Anda di halaman 1dari 15

Laporan kasus

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Oleh:
Rahmani Shofi

Pendamping

Dr. Sri Wulan Sari

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP PERIODE II

RUMAH SAKIT PERTAMINA DUMAI

TAHUN

2022
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Mual dan muntah,perut kembung, dan badan terasa lemah terjadi hampir pada
50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu. Keluhan
mual muntah sering terjadi pada waktu pagi sehingga dikenal juga dengan
“morning sickness”. Juga terdapat keluhan ptialisme,hipersalivasi yaitu banyak
meludah. Epulis gravidarum, infeksi gingivitis dapat menyebabkan perdarahan
gusi.

Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormone


estrogen dan progesterone, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan
hormone human chorionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual
dan muntah. Gastroesophageal reflux terjadi kurang lebih 80% dalam kehamilan,
dan dapat disebabkan oleh kombinasi menurunnya tekanan sfingter esophageal
bagian bawah, meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya kompetensi sfingter
pilori dan kegagalan mengeluarkan asam lambung.

Keluhan mual muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum
dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,dan terdapat
aseton dalam urin. Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50 % kehamilan.
Kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi
dengan diet, dan symptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Penyebab
penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat
hubungannya dengan endokrin,biokimiawi,dan psikologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.

2.2 Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada


bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia,
perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan
syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan
tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain
yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut:

1. faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola


hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan


metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organic

4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,


rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

2.3 Klasifikasi

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

1. Tingkat I
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan
dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama
keluar makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhur
keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah
sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan
urin sedikit tetapi masih normal.

2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 – 140x/ menit,tekanan darah
sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang
ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
3. Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
tetapi dapat terjadi ikterus , sianosis, nistagmus, gangguan jantung,
bilirubin, dan proteinuria dalam urin.
2.4 Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh
fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-
bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan


karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah.

2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena


muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida
air kemih turun. Selain itu ju ga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan


bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah–muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit dipatahkan

4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit


dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(Sindroma Mallory- Weiss) dengan akibat perdarahan gastro
intestinal.
2.5 DIAGNOSIS
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi
keadaan. Namun demikian harus dipikirkan kehamilamn muda dengan penyakit
pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula
memberikan gejala muntah.

2.6 PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan


jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi
jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan untuk makan roti keringatau
biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman disajikan dalam keadaan panas atau`sangat
dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan
kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

Kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan

mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih

sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan

untuk makan roti keringatau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak

dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya

disajikan dalam keadaan panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur

hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan


faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak

mengandung gula.

2.7 Penatalaksanaan

1. Obat-obatan.

Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang
maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah
pohenobarbital, vitamin yang dianjurakan yaitu vitamin B1 dan B6,
antihistaminika juga dianjurakn Pada keadaan lebih berat diberikan
antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.

2. Isolasi.

Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik

hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah

berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan

tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang

dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa

pengobatan

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

4. Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein


dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek
dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino secara intra vena. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang
dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein,
aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan
tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada
permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam
penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba
untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah
dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada
umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.

5. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan

mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika

memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan

merupakam manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian

perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan

untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena

disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak

tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

2.8 Prognnosis

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat

memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada

tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang

menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien adalah adanya

aseton dam urin dan berat badan sangat turun.


BAB III
STATUS PASIEN

Nama : Ny. NA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Masuk : 26 juni 2022
Tanggal Keluar : 29 juni 2022
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dumai

 ANAMNESIS
Keluhan Utama : mual dan muntah lebih dari 10 kali SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Os dengan G2P1A0 usia ke hamilan 12 minggu datang dengan keluhan
mual dan muntah yang dirasakan sejak 3 hari SMRS, muntah dirasakan setiap
setelah makan dan minum, Os mengaku dalam sehari muntah bias lebih dari 5 kali.
Keluhan disertai dengan penurunan nafsu makan,pusing,dan lemas. Os mengaku
mengalami penurunan berat badan dari 72 Kg menjadi 65 Kg.

Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertensi (-) , DM (-) , Asma (-) , HEG (+) pada kehamilan yang ke 1

Riwayat Pemeriksaan kehamilan


Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter kandungan.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada punya keluhan yang sama.
Riwayat Alergi : tidak ada.
Riwayat Perkawinan :
Perkawinan pertama,masih kawin,lama pernikahan 7 tahun.
Riwayat Haid :
Menarce 12 tahun , teratur , tidak sakit, siklus 28 hari , lama 6
hari , HPHT tanggal 04-09 April 2022, taksiran partus /TP tanggal 16
Januari 2023 .

Riwayat Persalinan :

Gravida (2) , aterm (2) , premature (-) , abortus (-) , anak hidup (1) , SC (1)

No Tempat Penolong Thn Aterm Jenis Penyulit Jenis


bersalin Persalinan kelamin

1 RSUD Dokter 2017 Aterm SC - Laki-


laki

Riwayat Operasi
Os memiliki riwayat operasi yaitu SC pada tahun 2017

Riwayat Kebiasaan :
- Jamu (-)

- Rokok (-)

- Alkohol (-)

- Makan teratur sehari 3 kali


 PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
-Keadaan umum : Tampak sakit sedang
-Kesadaran : Komposmentis
-Tekanan Darah : 110/80 mmHg
-Frekuensi Nadi : 72 x/menit
-Frekuensi Nafas : 18 x/menit
-Suhu : 36,50C
-SpO2 : 98%

2. Status Generalisata
-Kepala : Normocephali
-Mata : Sklera ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-)
-Telinga : Sekret (-/-)
-Hidung : sekret (-/-), Deviasi septum (-/-), Nafas Cuping Hidung (-)
-Mulut : Mukosa bukal merah muda, lidah kotor (-)
-Leher : Trakea ditengah, tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening
Thorax

-Inspeksi : Bentuk dan gerakan dinding dada simetris, retraksi (-)

-Palpasi : Vokal fremitus simeteris, ictus cordis teraba di SIC 5 linea


mid clavicula sinistra.

-Perkusi : sonor
-Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) BJ I dan
II reguler, tidak ditemukan murmur

Jantung
-Inspeksi : Ictus cordis terlihat pada linea midclavicularis sinistra
setinggi SIC V

-Palpasi : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra


setinggi SIC V
-Perkusi: Sukar dinilai
-Auskultasi : Bunyi jantung I-II irama reguler, murmur (-), gallop (-)

Pemeriksaan Fisik Abdomen


Inspeksi: Bentuk datar, simetris
Palpasi : Tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi: Timpani pada empat kuadran abdomen
Auskultasi : Bunyi Usus (+) dalam batas normal

Pemeriksaan Fisik Genitalia


-Tidak ada kelainan

Pemeriksaan Fisik Ekstremitas


Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), pucat (-)
Bawah : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), pucat (-)
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Tanda meningeal : Tidak ada
Tonus : Normotonus
Sensitibilitas : sensorik dalam batas normal
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan labor

Darah Lengkap
-HB : 9.2 gr/dL
-Leukosit : 10.000 mm3 (4.000-11.000 mm3)
-Trombosit : 208.000 mm3
-Eritrosit : 4.4000.000
-MCH : 21,1 PG
-MCV : 58,2 fl
-MCHC : 36,3%
-Hematokrit : 26,6 %

kimia darah
DIABETES
Gula darah sewaktu : 100 mg/dl

DIAGNOSIS KERJA
G2P1A0 usia kehamilan 12 minggu dengan HEG ( Hiperemesis Gravidarum )
PENATALAKSANAAN

a. Observasi
b. TTV
c. IVFD D5 20 tpm
d. Inj Rantidine 1amp/12/iv
e. Inj Ondansentron 1amp/8j/iv
f. Konsul Sp.OG
Follow up

27/10/2022 28/10/2022 29/10/2022

S : mual(+) muntah(+) S : mual(+) S : mual(+) muntah(-)


sudah berkurang dari muntah(+) sudah sudah berkurang dari
yang sebelumnya, nafsu berkurang dari yang yang sebelumnya, nafsu
makan masih berkurng. sebelumnya, nafsu makan (+)
makan masih
berkurng.
O: O:
a. Td: 110/60 mmhg aTd: 110/60 mmhg
b. Hr:84x/mnt O: b.Hr:84x/mnt
c. Rr: 20x/mnt aTd: 110/60 mmhg e. Rr: 20x/mnt
d. T :36,2 C b.Hr:84x/mnt f. T :36,2 C
c. Rr: 20x/mnt
A: HEG d. T :36,2 C A: HEG

P: A: HEG P:
a. IVFD D5 drip ondan Terapi lanjut
sentron 1 amp P:
b. Sucralfat syr 3x1 Terapi lanjut
DAFTAR PUSTAKA

1. [Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Jika tidak


dikendalikan 26 juta orang di dunia menderita kanker.
2. [WHO] World Health Organization. 2011. Cancer.
http://www.who.int/cancer/en/
3. American Cancer Society (ACS), 2009. Breast Cancer Facts & Figures
2009 2010. Atlanta:American Cancer Society, Inc. Available from :
http://www.cancer.org/downloads/STT/F861009_final%209-08-09.pdf
4. Sjamsuhidajat R. De jong buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC,
2012.h.471-97
5. Brunicardi, Charles et al. 2004. Schwartz's Principles of Surgery. 8th
Edition: Chapter 37. McGraw-Hill Professional.
6. Casciato, Dennis A, Barry Lowitz. 2000. Manual of Clinical Oncology.
North America: Lippincott Williams & Wilkins
7. Pass, Helen. A. Benign and Malignant Disease of The Breast at Surgery
Basic Science and Clinical Evidence. Jeffrey A Norton Springer. New
York. 2001
8. Protokol Penatalaksanaan Kanker Mammae, PERABOI, 2003
9. Robbins, Kumar, etc.2007.Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume II.Jakarta :
EGC hal.782-783

Anda mungkin juga menyukai