Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

I . IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. NA
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl MRS : 26-06-2022

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Mual dan muntah >10 kali, sejak 3 hari SMRS
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
G2P1A0 usia ke hamilan 12 minggu datang dengan keluhan mual dan muntah yang dirasakan sejak
3 hari SMRS, muntah dirasakan setiap setelah makan dan minum, Os mengaku dalam sehari muntah
bias lebih dari 5 kali. Keluhan disertai dengan penurunan nafsu makan,pusing,dan lemas. Os mengaku
mengalami penurunan berat badan dari 72 Kg menjadi 65 Kg.
b. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan :
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter kandungan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (-) , DM (-) , Asma (-) , HEG (+) pada kehamilan yang ke 1
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi (-) , DM (-) , Asma (-)
e. Riwayat Pengobatan :
Rutin mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter kandungan.
f. Riwayat Perkawinan :
Perkawinan pertama,masih kawin,lama pernikahan 7 tahun.

g. Riwayat Haid :
Menarce 12 tahun , teratur , tidak sakit, siklus 28 hari , lama 6 hari , HPHT tanggal 04-09 April
2022, taksiran partus /TP tanggal 16 Januari 2023 .
h. Riwayat Persalinan :
Gravida (2) , aterm (2) , premature (-) , abortus (-) , anak hidup (1) , SC (1)
No Tempat Penolong Thn Aterm Jenis Penyulit Jenis BB Keadaaan
bersalin Persalinan kelamin PB

1 RSUD Dokter 2017 Aterm SC - Laki- 3700gr Hidup


laki 50cm

i. Riwayat Alergi :
- Obat (-)

- Makanan (-)
j. Riwayat Operasi
Os memiliki riwayat operasi yaitu SC pada tahun 2017
k. Riwayat Kebiasaan :
- Jamu (-)

- Rokok (-)

- Alkohol (-)

- Makan teratur sehari 3 kali

III . PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis Tanda Vital :


b. Tekanan Darah :100/60 mmHg
c. Suhu : 36,5 ̊ c
d. Nadi : 70x/menit
e. Pernapasan : 20x/menit Status Generalis
f. Kepala : normocepal
g. Mata : - konjungtiva : anemis -/- , sclera : ikterus : -/-
h. Jantung : BJ 1&II normal regular murmur (-),gallop (-)
i. Paru –paru : vesikuler +/+ ,wh -/- ,Rh -/-
j. Ekstremitas atas : udem -/- , akral hangat +/+
k. Ekstremitas bawah : udem -/- , akral hangat +/+
l. BB awal : 72 kg
m. BB sekarang : 65 kg
IV. Diagnosis :

G2P1A0 usia kehamilan 12 minggu dengan HEG ( Hiperemesis Gravidarum ) Penatalaksanaan:


- Observasi
- TTV
- IVFD D5 20 tpm
- Inj Rantidine 1amp/12/iv
- Inj Ondansentron 1amp/8j/iv
- Konsul Sp.OG

Prognosis :
Bonam

FOLLOW UP

NO Hari/Tgl Waktu S O A P
1. 27-06- 07:30 Pusing TD:110/60mmHg HEG - IVFD : D5 drip
ondansentron 1 amp
2022 (+),mual(+), N: 84x/mnt - Rantin 2x1amp

muntah(-),lemas S: 36,2ºC - Sucralfat sirup


3x1 cth
Sudah RR: 18x/mnt

berkurang,tidak

ada nafsu makan

2 28-06- 08:00 Pusing(+),mual TD:110/70mmHg HEG - terapi lanjut

2022 Sudah N: 78x/mnt

berkurang, S: 36,5 C
muntah(-),nafsu
RR: 20x/mnt

makan sudah
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 27-06-2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Urinalisa

Keton 3+ (-) negatif

Tanggal 27-06-2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hematologi

Hemoglobin 12,3 g/dl 11,7-15,5


Jumlah leukosit 6,50 ribu/µl 3.60-11.0
Jumlah trombosit 242 ribu/µl 150-440
Hematokrit 37 % 35-47

Urinalisa

Protein 1+ Negatif (<30) mg/dl


Aseton Urin (-) negatif Negatif
BAB II

I. PENDAHULUAN
Mual dan muntah,perut kembung, dan badan terasa lemah terjadi hampir pada 50%
kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu. Keluhan mual muntah sering
terjadi pada waktu pagi sehingga dikenal juga dengan “morning sickness”. Juga terdapat
keluhan ptialisme,hipersalivasi yaitu banyak meludah. Epulis gravidarum, infeksi gingivitis
dapat menyebabkan perdarahan gusi.
Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormone estrogen dan
progesterone, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormone human chorionic
gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah. Gastroesophageal reflux
terjadi kurang lebih 80% dalam kehamilan, dan dapat disebabkan oleh kombinasi menurunnya
tekanan sfingter esophageal bagian bawah, meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya
kompetensi sfingter pilori dan kegagalan mengeluarkan asam lambung.
Keluhan mual muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,dan terdapat aseton dalam urin. Mual
dan muntah mempengaruhi hingga > 50 % kehamilan. Kebanyakan perempuan mampu
mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, dan symptom akan teratasi hingga
akhir trimester pertama. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi
diperkirakan erat hubungannya dengan endokrin,biokimiawi,dan psikologis.
BAB III

II. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu.

III. ETIOLOGI

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini
belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak
ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan
susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak
makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai
berikut:
1. faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah
satu faktor organik
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup.
IV. KLASIFIKASI

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :


1. Tingkat I
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhur keluar darah.
Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor
kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih
dari 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang
ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
3. Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan kesadaran (delirium-koma),
muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus , sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan
proteinuria dalam urin.

VI. PATOFISOLOGI

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen,
oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak
jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai u ntuk
keperluan energi. Karena ok sidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton – asetik, asam hid roksi but irik dan aseton dalam darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida dar ah dan khlo rida ai r ke mi h tu
run. Selain itu ju ga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit
dipatahkan
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (Sindroma Mallory- Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

V. DIAGNOSIS
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan. Namun demikian harus
dipikirkan kehamilamn muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri
yang dapat pula memberikan gejala muntah.

VI. PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun
pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan untuk makan roti keringatau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam
keadaan panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari

dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurakan untuk makan roti keringatau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak

sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau`sangat dingin. Defekasi

yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh

karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.


VII. PENATALAKSANAAN

1. Obat-obatan.

Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.

Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital, vitamin yang dianjurakan yaitu vitamin B1 dan B6,

antihistaminika juga dianjurakn Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti disklomin

hidrokhloride, avomin.

2. Isolasi.

Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang

boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan

keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-

gejala akan berkurang atau

hilanhg tanpa pengobatan

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena

kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan

fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B

komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa sehari-hari

terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3

kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila

selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan

minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan

diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
5. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan

pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan

merupakam manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk

mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu

pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala

irreversibel pada organ vital.

VIII. DIET PADA HIPEREMESIS

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa rod kering dan buah-

buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat

– zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan

makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua

zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan

penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
IX. PROGNOSIS

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini

biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa

ibu dan janin yang menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien adalah adanya aseton

dam urin dan berat badan sangat turun.


DAFTAR PUSTAKA

1.Manuaba,IdaBagus,1999,MemahamiKesehatanReproduksiWa
n i t a , J a k a r t a , Penerbit: Arcan
2. Mochtar, Rustam, 2007, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
3. Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
4. Zerich. Hiperemesis gravidarum. Available from http://zerich150105.wordpress.com. 2007.
5. Fedli, Oka. Hiperemesis gravidarum. Available from http://one.indoskripsi.com/node
/9292. 2009.

Anda mungkin juga menyukai