Tgl/ jam
: 1 Desember 2015
Ruang
: ICU
No.Reg
:-
Dx. Medis
: Ny.E
: 48 th
: Perempuan
: Islam
: Sunda
: SMP
: Penjahit
: Menikah
: Jl.Kopo Mas
: Tn.A
Alamat
: Jl.Kopo Mas
Pekerjaan
: Pensiunan
B Riwayat Kesehatan
1 Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak, nyeri
2
lalu.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit.
Keterangan
Frekuensi
Jenis
Sebelum Sakit
Saat Sakit
3x/hari
1x/hari
Nasi, lauk, sayur,air putih bubur kasar, lauk, sayur,
Porsi
Total konsumsi
Keluhan
1 porsi
2000 kkal/hari
tidak ada
air putih
porsi
1000 kkal/hari
tidak nafsu makan
Sebelum Sakit
4-5x/hari
kuat
250 cc/hari
amoniak
kuning pucat
lega
1500-2000 cc/hari
Saat Sakit
4-5x/hari
kuat
250 cc/hari
amoniak
kuning pucat
lega
1500-2000 cc/hari
Eliminasi
Eliminasi Urine
Keterangan
Frekuensi
Pancaran
Jumlah
Bau
Warna
perasaan setelah BAK
Total produksi urine
Eliminasi Alvi
Keterangan
Frekuensi
Konsistensi
Bau
Warna
3
Sebelum Sakit
1x/hari
lunak berbentuk
khas
kuning kecokelatan
Saat Sakit
1x/hari
lunak berbentuk
khas
kuning kecokelatan
Keterangan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
mobilitas rutin
waktu senggang
mandi
berpakaian
berhias
toileting
makan minum
tingkat ketergantungan
4
menjahit
nonton tv
1 porsi
mandiri
mandiri
mandiri
mandiri
mandiri
tirah baring
membaca
porsi
dibantu sebagian
dibantu sebagian
dibantu sebagian
dibantu sebagian
dibantu sebagian
Keterangan
Jumlah jam tidur siang
Jumlah jam tidur
Sebelum Sakit
6-7 jam
Saat Sakit
1 jam
4 jam
malam
gangguan tidur
perasaan waktu
tidak ada
nyaman
sering terbangun
masih merasa
bangun
5
mengantuk
teh manis.
Pola Konsep Diri
Gambaran diri : Klien merasa malu dengan penyakit yang diderita
saat ini.
Ideal diri : klien ingin menjadi ibu dan istri yang baik tapi dengan
penyakit ini. klien berfikir apakah bisa melakukan tugasnya
dengan baik.
Harga diri: klien merasa tidak dapat melakukan yang terbaik
untuk keluarga.
Peran diri : klien selama sakit tidak dapat mengurus rumah
tangga.
Identitas diri : klien merasa bukan menjadi istri yang baik, tetapi
apapun telah terjadi klien harus menjadi ibu yang baik bagi anak-
anaknya.
Pola Peran-Berhubungan
Polas seksual
Menarcehe umur 13 tahun, menstruasi teratur tiap bulan (28 hari),
C Pemeriksaan Fisik
1 Status Kesehatan Umum
Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos Mentis
BB sebelum sakit : 60 kg
BB saat ini : 50 kg
GCS: 456
TB: 160 cm
2
3
TD : 140/90 mmHg
N : 112x/menit
Suhu : 38C
Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada luka.
Kepala
Rambut : hitam, distribusi merata, bersih.
Muka : simetris, tidak ada luka
Mata : simetris, tidak ikterik
Hidung : mukosa hidung merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada lesi,
polip (-).
Mulut : bibir simetris, mukosa bibir kering,
Gigi : gigi tanggal, gigi berlubang.
Telinga : tidak ada lesi, bersih.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada deviasi trachea, tidak ada
distensi vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
Dada
Gerakan dada tidak simetris, pekak diatas area yang konsolidasi, tidak ada
bengkak, tidak ada nyeri tekan, bunyi nafas rales di atas area yang menglami
6
7
konsolidasi.
Abdomen
Tidak ada lesi,tidak ada jaringan parut, bising usus 10x/menit.
Ekstremitas
Kekuatan otot gerakan normal penuh, ROM bebas.
D Pemeriksaan Penunjang
1 Sinar X : Terdapat Lobaris
2 Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah
E Diagnosa Keperawatan
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolar kapiler
3. Nyeri akut b/d ujung saraf paru tertekan
F Analisa Data
No
1
Dx Keperawatan
DS : Klien mengatakan
Etiologi
Acute kidney injuri
DO:
Terjadi kerusakan
pada tubule untuk
mengkonsentrasika
n urine
Masalah Keperawatan
Defisit volume cairan
Pengeluaran urine
secara bertahap
hipovolemik
DS : DO :
defisit volume
cairan
Acute kidney injury
Retensi cairan
interstitial
Edema paru
DS : Klien
DO : Klien
Resti aritmia
konsentrasi serum
yang diekskresikan
ginjal
kation intraseluler
(kalium dan
magnesium)
hiperkalemi
perubahan konduksi
elektrikal influs
jantung
resti aritmia
G Perencanaan
N
o
1
DX
Keperawata
n
Defisit
volume
cairan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Tupen :
1. Observasi TTV 1. Jumlah dan tipe
Setelah dilakukan
cairan pengganti
Mandiri
tindakan 1x24 jam
ditentukan dari
1.Monitoring
status
defisit
volume
keadaan status
cairan
(turgor
kulit,
cairan
dapat
cairan,
membran
mukosa,
urin
teratasi
monitoring yang
output).
Tupan : setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 2x24
jam defisit volume
cairan (-)
KH :
-
Membran
mukosa
lembab
Turgor kulit
normal
TTV
normal
120/90
mmHg
CRT
<
2detik
ketat
pada
produksi urin <
2.Kaji keadaan edema.
600
ml/hari
karena
3.Kontrol intake dan
merupakan
output per 24 jam.
tanda-tanda
4.Timbang berat badan
terjadinya syok
tiap hari
hipovolemik.
2. Edema
menunjukkan
Kolaborasi
perpindahan
1. Pemberian obat
cairan
karena
anti deuretik
2. Pemeriksaan
peningkatan
laboratorium
permeabilitas
fungsi ginjal
sehingga mudah
ditensi
oleh
akumulasi cairan
walaupun
minimal,
sehingga berat
badan
dapat
meningkat 4,5
kg.
3. Untuk mengetahui
kondisi ginjal,
kebutuhan
pengganti cairan
dan
resiko
penurunan dan
kelebihan cairan.
4. Penimbangan berat
badan tiap hari
menentukan
keseimbangan
dan
asupan
cairan yang tepat
Kolaborasi
1.
menurunkan
1. Kaji
faktor
penyebab
asidosis
metabolik
2. Monitor ketat
TTV
3. Istirahatkan
klien
dengan
posisi fowler
4. Ukur intake dan
output
Tupan : setelah
dilakukan tindakan
2x24
jam
RR
normal
1824x/menit
KH : TTV tetap
Kolaborasi
dalam
keadaan
1. Berikan cairan
normal,
tidak
RL
secara
sesak.
intravena
2. Pantau
data
laboratorium
analisis
gas
darah
berkelanjutan
hiperkalemia
dan
meningkatkan
volume
urine
adekuat
2.
Hasil
pemeriksaan fungsi
ginjal
dapat
memberikan
gambaran
sejauh
mana
terjadi
kegagalan ginjal
1. Hasil
dari
pemeriksaan
fungsi ginjal
dapat
memberikan
gambaran
sejauh mana
terjadi
kegagalan
ginjal
2. Perubahan
TTV akan
memberikan
dampak
pada resiko
asidosis
yang
bertambah
berat
dan
berindikasi
pada
intervensi
untuk
secepatnya
melakukan
koreksi
asidosis
3. Posisi fowler
akan
meningkatka
n ekspansi
paru optimal
istirahat
akan
mengurangi
kerja jantung
4. Penurunan
curah
jantung
mengakibatk
an gangguan
perfusi
ginjal
pretensi
natrium, dan
penurunan
urine output
Kolaborasi
1. Larutan RL
untuk
memperbaik
i
keadaan
asidosis
metabolik
2. Dengan
monitoring
perubahan
dari analisis
gas
darah
berguna
untuk
menghindari
komplikasi
yang tidak
diharapkan
3
Resti
Aritmia b/d
Perubahan
konduksi
Tupen : setelah
dilakukan tindakan
1x24 jam tidak
terjadi aritmia
1. Kaji
faktor
penyebab dari
situasi
atau
keadaan
3. Banyak
faktor yang
menyebabka
n
elektrikal
influs
jantung
Tupan : setelah
dilakukan tindakan
2x24 jam tidak
gelisah,
TTV
normal,
tidak
mengeluh
mual
muntah
KH : Mual muntah
(-), TTV normal
TD
:
120/90
mmhg, RR: normal
18-24x/m
individu
dan
faktor-faktor
hiperkalemik
2. Beri diet rendah
kalium
3. Memonitoring
tanda-tanda
vital tiap 4 jam
4. Monitoring
klien
yang
berisiko
menjadi
hipokalemik
Kolaborasi
1. Pemberian
glukonat
2. Pemberian
glukosa
hiperkalemia
dan
penanganan
disesuaikan
dengan
faktor
penyebab
4. Makanan
yang
mengandung
kalium
tinggi yang
harus
dihindari
5. Adanya
perubahan
TTV secara
cepat dapat
menjadi
pencetus
aritmia pada
klien
hipokalemi
6. Asidosis dan
kerusakan
jaringan
seperti pada
luka bakar
atau cedera
remuk dapat
menyebabka
n
perpindahan
kalium dari
ICF ke ECF
Kolaborasi
1. kalsium glukonat
10% sebanyak 10ml
melalui
IV
perlahan-lahan
selama 2-3 menit
dengan
pantauan
EKG
2.
Pemberian
glukosa 10% dalam
500 ml dengan 10 U
insulin regular akan
memindahkan
kalium kedalam sel.
08:15
09:00
Implementasi
Evaluasi
1. Mengobservasi TTV
S : klien mengatakan sesak, sulit
TD : 140/90 mmhg
bernafas dan batuk-batuk
N : 112x/menit
O : Terdengar suara nafas Rales
S : 38
A : DP 1: Bersihkan jalan nafas tidak
RR : 32x/menit
efektif belum teratasi ditandai
2. Mengajarkan batuk efektif
dengan
3. Memberikan cairan (minum
- Produksi mukus meningkat
air hangat)
- Suara nafas rales
- RR 32x/menit
DP 2: Gangguan pertukaran
gas belum teratasi ditandai
dengan
- Sianosis
- Lemah
- Gelisah
- RR : 32X/menit,
- nadi 112x/menit
DP 3: Nyeri akut belum
teratasi ditandai dengan
- nyeri pada bagian dada,
- gelisah
- meringis
- nadi cepat 112x/menit
- nafas cepat 32x/menit
P : Lanjutkan intervensi
Ermiyati
Esra Tobing
Evi Fatmala
4
5
6
Fatmawati
M.
Asyik
Fikki B. Samene
Fitria Bawyes
Florance
Wattimena
8 Fonny A. Manafe