Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

 
HEG Pada G3P2A0 Hamil 16 Minggu, JTHIU,
Ibu dengan ISK ASIMPTOMATIK
Disusun Oleh: 
Mega Rebeka 112021210
Pembimbing: 
dr.  Seindy Glamour, SpOG (K)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA JAKARTA
PERIODE 17 OKTOBER - 24 DESEMBER 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
 
Hiperemesis
Gravidarum

Mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil


sampai mengganggu aktifitas sehari-hari karena
keadaan umum pasien yang buruk akibat dehidrasi.
Mual dan muntah : gejala yang umum dan wajar
terjadi pada usia kehamilan trimester I. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, akan tetapi dapat
juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala-
gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu
Epidemiologi
•Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-
80% primi gravida dan 40-60% multi gravida.

•Dari seluruh kehamilan yang terjadi di Amerika Serikat 0,3-2% diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum atau kurang lebih lima
dari 1000 kehamilan. Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan 9- 10 minggu,
puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu, dan sembuh pada kebanyakan kasus pada umur kehamilan 12-14 minggu. Dalam 1-10%
dari kehamilan, gejala-gejala dapat berlanjut melampaui 20-22 minggu. Kejadian hiperemesis dapat berulang pada wanita hamil.

•J. Fitzgerald (1938-1953) melakukan studi terhadap 159 wanita hamil di Aberdeen, Skotlandia, menemukan bahwa hiperemesis pada
kehamilan pertama merupakan faktor risiko untuk terjadinya hiperemesis pada kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian, dari 56
wanita yang kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan kedua dan 7 dari 19 wanita mengalami hiperemesis
pada kehamilan ketiga.
Penyebab pasti mual dan muntah yang
dirasakan ibu hamil belum diketahui.
Namun terdapat beberapa faktor
predisposisi dan faktor lain yang telah

ditemukan adalah sebagai berikut :
Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan
ganda. Pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda, faktor hormon memegang peranan
dimana hormon khorionik gonadotropin
Etiologi dibentuk berlebihan.
• Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan tersebut.
• Alergi. sebagai salah satu respons dari jaringan
ibu terhadap anak.
• Psikologis : depresi, gangguan psikiatri, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut
Patofisiologi
• Penyebab belum diketahi secara pasti namun beberapa ahli menduga adanya keterlibatan
homon korionik gonadotropin  menginduksi ovarium untuk memproduksi esterogen dan
progesterone menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos lambung
dan menyebabkan mual dan muntah.
• Peningkatan kadar hCG perubahan / gangguan (dismotilitas) system pencernaan serta
gangguan sistem imun humoral yang diduda sebagai pencetus infeksi Helicobacter pylori
selama kehamilan
Manifestasi Klinis
keluhan mual muntah tersebut sampai mempengaruhi keadaan umum ibu dan sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari sudah dapat dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis
• Tingkat 1 gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100/min, TD sistolik
menurun, turgor kulit menurun, lidah mengering dan mata cekung.
• Tingkat2
Tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah mengering dan nampak kotor, nadi lemah
dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam bau pernapasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
• Tingkat 3
Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampaikoma, nadi lemah
dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai Encephalopathy Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini
terjadi akibat defisiensi zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterusmenunjukan adanya
Anamnesis
• Amenorea, tanda kehamilan
Diagnosis muda, mual, dan muntah.
• Kemudian diperdalam lagi
apakah mual dan muntah terjadi
terus menerus, dirangsang oleh
jenis makanan tertentu, dan
mengganggu aktivitas pasien
sehari- hari.
• Informasi : stres, lingkungan
Pemeriksaan Fisik.
• Perhatikan : keadaan
umum pasien, tanda-
Diagnosis tanda vital, tanda
dehidrasi, dan besarnya
kehamilan.
• Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap, urinalisis, gula darah,
elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang
dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati
dan ginjal.
Diagnosis • Pada keadaan tertentu, jika pasien
dicurigai menderita hipertiroid dapat
dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid
dengan parameter TSH dan T4.
• Pemeriksaan laboratorium : dehidrasi
dan pemeriksaan berat jenis urin,
ketonuria, peningkatan blood urea
nitrogen, kreatinin dan hematokrit.
Penatalaksanaan
• Medikamentosa
suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin antagonis, serotonin antagonis, dan kortikosteroid. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
seperti pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyridoxin cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin yang dianjurkan adalah
doxylamine dan dipenhydramine
• Terapi Nutrisi
Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung pada derajat muntah, berat ringannya deplesi nutrisi dan peneriamaan penderita
terhadap rencana pemberian makanan.
Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure dehidration). Maka tindakan
yang dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti cairan tubuh yang hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan komposisi cairan yang tepat
untuk keseimbangan asam basa
• Cairan parenteral
Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure dehidration). Maka tindakan
yang dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti cairan tubuh yang hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan komposisi cairan yang tepat
untuk keseimbangan asam basa.
Pemberian cairan untuk dehidrasi harus memperhitungkan secara cermat berdasarkan: berapa jumlah cairan yang diperlukan, defisit natrium, defisit kalium
dan ada tidaknya asidosis
Prognosis

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Sebagian
besar penyakit ini dapat membaik dengan sendirimya pada usia kehamilan 20-22 minggu, namun
demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat membahayakan ibu dan janin
LAPORAN KASUS
   
  Nama Pasien : Ny. A
I. IDENTITAS PASIEN
II. IDENTITAS SUAMI
Nama Suami : Tn. B
Usia : 24 Tahun
Usia : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : KP. Tanah Merah Jl. Plumpang
Alamat : KP. Tanah Merah Jl. Plumpang Agama : Islam
Tanggal Masuk : 06 november 2022 Pekerjaan : Karyawan Swasta
No. RM : 00299003
ANAMNESIS
Diambil secara : Autoanamnesis, tanggal 06 Oktober 2022, Jam :
21:10 WIB di RPKK
Keluhan utama: Mual dan muntah sejak sore sebanyak 5 kali
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke PONEK RSUD Koja dengan keluhan mual dan muntah
sebanyak 5 kali SMRS. Awal mulanya mual dan muntah sejak hamil muda
frekuensi muntah sebanyak 5 kali dan volume lebih kurang 2 gelas sekali.
Pasien juga mengeluhkan merasa nyeri ulu hati, lemas, pusing, tidak nafsu
makan serta terus meludah. Pasien kemudian langsung dibawa ke RSUD Koja
pada tanggal 06 november pukul 20:30 WIB dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Keluhan kejang, nyeri perut, nyeri saat berkemih, dan darah
pada urine disangkal. Riwayat trauma (-), riwayat keputihan (-), riwayat
minum jamu atau obat-obatan (-).pasien juga mengatakan melakukan
Riwayat Penyakit Dahulu
• - Riwayat keluhan yang sama pada 2 kehamilan sebelumnya
• - Riwayat penyakit hipertensi, DM, alergi, penyakit paru dan
penyakit jantung disangkal.
• Riwayat operasi disangkal pasien
• Riwayat Alergi
Riwayat obat dan
Penyakit makanan disangkal
Keluarga: Riwayat hipertensi, DM,
penyakit paru, penyakit jantung, alergi obat dan
makanan pada keluarga disangkal.

Riwayat Haid
• - Siklus : teratur, 28 hari/bulan
• - Lamanya : 7 hari/bulan, tidak ada nyeri haid
• - Haid Pertama Haid Terakhir: 17-07-2022
• - Menarche : 12 tahun
• - Taksiran partus : 24-04-2023
Riwayat Perkawinan:
Menikah 1 kali,
pernikahan pertama
sudah berjalan 4 tahun.
Riwayat Keluarga
Berencana: Pasien
belum pernah KB
Riwayat Obstetrik
No Tahun Abortus Aterm/ Jenis Tempat Penolon BBL Keadaan ASI
preter g (g) anak
m sekarang

1 2019 - Aterm Spontan Rumah Sakit Bidan 3600 Sehat √


   
 
2 2020 - Aterm Spontan Rumah Sakit Bidan 3500 Sehat √
 
 
3 Hamil saat                
ini
Dilakukan Tanggal 06 November 2022
jam: 21:10
a. Status Generalis
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
- Tinggi Badan : 160 cm
- Berat Badan Sebelum Hamil : 50 kg
- Berat Badan Saat ini : 53 kg
PEMERIKSAAN - Tekanan Darah : 128/68 mmHg
- Nadi : 108x/menit
FISIK - Pernapasan : 22 x/menit, teratur
- Suhu : 36,5° C
- Mata : Konjungtiva Anemis (+/+),
Sklera Ikterik (-/-)
- Jantung : BJ I-II Regular, Murmur (-),
Gallop (-)
- Paru : Suara Napas Vesikuler (+/+),
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2”
b. Status Obstetri

Pemeriksaan Luar

Inspeksi: Perut membuncit (+), strie


PEMERIKSAAN gradidarum (-), tidak ada bekas operasi.
FISIK Palpasi: Tinggi fundus uteri : 2 jari
dibawah pusat
Auskultas : DJJ : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Dalam: Tidak dilakukan


Hemoglobin 14.4 g/dL
Leukosit 18.67 ribu/ µL
Hematokrit 41.9 %
Trombosit 373 ribu/µL
Eritrosit 5.03 juta/ µL
MCV 83 fL
PEMERIKSAAN MCH 29 pg

PENUNJANG MCHC
Basofil
34 g/dL
0,3 %
Eosinofil 0.9%
Neutrofil 85.6 %
Limfosit 9.7 %
Monosit 3.5 %
Natrium 137 mEq/L
Kalium 4.03 mEq/L
Clorida 104 mEq/L
Glukosa 157 mg/dL
Pemeriksaan Urinalisis 06 November 2022
Warna Kuning Leukosit 2-3/ LPB

Kekeruhan Agak keruh


Eritrosit 0-1/LPB
Berat Jenis 1.025

pH 6.0 Silinder Silinder Granular 1+

Protein +1
Sel epitel 1+
Glukosa (-) Negatif

Keton (-) Negatif Kristal (-) Negatif

Bilirubin (-) Negatif


Bakteria 1+
Darah samar (-) Negatif
Jamur (-) Negatif
Leukosit (-) Negatif
Esterase
Nitrit (-) Negatif Tes (+) Positif
Kehamilan
Urobilinogen 0.2 EU
Pemeri
ksaan • - Janin tunggal
USG • - Plasenta implantasi
corpus anterior
(06 • - Fetal Heart Rate: +
Novem • - EFW: 220 gram
• - ICA normal
ber
2022)
Tanggal    

7/11/22 S: Pasien mengatakan perut masih sakit, kepala masih sering P: Inj. ceftriaxone 2x1
05:30 pusing, tenggorokan sakit, sering batuk, Mual (+), muntah (-), gram
makan dan minum sedikit (+), BAK dan BAB tidak ada Inj. Omeprazole 2x1
keluhan Inj. Ondancentron
  3x4 Mg
O: Keadaan Umum: Baik. Kes: CM
TD: 112/68 N: 75 RR: 20x/menit
Suhu: 36,5 SpO2: 98%

Follow Status gen: DBN


Status Obst: Inspeksi V/U tenang, perdarahan
aktif (-)

Up 8/11/22
5:30
S: S: Pasien mengatakan sudah tidak ada keluhan. Mual (-), P: Inf. Asering
muntah (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Inj. ceftriaxone 2x1
  gram
O: Keadaan Umum: Baik. Kes: CM Inj. Omeprazole 2x1
TD: 112/78 N: 88 RR: 20x/menit Inj. Ondancentron
Suhu: 36,5 SpO2: 98% 3x4 Mg
Status gen: DBN
Status Obst: Inspeksi V/U tenang, perdarahan
aktif (-)
 
DIAGNOSIS

HEG pada G3P2A0 hamil 16 minggu, JTHIU, ibu dengan isk asimptomatik
RENCANA PROGNOSIS
PENGELOLAAN Ibu:
- Rawat RPKK Ad vitam : Dubia ad bonam
- Infus asering Ad fungsionam : Dubia ad bonam
- Inj. Ceftriaxone Ad sanationam : Dubia ad bonam
2x1gram Janin:
-Inj. Omeprazole Ad vitam : Dubia ad bonam
2x1 Ad fungsionam : Dubia ad bonam
-Inj. Ondancentron Ad sanationam : Dubia ad bonam
2x1 amp
KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan


diagnosis pada pasien ini yaitu Hiperemesis Gravidarum pada pada G3P2A0 hamil
16 minggu, JTHIU, ibu dengan isk asimptomatik. Dimana hal ini didukung melalui
keluhan pasien serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan oleh pasien.
Pasien ini perlu diedukasi mengenai makan yang harus porsi sedikit tetapi frekuensi
sering, makan yang tinggi karbohidrat, dan protein serta rendah lemak serta
menghindari makanan yang merangsang saluran cerna secara berlebih seperti asam,
dan pedas. Serta pasien di anjurkan untuk dirawat inapkan untuk observasi keluha
ISK Asimtomatik adalah infeksi saluran kemih yang tidak disertai gejala dan
sering terjadi pada wanita hamil. Agen penyebab yang paling sering terindentifikasi
adalah bakteri E. coli. Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat perlu

Anda mungkin juga menyukai