kelompok 3
1. Serangan sianosis
Pengobatan serangan sianosis yang
berguna adalah morfin, obat yang
spesifik untuk masalah ini, dan propanol komplikasi
2. Pemilihan waktu kateterisasi 1. Trombosis serebri
Jantung
2. Asbes otak
Bayi sianosis tidak bergejala yang
3. Endokarditis
tumbuh dan bertambah berat dilakukan
bakterialis
kateterisasi jantung secara efektif pada
awal masa bayi untuk memperjelas 4. Gagal jantung
anatomi koronaria kongestif
3. Pembedahan 5. Hipoksia
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a. Riwayat kehamilan :
Ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen.
Faktor Endogen
1) Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom
2) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan
3) Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes
melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu
1) Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-
obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine.
aminopterin, amethopterin, jamu)
2) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
3) Pajanan (terpapar) terhadap sinar X
b. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan
karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori
sebagai akibat dari kondisi penyakit Anak akan sering Squatting
(jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa
lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia
berjalan kembali.
c. Riwayat psikososial/ perkembangan
1) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
2) Mekanisme koping anak/ keluarga
3) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
d. Pemeriksaan fisik
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan kelemahan dan
keletihan sekunder akibat kondisi yang melemah.
Tujuan : Pasien mampu berpola nafas kembali secara efektif setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama setiap 24 jam
dengan kriteria hasil :
Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
Ekspansi dada maksimal
Bunyi napas tambahan tidak ada
Napas pendek tidak ada
Intervensi :
a. Pantau adanya pucat dan sianosis
R/ memungkinkan untuk mencegah terjadinya sianosis lebih awal.
b. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik
relaksasi untuk meningkatkan pola pernapasan.
R/ memudahkan ekspansi paru.
c. Pertahankan O2 selalu adekuat dengan kanul atau masker.
R/ terpenuhinya kebutuhan O2 pada jaringan.
d. Kaji pernafasan setiap 2 sampai 4 jam (kedalaman, irama,
frekuensi, penggunaan otot pernafasan).
R/ mengetahui adanya ketidak efektifan jalan nafas
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Pasien menunjukan peningkatan berat badan setelah
dilakukan perawatan selama setiap 24jam
dengan kriteria hasil :
peningkatan berat badan
nafsu makan bertambah (ASI/PASI)
dispneu (-)
Intervensi :
a. menjelaskan kepada orangtua mengenai tindakan yang akan
dilakukan
R/ agar adanya kerjasama antara perawat dengan orangtua pasien
dalam proses penyembuhan.
b. auskultasi bunyi usus
R/ penurunan/hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas
gaster dan konstipasi yang berhubungan dengan pembatasan
pemasukan cairan, penurunan aktifitas, dan hipoksemia
c. kaji pemeriksaan laboratorium.
R/ mengevaluasi/ mengatasi kekurangan dan mengawasi keefektifan
terapi nutrisi
d. pertahankan jadwal penimbangan berat badan teratur
R/ memberikan catatn lanjut penurunan/ peningkatan berat badan
yang akurat.