Anda di halaman 1dari 43

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Mual dan muntah terjadi pada 60 - 80% primi gravida dan 40 - 60% multi

gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini lebih berat. Perasaan

mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon esterogen dan HCG

dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin

karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada

umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian

gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan

sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah

yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan dan gejala serta perubahan

fisiologi menentukan berat ringannya penyakit (Prawirohardjo, 2002).

Kondisi wanita seringkali sedikit membaik hanya dengan perawatan di

rumah sakit, beristirahat dan tidak dibebani tanggung jawab rutin mereka. Satu

rangkaian tes dilakukan untuk pemeriksaan hemoglobin, jumlah darah lengkap,

urea, gula, fungsi hati, keseimbangan elektrolit dan tes urin untuk pemeriksaan

keton. Pengobatan dilakukan dengan memberikan infus larutan garam, yang

mungkin berisi glukosa, obat-obatan untuk menghentikan muntah dan mungkin

vitamin. Memperbaiki definisi gizi dengan jalan menambahkan multivitamin

diketahui dapat meredakan simptom hiperemesis gravidarum dalam 24 jam

(Mansyoer, Arif. 1999).

1
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun makalah yang

berjudul ”ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. S UMUR 25

TAHUN G1POAO UK 7 MINGGU 4 HARI DENGAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM DI BPM MUADDAH

II. Tujuan

1. untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum

2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum

3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum

4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum

5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum

6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum

III. Manfaat

Diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswi kebidanan untuk dapat

mengerti dan memahami hiperemesis gravidarum serta mengetahui tanda dan

gejala sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan secara cepat

dan tepat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Teoritis Kasus

A. Pengertian Hiperemesis

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya

menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rusman Mochtar, 1998:195)

B. Etiologi

Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 dari 1000

kehamilan. Faktor-faktor presidisposisi yang dikemukakan :

a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan

ganda akibat peningkatan kadar HCG.

b. Faktor organik : karena masuknya vili khorialis (bagian plasenta) dalam

sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.

c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa

takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab

dan sebagainya.

d. Faktor endokrin : hipertiroid, diabetes, dan lain-lain

C. Patofisiologi

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus

menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia (kadar natrium darah

rendah), hipoglikemia (kadar gula rendah), penurunan klorida urine, selanjutnya

terjadi hemokonsentrasi (pengentalan darah) yang mengurangi perfusi darah ke

jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan

3
karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga

terjadi ketosis. Hipoglikemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan

selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir

esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Malloy-Wers) sehingga terjadi

perdarahan gastrointestinal.

D. Manifestasi Klinis

Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum

tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan

tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis

a) Tingkat I=Ringan

Mual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak

mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali

permenit, takanan darah turun, turgor kulit kurang, mata cekung dan lidah kering.

b) Tingkat II = Sedang

Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih

parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil

dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata

cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri, konstipasi. Dapat terjadi pula

asetonia, dan dari nafas keluar bau aseton

c) Tingkat III = Berat

Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma,

nadi kecil, halus, dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun

sekali, ikterus. Komplikasi yang berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat

4
ensefalopati wernikle (kelainan pada otak) dengan adanya nistagmus (gerakan

mata yang cepat), diplopia (penglihatan ganda), serta perubahan mental.

E. Diagnosis

Dari anamnese didapatkan amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah

terus menerus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis,

somnolen sampai koma, nadi meningkat samapi 100 kali per menit, suhu

meningkat, tekanan darah menurun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada

pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada

pemeriksaan elektrolit ditemukan klorida turun dan dapat ditemukan keton.

F. Komplikasi

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum

diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai

berikut :

a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak

sentribuler tanpa nekrosis.

b. Jantung : jantung atropi, lebih kecil dari normal, kadang kala ditemukan

perdarahan sub-endokardial.

c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak.

d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli konturti.

5
G. Penanganan

a. Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran

udara yang baik.

b. Berikan cairan parental yang cukup seperti elektrolit, karbohidrat dan

protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2 - 3

liter sehari.

c. Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbanga cairan

d. Sedatif yang diberikan biasanya berupa fenobarbital

e. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan kasadaran umum

bertambah baik, coba berikan minuman dan makanan yang sedikit demi

sedikit ditambah

f. Dianjurkan pemberian vitamin B1 & B6 tambahan

g. Pada keadaan lebih berat berikan antiemetik

h. Berikan terapi psikologik untuk meyakinkan pasien, penyakitnya bisa

disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang

melatarbelakangi hiperemesis.

H. Pencegahan

a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.

b. Makan sedikit sedikit tetapi sering, berikan makanan biskuit, roti kering

dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur.

c. Hindari makanan berminyak dan berbau serta minuman yang banyak

mengandung kafein seperti coca cola, teh, kopi, dll.

d. Hindari gerakan-gerakan yang tiba-tiba terutama saat bangun tidur.

6
II. Teoritis Managemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran serta tindakan berdasarkan teri

ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian tahapan untuk

mengambil keputusan yang berfokus pada klien. Asuhan ini adalah bantuan yang

diberikan oleh bidan kepada klien atau pasien yang pelaksanaannya dilakukan

dengan cara bertahap dan sistematis dan melalui suatu proses yang disebut

Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 .

Proses manajemen menurut varney (1997) terdiri dari 7 langkah yang

berurutan dimana  setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai

dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah

tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam

situasi apapun yaitu :

1. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara

lengkap.

2. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang

benar dari data tersebut .

3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin

terjadi karna masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi .

4. Mengevaluasi perlunya intervensi segera oleh bidan dan dokter.

5. Mengembangkan rencana asuhan yang menyeluruh.

6. Mengembangkan rencana asuhan tersebut secara efisien dan aman.

7. Mengevaluasi keefektifan dan asuhan yang telah diberikan.

7
Langkah-langkah dalam pelaksanaan pada dasarnya jelas, akan tetapi

dalam pembahasan singkat mengenai langkah-langkah tersebut mungkin akan

lebih memperjelas proses pemikiran dalam proses klinis yang berorientasi pada

langkah ini. Penulis membatasi hanya pada kasus hiperemesis gravidarum.

Tujuh (7) langkah Asuhan Managemen Kebidanan menurut Varney :

A. Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah pendekatan seismatis untuk mengumpulkan data,

menelompokkan data dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan

keadaan klien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Data-data yang dikumpulkan meliputi :

1. Data subjektif

a. Biodata atau identitas klien dan suami yang perlu dikaji :

Nama : Untuk membedakan antara klien satu dengan yang lain agar

tidak keliru dalam memberikan asuhan

Umur : Untuk mengetahui usia klien dan berpengaruh resiko terhadap

kehamilannya. Jika usia ibu terlalu muda saat hamil maka

akan kemungkinan terjadi emesis gravidarum, atau bahkan

hiperemesis gravidarum grade I

Agama : Untuk menentukan cara kita memberikan asuhan dan

motivasi kepada klien sesuai dengan agama yang dianutnya

Suku : Untuk menentukan cara kita memberikan asuhan sesuai

dengan adat istiadat klien

8
Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga

mempermudah dalam memberikan pendidikan kesehatan.

Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perlaku klien

terhadap hiperemesis gravidarum grade I

Pekerjaan : Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap

permasalahan kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat

keadaan ekonomi keluarga.

Alamat : Untuk mengetahui daerah atau lokasi tempat klien tinggal dan

mempermudah pemantauan.

b. Keluhan Utama

Merupakan alasan utama klien datang ke pelayanan kesehatan dan apa-apa

saja yang dirasakan klien. kemungkinan yang ditemui pada hiperemesis grade I :

ibu mengalami mual muntah secara terus menerus hingga menjadi letih dan lemas

serta nafsu makan tidak ada.

c. Riwayat Perkawinan

Kemungkinan diketahui status perkawinan, umur waktu kawin dan berapa

lama setelah kawin baru hamil.

d. Riwayat Menstruasi yang ditanyakan :

HPHT, siklus, lama, banyaknya, bau, warna dan apakah nyeri waktu haid

dan kapan mendapatkan haid pertama kalinya. Maksud pertanyaan ini adalah

untuk menentukan tafsiran persalinan dan usia kehamilan, dimana dari sini

merupakan salah satu  cara untuk mengetahui apakah siklus mentruasi pasien

normal.

9
e. Riwayat Kehamilan yang lalu

 Kehamilan yang lalu, untuk mengetahui berapa usia kehamilan yang lalu

 Persalinan yang lalu kemungkinan klien pernah mengalami persalinan

spontan atau dengan tindakan, ada perdarahan, waktu persalinan ditolong

siapa, dimana tempat melahirkan

 Nifas yang lalu, untuk mengetahui apakah ada komplikasi pada masa nifas

sebelumnya untuk mencegah komplikasi timbul kembali.

f. Riwayat Kehamilan Sekarang

 Kemungkinan klien merasa mual, muntah, perdarahan

 Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,

mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe Pada hiperemesis gravidarum

grade I, ibu akan mengalami :

1. Gangguan aktifitas sehari-hari


2. Dehidrasi
3. Nafsu makan berkurang
4. Mata cekung dan lidah kering
5. Tampak lemas dan letih
g. Riwayat Kesehatan

 Riwayat Kesehatan sekarang : untuk mengetahui penyakit yang diserita

saat ini yaitu ibu mengalami hiperemesis gravidarum grade I

 Riwayat kesehatan yang lalu : kemungkinan klien menderita penyakit

jantung, Diabetes Melitus (DM), hipertensi.

10
h. Riwayat Kesehatan Keluarga

Untuk menhetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit

turunan seperti jantung, Diabetes Melitus (DM), hipertensi.

i. Riwayat Kontarsepsi

Untuk mengetahui apakah klien pernah menggunakan alat kontrasepsi lain

atau tidak dan apa ada keluhan saat menggunakan kontrasepsi.

j.  Riwayat Seksualitas

Untuk mengetahui berapa kali klien melakukan hubungan seksualitas

dalam seminggu, ada keluhan atau tidak.

k. Psikososial Budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani

kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan ini

direncanakan atau tidak. Adakah pantangan makanan selama kehamilan,

kebiasaan atau adapt istiadat selama kehamilan. pada kasus hiperemesis

gravidarum grade I yang takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut tanggung

jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat

mual dan muntah.

l.  Kebutuhan Dasar

Dikaji untuk mengetahui kebutuhan bio-psiko yang meliputi

pemenuhan nutrisi : dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan

selama hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makanan,

kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak klien minum dalam 1 hari.

Pada klien hiperemesis gravidarum grade I asupan makan dan minum berkurang,

11
ibu mengalami mual dan muntah setelah makan. Eliminasi : dikaji untuk

mengetahui kebiasaan BAB dan BAK klien sebelum dan selama hamil. BAB

meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau. Serta kebiasaan BAK meliputi

frekuensi, warna, dan jumlah. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I

frekuensi urin berkurang diakibatkan karena adanya dehidrasi. Aktifitas : dikaji

untuk mengetahui pola aktifitas sehari-hari. Pada pasien hiperemesis gravidarum

grade I, aktifitas menjadi terganggu istirhat : dikaji untuk mengetahui pola

istirahat tidur pasien. Berapa lama waktu pasien tidur siang dan tidur malam. Pada

klien hiperemesis gravidarum grade I kebutuhan istirahat akan berkurang karena

adanya gangguan rasa nyaman klien mengalami mual dan muntah.

2. Data Objektif

Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

a. Pemeriksaan Umum

 Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik,

lemah atau buruk. Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan

umum klien lemah.

 Kesadaran : untuk mengkaji tingkat kesadaran klien. Pada klien

hiperemesis gravidarum grade I tingat kesadarannya yatu apatis

 Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi.

Pada klien hiperemesis gravidarum grade I tekanan darah terjadi

penurunan

 Suhu : untuk mengetahui suhu badan pasien kemungkinan demam atau

febris yang menunjukkan tanda-tanda infeksi. Pada hiperemesis

12
gravidarum grade I suhu mengalami kenaikan karena mengalami

dehidrasi.

 Nadi : untuk mengetahui nadi klien dalam hitungan 1 menit penuh. Pada

klien hiperemesis gravidarum grade I nadi meningkat.

 Meningkat berat badan : untuk mengetahui status gizi klien. Berat badan

ibu hamil bertambah 0,5kg/minggu. Bila kurang perhatikan malnutrisi,

malabsorbsi, pemakaian alkohol, obat-obatan atau merokok dan jika lebih

kemungkinan Diabetes Melitus (DM), kehamilan ganda, hidramion atau

oedema. Pada hiperemesis gravidarum grade I berat badan menurun dari

sebelumnya karena asupan nutrisi yang berkurang atau tidak ada.

b. Pemeriksaan Khusus

1. Secara inspeksi yaitu pemeriksaan secara melihat yang dimulai dari kepala

sampai kaki yang dinilai adalah kemungkinan bentuk tubuh yang normal.

Untuk klien hiperemesis gravidarum garde I, pemeriksaan khusus

(inspeksi) yang harus diperhatikan yaitu :

 Muka : pada klien hiperemesis gravidarum grade I muka terlihat

pucat

 Mata : pada klien hiperemesis gravidarum grade I mata terlihat

cekung dan ikterik

 Mulut : pada pasien hiperemesis gravidarum grade I mulut berbau

aseton dan lidah kering

 Kulit : pada kasus hiperemesis gravidarum grade I tugor kulit

berkurang

13
2. Secara palpasi dengan menggunakan cara leopold, kemungkinan yang

ditemukan  yaitu :

 Leopold I : untuk menentukan TFU dan bagian janin pada fundus

 Leopold II : untuk menentukan bagian kanan dan kiri pada perut

klien

 Leopold III : untuk menentukan bagian janin yang terdapat pada

bagian bawah perut ibu dan apak bagian terbawah tersebut telah

masuk PAP

 Leopold IV : untuk menentukan apakah bagian terbawah telah

masuk PAP dan seberapa besar masuknya.

3. Secara Auskultasi

Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya denyut jantung janin karena

merupakan tanda pasti kehamilan

4. Secara Perkusi

Pemeriksaan untuk mengetahui reflek patela kiri dan kanan positif

5. Pemeriksaan Ukuran Panggul

Untuk mengetahui keadaan normal ukuran panggul dengan pengukuran

jangka panggul

c. Pemeriksaan Penunjang

1. Labolatorium

Pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade I yang dilakukan :

elektrolit darah dan urinalisis. Pada hiperemesis gravidarum urin terdapat

aseton

14
2. USG

Untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan

amnion berkurang, derajat kematangan plasenta

3. Pemeriksaan cardiotokografi (CTG) untuk mengetahui denyut jantung

janin yang abnormal

4. Pemeriksaan Amnioskopi untuk mengetahui air ketuban berkurang,

bercampur mekonium dan mengandung sel-sel

5. Pemeriksan sitosol vaginal untuk mengetahui adanya tanda-tanda post-

term

B. Langkah II : Intepretasi Data

Berdasarkan kasus hiperemesis gravidarum grade I, maka kemungkinan

intepretasi data yang timbul adalah :

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa yang ditegakkan untuk kasus hiperemesis gravidarum :

Ny. S, usia 25 th, G1 PO AO usia kehamilan 7 minggu 4 hari, janin hidup,

intarauterine, K/U ibu kurang baik, lemas dengan hiperemesis gravidarum grade I

Dasar :

a. Data Subjektif :

 Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 10 April 2016

 Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama

 Ibu mengatakan badannya lemas

 Ibu mengatakan mual muntah terus menerus

 Ibu mengatakan nafsu makan berkurang

15
 Ibu mengatakan BAK berkurang

b. Data Objektif :

 K/U lemas
 Berat badan menurun
 Tekanan darah menurun (rendah)
 Turgor kulit berkurang
 Mata cekung
 Lidah kering
 Nafas berbau aseton
2) Masalah

Kemungkinan masalah yang timbul pada hiperemesis gravidarum grade I

adalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya.

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belun teridentifikasi

dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.

kebutuhan pada kasus hiperemesis gravidarum grade I : memberikan konseling

dan motivasi dukungan pada ibu.

C. Langkah III : Masalah atau Diagnosa Potensial

Langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah

ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil

mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah

potensial ini benar-benar terjadi.

16
Kemungkinan masalah atau diagnosa potensial yang timbul pada kasus ini

yaitu : hiperemesis gravidarum grade II

D. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan

Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera  oleh bidan atau dokter dan

atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain

yang sesuai dengan kondisi klien.

Kemungkinan tindakan segera pada kasus hiperemesis gravidarum grade I

yaitu : kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan seperti vit B1, B6,

sedative, anti emetik, anti histamin dan motivasi.

E. Langakah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Suatu rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak baik bidan

maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan

harus bersifat rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku

tentang apa yang akan dilakukan.

Perencanaan tindakan yang dilakukan yaitu :

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Jelaskan pada ibu tentang masalah yang di hadapinya.

3. Timbang berat badan dengan menggunakan alat yang sama.

4. Observasi mual dan muntah

5. Anjurkan kepada ibu untuk :

a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.

17
b. Memperbanyak minum air

c. Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu.

d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

e. Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.

6. Anjurkan ibu mengkomsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen

rasa mint untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

7. Bantu ibu memilih posisi yang menyenangkan.

8. Observasi pengeluaran urine.

9. Lanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse RL : Dextrose

5% = 1 : 2

10. Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

11. Ciptakan ruangan yang bersih, nyaman dan kurangi rangsangan bau.

12. Berikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan untuk

mengungkapkan perasaannya.

13. Libatkan keluarga dalam perawatan ibu.

14. Tindakan yang diberikan :

a. Antasida sirup 3 x 1 sdt

b. Ondensetron (injeksi Intra Vena per 8 jam)

c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)

F. Langkah VI : Pelaksanaan Rencana

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang merupakan

kelanjutan terhadap masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Bidan 

bertugas merumuskan rencana asuhan yang dikembangkan dalam asuhan

18
menyeluruh yang rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan

teori yang up to date. Langkah perencanaan pada hiperemesis gravidarum grade I

yaitu :

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu :

Tanda - tanda vital :

TD : 90/70 mmHg           
N  : 89 x/menit
S : 37,50C                     
P : 24 x/menit
2. Menjelaskan pada ibu tentang masalah yang dihadapinya

3. Mengobservasi mual dan muntah

4. Menimbang berat badan dengan menggunakan alat yang sama.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk :

a. Mengkomsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.

b. Memperbanyak minum air.

c. Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu.

d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

e. Makan makanan selingan seperti biskuit dan roti kering.

6. Menganjurkan ibu mengkomsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan

permen rasa mint untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

7. Membantu ibu memilih posisi yang menyenangkan

8. Mengobservasi pengeluaran urine

9. Melanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu RL : dextrose 5% = 1

: 2 Cairan Dextrose dan RL dapat membantu mengganti cairan dan

19
elektrolit yang keluar melalui muntah karena setiap 1000 ml larutan

dextrose 5% mengandung glukosa 55,0% gr sedangkan RL mengandung

natrium laktat 6,1 gr, natrium klorida 6,0 gr dan kalium klorida 0,4 % gr.

10. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

11. Menciptakan ruangan yang bersih, nyaman dan kurangi rangsangan bau.

Dengan ruangan yang bersih, nyaman dan tenang akan mengurangi

stimulasi mual dan muntah sehingga gejala akan membaik dan rangsang

bau tertentu yang cukup tajam dapat memicu terjadinya mual dan muntah.

12. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan

untuk mengungkapkan perasaanya. Komunikasi terbuka membantu ibu

untuk mengontrol, mengurangi kecemasan dan menghilangkan reaksi

terhadap stress dan ambivalen yang dirasakannya sehingga menciptakan

ketenangan batin, dan ibu dapat lebih tenang.

13. Melibatkan keluarga dalam perawatan ibu.

14. Tindakan yang di berikan :

 Cairan yang terpasang dextrose 5% 28 tetes/menit botol ke empat

pada tangan kanan.

 Antasida 1 sdt

 injeksi Ondensetron dan ranitidine.

G. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses menandakan

seberapa jauh rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Pada

langkah ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

20
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dianggap efektif jika

memang efektif dalam pelaksanaannya.

1. ibu merasa cemas dengan kesehatan dan kehamilannya

2. ibu mengerti dan memahami keadaannya.

3. Ibu muntah sebanyak 5 kali.

4. Ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang bernutrisi untuk kesehatannya

dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin yang dikandungnya.

 Ibu minum air putih ± 1000 ml.


 Ibu bersedia untuk tidak makan makanan yang berlemak dan
banyak bumbu.
 Ibu makan makanan yang di berikan rumah sakit dan porsi tidak di
habiskan.
 ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang dianjurkan.
5. Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

6. Ibu memilih posisi setengah duduk untuk mengurangi rasa mual

7. Pengeluaran urine sebanyak ± 150 ml

8. Terpasang cairan Dextrose 5% 28 tetes/menit, botol keempat pada tangan

kanan

9. Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.

10. Ruangan dalam keadaan bersih, nyaman dan segar.

11. Ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya saat ini.

12. Keluarga bersedia untuk membantu dalam penyembuhan ibu.

13. Ibu bersedia diberikan tindakan yang berguna untuk memulihkan keadaan

umum ibu

21
22
BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HIPERMESIS GRAVIDARUM

Tanggal/Hari : 03 Juni 2016 / Jum’at


Tempat : BPM Muaddah

I. Pengkajian
Tanggal/Hari : 03 Juni 2016 / Jum’at
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Ny. S Nama suami : Tn. R
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Suku/bangsa : Aceh/indonesia Suku bangsa : Aceh/indoesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Meunasah Dayah

2. Alasan Datang

Ibu mengatakan ini kehamilan anak pertamanya dan mengeluh

mual sampai muntah-muntah.

3. Data Kebidanan

a. Haid

Menarche : 14 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari
Sifat darah : Encer
Banyaknya : 3 - 4 x ganti pembalut/hari
Dismenorhea : Tidak dismenorhea
Keputihan : Tidak keputihan

23
Amenorhea : Ya, selama hamil
b. Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 10 April 2016

TTP : 17 Januari 2017

Umur kehamilan : 7 minggu 4 hari

Riwayat ANC sejak umur kehamilan : 7 minggu

Tempat ANC : BPM Muaddah

Frekuensi ANC :

TRIMESTER FREKUENSI ANC


TM 1 1 kali
TM 2 Belum dikaji
TM 3 Belum dikaji

Keluhan-keluhan pada trimester :

TRIMESTER KELUHAN
TM 1 Mual, muntah, pusing,
TM 2 lemas,
TM 3 Belum dikaji
Belum dikaji

c. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

Tidak ada

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

 Keluhan utama : Ibu mengatakan mual muntah 5 kali sehari

sampai mengganggu aktivitas dan badannya lemas.

24
 Riwayat penyakit yang menderita : ibu mengatakan tidak

menderita penyakit menurun seperti Asma, Diabetes Melitus,

Tuberkulosis (TBC), penyakit yang menahun seperti dada

berdebar-debar, sering makan, minum, dan Kencing manis,

sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg

(Hipertensi). Sakit kuning (Hepatitis), kejang sampai keluar

busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal-Gatal (Penyakit menular

seksual).

 Alergi terhadap obat : ibu mengatakan tidak Alergi terhadap

obat

b. Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit yang pernah diderita : ibu mengatakan tidak

menderita penyakit menurun seperti Asma, Diabetes mellitus,

Tuberkulosis (TBC), penyakit yang menahun seperti dada

berdebar-debar, sering makan, minum, dan Kencing manis

(DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg

(Hipertensi). Sakit kuning (Hepatitis), kejang sampai keluar

busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal-Gatal (PMS).

 Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan belum pernah

mengalami operasi.

c. Riwayat kesehatan keluarga

 Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan

dalam keluarganya tidak menderita penyakit menurun (asma,

25
Diabetes melitus), Tuberkulosis (TBC), penyakit yang

menahun seperti dada berdebar-debar, sering makan, minum,

dan Kencing manis, sesak nafas (Asma), tekanan darah

>140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit kuning (Hepatitis), Kejang

sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal-Gatal

(PMS).

 Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan dalam

keluarganya belum pernah mengalami operasi apapun.

 Keturunan Kembar : ibu mengatakan dalam keluarganya tidak

ada keturunan kembar.

5. Riwayat Keluarga Berencana (KB)

 Ibu belum pernah ber – KB

 Rencana KB : ibu mengatakan bahwa ada rencana ber - KB dengan

jenis suntik setelah melahirkan anak pertamanya.

 Tanggapan suami : suami mendukung atas rencana ibu untuk ber -

KB.

6. Riwayat Psiko Sosial Ekonomi

a. Status perkawinan

 Umur waktu menikah : 23 tahun, usia suami : 26 tahun

 Kawin berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali menikah

 Lama perkawinan : Ibu mengatakan ± 2 tahun menikah

b. Respon ibu / keluarga terhadap kehamilannya

26
 Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : ibu mengatakan bahwa dia

merasa cemas dan khawatir dengan kehamilannya.

 Penerimaan ibu terhadap kehamilannya saat ini : ibu mengatakan

bahwa dia sangat menerima kehamilannya dan mengharapkan

kehamilannya baik-baik saja.

 Tanggapan suami atau keluarga terhadap kehamilannya : ibu

mengatakan keluarganya khawatir dan cemas terhadap

kehamilannya.

 Rencana menyusui : ibu mengatakan ada rencana menyusui

sampai 2 tahun setelah kelahiran bayinya.

 Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu mengatakan bahwa

suaminya sebagai pengambil keputusan dalam keluarganya.

7. Kebiasaan Hidup

 Merokok dan minuman keras : tidak

 Minum jamu : tidak

 Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : ibu rumah tangga

8. Kebiasaan Sehari-hari
Kebutuhan Sebelum Hamil Saat Hamil
 Pola Makan 3 x sehari 3 x sehari
Frekuensi 1 piring 1 piring
Porsi Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Jenis makanan Tidak ada Pedas, Asam
Makanan pantang Tidak ada Berbau
Keluhan Tidak Mual, Muntah
Merokok Tidak Tidak

27
Minuman keras Tidak Tidak
Minum jamu Tidak Tidak
 Istirahat
Lama Tidur 7 - 8 jam/hari 5 - 6 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

 Personal Hygienes
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Sikat Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

 Kehidupan seksual
Frekuensi 3 x seminggu 1 x seminggu
Keluhan Tidak ada Tidak ada

 Eliminasi
Frekuensi BAK 4 - 5 x sehari 9 x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas Khas
Keluhan Tidak ada Sering kencing
Frekuensi BAB 1 x sehari 1 x sehari
Warna Kuning kecoklatan Coklat kehitaman
Bau Khas Khas
Konsistensi Lembek Padat
Keluhan Tidak ada Kadang sulit BAB

B.     Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Tanda-tanda vital :
- TD : 90/70 mmHg - Pols : 80 x/menit
- Temp : 37,50C - RR : 24 x/menit

28
c. Berat badan sebelum hamil : 45 kg Sekarang : 52 kg
d. Tinggi badan : 153 cm
e. Lila : 25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher
 Rambut : Warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit
kepala tidak ada lesi
 Wajah : Tidak ada oedem, simetris
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
tidak ada secret
 Hidung : Bersih, tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
 Mulut : Bersih, warna kemerahan, siemtris
 Gigi : Gigi tidak ada caries, tidak ada karang gig
 Gusi : Warna kemerahan, tidak ada oedem
 Bibir : Warna merah, ada kelembapan, simetris, tidak ada
lesi
 Telinga : Bersih, tidak ada serumen
b. Leher :
 Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
 Kelenjar parotis : Tidak ada pembengkakan
 Bentuk : Simetris
 Massa : Tidak ada massa
 Kekakuan : Tidak ada
c. Dada
- Auskultasi jantung : Normal
- Auskultasi paru : Normal
- Bentuk : Simetris
d.     Payudara
- Pembesaran : Ada - Bentuk dan ukuran : Simetris
- Warna : Normal - Keadaan puting : Menonjol

29
- Pengeluaran : Tidak ada - Jenis : Tidak ada
- Hyeprpigmentasi: Areola - Benjolan : Tidak ada
- Nyeri : Tidak nyeri
- KGB Axila : Tidak ada pembesaran
e. Abdomen
 Hiperpigmentasi : Tidak ada
 Bekas luka OP : Tidak ada bekas luka OP
 Bentuk : Simetris
 Palpasi leopold :
 Leopold I :-
 Leopold II : -
 Leopold III :-
 Leopold IV :-
 DJJ :-
 TFU :-
 TBJ :-

f. Ekstremitas
Oedema : tidak oedem
Kuku jari : tidak pucat
Varises : tidak ada
Reflek patela : +/+
Turgor Kulit : Sedang
g. Genetalia Eksterna : tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan
i. Pemeriksaan Inspekulo : tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Panggul Luar : tidak dilakukan pemeriksaan

30
II. Interprestasi Masalah

Tanggal/Hari : 03 Juni 2016/ Jum’at

1.  Diagnosa Kebidanan
Ny. S umur 25 tahun G1P0A0, umur kehamilan 7 minggu 4 hari dengan
Hiperemesis Gravidarum.
Dasar :

S : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan umur


kehamilannya 7 minggu 4 hari
O : Keadaan umum : Lemah
- TD : 90/70 mmHg - Pols : 80 x/menit
-R : 20 x/menit - Temp : 37,5 oC
 HPHT : 10 April 2016
 HPL : 17 Januari 2017
 UK : 7 minggu 4 hari
 Palpasi leopold : Teraba balotement
 Turgor kulit : Sedang

2. Masalah : Cemas
Dasar :

S : Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya karena muntah-muntah


terus.
O : Ibu tampak cemas dan bertanya-tanya tentang keadaanya.

III.  Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Tidak ada
IV.  Tindakan Segera
Tidak ada

31
V. Perencanaan Asuhan Kebidanan

Tanggal/Hari : 03 Juni 2016/ Jum’at

1. Beritahu ibu bahwa kondisi ibu dan kehamilannya.

2. Observasi K/U.

3. Beritahu ibu tentang cara mengurangi mual muntah

4. Beri dukungan dan motivasi pada ibu

5. Berikan terapi

6. Anjurkan ibu untuk kontrol kembali setelah obat habis atau bila ada

keluhan.

VI. Pelaksaan Asuhan Kebidanan

Tanggal/Hari : 03 Juni 2016/ Jum’at

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dan kehamilannya..

2. Mengobservasi K/U.

3. Memberitahu ibu tentang cara mengurangi mual muntah seperti :

 Istirahat yang cukup

 Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

membantu mengurangi rasa mual (roti, kentang, biskuit) dan

banyak makan sayur dan buah.

 Makan sedikit-sedikit tapi sering.

 Di pagi hari sewaktu bangu tidur jangan langsung terburu-buru

bangun. Cobalah duduk dahulu dan perlahan-lahan berdiri, bila

sangat mual ketika bangun, siapkan snak atau biskuit di dekat

tempat tidur, dan memakannya sebelum berdiri.

32
 Hindari makanan yang merangsang mual seperti makanan

berbumbu menyengat, asam , manis, amis dan berminyak.

 Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi karena

muntah. Hindari minum yang mengandung kafein, teh dan kopi.

4. Memberi dukungan dan motivasi pada ibu

5. Memberikan terapi :

 Folaxin 1 x 500 mg/hari

 Likokalk Plus 1 x 500 mg/ hari

6. Anjurkan ibu untuk kontrol kembali setelah obat habis atau bila ada

keluhan.

VII. Evaluasi

Tanggal/Hari : 03 Juni 2016/ Jum’at

1. Keadaan umum : Lemah

- TD : 90/70 mmHg - Pols : 80 x/menit

- RR : 24 x/menit - Temp : 37,5oC

2. Ibu sudah mengetahui konsdisi ibu dan kehamilannya.

3. Ibu sudah mengerti tentang cara mengurangi mual dan muntah.

4. Ibu sudah tidak cemas lagi setelah mendapatkan pengobatan bahwa mual

muntah saat hamil muda itu sering terjadi pada kehamilan yang pertama.

5. Ibu sudah diberikan terapi.

6. Ibu bersedia untuk kontrol kembali setelah obat habis atau bila ada

keluhan.

33
PENDOKUMENTASIAN

Tanggal/Hari : 03 Juni 2016/ Jum’at

1. Data Subjektif
a. Ibu mengatakan mengalami mual dan muntah sejak 5 hari yang lalu

b. Ibu mengatakan setiap makan dimuntahkan

c. Ibu mengatakan nyeri ulu hati dan merasakan pusing

2. Data Objektif
a. K/U : Lemah
b. Wajah : Pucat
c. Berat badan : 52 kg
d. Tinggi Badan : 153 cm
e. Tanda-tanda vital
 TD : 90/70 mmHg
 Temp : 37,50c
 Pols : 80 x/m
 RR : 24 x/m

3. Assesment

G1 P0 A0, umur kehamilan 7 minggu 4 hari, Hiperemesis Gravidarum

tingkat 1

4. Planning

Tanggal/Hari : 03 Juni 2016/ Jum’at

 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan

 Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama

kehamilan

 Memperbanyak minum air

34
 Megurangi makanan yang berlemak dan berbumbu

 Makan sedikit tetapi sering

 Pasang infuse RL guyur kolf 1

 Ganti cairan dextrose 5% kolf II kecepatan 20 tetes/menit


 Obat oral paraset 3 x 1, B6 2 x 1, antacid 3 x 1
 Ganti RL kolf III

35
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik

dilapangan yang meliputi :

I. Pengkajian

Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data

yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:

a. Riwayat Kesehatan.

b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.

c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.

Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan

semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien. Dalam prakteknya

pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu

bernama Ny. S umur 25 tahun), riwayat kehamilan (ibu tidak pernah menderita

penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya

belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam

kondisi lemah, tekanan darah 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata

cekung, konjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian

sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

36
II. Interprestasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

a. Diagnosa Nomenklatur

Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.

b. Masalah

Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai

keluhannya.

c. Kebutuhan

Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang

membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan. Dilahan praktek

Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ S “ umur 25 tahun,

G1 P0 A0 hamil 7 minggu 4 hari dengan Hiperesis Gravidarum pertama :

b. DS :

 Ibu menyatakan berumur 25 tahun


 Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak
pernah abortus
 HPHT tanggal 10 April 2016
 Ibu mengatakan mual dan muntah 5 kali.
DO :

 TD : 90/70 mmHg           
 N  : 80 x/menit
 S : 37,50C                     

37
 P : 24 x/menit
 K/U : lemah
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah

Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya

c. Kebutuhan

Informasi tentang keadaan keadaan ibu

III. Diagnosa Potensial

Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan

dilakukan pencegahan. Pada kasus Ny. S diagnosa potensial adalah hiperemesis

gravidarum grande I.

IV. Kebutuhan Akan Tindakan Segara

Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan

dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan

dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang

memerlukan tindakan segera. Pada kasus Ny. S kebutuhan akan tindakan segera

yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse Dextrose 5% 20 tetes/menit,

anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan

Avomin.

38
V. Perencanaan

Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi

data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.

Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data

yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. S adalah :

a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu

b. Konsultasi dengan Dokter SPOG

c. Berikan KIE pada ibu

VI. Pelaksanaan

Menurut teori pe1aksanaan disesuaikan dengan rencana manajemen yang

telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan. Pada kasus Ny. S

pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

VII. Evaluasi

Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan

yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan

diganosanya. pada kasus Ny. S evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan

pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan

kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada

kasus ini adalah :

39
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di

Puskesmas untuk memulihkan keadaannya.

b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :

 Infus Dextrose 5% kecepatan 20 tetes/menit telah terpasang dan

ibu keadaannya masih lemah

 Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah sedikit membaik

dan merasa tenang walaupun masih agak terasa lemah

 Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat

 Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.

- Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi.

- Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan

makanan dalam jumlah kecil tapi sering.

- Menganjurkan pada waktu bagun pagi jangan segera turun

dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau

biskuit dengan teh hangat.

- Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.

- Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

muntah merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan

muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

40
BAB V

PENUTUP

I. Kesimpulan

Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “Asuhan

Kebidanan pada Ny. S Dengan Hiperemesis Gravidarum di BPM Muaddah,

maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny. S dari data subjektif didapatkan hasil

bahwa ibu mengeluh mual-mual, muntah, nyeri ulu hati dan merasakan

pusing. Dari data objektif didapat hasil K/U : Lemah, Tekanan darah 90/70

mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering.

Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan

diagnosa yang tepat.

2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.

S umur 25 tahun, G1 P0 A0, hamil 7 minggu 4 hari dengan hiperemesis

gravidarum grande I, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan

merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan

informasi tentang keadaan yang dialami.

3. Diagnosa potensial pada Ny. S adalah hiperemesis gravidarum grande I

4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan

diperoleh advis infuse Dextrose 5% kecepatan 20 tetes/menit, anjurkan ibu

untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :

a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu

41
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG

c. Berikan KIE pada ibu

6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus

Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.

7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu :

a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya

b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :

 Infus Dextrose 5% kecepatan 20 tetes/menit telah terpasang


dan ibu keadaannya masih lemah
 Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
 Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat

c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.

Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan

ibu mengerti

II. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam

mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan. Mual dan muntah

berlebihan dapat mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janin.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan

khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih

komprehensif.

42
DAFTAR PUSTAKA

Rusman, mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jakarta : EGC.

Hlm. 195.

Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Mansyoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi 2. Jakarta : FKUI

Media Aesculapius.

43

Anda mungkin juga menyukai