sianosis, dispneu,
pertumbuhan dan perkembangan abnormal, bising
sistolik, dan murmur.
PENGKAJIAN
6) Riwayat penyakit dahulu : Penyakit TF diderita oleh
anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan, adanya penyakit tertentu dalam keluarga
seperti ; DM, hipertensi,kelainan bawaan jantung, ibu
menderita penyakit infeksi rubella, atau pajanan
terhadap sinar X.
PENGKAJIAN
7) Riwayat tumbuh kembang : Biasanya anak cendrung
mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori
sebagai akibat dari kondisi penyakit. Tinggi badan dan
keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rataserta
otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan
lunak dan masa pubertas juga terlambat.
PENGKAJIAN
8) Data Psikososial : Mekanisme koping anak/ keluarga,
Pengalaman hospitalisasi sebelumnya.
9) Pemenuhan kebutuhan dasar (di rumah dan di Rumah Sakit)
• Nutrisi, cairan dan elektrolit: Pada bayi perlu diketahui susu
apa yang diberikan : air susu ibu (ASI) atau pengganti air susu
ibu (PASI), ataukah keduanya. Bila ASI apakah diberikan secara
eksklusif atau tidak.
PENGKAJIAN
• Hygene perseorangan :Bagaimana cara perawatan diri pada anak
khususnya pada gigi geligi.
• Eliminasi : Biasanya pada penderita tetralogi fallot terjadi
penurunan haluaran urine.
• Aktivitas dan istirahat tidur : Anak akan sering Squatting
(jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa
lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia
berjalan kembali.
PENGKAJIAN
10) Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Anak terlihat biru, terutama pada
bagian wajah dan ektremitas atas/bawah, terlihat
clubbing finger
PENGKAJIAN
TTV
• Nadi : laju nadi pada TF biasanya bradikardia, iramanya
disritmia pada keadaan ini denyut nadi teraba lebih cepat
pada waktu inspirasi dan lebih lambat pada waktu ekspirasi
• Tekanan darah : tekanan darah biasanya menurun karena
akibat dari sirkulasi udara yang mengalami hambatan oleh
hipertrofi ventrikel kanan.
PENGKAJIAN
• Pernapasan : pada penderita TF anak akan mengalami
dispneu bila melakukan aktivitas fisik, yang dapat disertai
juga sianosis dan takipneu. perlu diperhatikan apakah
distres terjadi terutama pada inspirasi atau ekspirasi.
• Suhu : pada TF normal (36oC-37,5oC)
• Berat badan : pada bayi TF usia 9 bulan berat badan tidak
mengalami pertumbuhan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi
ventilasi.
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
jantung.
3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dengan kebutuhan.
4) Resiko gangguan pertumbuhan d.d kelainan/ kongenital
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
b.d ketidakseimbangan intervensi keperawatan (I.01014)
perfusi ventilasi selama 1x24 jam maka Observasi :
Pertukaran gas • Monitor frekuensi,
Meningkat, dengan irama, kedalaman
kriteria hasil: dan upaya napas
Pertukaran Gas • Monitor pola napas
(L.01003) • Palapasi kesimetrisan
• Dispneu menurun ekspansi paru
• PCO2 membaik • Auskultasi bunyi
• pH arteri membaik napas
• Sianosis membaik • Monitor saturasi
• Pola napas membaik oksigen
• Monitor nilai AGD
Terapeutik :
• Alur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
• Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi :
• Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
• Informasikan hasil
pemantauan
Terapi Oksigen (I,01026)
Observasi :
• Monitor kecepatan alian akosigen
• Monitor posisi alat terapi oksigen
• Monitor aliran oksigen secara
periodik dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
• Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
Terapeutik :
• Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Kolaborasi:
• Kolaboraasi penentuan dosis
oksigen
Manajemen Asam-Basa
(I.02036)
Observasi :
• Monitor frekuensi dan
kedalaman napas
• Monitor irama dan
frekuensi jantung
• Monitor perubahan pH,
PaCO2 dan HCO2
Terapeutik :
• Ambil spesimen darah
arteri untuk pemeriksaan
AGD
• Berikan oksigen, sesuai
indikasi
Edukasi :
• Jelaskan penyebab
dan mekanisme
terjadinya
gangguan asam
basa
Kolaborasi :
• Kolaborasi
pemberian
ventilasi mekanik,
jika perlu
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
2 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan Perawatan Jantung I.
b. d perubahan intervensi keperawatan 02075
kontraktilitas jantung. (D. selama 1x24 jam maka Observasi
0008) curah jantung • Indentifikasi tanda/
meningkat, dengan gejala primer
kriteria hasil: penurunan curah
Curah jantung (L. 02008) jangtung
• Palpitasi menurun • Identifikasi tanda dan
• Bradikardia menurun gejala sekunder
• Lelah menurun penurunan curah
• Dipsneu menurun jantung
• Pucat/ sianosis • Monitor tekanan
menurun darah
• Murmur jantung • Monitor intake dan
menurun output cairan
• Tekanan darah • Monitor berat badan
membaik • Monitor saturasi oksigen
• Monitor EKG 12 sadapan
• CRT membaik • Monitor aritmia (kelainan
• Kekuatan nadi irama dan frekuensi)
perifer meningkat • Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
aktivitas
• Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum pemberian obat
Terapeutik
• Berikan posisi knee-chest
position pada pasien
• Berikan dukungan emosional dan
spiritual
• Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen
Edukasi
• Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
• Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian morfin,
jika perlu
• Kolaborasi pemberian transfuse
darah untuk peningkatan Hb
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
3 Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi (I.
ketidakseimbangan keperawatan selama 1x24 05178)
antara suplai oksigen jam maka Toleransi aktifitas observasi
dengan kebutuhan (D. meningkat, dengan kriteria • identifikasi gangguan
0056) hasil: fungsi tubuh yang
Toleransi Aktivitas mengalami kelelahan
(L.05047) • monitor kelelahan
• keluhan lelah menurun fisik
• dipsnue saat aktivitas • monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan
• dipsnue setelah aktivitas selama melakukan
menurun aktivitas
• perasaan lemah menurun
• sianosis menurun
Terapeutik
• sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
• berikan aktivitas distraksi yang
menangkan
Edukasi
• anjukan melakukan aktivitas
secara bertahap
• anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala tidak
berkurang
Kolaborasi
• kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Promosi Dukungan keluarga (I.
13488)
Observasi
• identifikasi sumber daya fisik
emosional dan pendidikan
keluarga
• identifikasi harapan dan
kebutuhan anggota keluarga
• identifikasi persepsi tetang
situasi, pemicu kejadian,
perasaan dan perilaku pasien
Terapeutik
• sediakan lingkungan yang
nyaman
• fasilitasi program perawatan dan
pengobatan yang dijalani
anggota keluarga
• diskusikan kemampuan dan
perencanaan keluarga dan
perawatan
• diskusikan jenis perawatan
dirumah
• dikusiakan cara mengatasi
kesuliatan dalam perawatan
• hargai keputusan yang
dibutuhkan keluarga
• hargai mekanisme perawatan
yang digunakan oleh keluarga
Edukasi
• jelaskan pada keluarga tentang
perawatan dan pengobatan yang
dijalani pasien
• anjurkan keluarga bersikap
asertif
• anjurkan meningkatkan aspek
positif dari situasi yang dijalani
pasien
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
4 Resiko Gangguan Setelah dilakukan intervensi Menejemen Nutrisi
Pertumbuhan d.d keperawatan selama 1x24 (I.03119)
kelaianan/ kongenital jam maka status Observasi
(D.0108) pertumbuhan membaik, • identifikasi status
dengan kriteria hasil: nutrisi
Status Pertumbuhan • identifikasi alergi dan
(L.10102) intoleransi makanan
• berat badan sesuai usia • identifikasi makanan
meningkat yang disukai
• panjang/tinggi badan • identifikasi kalori dan
sesuai usia meningkat jenis nutrient
• asupan nutrisi meningkat • monitor asupan
makanan
• monitor berat badan
• monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
• lakukan oral hygiene sebelum
makan jika perlu
• sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
• berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
• berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
• berikan suplemen makanan jika
perlu
Edukasi
• ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
• kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik) jika perlu
• kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai