Anda di halaman 1dari 18

Kasus

Tetralgoi of Fallot
Disusun OLEH :
Revica Nur Fitriani (190103076)
Anisa Tri Mulyani (190103008)
S1 Keperawatan 5B
Defini Tetralgoi of Fallot
• Tetralogi of fallot adalah suatu penyakit dengan kelainan bawaan yang
merupakan kelainan jantung bawaan sianotik. penyakit jantung bawaan ialah
kelainan” susunan” jantung “ mungkin “ sudah terdapat sejak lahir. Perkataan
“susunan” berarti menyingkirkan aritmia jantung, sedangkan “mungkin” sudah
terdapat sejak lahir berarti tidak selalu dapat ditemukan selama beberapa
minggu/bulan setelah lahir. Penyakit jantung bawaan atau congenital heart
disease adalah suatu kelainan formasi dari jantung atau pembuluh besar dekat
jantung. "congenital" hanya berbicara tentang waktu tapi bukan penyebabnya.
Itu artinya "lahir dengan" atau "hadir pada kelahiran". (Bailliard F, 2009)
Etiologi
Faktor – faktor tersebut antara lain yaitu:
1. Faktor endogen 2. Faktor eksogen
• Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan • Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program
kromosom KB atau suntuik, minum obat – obatan tanpa resep
dokter
• Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit
jantung bawaan • Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
• Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti • Pajanan terhadap sinar –x
diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau
kelainan bawaan
Patofisiologi
Proses pembentukan jaringan pada janin mulai terjadi pada hari ke -18 usia
kehamilan. Pada minggu ke -3 jantung hanya berbentuk tabung yabg di
sebut fase tubing. Mulai akhir minggu ke -3 sampai minggu ke -4 usia
kehamilan, terjadi fase looping dan septasi, yaitu fase dimana terjadi proses
pembentukan dan penyekatan ruang – ruang jantung serta pemisahan antara
aorta dan arteri pulmonalis. Pada minggu ke -5 sampai ke -8 pembagian dan
penyekatan hampir sempurna.
Karena pada TOF terdapat empat macam kelainan jantung yang bersamaan, maka:
• Darah dari aorta sebagian berasal dari ventrikel kanan melalui lubang pada septum
interventrikuler dan sebagian lagi berasal dari ventrikel kiri, sehingga terjadi
percampuran darah yang sudah teroksigenasi dan belum teroksigenasi.
• Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari ventrikel
kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal.
• Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum ventrikel
dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, akan tetapi apabila tekanan dari
ventrikel kanan lebih tinggi dari ventrikel kiri maka darah akan mengalir dari ventrikel
kanan ke ventrikel kiri (right to left shunt).
• Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalam aorta yg
bertekanan tinggi serta harus melawan tekanan tinggi akibat stenosis pulmonal maka
lama kelamaan otot-ototnya akan mengalami pembesaran (hipertrofi ventrikel kanan).
Kasus
Pasien menjalani embolisasi koil perkutan sebelum operasi
• Informasi pasien Seorang anak laki-laki berusia dilakukan. Ada beberapa masalah selama induksi, ahli anestesi
11 tahun dirawat dengan sianosis sejak lahir, kesulitan menempatkan pipa endotrakeal (ET) karena ada selaput
sesak saat berusaha, keterlambatan yang menutupi trakea. Operasi menggunakan sternotomi median,
pertumbuhan, masalah belajar, skoliosis , timus dieksisi, dan perikardium dipertahankan. Heparin diberikan
mikropenis , hipertelorisme, exophthalmos , sebelum kanulasi arteri sampai ACT yang ditargetkan tercapai.
dismorfisme wajah , kriptorkismus, dan Kanulasi vena aorta dan bikaval dilakukan. Bypass
cardiopulmonary dimulai dengan hipotermia sedang.
aortopulmonal utama. Sebuah persetujuan
diambil dari wali hukum untuk mempelajari dan
mempublikasikan kasus ini.
Pathwa
y
Manifestasi klinis
1. Sianosis (sianosis terutama pada bibir • Iritabilitas sistem saraf pusat yang • Gangguan pencernaan makanan
dan kuku) dapat berkembang sampai lemah dan (melabsorpsi)
pingsan dan akhirnya menimbilkan
Sianosis muncul setelah berusia beberapa kejang, strok dan kematian • Pengaruh hormon pertumbuhan
bulan, jarang tampak pada saat lahir,
bertambah berat secara progresi.
Serangan sianotik atau “ blue speels( Tet
apeels)” yang di tandai oleh dyspnea; 3. Gagal tumbuh
pernafasan yang dalam dan menarik dan Pada anak dengan kelainan jantung yang
nafas panjang, bradikardia keluhan ingin kecil atau ringan tidak akan
pingsan, serangan kejang, dan kehilangan mempengaruhi pertumbuhan dan
kesadaran, yang semua ini dapat terjadi perkembangannya. Tetapi pada PJB yang
setelah pasien melakukan latihan, tipe biru, resiko untuk terjadi gagal
menangis, mengejan, mengalami infeksi, tumbuh jauh lebih tinggi. Ada tiga sebab
atau damam (keadaan ini dapat terjadi yaitu:
karena penurunan oksigen pada otak
akibat peningkatan pemintasan atau • Asupan kalori yang tidak adekuat
shunting aliran darah dari kanan ke kiri
yang mungkin disebabkan oleh spasme
jalur keluar ventrikel kanan, peningkatan
aliran balik sestemik atau penurunan
resistensi arterial sistemik).(Nur Ain,
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboraturium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang
rendah.
• Sinar X
Pada torakx menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung,
gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
• EKG
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdivisiasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel
kanan. Pada anak besar di jumpai P pulmonal. Memperlihatkn dilatsi aorta overriding aorta dengan
dilatasi ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri.
Penatalaksanaan

Pada penderita yang mengalami serangan stenosis maka terapi ditujukan untuk
memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara:
• Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah karena peningkatan
afterload aorta akibat penekukan arteri femoralis. Selain itu untuk mengurangi
aliran darah balik ke jantung (venous).
• Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian di sini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan kerena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke
paru menurun. Dengan usaha di atas diharapkan anak tidak lagi takipneu,
sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. (Djer M, madiyono B 2010)
Komplikasi
• Penyakit vaskuler pulmonel
• Deformitas arteri pulmoner kanan
• Pendarahan hebat terutama pada anak dengan polistemia
• Emboli atau thrombosis serebri, resiko lebih tinggi pada polisistemia,
anemia atau sepsis
• Gagal jantung kongestif jika piraunya terlalu besar
KONSEP KEPERAWATAN
 Pengkajian • Pemeriksaan fisik pada toraks
• Identitas • Pemeriksaan fisik pada abdomen
• Pada kepala • pemeriksaan ekstermitas bawah
• Pemeriksaan fisik pada mata  Diagnosa
• Pemeriksaan hidung 1. Ketidakefektifan Pola nafas
• Pemeriksaan Fisik pada telinga 2. Keletihan
• Pemeriksaan pada mulut 3. Resiko keterlambatan perkembangan
• Pemeriksaan fisik pada leher
 Intervensi
a. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan alian darah ke pulmonal
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pertukaran gas kembali adekuat.
Kriteria Hasil
NOC : Respiratory status : Gas exchange
1). Perfusi jaringan pulmonari
2). Konservasi Energi
3). Fungsi sensori : Pandangan
4). Tanda – tanda Vital
NIC : Airway management (Manajemen jalan nafas)
1). Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukan alat membuka jalan nafas.
2). Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya.
3). Masukan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau oropharyngeal airway (OPA), sebagaimana mestinya.
Respiratory Montoring
1).Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagaimana mestinya
b. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara 6. Kemampuan untuk berbicara ketika melakukan
suplai dan kebutuhan oksigen aktivitas fisik.
Tujuan NIC : Terapi Aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan anak 1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang
menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan mampu dilakukan
aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas
2. Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai
normal) tidak adanya angina.
dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Intervensi
3. Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai
NOC : Toleransi Terhadap aktivitas
4. bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi
1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas kekurangan dalam beraktifitas
2. frekuensi nadi ketika beraktivitas 5. Bantu untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
3. frekuensi pernafasan ketika beraktivitas
6. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual
4. kemudahan bernafas ketika beraktivitas
5. kemudahan dalam melakukan Aktivitas hidup harian
(aktivities of daily living adl)
Evaluasi

S : Berisi keluhan pasien, berasal dari pasien sendiri


O : Data yang diambil dari hasil observasi
A : Pernyataan masalah sudah teratasi atau sebagian atau belum teratasi
P : Rencana tindakan untuk mengatasi keluhan pasien
Implementasi
Implementasi ini disusun menurut Patricia A. Potter (2005) Implementasi
merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang telah
disusun / ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien
secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu
sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis.
KESIMPULAN

kombinasi kelainan kongenital yang dikenal sebagai tetralogi fallot antara


lain defek septum ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katup pulmoner,
dan hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab tetralogi fallot terdiri dari 2 faktor,
yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogi fallot umumnya akan
mengalami keluhan sesak saat beraktivitas, clubbing fingers, dan sianosis.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan darah, foto thorax,
elektrokardiografi, ekokardiografi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai