KONSEP MEDIS
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan munta hebat lebih dari
2019).
mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33%
dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit
B. Klarfikasi
1. Tingkat I
keadaan umum
menurun
2. Tingkat II
3. Tingkat III
b. Muntah berhenti
e. Suhu meningkat
f. Tensi menurun
g. Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
C. Etiologi
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu
dan alergi.
3. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat
(multigravida).
D. Manifestasi Klinis
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan
mengalami dehidrasi.
1. Sakit kepala
2. Konstipasi
5. Inkontinensia urine
6. Jantung berdebar
minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan
muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi
lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap kejadian yang lebih
parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual dan muntah serta
muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual muntah
E. Patofisiologi
pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambun
(Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal
(Khayati, 2013).
F. Pemeriksaan Penunjang
melokalisasi plasenta
G. Penatalaksanaan
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbita
khlorpromasine.
b. Isolasi
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai
c. Terapi psikologika
dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin
asam amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah
dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun
e. Menghentikan kehamilan
kandung diantaranya:
kemunduran penglihatan.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Berisi tentang biodata pasien dan penanggung jawab meliputi nama, umur,
yang dirasakan ibu, pada pengkajian ibu mengatakan muntah begitu hebat
perencanaan tindakan.
b. Pola eliminasi
Berisi data tentang eliminasi dan BAB, data eliminasi buang air besar
(Susilowati, 2014).
c. Pola aktivitas
sehingga hal ini mengganggu pola tidur pasien. Selain itu pengkajian
f. Aktualisasi diri
Maslow, jika klien sudah mengalami penurunan harga diri maka klien
5. Riwayat obsterik
a. Riwayat haid
1) PP tes
2) Jumlah kehamilan
mual muntah
3) Riwayat ANC
4) Keluhan
Pola intake nutrisi Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada
dimuntahkan.
cairan dan nutrisi dengan diet, simptom akan teratasi hingga akhir
trisemester pertama
6) Pola eliminasi
7) Pola aktivitas
Hiperemessis gravidarum akan mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari.
B. Diagnosa Keperawatan
iskemia, neoplasma)
intake cairan
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria intervensi
hasil
1 Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan napas
efektif tindakan keperawatan (I.01011)
diharapkan pola napas Observasi
membaik (L.01004) 1. Monitor pola napas
Kriteria hasil : (frekuensi,
1. Ventilasi semenit kedalaman, usaha
meningkat napas)
2. Kapasitas vital 2. Monitor bunyi napas
meningkat tambahan (mis.
3. Diameter thoraks gurgling, mengi,
anterior-posterior wheezing,ronkhi
meningkat kering)
4. Tekanan ekspirasi 3. Monitor sputum
meningkat (jumlah, warna,
5. Tekanan inspirasi aroma)
meningkat Terapeutik
6. Dispnea menurun 4. Pertahankan
7. Penggunaan otot kepatenan jalan
bantu napas menurun napas dengan head-
8. Pemanjangan fase tilt dan chin-lift (jaw-
ekspirasi menurun thrust jika curiga
9. Ortopnea menurun trauma servikal)
10. Pernapasan pursed- 5. Posisikan semi-
lip menurun Fowler atau Fowler
11. Pernapasan cuping 6. Berikan minum
hidung menurun hangat
12. Frekuensi napas 7. Lakukan fisioterapi
membaik dada, jika perlu
13. Kedalaman napas 8. Lakukan
membaik penghisapan lender
14. Ekskursi dada kurang dari 15 detik
membaik 9. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
10. Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep McGill
11. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
12. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
13. Anjurkan teknik
batuk efektif
14. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan keperawatan (I.08238)
diharapkan tingkat nyeri Observasi
menurun (L.08066) 1. Identifikas
Kriteria hasil : lokasi,
1. Keluhan nyeri karekteristik,durasi
menurun frekuensi, kualitas,
2. Sikap protektif intensitas nyeri
menurun 2. Identifikasi skala
3. Gelisah menurun nyeri
4. Kesulitan tidur 3. Identifikasi respons
menurun nyeri non verbal
5. Menarik diri 4. Identifikasi faktor
menurun yang memperberat
6. Berfokus pada diri dan memperingan
sendiri menurun nyeri
7. Diaforesis menurun 5. Identifikasi
8. Perasaan depresi pengetahuan dan
(tertekan) menurun keyakinan tentang
9. Perasaan takut nyeri
mengalami cedera 6. Identifikasi pengaruh
berulang menurun budaya terhadap
10. Anoreksia menurun respon nyeri
11. Perineum terasa 7. Identifikasi pengaruh
tertekan menurun nyeri pada kualitas
hidup
8. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
9. Monitor efek
samping penggunaan
analgesik
Terapeutik
10. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur,
terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
11. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
12. Fasilitasi istirahat
dan tidur
13. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
14. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
15. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
17. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
18. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri Kolaborasi
19. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
3 Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia
tindakan keperawatan (I.03116)
diharapkan status cairan Observasi
membaik (L.03028) 1. Periksa tanda dan
Kriteria hasil : gejala hipovolemia
1. Kekuatan nadi (mis. frekuensi nadi
meningkat meningkat, nadi
2. Turgor kulit teraba lemah,
meningkat tekanan darah
3. Output urine menurun, tekanan
meningkat nadi menyempit,
4. Pengisian vena turgor kulit menurun,
meningkat membran mukosa
5. Ortopnea menurun kering, volume urine
6. Dispnea menurun menurun, hematocrit
7. Paradoxymal meningkat, haus,
Nocturnal Dyspnea lemah)
(PND) menurun 2. Monitor intake dan
8. Edema anasarka output cairan
menurun Terapeutik
9. Edema perifer 3. Hitung kebutuhan
menurun cairan
10. Berat badan 4. Berikan posisi
meningkat modified
11. Distensi vena Trendelenburg
jugularis menurun 5. Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
6. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
7. Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
8. Kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl,
RL)
9. Kolaborasi
pemberian cairan IV
hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
10. Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
11. Kolaborasi
pemberian produk
darah
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Morgan, Gerri. (2009). Obstetri dan genekologi panduan praktik.
Jakarta : EGC
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis
Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam
berbagai kasus. Jogjakarta: Medication Jogja.
Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana. (2019). Studi Fenomenologi
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I.
Jurnal Riset Kesehatan. https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3844
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Hiperemesis Gravidarum. Jakarta: Salemba Medika .
SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017.
Retrieved from http://sdki.bkkbn.go.id/files/buku/2017IDHS.pdf
Sumarni, S. (2017). Model sosio ekologi perilaku kesehatan dan
pendekatan. The Indonesian Journal of Public Health, 12,
No.1(August), 129–141.
https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.129-000
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). (2018). Jakarta.
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). (2019). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from
http://www.innappni.or.id
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar diagnosa keperawatan
indonesia. Dewan Pengurus Pusat.
https://doi.org/10.1103/PhysRevLett.77.1889
Tiran, Denise. 2008. Mual muntah kehamilan. Jakarta: EGC
TAHUN 2023
OLEH :
INDA OCTAVIANA
N.22.04.008
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN AJARAN
2022/2023
OLEH :
INDA OCTAVIANA
N.22.04.008
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN AJARAN
2022/2023