Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

ASD
I.
Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Nama
b. Umur
c. Jenis Kelamin
d. Suku bangsa
e. Pekerjaan
f. Alamat
g. Tanggal MRS
h. Diagnosa medis

: Berisi inisial nama px


: Bawaan dari lahir yang umum terjadi pada orang dewasa.
: Lebih sering terjadi pada perempuan
: Tidak berpengaruh
: tidak berpengaruh
: berisi alamat tempat tinggal px
: tanggal px awal MRS
: berisi diagnosa medis px

2. Keluhan Utama
:
Nyeri pada dada, dispnea, pusing, tergantung tingkat keparahan ASD.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sesak napas, pusing, tubuh terasa lemah, BB turun, pasien terlihat pucat, banyak
keringat yang keluar, ujung-ujung jari hiperemik, diameter dada bertambah (terlihat
benjolan dada kiri).
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Adanya faktor bawaan dari ibu sebelum lahir dan wanita yang hamil dengan banyak
mengkonsumsi obat-obatan, radiasi secara potensial menyebabkan kelainan susunan
jantung pada embrio/sejak lahir. Pernah menderita penyakit jantung.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung. Pada saat kehamilan 2 bulan
pertama menderita penyakit rubella/penyakit lainnya atau ibu sering mengkonsumsi
obat-obatan tertentu seperti talidomial, atau terkena sinar radiasi.

6. Pola-Pola Fungsi Kesehatan


a. Aktivitas/Istirahat
Mengalami kelemahan fisik, letih, lelah.
b. Persepsi dan tata laksana hidup sehat
Tindakan medis dan perawatan dirumah sakit akan mempengaruhi persepsi klien
tentang kebiasaan merawat diri.
c. Pola nutrisi dan metabolisme
Terkadang mengalami anoreksia, mual, muntah
d. Pola eliminasi
Memerlukan bantuan karena keterbatasan aktivitas.
e. Pola tidur dan istirahat

Mengalami gangguan karena sesak.


f. Pola hubungan dan peran
Klien tidak mampu menjalani peran sebagaimana mestinya dan dapat berdampak
g.
h.
i.
j.
k.

terganggunya hubungan interpersonal.


Pola persepsi dan konsep diri
Klien seringkali merasa sedih dengan penyakit yang diderita.
Pola sensori dan kognitif
Fungsi panca indera tidak mengalami gangguan.
Pola reproduksi seksual
Kebutuhan seksual klien akan terganggu selama klien dirawat
Pola penanggualangan stress
Pada klien yang belum mengerti penyakitnya akan mengalami stress.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Bagi klien ibadah juga sebagai penanggulangan stress dengan percaya pada Tuhan.

7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya dilakukan dengan tes
GCS demgan kriteria :
- 15 s/d 12 = komposmentis
- 11 s/d 8 = somnolen
- 7 s/d 4 = apatis
- 3
= koma
b. Sistem respirasi
Menunjukkan adanya ronkhi kering, kasar, mengi.
c. Sistem kardiovaskuler
Aktivitas ventrikel kanan jelas teraba parasternal kanan dan thrill (25%) di sela iga
II atau kiri, pada auskultasi didapatkan sistolis murmur II.
d. Sistem muskuloskeletas
Melakukan pemeriksaan kekuatan tonus otot.
e. Sistem penginderaan
Tidak ada gangguan penglihatan, pendenaran dan perasa.
f. Abdomen
Dilakukan dengan teknik bimanual untuk mengetahui adanya hidronefrosis dan
pyelonefrotis. Pada daerah supra simisfer pada keadaan retensi akan menonjol.
Saat palpasi terasa adanya ballotemen dark lien akan merasa ingin miksi.
g. Ekstremitas
Pada ekstremitas superior dan inferior simetris kanan dan kiri dan tidak ada
kelemahan anggota gerak.
II.

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah b.d defek struktur.
2. Gangguan pertukaran gas b.d edema paru.
3. Intoleransi aktivitas b.d gangguan sistem transport oksigen.
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai O2 dan zat
nutrisi ke jaringan.
5. Resiko tinggi infeksi b.d menurunnya status kesehatan.

III.

Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d defek struktur.
Tujuan : klien menunjukkan perbaikan curah jantung.
Kriteria Hasil : - frekuensi jantung, tekanan darah dan perfusi perifer normal.
- Keluaran urin adekuat
Intervensi :
a. Observasi TTV klien secara teratur
R/: memonitoring adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin dan
adanya takikardi-disritmia sebagai kompensasi meningkatkan curah jantung.
b. Anjurkan klien untukk beraktivitas
R/: melatih kondisi fisik klien agar terbiasa beraktivitas.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk pemberian obat diuretic.
R/: agar keluaran urine klien adekuat
2. Gangguan pertukaran gas O2 b.d edema paru
Tujuan : tidak terjadi gangguan pertukaran O2
Kriteria Hasil : - RR pasien normal
- Pasien tidak gelisah
Intervensi :
a. Beri posisi semifowler
R/: posisi semifowler dapat mengurangi penekanan paru-paru terhadap
jantung.
b. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi O2
R/: Terapi O2 dapat memudahkan pasien umntuk bernapas
c. Observasi TTV pasien
R/: Memantau perkembangan konsisi pasien
3. Intoleransi aktivitas b.d gangguan sistem transport oksigen
Tujuan : mempertahankan tingkat energy yang adekuat tanpa stress
Kriteria Hasil : - klien mampu melakukan aktivitas yang sesuai dengan
-

kemampuan.
Klien melakukan istriahat /tidur dengan tepat.

Intervensi :
a. Beri periode istirahat sering dan periode tifur tanpa gangguan.
R/: untuk memaksimalkan pola tidur pasien
b. Bantu pasien memilih aktivitas sesuai kemampuan
R/: untuk memandirikan pasien dalam melakukan aktivitas sesuai
kemampuan.
c. Hindari suhu lingkungan yang ekstrim seperti hipertermia/hipotermia.
R/: karena hipotermia dan hipertermia dapat meningkatkan keluahan O2.
IV.
V.

Implementasi
Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai