Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DEWASA DENGAN KURANG PERAWATAN DIRI

Pada pasien gangguan jiwa yang dirawat dalam keluarga sering mengalami ketidakpedulian merawat diri
yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga maupun masyarakat.

Materi ini akan membahas cara-cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri (tidak peduli
terhadap perawatan diri) agar pasien dan keluarga mempunyai kemampuan merawat pasien di rumah.

A. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,
klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes
2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah
2000 ).

B. Jenis–Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan
aktivitas berdandan sendiri.

3. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.

4. Kurang perawatan diri : Toileting


Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

C. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :

1. Kelelahan fisik

2. Penurunan kesadaran

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan
kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola
personal hygiene.

3. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi
yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan
sabun, sampo dan lain – lain.

7. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan
dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

D. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

a) Fisik

Badan bau, pakaian kotor.


Rambut dan kulit kotor.

Kuku panjang dan kotor

Gigi kotor disertai mulut bau

penampilan tidak rapi

b) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif.

Menarik diri, isolasi diri.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c) Sosial

Interaksi kurang.

Kegiatan kurang

Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :

1. Data subyektif

a. Pasien merasa lemah

b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya.

2. Data obyektif

a. Rambut kotor, acak – acakan

b. Badan dan pakaian kotor dan bau

c. Mulut dan gigi bau.

d. Kulit kusam dan kotor

e. Kuku panjang dan tidak terawat


E. Mekanisme Koping

a. Regresi

b. Penyangkalan

c. Isolasi diri, menarik diri

d. Intelektualisasi

F. Rentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

a) Bina hubungan saling percaya.

b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.

a) Bantu klien merawat diri

b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap

c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat dan
tertutup.

G. Pohon Masalah

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :

Kurang Perawatan Diri : - Kebersihan diri

- Berdandan

- Makan

- BAB/BAK

Latihan 1: Percakapan saat melakukan pengkajian pada pasien dengan kurang perawatan diri :
kebersihan diri

Orientasi :

“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Bagaimana kalau saat ini kita mendiskusikan
tentang kegiatan Tina sehari-hari 15 menit disini, bagaimana Tin?”

Kerja :

o Pengkajian Kebersihan diri

“Berapa kali Tina mandi dalam sehari? Apakah Tina sudah mandi hari ini? Menurut Tina apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan Tina sehingga tidak bisa merawat diri ? Menurut Tina apa manfaatnya
kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti
apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tina yang bisa muncul ?”

o Pengkajian Berdandan untuk pasien wanita


“Apa yang Tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Tina menyisir rambut ?
Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan ?”

o Pengkajian Berdandan untuk pasien laki-laki

“Berapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa
alat-alat yang diperlukan?”

o Pengkajian Makan

“Berapa kali makan sehari? Apa saja persiapan makan? Di mana tempat kita makan? Bagaimana cara
makan yang baik? Apa yang dilakukan sebelum makan ? Apa pula yang dilakukan setelah makan?”

o Pengkajian kemampuan BAB/BAK

“Di mana biasanya Tina berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”

Terminasi :

“Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ?
Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi ? Setengah jam lagi kita akan mendiskusikan
tentang cara-cara merawat diri sekaligus Tina mempraktekkannya. Bagaimana Tina? Setuju?”

(Perawat menyiapkan alat kebersihan diri yang akan digunakan)

Data yang didapat berdasarkan komunikasi diatas didokumentasikan pada kartu berobat pasien di
puskesmas. Contoh pendokumentasiannya sebagai berikut:

Data : Pasien berpenampilan kotor, tidak rapi, badan bau dan gigi tampak kuning dan terlihat banyak
sisa makanan. Pasien mengatakan bahwa ia sudah 3 bulan tidak mandi. Keluarga mengatakan pasien
BAB dan BAK disembarang tempat.

D. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri juga ditujukan untuk keluarga sehingga
keluarga mampu mengarahkan pasien dalam melakukan perawatan diri.

1. Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan:

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

b. Tindakan keperawatan

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan tanapan tindakan yang
meliputi:

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

Latihan 2. Percakapan saat melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

Orientasi :
“Selamat pagi Tina? Apakah masih ingat apa tanda-tandanya bersih ? Selama setengah jam ini kita akan
membicarakan bagaimana cara mandi, gosok gigi, keramas, berpakaian dan gunting kuku yang benar.
Selanjutnya ... akan mencoba cara-cara yang telah kita diskusikan ini. Siap ... ?

Kerja :

“Menurut Tina kalau mandi itu kita harus bagaimana ? sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan ?
Benar sekali..Tina perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir.
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Tina melakukannya. Sekarang
Tina siram seluruh tubuh Tina termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala Tina sampai
berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Tina. mulai dari depan sampai belakang.. Bagus, lalu
kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh Tina. sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. Tina bagus sekali melakukannya. Selanjutnya Tina pasang baju dan sisir rambutnya
dengan baik.”

Terminasi :

“Bagaimana perasaan Tina setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba Tina sebutkan lagi apa saja
cara-cara mandi yang baik yang sudah Tina. lakukan tadi ?”

”Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan, jam berapa saja? Nah, dikerjakan ya Tina! Dua hari lagi kita
ketemu lagi untuk latihan berdandan. Oke?”

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan
dengan wanita.

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :


a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

Latihan 3. Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan

Orientasi

“Selamat pagi Pak Tono?

“Bagaimana perasaan Bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”

“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih
kurang setengah jam”.

Kerja

“Apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi ?”

“Apakah bapak menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”

“Bagaimana cara bapak memakai baju ? Berapa kali ganti baju dalam sehari ?”

“Apakah bapak suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?”

“Untuk menyisir rambut sebaiknya tiap selesai mandi bapak bersisir. Pakailah sisir” yang bersih dan tidak
tajam. Coba bapak praktekkan… ya, bagus!”

“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !” (catatan: janggut
dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang sehat 2x/hari.
Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.

Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.

“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..

“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Masukkan ke
jadwal ya?”

“Minggu depan kita latihan makan yang baik. Kita akan makan bersama. Saya akan datang jam 12 siang”.

Latihan 4. Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

Orientasi

“Selamat pagi, bagaimana perasaaan Tina hari ini ?Bagaimana mandinya?”

“Sesuai janji kita hari ini kita akan latihan berdandan supaya ibu tampak rapi dan cantik. Di mana alat-
alat dandannya?”

Kerja

“Bagaimana cara Ibu berdandan ? Apakah menyisir rambut ? Bagaimana cara ibu menyisir ? Bagus
sekali!”

“Apa kebiasaan ibu dalam berdandan/berpakaian ?”

“Apakah ibu biasa memakai bedak ?”

“Nah sekarang kita praktek ya mulai dengan ganti pakaian. Ya bagus. Sekarang menyisir rambut.. ya..
Bagus sekali.., lanjutkan dengan merias muka. Ya bagus. Ibu tampak cantik..”

“Saya jelaskan bahwa ganti baju sebaiknya 2x/hari kemudian menyisir rambut setelah mandi. Berbedak
dilakukan setelah mandi.”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan Ibu setelah belajar berdandan. “

“Untuk berdandan caranya bagaimana ?”


“Hari-hari berikutnya saya berharap Ibu berdandan dengan baik. Mari masukkan dalam jadwalnya ya!”

“Minggu depan kita bertemu lagi untuk belajar cara makan yang baik.”

3) Melatih pasien makan secara mandiri

Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai berikut:

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

Latihan 5. Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

Orientasi

“Selamat pagi Tina? Bagaimana perasaannya hari ini ?”

“Apakah berdandan sudah dilakukan tiap hari ?”

“Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan selama satu jam… langsung di
ruang makan ya..!”

Kerja

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? Dimana Tina makan ?”

“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan ! “Bagus ! Setelah itu
kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Tina yang pimpin !. Bagus..

“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, mari kita
makan”..
“Setelah makan kita bereskan piring, gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya
bagus”!

Terminasi

“Bagaimana perasaan Tina setelah kita makan bersama-sama”.

“Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan ?”

“Hari-hari berikutnya saya berharap Ibu Asih melakukan cara tadi dengan baik. Dua hari lagi saya datang
lagi untuk melihat hasil kegiatan Tina. Sampai jumpa!”

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan berikut:

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Latihan 6. Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Orientasi

“Selamat pagi Tono ? Bagaimana perasaan Tono hari ini ?”

“Sesuai dengan janji kita, selama setengah jam ini kita akan membicarakan tentang cara berak dan
kencing yang baik?”

Kerja
“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di
WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi
kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”

“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”

“Sudah bagus ya Tono Yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh
Tono”.

Untuk pasien wanita:

“Cara cebok yang bersih setelah Tina berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke belakang.
Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di
anus ke bagian kemaluan kita”

“Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya
siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di
kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah
menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”

“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian sebelum keluar
dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi”

Terminasi

“Bagaimana perasaan Tono .setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?”

“Setelah kita cebok apa yang sebaiknya kita lakukan ?”

“Untuk selanjutnya saya berharap Tono melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


a. Tujuan

1) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri.

b. Tindakan keperawatan

Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri yang baik maka Saudara
harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan
mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini
dapat Saudara lakukan:

1) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang

dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.

2) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan

membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual

yang telah disepakati).

3) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan

pasien dalam merawat diri.

Latihan 7. Percakapan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kurang perawatan diri.

Orientasi:

“Selamat pagi Pak Joko.!”

“Saya Dewi, perawat yang merawat anak Bapak, Andi”

“Bagaimana perasaan Pak Joko hari ini? Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, Andi?”

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami Andi dan bantuan apa yang Bapak bisa
berikan.”

“Kita mau diskusi di mana? Berapa lama?”


Kerja:

“Selama ini apa yang dilakukan oleh Andi dalam merawat diri?”

“Perilaku yang ditunjukkan oleh Andi itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak
mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri.

Kalau Andi kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?

Pak Joko perlu juga memperhatikan alat-alat kebersihan diri yang dibutuhkan oleh Andi seperti handuk,
baju ganti, sikat gigi, shampoo ataupun alat kebersihan lainnya. Bapak juga perlu mendampinginya pada
saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah Andi sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan
dalam melakukannya.”

”Andi sudah punya jadwal untuk mandi dan bercukur. Tolong Bapak ingatkan dan beri pujian kalau Andi
lakukan dengan benar!”

Terminasi:

Bagaimana perasaan Pak Joko setelah kita bercakap-cakap?”

“Coba Pak Joko sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak Bapak, Andi
dalam merawat diri”

“dalam seminggu ini cobalah bapak mendampingi dan membantu Andi saat membersihkan diri.”

“Minggu depan saya akan datang sekitar jam 10.00 pagi, untuk mendiskusikan hasil yang sudah dicapai
Andi.”

E. Evaluasi

Di bawah ini tanda-tanda bahwa asuhan keperawatan yang saudara berikan kepada pasien kurang
perawatan diri berhasil :

1. Pasien dapat menyebutkan :

a) Penyebab tidak merawat diri

b) Manfaat menjaga perawatan diri


c) Tanda-tanda bersih dan rapi

d) Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.

2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:

a) Kebersihan diri

b) Berdandan

c) Makan

d) Bab/BAK

3. Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri

a) Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.

b) Keluarga ikut serta mendampingi pasien dalam perawatan diri.

F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Panduan pengkajian pada pasien yang mengalami masalah kurang perawatan diri.

VI. Status Mental

1. Penampilan

 Tidak rapi

 Penggunaan pakaian tidak sesuai

 Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan …………………………………………………………………………..

Masalah Keperawatan:…………………………………………………………….

VII. Kebutuhan Sehari-hari


1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan total

3. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan …..………………………………………………………………….

Masalah Keperawatan:…………………………………………………………….

Contoh pendokumentasian lengkap asuhan keperawatan pasien yang mengalami masalah kurang
perawatan diri di puskesmas.

CATATAN KEPERAWATAN

DI KOMUNITAS (CMHN)

Nama Pasien : Bpk Kurdi

Nama Puskesmas : Ingin Jaya

No RM : 02 34 56

Tgl : 1 September 2005


Data : Pasien berpenampilan kotor, tidak rapi, badan bau dan gigi tampak kuning dan terlihat banyak
sisa makanan. Pasien mengatakan bahwa ia sudah 3 bulan tidak mandi. Keluarga mengatakan pasien
BAB dan BAK disembarang tempat.

Diagnosa Keperawatan : Kurang Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, toileting.

Tindakan Keperawatan :

1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi dan berdandan).

2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri (alat-alat untuk mandi, sikat gigi dan berdandan).

3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri mulai dari keramas, sikat gigi, mandi dan
berdandan.

4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.

Evaluasi :

S : Pasien mengatakan kalau mandi badan jadi segar.

Pasien mengatakan kalau mandi perlu sabun, odol, sikat gigi dan shampo.

Pasien mengatakan bahwa ia merasa segar setelah mandi, badan jadi wangi.

O : Pasien tampak segar.

Pasien mandi dengan bimbingan perawat.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Menganjurkan pasien untuk mencoba berdandan, keramas, sikat gigi dan mandi secara teratur.

Melanjutkan tindakan untuk melatih pasien makan dengan benar dan BAB/BAK di tempat yang benar.

Anda mungkin juga menyukai