Anda di halaman 1dari 21

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME PADA PASIEN NY E.L DENGAN KASUS


ANEMIA KRONIK DI RUANGAN EDELWEIS 2 2B

CT: Ns. Andi Buanasari, M.Kep,Sp.Kep. J

Nama: Filsilia Simbala S.kep

Nim: 20014104007

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN 2021
1. Definisi

Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat
untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah suatu kondisi di mana
konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan kurang nya
jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim ke jaringan
tubuh

juga berkurang (Sugeng Jitowiyono, 2018).

Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal anemia merefleksikan
jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang
dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia bukan merupakan kondisi penyakit
khusus melainkan suatu tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner & Suddarth, 2015).
Anemia merupakan istilah yang menunjukkan rendah nya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal

( Smeltzer, 2002 ).

2. Etiologi Anemia

Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia yang ada:
kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan penurunan produksi
sel darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup sejumlah kelainan yang
membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:

a. Hemoglobinopati

b. Thalasemia

c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik

d. Cacat sitoskeleton sel darah merah

e. Anemia persalinan kongenital

f. Penyakit Rh null
3. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan pendekatan fisiologis dibedakan menjadi 5 yaitu Anemia Aplastik, Anemia pada
penyakit ginjal, Anemia Defisiensi Besi, Anemia Megaloblastik dan Anemia Hemolitika ( Ni
Ketut & Briggita, 2019).

4. Pemeriksaan Penunjang Anemia

Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) untuk anemia adalah sebagai
berikut:

a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);

b. Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%);

c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik);

d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi;

e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik).

5. Patofisiologi Anemia

Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan sum – sum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum – sum dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab
yang tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis(dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah. Lisis sel darah
merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam
fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau
kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera. Proses perjalanan
penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan yang

dirasakan dapat digambarkan dalam bentuk bagian sebagai berikut:


Pathway Anemia
6. Manifestasi klinis

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang berhubungan dengan
anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia, Perdarahan masif Depresi sumsum tulang
kongenital atau akibat obat - obatan Defisiensi besi, B12, asam folat Eritrosit prematur
Pembentukan sel hemopoetik terhenti atau berkurang Kekurangan bahan baku pembuat sel darah
merah Umur eritrosit pendek akibat penghancuran sel darah merah Kehilangan banyak darah
Transfusi darah Resti infeksi Ansietas Hb menurun (< 10 g/dL ), trombosit/ trombositopenia,
pansitopenia

kardiovaskuler Gastrointestinal Pengurangan aliran darah dan kompenen nya ke organ tubuh
yang kurang vital (anggota gerak), penambahan aliran darah ke otak dan jantung Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan absorbsi nutrient yang diperukan untuk pembentukan
sel darah merah Pengiriman oksigen dan nutrien sel berkurang Intoleransi aktivitas Pengiriman
oksigen dan nutrient ke sel berkurang Penurunan BB, kelemahan Perubahan perfusi jaringan
Takikardi, TD menurun, pengisian kapiler lambat, ekstremitas dingi, palpitasikronisital anemia,
kebutuhan metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya penyakit jantung atau paru), serta
gambaran umum dari kondisi yang menyebabkan anemia. Secara umum, semakin cepat anemia
berkembang, semakin parah gejalan nya. Orang yang biasanya sangat aktif atau memiliki
tuntutan signifikan terhadap kehidupan mereka cenderung memiliki gejala yang lebih tinggi
daripada orang yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia oleh sebagai kelainan lain yang tidak
diakibatkan oleh anemia namun secara inheren dikaitkan dengan penyakit tertentu (Sugeng
Jitowiyono, 2018)

7. Penatalaksanaan Anemia

Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat dilakukan pada pasien
Anemia adalah sebagai berikut:

a. Transplantasi sel darah merah

b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi


c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah

d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

e. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)

f. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau

8. Komplikasi Anemia’

Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:

a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat lelah sehingga
tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.

b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin lebih cenderung
mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.

c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler (aritmia). Bila
seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi
kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung membesar atau gagal jantung.

d. Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan komplikasi
yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan
berat dan bisa berakibat fatal.
RESUME PADA NY. E.L DENGAN ANEMIA OCULD BLEEDING DI RUANG
EDELWEIS 2B RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : selasa 13 April 2021
Ruangan : Ruang Edelweis 2B RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado

1. Biodata
a. Identittas Pasien
Nama : Tn. E.L
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : sonder jaga 10
Agama : Kristen
Pendidikan :
Pekerjaan :
Diagnosa Masuk : Anemia oculd bleeding
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : hely liow
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat : sonder jaga 10
Agama : Kristen
Pekerjaan :
Hubungan Dengan Klien : Saudara
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Kelemahan dan keletihan tubuh
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien MRS Lemah badan dan pusing sejak 8 hari yang lalu mual muntah rasa tidak
nyaman di perut
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
dahulu pasie pernah di rawat di RS dengan IBD DM tipe II dan hipertensi
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan Tidak ada riwayat penyakit seperti ini dalam keliuarga
3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien sering memeriksakan kesehatan dan
sangat rajin minum obat, keluarga mengatakan bahwa Ny E.L meyakini jika rajin
memeriksakan kesehatan dan patuh terhadap pengobatan pasien akan sembuh
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada pola nutrisi sebelum sakit klien makan 3 x sehari, namun se
c. Pola Eliminasi
BAB: selama di RS pasien BAB 4 hari 1 x BAB
BAK: klien BAK normal
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Kegiatan/Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan dan Minum * ^
Mandi * ^
Berpakaian * ^
Toileting * ^
Mobilisasi di Tempat Tidur * ^
Berpindah * ^
Berjalan * ^
Menaiki Tangga * ^
Berbelanja * ^
Memasak * ^
Pemeliharaan Rumah * ^

Kemampuan Perawatan Diri:


0 : Mandiri 3 : Dibantu Orang Lain dan Peralatan
1 : Dengan Alat Bantu 4 : Ketergantungan/Ketidakmampuan
2 : Dibantu Orang Lain * : SMRS ^ : MRS
e. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan biasanya klien kurang lebih tidur <8jam
f. Pola Kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan dia menyadari penyakitnya ini dan dia akan berusaha akan
membatasi hal-hal yang beresiko untuk dirinya
g. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri
Pasien mengatakan sejak dia sakit perannya sebagai Ibu rumah tangga yang biasanya
mengurus rumah tidak terlaksana sehingga anak-anaknya harus berusaha untuk
mandiri dan mengurus rumah
h. Pola Koping dan Toleransi Stres
Sejak pasien di rawat di RS pasien mengatakan dia sedikit stress karena dia takut
akan kondisinya
i. Pola Peran dan Hubungan
pasien mengatakan hubungan klien dengan keluarga baik baik saja dan harmonis,
keluarga menjaga pasien dan setia menjaga klien dirumah sakit.
j. Pola Keyakinan dan Kepercayaan
Pasien mengatakan klien beragama Kristen Protestan, sebelum masuk rumah sakit
klien sering beribadah ke gereja setiap hari minggu
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : CM GCS : E.4 M.6 V.5
Tinggi Badan : 157 Cm Berat Badan : 60 Kg
b. TTV
Tekanan Darah : 160/84 mmHg
Frekuensi Nadi : 88 kali/menit
Frekuensi Respirasi : 20 kali/menit
Suhu Tubuh : 36 º C
c. Kulit
Warna kulit langsat CRT 3 detik
d. Kepala dan Rambut
Rambut bersih, sedikit lembab, tidak ada massa, tidak ada pembengkakan kepala
tidak ada perubahan kontur tengkorak
e. Mata
Penglihatan normal, tidak ada kotoran di mata
f. Telinga
Telinga bersih, simetris kiri dan kanan. Tidak ada massa, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe di sekitar telinga.
g. Hidung dan Sinus
tidak ada secret.
h. Mulut dan Tenggorokan
Mulut bersih, gigi lengkap,
i. Leher
Inspeksi: Tidak ada massa, pembengkakkan, atau kaku pada leher.
Palpasi: Tidak teraba massa atau pembesaran kelenjar limfe.
j. Thoraks dan Paru
Pernafasan dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan EKG : serial
k. Abdomen
Normal, tidak ada pembesaran abdomen .
l. Ekstremitas
Atas : terpasang IFVD,
Bawah : Normal
5. Pemeriksan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Hematologi
Rutin:
Leukosit 3.0 4.000 – 10.000 Ribu/µL
Eritrosit 3.52 4,0 – 5,5 Juta/µL
Hemoglobin 11,3 12,0 – 16,0 gr/dL
Hematokrit 29,8 35 – 45 %
MCH 32,2 27,0 – 35, 0 pg
MCHC 38,0 30,0 – 40,0 gr/dL
Trombosit 110 150 – 450 ribu/dL

Kimia Klinik
Ureum Darah 56 10 -40 mg/dL
Creatinin Darag 1,4 0,5 – 1,5 mg/dL
Glukose Sewaktu 160 110 - 140 mg/dL
Elektrolit
Kalium 4,67 3,5 – 5,5 mg/dL
Natrium 135 135 – 145 mg/dL
Chlorida 94,0 98 – 108 mg/dL

6. Program Terapi
Nama Obat/Terapi Cara Dosis
Pemberian
Nacl 0,9% IV 500cc
Lasoprasol P.O 30 g
Sucralfate P.O 1 cps
Capsul garam P.O 1 cps
Tranfusi gol O+ IV 250 cc

B. Diagnosa Keperawatan
a.    Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan kondisi fisiologis penyakit kronis

b.  Resiko devisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

Analisa Data
Data Fokus Etiologi Masalah
Keletihan berhubungan kondisi Kondisi fisiologis (anemia) Keletihan
fisiologis penyakit

DS :
- pasien mengatakan masih
merasa lemas

DO
- Pasien tampak lemas dan
lesu
- Tekanan Darah :
160/84 mmHg
- Frekuensi Nadi :88
kali/menit
- Frekuensi Respirasi: 20
kali/menit
- Suhu Tubuh : 36 º C
- Hb : 6,5 Saat MRS
- Hb saat perawatan di
edelweis 11 g/dl
- ADL di bantu keluarga
Devisit nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan menelan Resiko Defisit nutrisi
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
makanan

Ds : pasien mengatakan nafsu makan


menurun dan sering merasa mual
muntah

Do : - klien tampak lemah


- Warna bibir pucat
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1. Keletihan berhubungan kondisi Setelah dilakukan tindakan
fisiologis penyakit kronis keperawatan selama 2 x 8 Menejemen energi (I.05178)
: diharapkan pasien dapat membaik Observasi
DS : - pasien mengatakan dengan kriteria hasil : - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
masih merasa lemas ketika Konvrensi Energi (l.09076) mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas seperti - Tenaga meningkat - Monitor fisik dan emosional
pergi ke toilet dan bangun dari - Verbalisasi Lelah - Monitor pola dan jam tidur
tempat tidur menurun
- pasien mengatakan pasien - Tenaga meningkat Terapeutik
masi sering merasa Lelah - Pola istirahat membaik - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
- Lakukan latihan gerak pasif dan aktif
DO misalnya mikamiki
- Pasien tampak lemas dan - Berikan aktivitas distraksi yang
lesu meyenangkan
- Tekanan Darah : 160/84 Edukasi
mmHg Ajarkan tanda dan gejala anemia
- Frekuensi Nadi :88 Ajarkan pasien diet anemia penyakit kronik
kali/menit Kolaborasi
- Frekuensi Respirasi: 20 - kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
kali/menit meningkatkan asupan makanan
- Suhu Tubuh : 36 º C
- ADL di bantu keluarga
2 Resiko Devisit nutrisi berhubungan Setelah di lakukan intervensi Menajemen nutrisi (I.03119)
dengan ketidakmampuan untuk keperawatan selama 2x8 jam Tindakan
mencerna makanan maka status nutrisi membaik Observasi
dengan kriteria hasil - identifikasi status nutrisi
Ds : pasien mengatakan nafsu makan - Nafsu makan - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
menurun dan sering merasa mual membaik Terapeutik
muntah Berat badan pasien berkurang - Frekuensi makan - Lakukan oral hygine sebelum makan
saat sakit membaik - Menganjurkan makan makanan tinggi
Glukose Sewaktu setenga porsi makan namun sering
Hasil : pasien rutin merawat gigi dan A : - masalah defisit nutrisi teratasi, status
mulut nutrisi membaik dengan :
Menganjurkan makan makanan tinggi
serat - nafsu makan membaik - frekuensi
Hasil : edukasi dengan menggunakan makan membaik
liflet
P: hentikan intervensi dengan tetap
memantau status nutrisi pasien
FILSILIA SIMBALA S.Kep
JURNAL OUTLINE
No Judul Penelitian Metodologi Intervensi Kesimpulan dan Implikasi Terhadap
dan Tujuan Saran Keperawatan Setempat
Penelitian
1 POTENSI Jenis penelitian Intervensi pendidikan pendidikan gizi yang Pendidikan gizi adalah
PENDIDIKAN GIZI adalah quasy gizi diberikan dua kali diberikan meningkatkan edukasi yang digunakan
DALAM experiment selama delapan minggu skor pengetahuan gizi untuk mencegah
MENINGKATKAN dengan rancangan menggunakan metode remaja putri, tetapi terjadinya anemia kembali
ASUPAN GIZI pretest-posttest ceramah dan tanya tidak mengubah asupan dengan meningkatkan
PADA REMAJA group di SMP jawab dengan booklet. gizi protein, vitamin C, asupan gizi pada pasien
PUTRI YANG Negeri 21 Medan. Pada akhir penelitian vitamin A, asam folat, dengan anemia
ANEMIA DI KOTA Populasi adalah dilakukan postest besi, zink dan tembaga.
MEDAN seluruh remaja pengetahuan gizi dan Ada perbedaan
bertujuan (1) putri yang anemia. asupan zat gizi (protein, bermakna skor
menganalisis efek Sampel adalah vitamin C, vitamin A, pengetahuan gizi
pendidikan gizi total populasi asam folat, besi, zink remaja putri yang
terhadap yang dipilih dan tembaga). Efek anemia sebelum dan
pengetahuan gizi, (2) dengan kriteria pendidikan gizi sesudah diberikan
menganalisis efek inklusi dan terhadap asupan zat gizi pendidikan gizi.
pendidikan gizi eksklusi. Kriteria dianalisis dengan uji Namun, tidak ada
terhadap asupan zat inklusi : 1) aktif beda pengetahuan gizi, perbedaan bermakna
gizi (protein, vitamin sekolah dan dan asupan gizi. Bila asupan gizi remaja putri
C, vitamin A, asam datang ketika data berdistribusi yang anemia sebelum
folat, besi, zink dan dilakukan normal, maka analisis dan sesudah diberikan
tembaga pemeriksaan dilakukan dengan uji pendidikan gizi, kecuali
darah, 2) sehat statistik parametrik asupan tembaga.
dan tidak sakit yaitu uji t berpasangan.
diare, TBC, atau Sebaliknya, bila data
penyakit lain saat tidak berdistribusi
penelitian, 3) normal, maka
tinggal bersama digunakan uji statistik
orang tua dan 4) non parametrik yaitu uji
bersedia Wilcoxon.
mengikuti
penelitian dengan
mengisi informed
consent. Kriteria
eksklusi: 1)
sedang menstruasi
ketika
pemeriksaan
darah dilakukan,
2) dalam tiga
bulan terakhir
mengonsumsi
suplemen besi, 3)
pekerjaan orang
tua dibidang
kesehatan, 4)
pendidikan orang
tua lebih dari
lulusan Sekolah
Menengah Atas
(SMA), dan 5)
penghasilan orang
di atas dua juta
per bulan. Setelah
penerapan kriteria
inklusi dan
eksklusi, maka 51
remaja putri
sebagai sampel.

Anda mungkin juga menyukai