Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

I . IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D

Umur : 34 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tgl MRS : 10-12-2017

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Mual dan muntah yang dirasakan 2 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

G3P2A1 usia 34 tahun hamil 10 minggu datang dengan keluhan mual dan muntah yang dirasakan
sejak 2 minggu SMRS, muntah dirasakan setiap setelah makan dan minum, Os mengaku dalam
sehari muntah bias lebih dari 5 kali. Keluhan disertai dengan penurunan nafsu makan,pusing,dan
lemas. Os mengaku mengalami penurunan berat badan dari 72 Kg menjadi 65 Kg.

Riwayat Pemeriksaan Kehamilan :

Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter kandungan.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Hipertensi (-) , DM (-) , Asma (-) , HEG (+) pada kehamilan yang ke 2

Riwayat Penyakit Keluarga :

Hipertensi (-) , DM (-) , Asma (-)


Riwayat Pengobatan :

Rutin mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter kandungan.

Riwayat Perkawinan :

Perkawinan pertama,masih kawin,lama pernikahan 7 tahun.

Riwayat Haid :

Menarce 12 tahun , teratur , tidak sakit, siklus 28 hari , lama 6 hari , HPHT tanggal 31 September
2017, taksiran partus /TP tanggal 7 Juni 2018 .

Riwayat Persalinan :

Gravida (3) , aterm (3) , premature (-) , abortus (-) , anak hidup (3) , SC (1)

No Tempat Penolong Thn Aterm Jenis Penyulit Jenis BB Keadaaan


bersalin Persalinan kelamin PB
1 RB Dokter 2011 Aterm Spontan - Laki- 3700gr Hidup
laki 50cm
2 RSIJ Dokter 2013 Aterm SC Gemeli Peremp 2500gr Hidup
uan 2600gr

3 Hamil ini

Riwayat Alergi :

- Obat (-)
- Makanan (-)

Riwayat Operasi :
Os memiliki riwayat operasi yaitu SC pada tahun 2013

Riwayat Kebiasaan :

- Jamu (-)
- Rokok (-)
- Alkohol (-)
- Makan teratur sehari 3 kali

III . PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

Tanda Vital :

 Tekanan Darah :100/60 mmHg


 Suhu : 36,5 ̊ c
 Nadi : 70x/menit
 Pernapasan : 20x/menit

Status Generalis

 Kepala : normocepal
 Mata : - konjungtiva : anemis -/- , sclera : ikterus : -/-
 Jantung : BJ 1&II normal regular murmur (-),gallop (-)
 Paru –paru : vesikuler +/+ ,wh -/- ,Rh -/-
 Ekstremitas atas : udem -/- , akral hangat +/+
 Ekstremitas bawah : udem -/- , akral hangat +/+
 BB awal : 72 kg
 BB sekarang : 65 kg
Diagnosis :

G3P2A0 usia 34 tahun hamil 10 minggu dengan HEG ( Hiperemesis Gravidarum )

Penatalaksanaan:

- Observasi
- TTV
- IVFD RL : D5 20 tpm
- Inj Rantidine 1amp/12/iv
- Inj Ondansentron 1amp/8j/iv
- Drip Neurobion 1amp/24j/iv
- Konsul Sp.OG

Prognosis :

Bonam

FOLLOW UP PASIEN

NO Hari/Tgl Waktu S O A P
1. 11-11- 07:30 Pusing TD:110/60mmHg HEG - IVFD RL : D5
2017 (+),mual(+), N: 84x/mnt - Rantin 2x1amp
muntah(-),lemas S: 36,2ºC - Inpepsa syr 3x1
sudah RR: 18x/mnt - Ondansentron
berkurang,tidak 3x1amp
ada nafsu makan - Drip Neurobion
1x1amp
2 12-11- 08:00 Pusing(+),mual TD:110/70mmHg HEG - IVFD RL : D5
2017 sudah N: 78x/mnt - Rantin 2x1amp
berkurang, S: 36,5⁰C - Inpepsa syr 3x1
muntah(-),nafsu RR: 20x/mnt - Ondansentron
makan sudah 3x1amp
ada - Neurosanbe 1x1
- Asam Folat 2x1
- Besok bisa KRS

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 10-12-2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Urinalisa

Keton 3+ (-) negatif

Tanggal 11-12-2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hematologi

Hemoglobin 12,3 g/dl 11,7-15,5


Jumlah leukosit 6,50 ribu/µl 3.60-11.0
Jumlah trombosit 242 ribu/µl 150-440
Hematokrit 37 % 35-47

Urinalisa

Protein 1+ Negatif (<30) mg/dl


Aseton Urin (-) negatif Negatif
Tanggal 12-12-2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Urinalisa

Keton (-) negatif (-) negatif


TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

Mual dan muntah,pening,perut kembung, dan badan terasa lemah terjadi hampir pada 50% kasus
ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi
pada waktu pagi sehingga dikenal juga dengan “morning sickness”. Juga terdapat keluhan
ptialisme,hipersalivasi yaitu banyak meludah. Epulis gravidarum, infeksi gingivitis dapat
menyebabkan perdarahan gusi.

Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormone estrogen dan progesterone,
walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormone human chorionic gonadotropin juga
berperan dalam menimbulkan mual dan muntah. Gastroesophageal reflux terjadi kurang lebih 80
% dalam kehamilan, dan dapat disebabkan oleh kombinasi menurunnya tekanan sfingter
esophageal bagian bawah, meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya kompetensi sfingter
pilori dan kegagalan mengeluarkan asam lambung.

Keluhan mual muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,dan terdapat aseton dalam urin. Mual dan
muntah mempengaruhi hingga > 50 % kehamilan. Kebanyakan perempuan mampu
mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, dan symptom akan teratasi hingga
akhir trimester pertama. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi
diperkirakan erat hubungannya dengan endokrin,biokimiawi,dan psikologis.

II. DEFINISI

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu.
III. ETIOLOGI

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit
ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor
toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada
otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor
lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut

1. faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.

3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah
satu faktor organik

4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup.
IV. KLASIFIKASI

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

1. Tingkat I
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat
badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lender dan sedikit
cairan empedu, dan yang terakhur keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan
tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan
urin sedikit tetapi masih normal.
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik kurang dari
80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin,
dan berat badan cepat menurun.
3. Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan
kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus ,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin.

V. PATOFISOLOGI

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen,
oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen
ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan
lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan
muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.

2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah


menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga
dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi


lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan

4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi


robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-
Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan. Namun demikian harus
dipikirkan kehamilamn muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor
serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.

VII. PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan memberikan


penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan
segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan untuk makan roti keringatau biskuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan
minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur
hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang
penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Obat-obatan.
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka
diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital, vitamin
yang dianjurakan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistaminika juga dianjurakn Pada keadaan
lebih berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.
2. Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik hanya dokter
dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau
makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan
selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilanhg tanpa pengobatan
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose
5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi
diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit
pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak
muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan
lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan
penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu
sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

IX. DIET PADA HIPEREMESIS

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.


Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan.Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali
vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup
dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
X. PROGNOSIS

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit
ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat
mengancam jiwa ibu dan janin yang menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya
pasien adalah adanya aseton dam urin dan berat badan sangat turun.
DAFTAR PUSTAKA

1.Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi


W a n i t a , J a k a r t a , Penerbit: Arcan

2.Mochtar, Rustam, 2007, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC

3.Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

4.Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan


M a t e r n i t a s , E d i s i 4 ; Jakarta, EGC

5. Zerich. Hiperemesis gravidarum. Available from http://zerich150105.wordpress.com.


2007.

6.Fedli, Oka. Hiperemesis gravidarum. Available from http://one.indoskripsi.com/node


/9292. 2009.

Anda mungkin juga menyukai