Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

LEUKIMIA

KELOMPOK 5
ELIS SRIAPRILIA
INDRA SAHID
MOH ANUGRAH A RIOEH
NADIYA Z MUSA
NURHAIDA
RISKA HINAYAH
SRI WAHYUNI
WINNY DESTRIA PUTIA
KELAS 2A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU
2019/2020
Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Pathway
E. Klasifikaisi
F. Manifestasi Klinis
G. Penatalaksanaan
H. Asuhan keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang
dikarakteristikan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi.
Leukemia dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal leukosit yang menyebar
mendahului sumsum tulang. Kata kata leukemia diturunkan dari bahasa Yunani
leukos dan aima yang berarti “putih” dan “darah” yang mengacu pada peningkatan
abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak terkontrol ini akhirnya menimbulkan
anemia, infeksi, trobositopenia, dan pada beberapa kasus menyebabkan kematian
(Jan Tambayong, 2000).
Salah satu penyakit non-infeksi (degeneratif) adalah kanker. Kanker
merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 84 juta orang meninggal akibat
kanker dalam rentang waktu 2005 dan 2015.3 Pada tahun 2000 terdapat 10 juta
orang (5,3 juta laki-laki dan 4,7 juta wanita) menderita kanker di seluruh dunia dan
6,2 juta diantaranya meninggal dunia (Case Fatality Rate/CFR 62%) (WHO, 2003).
Data American Cancer Society (2004), angka kejadian leukemia di Amerika
Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-laki (56,88%) dan 14.420
kasus baru lainnya pada perempuan (43,12%). Insiden rate (IR) leukemia pada laki-
laki di Canada 14 per 100.000 penduduk dan pada wanita 8 per 100.000 penduduk
pada tahun yang sama. Data The Leukemia and Lymphoma Society (2009)
menyebutkan bahwa setiap 4 menit terdapat 1 orang meninggal karena kanker.
Diperkirakan 139.860 orang di Amerika terkena leukemia, lymphoma dan myeloma
dan 53.240 orang meninggal karena kasus ini (CFR 38,1%). IR leukemia yaitu 12,2
per 100.000 penduduk.
Penyakit tersebut mempunyai banyak faktor penyebab namun belum ada yang
mendominasi hingga terjadinya penyakit tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah
leukemia atau kanker darah kita harus mengenal lebih jauh tentang leukemia,
bagaimana gejala-gejalanya, dampak dari penyakit leukemia, cara diagnosa dan
penyembuhannya. Penyakit leukimia ini harus ditangani dengan tepat agar penderita
tidak terjangkit penyakit lainnya karena tranfusi yang tidak steril.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Leukemia?
2. Bagaimanakah etiologi penyakit Leukemia?
3. Bagaimanakah Patofisiologi penyakit Leukemia?
4. Bagaimanakah Pathway penyakit Leukemia?
5. Apa saja jenis atau klasifikasi penyakit Leukemia?
6. Apa sajakah manifestasi klinis penyakit Leukemia?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan penyakit leukimia?
8. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien penyakit leukima?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi leukimia
2. Mengetahui etiologi leukimia
3. Mengetahui patofisologi leukimia
4. Mengetahui pathway leukimia
5. Mengetahui klasifika leukimia
6. Mengetahui manifestasi klinis leukimia
7. Mengetahui penatalaksanaan leukimia
8. Mengetahui asuhan keperawatan leukimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Leukimia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang
abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah berlebihan yang
dapat menyebabkan terjadinya anemia dan trombositopenia. Leukimia limfois
atau limfositik akut ini merupakan kanker jaringan yang menghasilkan leukosit
yang imatur dan berlebihan sehingga jumlahnya menyusup ke berbagai organ
seperti sumsum tulang dan mengganti unsur sel yang normal sehingga
mengakibatkan jumlah eritrosit kurang untuk mencukupi kebutuhan sel sehingga
timbul pendarahan (Hidayat, 2006).
Leukimia merupakan suatu penyakit klonal, yang berarti suatu sel kanker
abnormal berproliferasi tanpa kontrol, menghasilkan sekelompok sel-sel anak
yang abnormal sehingga menghambat semua sel-sel lain di sumsum tulang
untuk berkembang normal (Price, 1999).

B. Etiologi
Terjadinya leukemia banyak hal yang mempengaruhi diantaranya :
1. Faktor Eksogen
a. Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang, kemungkinan
leukemia meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau
kemoterapi.
b. Zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen
anti neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasia sumsum
tulang belakang,anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya
dapat menyebabkan leukemia.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
Leukemia Virus )dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang
penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum
penderita leukemia sel T.

2. Faktor endogen
a. Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter
seperti sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20 x lipat dan
riwayat leukemia dalam keluarga . insiden leukemia lebih tinggi dari
saudara kandung anak-anak yang terserang, dengan insiden yang
meningkat sampai 20% pada kembar monozigot.
b. Kelainan genetic, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang
tidak diturunkan.
C. Patofisiologi
Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertama-tama
menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit di
dalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ
yang lebih besar sehingga mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringa perifer
serta mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal
terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trobosit.
Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat
sel imatur. Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan sitopenia
atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun.
Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie
dan ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung,
hematoma dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran
kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang.
D. PATHWAY
Virus

Mutasi somatik pada DNA

Okoginesis aktif

Myeloblast belum matang Devisi (pembelahan) sel terganggu Infiltrasi ekstra medular

Produksi sel darah normal keganasan sel induk myloid pembesaran hati dan nodus limfe
Terganggu
Proliferasi myloid terganggu nyeri tulang dan persendian
Eritrosit, platelet, granulosit Nyeri akut
berkurang mempengaruhi sel induk hematopoetik

reseko pendarahan kelemahan Diforensisi Anemia


meningkat
pendarahan penurunan
produktivitas Intoleransi
aktivitas
Resiko infeksi

Sel inti lymfoid tunggal rusak

Keganasan proliferasi limfoblas

SSP Terkena
Gangguan nyeri gangguan
penglihatan kepala nutrisi
Mual muntah

Resiko cedera Gangguan


citra tubuh Kekurangan
volume cairan
E. Klasifikasi
Leukimia diklasifikasikan menjadi 4 bagian, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Leukimia Meilogenus Akut
AML mengenai sel sistem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke
semua sel mieloid, monosit, granulosit, eritrosit, dan trombosit. Semua
kelompok usia dapat terkena, insidensi meningkat sesuai bertambahnya
usia. Merupakan leukimia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2. Leukimia Mielogenus Kronis
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel mieloid. Namun
banyak sel normal dibandingkan bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih
ringan. CML jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi
mirip dengan AML, tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien
menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit
kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
3. Leukimia Limfositik Akut.
ALL dianggap sebaagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada
anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, puncak
insiden usia 4 tahun, setelah 15 tahun ALL jarang terjadi. Manifestasi
limfosit berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga
mengganggu perkembangan sel normal.
4. Leukimia Limfosit Kronis.
CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70
tahun. Manifestasi pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat
pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain (Arief, 2002)
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala awal leukemia : demam, anemia, perdarahan, kelemahan,
nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura merupakan
hal yang umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat infiltrasi kedalam
susunan saraf pusat dapat ditemukan tanda meningitis. Cairan serebro spinal
mengandung protein yang meningkatkan dan glukosa yang menurun.
Tampaknya juga terdapat beberapa hubungan antara leukemia dan sindrom
down (mongolisme) :
1. Pucat
2. Malaise
3. Keletihan(letargi)
4. Perdarahan gusi
5. Mudah memar
6. Petekia dan ekimosis
7. Nyeri abdomen yang tidak jelas
8. Berat badan turun
9. Iritabilitas
10. Muntah
11. Sakit kepala (pusing)
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
Dalam keperawatan penanganan yang dapat dilakukan meliputi:
meminimalkan prosedur invasive untuk mengurangi risiko terjadi infeksi,
menganjurkan kepada ibu untuk memberikan makanan yang disukai dan
tidak bertentangan dengan indikasi, menjaga kebersihan mulut dengan
menggosok gigi, menjelaskan secara singkat akan pentingnya nutrisi untuk
membantu proses penyembuhan penyakit, menganjurkan pada keluarga
untuk meningkatkan nutrisi tinggi protein dan kalori, menganjurkan keluarga
untuk menyediakan lingkungan rumah yang baik, agar tidak terjadi cedera,
menjelaskan pada orang tua pentingnya menjaga kesehatan anak, karena
pada penyakit leukimia mudah terjadi infeksi. Di samping itu penting untuk
menjelaskan bahwa ALL merupakan penyakit kanker darah yang disebabkan
oleh virus dan membutuhkan kemoterapi untuk menekan sel-sel kanker
dalam tubuh, mengajarkan untuk menggunakan sikat gigi dengan bulu halus
untuk mencegah trauma
2. Penatalaksanaan medis
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang
diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase :
induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6
minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan
remisi.
Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi
untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain.
Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk
memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-
anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik),
asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan
tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi
remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut), alopurinol,
siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat pembelahan
sel selama pengobatan leukemia akut) (Betz, 2002).\
Pengobatan yang dilakukan antara lain :
1. Pelaksanaan Kemoterapi, ada 3 fase yaitu :
a. Fase induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vincristin, dan L –
asparginase, dinyatakan berhasil jika tanda – tanda penyakit berkurang
atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda
kurang dari 5%.
b. Fase profilasis SPP
Diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocotison melalui
intrathecal untuk mencegah invasi sel leukimia ke otak, diberi apabila
pasien mengalami gangguan SSP.
c. Konsolidasi
Kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan limesis dan
mengurangi sel-sel leukimia yang beredar dalam tubuh. Jika terjadi
supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan atau dosis
dikurangi (Arief, 2005).
2. Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia
yang berat dan perdarahan yang massif dapat diberikan transfuse
trombosit.
H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Demografi
1) Usia : terjadi pada anak berusia di bawah 15 tahun dengan esidensi
tertinggi pada umur 4 tahun
2) Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak di bandingkan perempuan
3) Ras : pada kasus terntu lebih banyak pada anak kulit putih
4) Lingkungan : banyak terpapar zat radioaktif dan bahan kimia
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat kelainan kromosom ( sindrom down )
- Riwayat infeksi
2) Riwayat penyakit keluarga
- Faktor ras, keluarga dan genetika

c. Data fokus
1) Aktivitas
Kelelahan, malaise, kelemahan otot dan somnolen
2) Sirkulasi
Palpitasi, takhikardi, membran mukosa pucat
3) Eliminasi
Diare, nyeri tekan perianal, darah pada urin,penurunan haluan urin
dan feses hitam
4) Integritas ego
Perasaan tidak berdaya, depresi, menarik diri, ansietas dan takut
5) Neurosensori
Disorientasi, pusing, parestesi dan kesemutan
6) Makanan/cairan
Anoreksia, muntah, BB turun, distensi abnormal, disfagia dan
perubahan rasa
7) Nyeri
Nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri sendi dan kram otot
8) Pernafasan
Nafas pendek dengan kerja minimal, dypsnea, batuk, ronkhi dan
penurunan bunyi nafas.
9) Keamanan
Pendarahan tak terkontrol, demam, purpura, pendarahan gusi,
pembesaran nodus limfe, limfa atau hati
10) Seksualitas
Perubahan libido, aliran menstruasi

d. Pemeriksaan fisik
1) Palpitasi, mukosa pucat
2) Penurunan BB
3) Penurunan bunyi usus
4) Splenomegali, hepatomegali
5) Penurunan kesadaran
6) Nyeri abdomen, nyeri sendi
7) Pendarahan spontan
8) Purpura, kemerahan
2. Diagnosa keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
2. Nyeri akut yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukimia
3. Resiko perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan
cepat pada penampilan

3. Intervensi Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia


Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktivitas
Intervensi :
a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas sehari hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidak mampuan
b. Berikan lingkingan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler
atau penyambungan jaringan
c. Berikan bantuan dalam aktivitas sehati hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
2. Nyeri akut yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukimia
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai
tingkat yang dapat di terima anak
Intervensi :
a. Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0-5
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan atau keefektivan intervensi
b. Evaluasi keefektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan
sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu
pemberian atau obat
c. Lakukan teknik pengurangan nyeri dengan teknik non farmakologis
yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
d. Berikan obat obatan anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

3. Resiko pendarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah


trombosit
Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti bukti pendarahan
a. Gunakan semua tindakan untuk mencegah pendarahan khususnya
pada daerah ekimosis
Rasional : karna pendarahan memperberat kondisi anak dengan
adanya anemia
b. Gunakan jarum yang kecil saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah pendarahan
c. Hindari obat obatan yang mengandung asprin
Rasional : karna aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
d. Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar untuk mengontrol
pendaraha hidung
Rasional : untuk mencegah pendarahan
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan
cepat pada penampilan
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan prilaku koping positif
Intervensi
a. Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar
matahari, angin atau dingin
Rasional : karna hilangnya perlindungan rambut
b. Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih,
pendek dan halus
Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial
c. Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan
mungkin warna dan teksturnya agak berbeda
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Leukimia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang
abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah berlebihan yang
dapat menyebabkan terjadinya anemia dan trombositopenia. Leukimia limfois
atau limfositik akut ini merupakan kanker jaringan yang menghasilkan leukosit
yang imatur dan berlebihan sehingga jumlahnya menyusup ke berbagai organ
seperti sumsum tulang dan mengganti unsur sel yang normal sehingga
mengakibatkan jumlah eritrosit kurang untuk mencukupi kebutuhan sel sehingga
timbul pendarahan (Hidayat, 2006).

B. SARAN
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Dan
penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat sesuai yang di harapkan
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Reeves, Charlene J et al. 2001.Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono.


Ed. I. Jakarta : Salemba Medika.

Sacher, Ronald A., Rochard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil pemeriksaan
laboratorium. Jakarta. EGC.

Schwartz, M.Willam. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. 2002. Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wilkinson, Judith. M, Nancy R. Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan


(Nanda, NIC,NOC). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/makalah-askep-leukimia.html

Http://www.scribd.com/doc/9501526/ASKEP-LEUKIMIA
ANALISI JURNAL

Judul Jurnal : DAMPAK FISIOLOGIS KEMOTERAPI PADA ANAK DENGAN


LEUKEMIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI

1. Pendahuluan
Leukemia merupakan salah satu jenis kanker yang banyak dijumpai pada
anak-anak. Pengobatan yang tepat untuk leukemia yaitu kemoterapi. Kemoterapi
merupakaan pengobatan secara sistemik oleh karena itu obat yang diberikan
tidak langsung mengenai pada tumor tetapi juga mengenai jaringan normal.
Dampak fisiologis ini penting untuk diteliti sebab setiap individu unik sehingga
mempunyai dampak fisiologis yang berbeda sehingga akan membutuhkan
penanganan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak
fisiologis kemoterapi pada anak dengan leukemia di RSUD. Moewardi
Surakarta.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, metode penelitian deskriptif
analitik. Sampel penelitian sebanyak 30 anak dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Instrument penelitian menggunakan
kuesioner dampak fisiologis kemoterapi. Teknik pengolahan data dalam
penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak fisiologis kemoterapi pada
anak dengan leukemia yang dialami oleh anak yaitu anak yang mengalami
alopesia (rambut rontok) sebanyak 24 anak (80%); mual sebanyak 17 anak
(56.7%), muntah sebanyak 16 anak (53.3%); penurunan nafsu makan sebanyak
14 anak (46.7%); sariawan sebanyak 19 anak (63.3%); diare setelah kemoterapi
sebanyak 3 anak (10%); kelelahan sebanyak 14 anak (46.7%); peningkatan
faktor risiko infeksi yang terdiri dari demam sebanyak 16 anak (53.3%), batuk
sebanyak 13 anak (43.3%), dan flu sebanyak 8 anak (26.7%); memar sebanyak 8
anak (26.7%), perdarahan sebanyak 14 anak (46.7%); dan efek samping lain
sebanyak 14 anak (40%).

2. Metode
a. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang
digunakan deskriptif analitik.
b. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah anak dengan leukemia yang menjalani
kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta, dari bulan
Januari 2016 – Februari 2017 sebanyak 30 anak.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total
sampling yaitu 30 responden. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 anak yang
terdiri dari:
a. Pasien leukemia dengan jenis leukemia limfoblastik akut sebanyak 27 anak
dan leukemia mieloid akut sebanyak 3 anak,
b. Menjalani kemoterapi lebih dari satu kali, yaitu pada fase induksi sebanyak
11 anak, fase konsolidasi sebanyak 2 anak, dan fase maintanance sebanyak
17 anak.

3. Kesimpulan
1) Sebagian besar anak yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Moewardi mengalami dampak fisiologis seperti alopesia (rambut rontok),
sariawan, mual, muntah, demam.
2) Kurang dari separuh anak yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Moewardi mengalami dampak fisiologis seperti penurunan nafsu
makan, diare, kelelahan, batuk, flu, memar, mudah terjadi perdarahan,
pertambahan berat badan, kulit kering, perubahan warna urin, dan mati rasa
pada kaki dan tangan.

Anda mungkin juga menyukai