Nim: 20014104007
TAHUN 2021
1. Definisi
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat
untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah suatu kondisi di mana
konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan kurang nya
jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim ke jaringan
tubuh
Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal anemia merefleksikan
jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang
dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia bukan merupakan kondisi penyakit
khusus melainkan suatu tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner & Suddarth, 2015).
Anemia merupakan istilah yang menunjukkan rendah nya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal
( Smeltzer, 2002 ).
2. Etiologi Anemia
Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia yang ada:
kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan penurunan produksi
sel darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup sejumlah kelainan yang
membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
f. Penyakit Rh null
3. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan pendekatan fisiologis dibedakan menjadi 5 yaitu Anemia Aplastik, Anemia pada
penyakit ginjal, Anemia Defisiensi Besi, Anemia Megaloblastik dan Anemia Hemolitika ( Ni
Ketut & Briggita, 2019).
Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) untuk anemia adalah sebagai
berikut:
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik).
5. Patofisiologi Anemia
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan sum – sum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum – sum dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab
yang tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis(dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah. Lisis sel darah
merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam
fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau
kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera. Proses perjalanan
penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan yang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang berhubungan dengan
anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia, Perdarahan masif Depresi sumsum tulang
kongenital atau akibat obat - obatan Defisiensi besi, B12, asam folat Eritrosit prematur
Pembentukan sel hemopoetik terhenti atau berkurang Kekurangan bahan baku pembuat sel darah
merah Umur eritrosit pendek akibat penghancuran sel darah merah Kehilangan banyak darah
Transfusi darah Resti infeksi Ansietas Hb menurun (< 10 g/dL ), trombosit/ trombositopenia,
pansitopenia
kardiovaskuler Gastrointestinal Pengurangan aliran darah dan kompenen nya ke organ tubuh
yang kurang vital (anggota gerak), penambahan aliran darah ke otak dan jantung Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan absorbsi nutrient yang diperukan untuk pembentukan
sel darah merah Pengiriman oksigen dan nutrien sel berkurang Intoleransi aktivitas Pengiriman
oksigen dan nutrient ke sel berkurang Penurunan BB, kelemahan Perubahan perfusi jaringan
Takikardi, TD menurun, pengisian kapiler lambat, ekstremitas dingi, palpitasikronisital anemia,
kebutuhan metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya penyakit jantung atau paru), serta
gambaran umum dari kondisi yang menyebabkan anemia. Secara umum, semakin cepat anemia
berkembang, semakin parah gejalan nya. Orang yang biasanya sangat aktif atau memiliki
tuntutan signifikan terhadap kehidupan mereka cenderung memiliki gejala yang lebih tinggi
daripada orang yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia oleh sebagai kelainan lain yang tidak
diakibatkan oleh anemia namun secara inheren dikaitkan dengan penyakit tertentu (Sugeng
Jitowiyono, 2018)
7. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat dilakukan pada pasien
Anemia adalah sebagai berikut:
8. Komplikasi Anemia’
a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat lelah sehingga
tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.
b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin lebih cenderung
mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler (aritmia). Bila
seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi
kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung membesar atau gagal jantung.
d. Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan komplikasi
yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan
berat dan bisa berakibat fatal.
RESUME PADA NY. E.L DENGAN ANEMIA OCULD BLEEDING DI RUANG
EDELWEIS 2B RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : selasa 13 April 2021
Ruangan : Ruang Edelweis 2B RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado
1. Biodata
a. Identittas Pasien
Nama : Tn. E.L
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : sonder jaga 10
Agama : Kristen
Pendidikan :
Pekerjaan :
Diagnosa Masuk : Anemia oculd bleeding
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : hely liow
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat : sonder jaga 10
Agama : Kristen
Pekerjaan :
Hubungan Dengan Klien : Saudara
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Kelemahan dan keletihan tubuh
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien MRS Lemah badan dan pusing sejak 8 hari yang lalu mual muntah rasa tidak
nyaman di perut
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
dahulu pasie pernah di rawat di RS dengan IBD DM tipe II dan hipertensi
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan Tidak ada riwayat penyakit seperti ini dalam keliuarga
3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien sering memeriksakan kesehatan dan
sangat rajin minum obat, keluarga mengatakan bahwa Ny E.L meyakini jika rajin
memeriksakan kesehatan dan patuh terhadap pengobatan pasien akan sembuh
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada pola nutrisi sebelum sakit klien makan 3 x sehari, namun se
c. Pola Eliminasi
BAB: selama di RS pasien BAB 4 hari 1 x BAB
BAK: klien BAK normal
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Kegiatan/Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan dan Minum * ^
Mandi * ^
Berpakaian * ^
Toileting * ^
Mobilisasi di Tempat Tidur * ^
Berpindah * ^
Berjalan * ^
Menaiki Tangga * ^
Berbelanja * ^
Memasak * ^
Pemeliharaan Rumah * ^
Kimia Klinik
Ureum Darah 56 10 -40 mg/dL
Creatinin Darag 1,4 0,5 – 1,5 mg/dL
Glukose Sewaktu 160 110 - 140 mg/dL
Elektrolit
Kalium 4,67 3,5 – 5,5 mg/dL
Natrium 135 135 – 145 mg/dL
Chlorida 94,0 98 – 108 mg/dL
6. Program Terapi
Nama Obat/Terapi Cara Dosis
Pemberian
Nacl 0,9% IV 500cc
Lasoprasol P.O 30 g
Sucralfate P.O 1 cps
Capsul garam P.O 1 cps
Tranfusi gol O+ IV 250 cc
B. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan kondisi fisiologis penyakit kronis
Analisa Data
Data Fokus Etiologi Masalah
Keletihan berhubungan kondisi Kondisi fisiologis (anemia) Keletihan
fisiologis penyakit
DS :
- pasien mengatakan masih
merasa lemas
DO
- Pasien tampak lemas dan
lesu
- Tekanan Darah :
160/84 mmHg
- Frekuensi Nadi :88
kali/menit
- Frekuensi Respirasi: 20
kali/menit
- Suhu Tubuh : 36 º C
- Hb : 6,5 Saat MRS
- Hb saat perawatan di
edelweis 11 g/dl
- ADL di bantu keluarga
Devisit nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan menelan Resiko Defisit nutrisi
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
makanan