0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan18 halaman
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, dan gangguan elektrolit yang membahayakan ibu dan janin. Penanganannya meliputi rehidrasi cairan dan elektrolit secara intravena, suplementasi vitamin, dan obat antiemetik seperti ondansetron dan droperidol-diphenhydramine. Nutrisi parenteral juga dapat diberikan pada k
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, dan gangguan elektrolit yang membahayakan ibu dan janin. Penanganannya meliputi rehidrasi cairan dan elektrolit secara intravena, suplementasi vitamin, dan obat antiemetik seperti ondansetron dan droperidol-diphenhydramine. Nutrisi parenteral juga dapat diberikan pada k
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, dan gangguan elektrolit yang membahayakan ibu dan janin. Penanganannya meliputi rehidrasi cairan dan elektrolit secara intravena, suplementasi vitamin, dan obat antiemetik seperti ondansetron dan droperidol-diphenhydramine. Nutrisi parenteral juga dapat diberikan pada k
ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, 1,5 – 2 % mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40- 60% multigravida. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Hiperemesis Gravidarum • mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. • Terjadi pada mgg ke 6-12 masa kehamilan • Etiologi : belum diketahui secara pasti • Predisposisi : primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda karena HCG dibentuk >>, psikologik, alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun faktor organik Patofisiologi
• Akibat mual muntah dehidrasi NaCl
darah ↓ hemokonsentrasi ketosis aseton darah meningkat kerusakan liver • dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung ( Sindroma Mallory-Weiss) , dengan akibat perdarahan gastro intestinal Grade • Tingkat 1, muntah terus-menerus, lemah,napsu makan↓, BB↓,nyeri epigastrium, nadi↑,turgor kulit berkurang,TD sistolik↓, lidah kering, mata cekung. • Tingkat 2, apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, pada nafas tercium bau aseton. • Tingkat 3,KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil & cepat, TD ↓. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke : nystagmus, diplopia, perubahan mental. Kalau timbul ikterik ada gangguan hati Patologi
• Hepar : pada tingkat ringan ditemukan
degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis • Jantung : Jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadangkala dijumpai perdarahan sub- endokardial • Otak : bercak perdarahan pada otak • Ginjal : Tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti Pemeriksaan Penunjang
• pemeriksaan laboratorium meliputi
pemeriksaan keton urin (air seni), serta elektrolit darah. Komplikasi
• Ensefalopati Wernicke dengan gejala
nistagmus, diplopia dan perubahan mental dengan gejala timbulnya ikterus Diagnosis
• Anamnesis : amenorea, tanda kehamilan
muda dan muntah terus-menerus. • Pem. Fisik : lemah, apatis, sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat, TD↓, atau ada tanda dehidrasi lain • Pem. Elektrolit darah : kadar Na & Cl↓ • Pem. Urin : kadar Cl ↓ & ketonuria Diagnosis Banding (DD/)
• Muntah karena gastritis
• Ulkus peptikum • Hepatitis • Kolesistitis • Pielonefritis Penanganan • Edukasi tentang kehamilan • Makan porsi kecil tapi sering • Bangun pagi : makan ditempat tidur dengan roti atau biskuit dengan teh hangat. • Makanan berminyak dan berbau dihindari, diusahakan tinggi glukosa • Berikan sedativa seperti phenobarbital, vitamin B complex (B1&B6), dan obat antiemetik Penanganan • Terkadang diperlukan terapi psikologik • Jika dirawat di RS, berikan rehidrasi parenteral glukosa 5% dalam NaCl sebanyak 2-3 liter/24 jam • Antasida jika ada keluhan gastritis dan kontrol asam lambung • Jika kesadaran baik pasien tidak perlu dipuasakan Terapi • Penggantian cairan dan elektrolit secara parenteral merupakan terapi awal pada hiperemesis gravidarum. Berbagai antiemetics diberikan dengan supplementasi vitamin. Promethazine, prochlorperazine, chlorpromazine, meclizine, droperidol-diphenhydramine, dan metoclopramide biasanya digunakan untuk mengurangi mual dan muntah. Intravena atau perektal dapat digunakan pada awalnya dan berubah peroral ketika gejala mulai membaik Obat yang baru • Droperidol infus dan dipenhidramine bolus intravena. Terapi Droperidol-Diphenhydramine lebih menguntungkan dan hemat biaya. • Ondansetron adalah suatu reseptor 5- hydroxytryptamine yang antagonis yang digunakan untuk mencegah mual muntah yang berat selama penggunaan kemotherapi dan sesudah operasi.Tidak ada efek kurang baik untuk ibu maupun janin pada penggunaan jangka pendek dalam tiap-tiap trimester Nutrisi secara parenteral diperlukan pada kasus berat Bentuk nutrisi ini harus dipertimbangkan pada pasien yang tidak bisa makan peroral di samping perawatan antiemetik. Kadang-Kadang sulit bagi pasien untuk makan dengan mual muntah yang berat. Berat lahir, usia gestational, prematuritas, Apgar score, kematian perinatal, dan timbulnya kelainan pada janin tidak berbeda antara pasien hiperemesis dgn populasi yang umum. Tidak ada peningkatan resiko pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital, dan prematuritas yang dideteksi. Prognosis
• Dengan penanganan yang baik keluhan
akan berkurang. • Pada tingkat yg berat kematian ibu & janin Daftar Pustaka 1. Ben-Zion, MD,2000. In http://www.medical-journal.co.cc/2009/08/askep- hiperemesis gravidarum.html 2. Eliakim, R., Abulafia, O., & Sherer, D. M. (2000). "Hyperemesis gravidarum: A current review". American Journal of Perinatology 17 (4): 207–218 3. Eric P. Simon, PhD, dan Jennifer Schwartz, MD, 1999. In http : www3.interscience.wiley.com/journal/119075911/abstrac 4. Farrer H., 1999. In http://www.medical-journal.co.cc/2009/08/askep- hiperemesis gravidarum.html 5. Fejzo MS, Ingles SA, Wilson M, et al. (August 2008). "High prevalence of severe nausea and vomiting of pregnancy and hyperemesis gravidarum among relatives of affected individuals". European journal of obstetrics, gynecology, and reproductive biology 141: 13. 6. Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Cetakan 1, Jakarta, Media Aesculapius 7. Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2, jilid I, Jakarta, EGC. Daftar Pustaka 8. Prawirohardjo, S., 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,pp. 275-279 9. Prawirohardjo, S., 1999.. Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.pp. 112