Anda di halaman 1dari 19

ASKEP PADA NY.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HIPOKALEMIA

POLTEKKES KEMENKES MANADO 2021

Gabriela Adeleda Novita Leiwakabessy

Ners Reguler

711430120032
A. DEFINISI
Hipokalemia adalah suatu kondisi ketika kadar kalium dalam peredaran darah
seseorang lebih rendah daripada normal, yaitu di bawah 3,5 mEq/L. Seperti diketahui,
elektrolit memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh. Kalium atau potassium
adalah salah satu dari banyak elektrolit di dalam tubuh. Hampir semua kalium (98
persen) terdapat di dalam sel tubuh dan sisanya berada pada serum atau peredaran
darah.

Kalium berperan dalam membawa sinyal listrik untuk sel tubuh termasuk sel otot dan
saraf, berperan dalam kontraksi otot termasuk otot jantung, serta berperan dalam
regulasi tekanan darah. Jika kadar kalium dalam tubuh berlebihan, ginjal akan
mengendalikan keseimbangan kalium dalam tubuh, dengan mengeluarkannya lewat
urine. Kadar kalium yang berada di bawah angka 2,5 mEq/L, dapat berakibat fatal.

B. FAKTOR RISIKO
- Mengonsumsi obat diuretic
- Mengalami diare atau muntah parah
- Malnutrisi

C. PENYEBAB
Penyebab utama hipokalemia adalah tubuh yang kehilangan kalium. Kondisi ini dapat
terjadi ketika seseorang mengalami:
- Konsumsi obat-obatan yang membuat penderita sering buang air kecil, seperti
obat diuretik. Ini menjadi penyebab paling umum dari hipokalemia.
- Muntah-muntah
- Diare kronis
- Ginjal atau kelenjar adrenal yang tidak berfungsi dengan baik
- Penyakit lain, seperti sindrom Cushing atau penyakit ginjal;
- Terlalu banyak berkeringat

Asupan kalium yang tidak terjaga dengan baik juga bisa menjadi penyebab
hipokalemia. Misalnya karena:
- Terlalu banyak mengonsumsi alcohol
- Mengonsumsi beberapa jenis obat antibiotic
- Mengonsumsi obat asma
- Asupan asam folat yang kurang

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis hipokalemia dapat dipastikan dengan wawancara mengenai gejala dan
riwayat penyakit yang diderita, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
Beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang dianjurkan melputi:
- Tes darah untuk menilai kadar kalium dalam tubuh.
- Tes urine untuk menilai apakah pasien kehilangan terlalu banyak kalium atau
tidak saat buang air kecil.
- Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa irama jantung. Pasalnya, hipokalemia
yang parah dapat memicu aritmia.

E. PENANGANAN
- Memberikan obat diare atau anti-muntah apabila penyebab hipokalemia adalah
diare ataupun terlalu sering muntah.
- Mengganti obat-obatan dengan obat-obatan sejenis yang tidak menyebabkan
hipokalemia
- Mengonsumsi makanan tinggi kalium, antara lain pisang, jeruk, stoberi, kiwi,
alpukat, dan persik
- Menghindari penggunaan obat diuretik dan laksatif secara berlebihan atau tanpa
pengawasan dokter
- Menghindari penggunaan suplemen kalium sendiri tanpa pengawasan dokter

F. TANDA DAN GEJALA


- Mual dan muntah.
- Nafsu makan menghilang.
- Konstipasi.
- Tubuh terasa lemah.
- Kesemutan.
- Kram otot.
- Jantung berdebar.

G. PATHWAY

H. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi kondisi hipokalemia berkaitan dengan peran utama kalium dalam tubuh.
Kalium merupakan kation intraseluler yang terbanyak dan esensial dalam kehidupan
karena berkaitan dengan regulasi sel dan beberapa proses seluler. Kadar kalium total
dan distribusi kalium melalui sel membran berkaitan dengan fungsi sel secara normal,
terutama saraf dan sel otot.

Keseimbangan kadar kalium normal diregulasi oleh pompa ion spesifik, secara primer
oleh seluler, membrane-bound, dan pompa ATPase Natrium Kalium; serta kadarnya
dipertahankan dalam rentang yang sempit yakni antara 3,5 – 5,3 mEq/L. Kadar
kalium dalam darah dicapai dengan keseimbangan antara asupan dan ekskresi serta
distribusi antara kompartemen intraseluler dan ekstraseluler[2,4,5]

Keseimbangan kalium dipertahankan terutama melalui regulasi ekskresi duktus


pengumpul renal. Ekskresi kalium akan meningkat akibat beberapa faktor seperti
aldosteron, aliran tinggi sodium akibat penggunaan diuretik (sebagai contoh
furosemide), aliran urine yang tinggi akibat penggunaan diuretik osmotik, kadar
kalium serum yang tinggi dan adanya ion negatif pada duktus pengumpul akibat
bikarbonat. Ekskresi kalium akan menurun akibat beberapa faktor seperti defisiensi
aldosteron absolut atau resistensi terhadap aldosteron, rendahkan kadar natrium pada
duktus pengumpul, rendahnya aliran urine, kadar kalium serum yang rendah dan
gagal ginjal

Faktor Renal dan Keseimbangan Kalium

Ginjal dapat beradaptasi terhadap perubahan asupan kalium baik secara akut maupun
kronis. Apabila asupan kalium secara kronis tinggi, ekskresi kalium akan meningkat.
Dalam kondisi penyakit ginjal kronis, ginjal masih mampu mempertahankan
keseimbangan kalium hingga laju filtrasi glomerulus mencapai kurang dari 15-20 mL/
menit. Pada kondisi gagal ginjal yang berat, proporsi kalium yang diekskresi melalui
saluran cerna akan meningkat. Kolon menjadi lokasi utama regulasi ekskresi dari
kalium. Oleh karena itu, kadar kalium dapat dipertahankan tetap normal walaupun
dengan kondisi insufisiensi ginjal.[2]

Distribusi Kalium

Kalium merupakan kation utama dalam intrasel sehingga kadar kalium serum
merupakan indikator yang buruk untuk mengetahui simpanan kadar kalium dalam
tubuh. Kalium dapat menembus membran sel dengan mudah, sehingga kadar kalium
serum menunjukkan perpindahan kalium antar kompartemen intrasel dan ekstrasel.

Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi kalium antar ruang intrasel dan
ekstrasel adalah adanya hormon glukoregulasi (insulin meningkatkan masuknya
kalium ke dalam sel sedangkan glukagon mengganggu kemampuan kalium masuk ke
dalam sel).

Stimulus adrenergik baik akibat komplikasi pemberian agonis adrenergik beta


eksogen maupun kondisi hiperadrenergik pada pasien withdrawal alkohol (alcohol use
disorder) atau infark miokard (stimulus adrenergik beta meningkatkan kemampuan
kalium masuk ke dalam sel sedangkan adrenergik alfa mengganggu kemampuan
kalium masuk ke dalam sel), dan pH (alkalosis baik metabolik maupun respiratorik
meningkatkan masuknya kalium ke dalam sel sedangkan asidosis mengganggu
masuknya kalium ke dalam sel).
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN (19/10/2021)

Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. S Nama : Tn. T


TTL : 16-10-1989 TTL : 25-06-1989
Alamat : Tuminting Alamat : Tuminting
Diagnosa : Hipokalemia Agama : Kristen
Agama : Kristen Pekerjaan : karyawan swasta
Pekerjaan : Ibu rumah tangga No. Telp : 0852xxxxxxx

Keluhan Utama:

Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah lebih dari 2 hari. Klien mengatakan
pernah dirawat di rumah sakit karena sakit asam lambung (dyspepsia).

Riwayat kesehatan sekarang:

a. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Pasien mengatakan asam lambungnya kambuh sehingga muntah 2-3 kali per
hari selama 2 hari.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Ny S mengatakan hal-hal yang memperbaiki keadaan yaitu dengan meminum
obat yang diberikan dokter dan dukungan keluarga.
b. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Ny. S merasakan nyeri pada bagian ulu hati seperti ditekan/ditusuk-tusuk.
2. Bagaimana dilihat
Pasien terlihat tampak menahan rasa sakit.
c. Region
1. Dimana lokasinya
Pada bagian ulu hati
2. Apakah menyebar
Tidak menyebar, hanya di bagian ulu hati saja.
d. Severity
Penyakit yang diderita klien mengganggu sebagian aktivitas klien karena hampir
semua aktivitas klien dilakukan di tempat tidur dan dibantu oleh keluarga klien
karena proses penyakit yang dialami.
e. Time
Tidak berlangsung lama, terkadang hilang dalam jangka waktu yang singkat.

Riwayat kesehatan masa lalu:

a. Penyakit yang pernah dialami


Dyspepsia
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Meminum obat secara oral
c. Pernah dirawat/dioperasi
Sudah pernah dirawat di RS karena sakit DBD.
d. Lama dirawat
1 minggu
e. Alergi
Tidak ada alergi
f. Imunisasi
Imunisasi lengkap

Riwayat kesehatan keluarga:

a. Orang tua
Ibu Ny. S memiliki riwayat penyakit hipertensi.
b. Saudara kandung
Tidak ada riwayat penyakit
c. Penyakit keturunan yang ada
Diabetes

Riwayat keadaan psikososial

a. Persepsi pasien tentang penyakitnya


Ny. S mengatakan ingin segera sembuh
b. Ideal diri
Ny. S ingin segera beraktifitas normal lagi
c. Harga diri
Ny. S merasa sangat diperhatikan oleh suaminya.
d. Peran diri
Pasien berperan sebagai isteri
e. Identitas
Selama sakit Sebagian besar aktifitasnya dibantu keluarga

Hubungan sosial

a. Orang yang berarti


Suami dan kedua orang tuanya
b. Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan keluarga sangat baik
c. Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan orang lain sangat baik

Spiritual

a. Nilai dan keyakinan


Ny. S memeluk agama Kristen.
b. Kegiatan ibadah
Ny. S tidak pernah beribadah semenjak dirawat di RS.

Status Mental

kesadaran Compos mentis


penampilan Kurang rapi
pembicaraan jelas
Alam perasaan lesu
Interaksi selama wawancara Kontak mata baik
Persepsi Tidak ada masalah
Waham Tidak ada masalah
Memori Daya ingat normal

Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital
Tekanan darah 100/80
Suhu 36,6
Respirasi 20x/menit
Nadi 72x/menit
Head to toe
Bentuk kepala Oval dan simetris
Kulit kepala Bersih
Warna kulit Sawo matang
Pupil Isokhor
Kornea dan iris Transparan dan jernih
Tulang hidung dan posisi septum nasi Tulang hidung tepat pada garis tubuh
simetris
Lubang hidung Simetris dan bersih
Cuping hidung Tidak ada gerakan cuping hidung
Bentuk telinga Normal dan simetris
Ukuran telinga Normal
Lubang telinga Lubang telinga dalam keadaan bersih
Ketajaman pendengaran pasien dapat mendengar dengan baik
Keadaan bibir Mukosa lembab
Keadaan gusi dan gigi baik, tidak ada perdarahan
Orofaring tidak ada peradangan
Posisi trakea Tepat pada garis sumbu tubuh
Thyroid tidak ada pembesaran thyroid
Suara pengucapan suara jelas dan keras
Kelenjar limfe tidak ada pembesaran
Vena jugularis tidak ada pembesaran
Denyut nadi karotis denyut nadi teraba
Turgor kulit tugor kulit kembali cepat
Kelainan pada kulit tidak ada kelainan pada kulit
Inspeksi thoraks normal dan pergerakan simetris
Palpasi getaran suara Merata
Perkusi paru Resonan
Auskultasi paru Vesikuler
Inspeksi jantung tidak ada pembengkakan
Palpasi jantung tidak ada nyeri tekan
Perkusi jantung suara dullnes
Auskultasi jantung tidak terdengar suara abnormal pada
jantung
Inspeksi abdomen simetris, bentuk datar, dan tidak ada massa
Auskultasi abdomen Tidak dilakukan
Palpasi abdomen Tidak ada nyeri tekan
Genitalia Normal
Anus dan perineum Tidak ada kelainan pada anus dan perineum

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

Pola makan dan minum


Frekuensi makan dan minum 3 x /hari
Nafsu / selera makan nafsu makan kurang baik
Nyeri ulu hati tidak ada masalah
Alergi tidak ada masalah alergi
Mual dan muntah ada masalah mual dan
muntah
Perawatan diri
Kebersihan tubuh Tubuh kurang bersih
Kebersihan gigi dan mulut gigi dan mulut cukup
bersih
Kebersihan kuku kaki dan tangan kuku terlihat panjang
dansedikit kotor

POLA ELIMINASI

BAB
Pola BAB 1-2 x /hari
Karakter feses lembek dan coklat
Riwayat perdarahan tidak ada riwayat
pendarahan
BAB terakhir pagi tadi
Diare tidak
Penggunaan laksatif tidak ada
BAK
Pola BAK BAK sedikit sekali dengan
frekuensi urine 30 ml/ 7jam
Karakter Urine Kuning keruh
Riwayat penyakit ginjal pasien mengalami penyakit
gagal ginjal kronik
Penggunaan dieuretik tidak ada
Upaya mengatasi masalah asupan cairan harus dibatasi
untuk mengurangi kerja ginjal pasien

POLA KEGIATAN

BAB
Pola BAB 1-2 x /hari
Karakter feses lembek dan coklat
Riwayat perdarahan tidak ada riwayat
pendarahan
BAB terakhir pagi tadi
Diare Tidak
Penggunaan laksatif tidak ada

POLA BAK

BAK
Pola BAK BAK sedikit sekali dengan
frekuensi urine 30 ml/ 7jam
Karakter Urine Kuning keruh
Kesulitan BAK pasien kesulitan BAK
Riwayat penyakit ginjal pasien mengalami penyakit
gagal ginjal kronik
Penggunaan dieuretik tidak ada
Upaya mengatasi masalah asupan cairan harus dibatasi
untuk mengurangi kerja ginjal pasien

PENGUKURAN BALANCE CAIRAN

Tanggal/waktu Input Output Balance Cairan


19/10/21 (pukul Minum : 100 ml Urine 20 ml (+) 96 ml
14.00-20.00 WITA) Makan : 50 ml IWL 39 ml
Inj IV : 5 ml = 59 ml
= 155 ml
TERAPI

Nama obat Dosis Efek terapi Efek samping


OMZ 40 mg 40mg/12j Omeprazole secara reversibel - sakit kepala
digunakan untuk mengurangi - diare
sekresi asam lambung dengan - nyeri abdomen
menghambat secara spesifik enzim - mual dan muntah
lambung. - infeksi saluran
nafas atas
- konstipasi
- batuk
- nyeri tulang
belakang
KSR 600 mg 2x1 KSR diindikasikan untuk - ketidakseimbangan
perawatan ketidakseimbangan elektrolit
elektrolit, kekurangan kalium dan - kekurangan kalium
kondisi lainnya.
Meropenem 1 amp/ Meropenem adalah salah satu jenis - Kemerahan
1 gr 8j antibiotik yang digunakan untuk dan bengkak pada
mengobati berbagai jenis infeksi, area bekas suntikan
yang khususnya disebabkan oleh - demam
bakteri. Obat ini dapat digunakan - ruam kulit dan
untuk mengobati kondisi gatal
neutropenia yaitu kondisi demam - diare
yang disetai dengan penurunan - sakit kepala
jumlah sel darah putih jenis netrofi. - sakit perut
- sensasi kesemutan
Inj. Vit K 1 1x1 Vitamin K yang digunakan dirumah Pada beberapa kasus
amp sakit digunakan untuk menangani kecil, konsumsi
pendarahan yang memerlukan suplemen vitamin K
pantauan dan resep dari dokter yang berlebihan
dapat memicu
anemia dan sakit
kuning.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal Jenis Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai Normal


16/10/2021 Pemeriksaan kimia
Klinik:
Glukose sewaktu 81 mg/dL 110-160 mg/dL
Elektrolit:
Kalium 4.5 mg/dL 3.5-5.5 mg/dL
Natrium 139 mg/dL 135-145 mg/dL
Chlorida 113 mg/dL 98-108 mg/dL
17/10/2021 Elektrolit
Kalium 3.4 mg/dL 3.5-5.5 mg/dL
Natrium 138 mg/dL 135-145 mg/dL
Chlorida 108 mg/dL 98-108 mg/dL

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN


DS : GGK Gangguan
klien mengatakan ↓ keseimbangan
sulit buang air kecil Kenaikan Uremi cairan elektrolit
(BAK), kencingnya ↓
sedikit sekali Retensi Na
DO : ↓
Klien tampak lemah, Total CES
edema DERAJAT menurun
+2 Pada ektremitas ↓
bawah, cairan infus Tekanan kapiler
RL 20 tts/m, cairan naik
obat diberikan ↓
melalui IV, input Peningkatan volume
cairan : 155 ml/ 7 intertisial
jam, Output cairan : ↓
59ml/ 7jam TD : Kelebihan volume
130/70 mmHg, RR : cairan
22x/mnt, HR : ↓
70x/mnt, T : 36,6⁰C Ketidakseimbangan
cairan elektrolit
Ds : Anoreksia, Nutrisi kurang dari
klien mengatakan mual, muntah kebutuhan tubuh
mual, muntah dan ↓
tidak nafsu makan Absorbsi nutrien
Do : menurun
- klien tampak ↓
lemah Nutrisi ke
- Klien mual jaringan
ketika diberikan menurun
makan ↓
- BB menurun Nutrisi kurang dari
dari 66kg kebutuhan tubuh
menjadi 65kg
RUMUSAN MASALAH:

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.


2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan I :
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan retensi urine. Ditandai
dengan pasien sulit BAK dan terdapat edema derajat 2 pada bagian kaki.
2. Diagnosa Keperawatan II :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah. Ditandai dengan pasien sulit makan, tampak mual saat
diberikan makan melalui NGT, BB turun dari 66 kg menjadi 65 kg.

INTERVENSI

No Tujuan dan Rencana tindakan Rasional


Dx kriteria hasil
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tekanan darah, 1. untuk mengkaji
Keperawatan selama 1x24 nadi, JVP. tanda- tanda kelebihan
jam 2. catat asupan dan volume
klien dapat haluaran cairan tubuh cairan tubuh
mempertahankan klien. 2. menjadi data dasar
keseimbangan cairan 3. kaji adanya edema dalam memantau dan
dalam tubuh dan turgor kulit klien. mengevaluasi status
dengan kriteria hasil : 4. auskultasi bunyi cairan/overload cairan
- Klien bebas dari edema. jantung dan suara paru 3. untuk mengkaji
- Keseimbangan asupan 5. timbang BB setiap kelebihan cairan dapat
dan pengeluaran dalam 24 hari dilihat dariedema dan
jam. 6. batasi asupan cairan turgor kulit
- Urine dalam batas 7. kaji tingkat kesadaran. 4. kelebihan cairan
normal. dapat menyebabkan
edema paru dan
gangguan jantung.
2 Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi klien 1. Memfalidasi dan
tindakan keperawatan dan kemampuan menepatkan drajat
selama 1x24 jam pemenuhan nutrisi klien. masalah untuk
diharapkan nutrisi 2. Identifikasi klien menetapkan pilihan
terpenuhi dengan kriteria tentang riwayat alergi intervensi yang
hasil: Terhadap makanan dan tepat.
1)intake makanan per oral kaji makanan kesukaan 2. Mengetahui asupan
(spontan/ naso klien. makan yang dapat
feeding) adekuat 3. Instruksikan kepada menyebabkan
2. intake cairan (per klien/keluarga tentang alergi.
oral/ parenteral) cara pemenuhan 3. Untuk memenuhi
adekuat kebutuhan nutrisi yang kebutuhan nutrisi yang
3. nutrisi parental kuat optimal (misalnya tentang adekuat.
4. nafsu makan baik pelaksanaan diet sesuai 4. Untuk menjaga
5. menghabiskan porsi anjuran). kebersihan rongga
makan tanpa adanya 4.Hitung kebutuhan kalori mulut sehingga
gangguan klien setiap hari dan terjaga kebersihannya.
6. berat badan ideal. sediakan aneka ragam 5. Untuk meningkatkan
makanan. selera makan
kesukaan klien.
5. Anjurkan klien/
keluarga untuk membantu
klien melakukan
perawatan rongga mulut
sebelum makan untuk
meningkatkan
kenyamanan.
6. Sajikan makanan
dengan menarik dan dalam
suhu hangat.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/tangga Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi


l
19/10/2021 1 1. Membina hubungan saling S : - pasien mengatakan sulit untuk
percaya antara pasien dan BAK
keluarga. - pasien mengatakan BAK
2. Menanyakan keluhan pasien sedikit dengan warna kuning
saat masuk kerumah keruh
sakit. O : - Klien masih tampak
3. Menjelaskan kepada keluarga lemah
Tentang pembatasan cairan - Adanya edema pada kaki (+).
4. Mengkaji adanya edema serta - BB : 56kg
tanda-tanda vital pasien setiap 1 - TD : 130/70mmHg
jam sekali - RR : 21x/mnt
5. Menjelaskan kepada pasien dan - HR : 70x/mnt
keluarga untuk - T : 36,7⁰c
membatasi cairan. - Output urin 20ml/ 7 jam
6. Menganjurkan klien tirah - Input cairan 155ml
baring saat edema terjadi. A : masalah belum
7. mengatur infus RL dengan teratasi
tetesan 20 tpm. P : Intervensi
8. Pantau pemasukan cairan ke dilanjutkan.
tubuh pasien. - Mengkaji edema
9. Mengukur intake dan output. - Menjelaskan kepada
- Mengukur intake dan output
20/10/2021 2 1. Mengobservasi keadaan umum S : klien mengatakan mual
pasien dan mengukur tanda-tanda berkurang
vital pasien O : - Klien masih tampak
2. Mengubah posisi setiap 2 jam kurus
sekali - BB : 54kg
3. Mengkaji keluhan mual pasien. - TD : 120/60mmHg
4. Menganjurkan klien untuk - RR : 25x/mnt
melakukan tirah baring saat - HR : 62x/mnt
edema terjadi - T : 36,8⁰c
5. Mengimgatkan klien dan - Output urine : 30ml/ 7 j
keluarga untuk membatasi A : masalah teratasi Sebagian
cairan - Mual (-)
6. Mengevaluasi kembali keluhan - Klien mampu membatasi
pasien. cairannya
7. Mengukur intake dan output - Output urine meningkat dari
urine 20ml/ 7jam menjadi 30ml/
8. Kolaborasikan kepada dokter : 7jam.
dalam pemberian obat diuretik P : evaluasi kembali
keluhan pasien

Anda mungkin juga menyukai