Anda di halaman 1dari 38

ATRIAL SEPTAL DEFEK (ASD)

Disusun oleh:
Kelompok 2
Definisi
• Atrial septal defek adalah adanya hubungan
(lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan atrium kanan dan atrium kiri.

• Atrial Septal Defect (ASD) merupakan suatu


beban volume pada jantung bagian kiri dan
kanan. (UI, 1985).
Etiologi
• Penyebabnya belum dapat diketahui secara
pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian ASD.
Lanjutan …
• Faktor-faktor tersebut diantaranya :
Faktor Prenatal
- Ibu menderita infeksi Rubella
- Ibu alkoholisme
- Umur ibu lebih dari 40 tahun
- Ibu menderita IDDM
- Ibu meminum obat-obatan penenang atau
jamu
Lanjutan…
Faktor genetik
- Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
- Ayah atau ibu menderita PJB
- Kelainan kromosom misalnya Sindroma
Down
- Lahir dengan kelainan bawaan lain
Patofisiologi
• Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada
komplikasi, darah yang mengandung oksigen
dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan
tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang melalui
defek tersebut merupakan suatu proses akibat
ukuran dan complain dari atrium tersebut.
akibatnya volume serta ukuran atrium kanan
dan ventrikel kanan meningkat.
Tanda dan Gejala
• Timbul hipertensi pulmonal yang berat, terutama pada
syndrom down.
• Biasanya terdapat tanda-tanda gagal jantung dengan
kardiomegali yang nyata.
• Sesak napas saat istirahat, dengan deformitas pada iga
bawah (harrison’s sulci).
• Anak tampak kemerahan, dengan denyut nadi normal.
• Terdapat pembesaran jantung disrtai pemeriksaan
aktivitas kedua ventrikel.
• Sebagai tambahan tanda auskultasi pada efek sentrum
atrium, mungkin terdengar bising pansistolik apikal yang
menandakan regurgitasi mitral.
Lanjutan…..
• Pada pemeriksaan palpasi terdapat kelainan
ventrikel kana hiperdinamik di parastenal kiri.
• Pada pemeriksaan auskultasi, foto toraks dan
EKG dapat lebih jelas adanya kelainan ASD ini.
diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan
elektrokardiografi.
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen toraks menunjukkan kerdiomegali
yang nyata, pembesaran arteri pulmonalis dan
plethora paru.
• EKG, sering menunjang dianostik,
memperlihatkan deviasi aksis ke kiri.
• Kateterisasi, dibutuhkan untuk menilai ukuran
pirau dan derajat insufisiensi mitral.
Pengobatan
• Pembedahan dini biasanya, dianjurkan pada
anak dengan defek ostium primum. Defek di
tutup dan celah pada katup mitral di perbaiki.
Tindakan pembedahan ini lebih sulit dan
mempunyai resiko yang lebioh besar
dibanding pembedahan pada defek ostium
skundum.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN
ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Identitas Klien b. Identitas penanggung jawab
Nama : Nama :
Umur :
Umur :
Pekerjaan :
Jenis kelamin : Alamat :
Alamat : Hubungan :
Agama : Agama :
Suku bangsa : Status :
2. Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama: klien biasanya mengeluh
sesak.
• Riwayat Kesehatan Sekarang: berdasarkan
PQRST.
• Riwayat Kesehatan Dahulu:
Lanjutan...
a. Prenatal care, meliputi:
– Pemeriksaan kehamilan : ..... kali
– Keluhan selama hamil : perdarahan,infeksi
ngidam, Muntah-muntah, demam,PNC
– Riwayat : terkena sinar, terapi obat
– Kenaikan BB selama hamil
– Imunisasi
– Golongan darah ibu
– Golongan darah ayah
Lanjutan....
b. Intra Natal
– Tempat melahirkan : RS , Klinik , Rumah
– Lama &jenis persalinan : spontan, forceps, operasi
– Penolong persalinan : dokter ,bidan, dukun
– Cara u/ memudahkan persalinan : drips, obat
perangsang
– Komplikasi waktu lahir : robek perinum, infeksi
nifas
Lanjutan....
c. Post Natal
– Kondisi bayi : BB lahir, PB
– Apakah anak mengalami : penyakit kuning,
kebiruan kemerahan, problem menyusui, BB
tidak stabil.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit anggota keluarga : alergi, asma, TBC,
hipertensi, penyakit jantung, stroke, anemia
hemofilia, artritis, DM, kanker, kelainan
psikologis.
4. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien :

B. Tanda-tanda vital
Suhu :
Nadi :
Respirasi :
Tekanan darah :

C. Antropometri
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Lingkar lengan atas :
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Lingkar perut :
Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi :
• Warna kulit, Sianosis adalah gambaran umum
dari penyakit jantung kongenital, sedangkan
pucat berhubungan dengan anemia, yang
sering menyertai penyakit jantung.
• Deformitas dada, Pembesaran jantung
terkadang mengubah konfigurasi dada.
• Pernapasan, Pernapasan mudah atau sulit (mis;
takipnea, dispnea, adanya dengkur ekspirasi).
Lanjutan...
• Clubbing fingger, Berhubungan dengan
beberapa type penyakit jantung kongenital
• Perilaku – Memilih posisi lutut dada atau
berjongkok merupakan ciri khas dari beberapa
jenis penyakit jantung.
Palpasi dan Perkusi :
• Dada – Membantu melihat perbedaan antara
ukuran jantung dan karakteristik lain (seperti
thrill-vibrilasi yang dirasakan pemeriksa saat
melakukan palpasi)
• Abdomen – Hepatomegali atau splenomegali
mungkin terlihat.
• Nadi perifer – Frekwensi, keteraturan, dan
amplitudo (kekuatan) dapat menunjukkan
ketidaksesuaian.
Auskultasi :
• Jantung – Mendeteksi adanya murmur jantung.
• Frekwensi dan irama jantung – Menunjukkan
deviasi bunyi dan intensitas jantung yang
membantu melokalisasi defek jantung.
• Paru-paru – Menunjukkan ronki kering kasar,
mengi.
• Tekanan darah – Penyimpangan terjadi
dibeberapa kondisi jantung (mis; ketidaksesuaian
antara ekstremitas atas dan bawah)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan defek struktur.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
gangguan sistem transport oksigen.
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan ketidakadekuatan
oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi
sosial.
Lanjutan....
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan
status fisik yang lemah
5. Risiko tinggi cedera (komplikasi)
berhubungan dengan kondisi jantung dan
terapi
6. Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan mempunyai anak dengan penyakit
jantung (ASD)
PERENCANAAN
Dx 1: Risiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan defek struktur.
• Tujuan :Klien akan menunjukkan perbaikan curah
jantung.
• Kriteria hasil : setelah diberikan perawatan dalam
waktu 2x24 jam kondisi klien
a. Frekwensi jantung, tekanan darah, dan perfusi
perifer berada pada batas normal sesuai usia.
b. Keluaran urine adekuat (antara 0,5 – 2 ml/kgbb,
bergantung pada usia )
• Intervensi keperawatan/rasional
a. Beri digoksin sesuai program, dengan
menggunakan kewaspadaan yang dibuat
untuk mencegah toxisitas.
b.Beri obat penurun afterload sesuai program
c. Beri diuretik sesuai program
Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
gangguan sistem transport oksigen
• Tujuan :
Klien mempertahankan tingkat energi yang
adekuat tanpa stress tambahan.
• Kriteria hasil :
a. Anak menentukan dan melakukan aktivitas
yang sesuai dengan kemampuan.
b. Anak mendapatkan waktu istirahat/tidur
yang tepat.
• Intervensi keperawatan/rasional
a. Berikan periode istirahat yang sering dan
periode tidur tanpa gangguan.
b. Anjurkan permainan dan aktivitas yg tenang.
c. Bantu anak memilih aktivitas yang sesuai
dengan usia, kondisi, dan kemampuan.
d. Hindari suhu lingkungan yang ekstrem
karena hipertermia atau hipotermia
meningkatkan kebutuhan oksigen.
e. Implementasikan tindakan untuk menurunkan
ansietas.
f. Berespons dengan segera terhadap
tangisan atau ekspresi lain dari distress.
Dx 3 : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen
dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
• Tujuan :
Pasien mengikuti kurva pertumbuhan berat badan
dan tinggi badan.
Anak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi
dalam aktivitas yang sesuai dengan usia
• Kriteria hasil :
a. Anak mencapai pertumbuhan yang adekuat.
b. Anak melakukan aktivitas sesuai usia
c. Anak tidak mengalami isolasi sosial
• Intervensi Keperawatan/rasional
a. Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk
mencapai pertumbuhan yang adekuat.
b. Pantau tinggi dan berat badan; gambarkan pada
grafik pertumbuhan untuk menentukan
kecenderungan pertumbuhan.
c. Dapat memberikan suplemen besi untuk
mengatasi anemia, bila dianjurkan.
d. Dorong aktivitas yang sesuai usia.
e. Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang
sama terhadap sosialisasi seperti anak yang lain.
f. Izinkan anak untuk menata ruangnya sendiri dan
batasan aktivitas karena anak akan beristirahat bila
lelah.
Dx 4 : Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan
status fisik yang lemah.
• Tujuan :
Klien tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi
• Kriteria hasil :
Anak bebas dari infeksi.
• Intervensi Keperawatan/rasional
a. Hindari kontak dengan individu yg terinfeksi
b. Beri istirahat yang adekuat
c. Beri nutrisi optimal untuk mendukung
pertahanan tubuh alami.
Dx 5 : Risiko tinggi cedera berhubungan dengan
kondisi jantung dan terapi
• Tujuan :
Klien/keluarga mengenali tanda-tanda
komplikasi secara dini.
• Kriteria hasil :
a. Keluarga mengenali tanda-tanda
komplikasi dan melakukan tindakan yang
tepat.
b. Klien/keluarga menunjukkan pemahaman
tentang tes diagnostik dan pembedahan.
• Intervensi Keperawatan/rasional
a. Ajari keluarga untuk mengenali tanda-tanda komplikasi
:
Gagal jantung kongestif :
- Takikardi, khususnya selama istirahat dan aktivitas
ringan.
- Takipnea
- Keringat banyak di kulit kepala, khususnya pada bayi.
- Keletihan
- Penambahan berat badan yang tiba-tiba.
- Distress pernapasan

Toksisitas digoksin
- Muntah (tanda paling dini)
- Mual
- Anoreksia
- Bradikardi.
b. Ajari keluarga untuk melakukan intervensi selama
serangan hipersianotik
- Tempatkan anak pada posisi lutut-dada dengan
kepala dan dada ditinggikan.
- Tetap tenang.
- Beri oksigen 100% dengan masker wajah bila ada.
- Hubungi praktisi
c. Jelaskan atau klarifikasi informasi yang diberikan oleh
praktisi dan ahli bedah pada keluarga.
d. Siapkan anak dan orang tua untuk prosedur.
e. Bantu membuat keputusan keluarga berkaitan
dengan pembedahan.
f. Gali perasaan mengenai pilihan pembedahan.
Dx 6 : Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan mempunyai anak dengan penyakit
jantung (ASD)
• Tujuan :
Klien/keluarga mengalami penurunan rasa
takut dan ansietas
Klien menunjukkan perilaku koping yg positif
• Kriteria hasil :
Keluarga mendiskusikan rasa takut
Keluarga menghadapi gejala anak dengan cara
yang positif
• Intervensi Keperawatan/rasional :
a. Diskusikan dengan orang tua dan anak (bila tepat)
tentang ketakutan mereka dan masalah defek
jantung dan gejala fisiknya pada anak karena hal
ini sering menyebabkan ansietas/rasa takut.
b. Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam
perawatan anak selama hospitalisasi untuk
memudahkan koping yang lebih baik di rumah.
c. Dorong keluarga untuk memasukkan orang lain
dalam perawatan anak untuk mencegah kelelahan
pada diri mereka sendiri.
d. Bantu keluarga dalam menentukan aktivitas fisik
dan metode disiplin yang tepat untuk anak.
ALHAMDULILLAH YAAA......

Anda mungkin juga menyukai