BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. N/Perempuan/33 tahun
b. Pekerjaan : IRT
c. Alamat : RT 24 Tambak Sari
Status Generalisata
Kepala : Normocepal
Thoraks
Paru-paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus taktil menurun
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
4
Abdomen
Inspeksi : Datar, skar (-)
Auskultasi : Peristaltik normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Ekstremitas Atas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Status Obstetri
Riwayat Obstetri
- GPA : G3P2A0
- HPHT : 14 Juli 2019
- TP : 21 April 2020
- Menarche : Umur 12 tahun
- Siklus haid : teratur 28 hari
- Lama haid : 5 hari
Riwayat Persalinan :
1. 2009/Aterm/Spontan/Bidan/Perempuan /3500 gram/Hidup
2. 2014/Aterm/Spontan/Bidan/Laki Laki/2800 gram/Hidup
3. Ini
Riwayat Perkawinan :
- Status Perkawinan : menikah satu kali, usia 22 tahun
- Riwayat Kontrasepsi : pernah menggunakan pil KB
Pemeriksaan Luar
Inspeksi : striae (+), skar (-).
Palpasi : TFU belum dapat dinilai
Leopold I : sulit dinilai
Leopold II : sulit dinilai
Leopold III : sulit dinilai
Leopold IV : sulit dinilai
His :-
5
X. Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin :
WBC : 7,4 x 103/µL
RBC : 3,89 x 106/µL
HGB : 11 g/dL
HCT : 36,9 %
PLT : 304 x 103/µL
XIV. Manajemen
a. Promotif :
Memberikan informasi mengenai pengetahuan dasar tentang hiperemesis
gravidarum
Memberikan informasi bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan >20
minggu.
b. Preventif :
Hindari makan makanan berlemak
Perbanyak makan buah dan sayur, serta makan dalam porsi kecil tetapi
sering
6
Hindari pencetus untuk terjadinya mual dan muntah seperti bau yang tidak
mengenakkan
c. Kuratif :
Non Farmakologi :
Diet hiperemesis
Terapi psikologik :
- Meyakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan.
- Hilangkan rasa takut karena kehamilan.
- Kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
Farmakologi :
Vitamin B6 1x50 mg
Asam Folat 1x1 mg
Metoclopramide 1x10 mg
d. Rehabilitatif
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yg bergizi.
Jika keluhan bertambah berat dan sudah mengganggu aktivitas sehari hari
pasien disarankan untuk kerumah sakit untuk ditatalaksana lebih lanjut
7
R/ R/
R/ R/
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum
menjadi buruk. Morning sickness dengan yang muntah terus menerus dan asupan
makanan kurang dapat menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari.
Dalam situasi demikian disebut hiperemesis gravidarum. 1,2
2.2 Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan
simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum
diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat
hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang
menjadi predisposisi pasien diantaranya:1,2,
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan adalah:
a) Faktor Adaptasi Dan Hormonal
Sering terjadi pada primigravida atau nullipara, mola hidatidosa, diabetes,
dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar hCG. Pada wanita yang hamil
kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum dapat
dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan
anemia, primigravida, overdistensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola
hidatidosa.
b) Faktor Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum
jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut akan
9
2.3 Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar βHCG, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester
pertama. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat terjadi sampai berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum
merupakan komplikasi mual dan muntah pada wanita muda, bila terjadi terus
menerus dapat mnyebabkan dehidrasi, dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik. Wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita
lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami
emesis gravidarum yang lebih berat.1,3
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
10
suhu badan naik, dan tensi sangat turun, ikterus, sianosis, nistagmus,
gangguan jantung, bilirubin dan proteinuria dalam urin.
2.5 Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sulit. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi
keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan
penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat
pula memberikan gejala muntah.1,5
Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu\
Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun
pada keadaan berat, subfebris dan gangguan kesadaran
Pemeriksaan fisik : dehidrasi, pucat, ikterus, sianosis, berat badan
menurun : pada vaginal toucher uterus besar sesuai usia kehamilan,
konsistensi lunak: pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide)
Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga
untuk mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun
kehamilan molahidatitoda
Pemeriksaan Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematoktrit,
benda keton dan protenuria
Pada keluhan hiperemesis yang berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi
psikologi.1,7
12
2.6 Penatalaksanaan
Farmakologi :
Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah vitamin B6 (piridoksin),
antihistamin dan agen-agen prokinetik. American College of Obstetricians
and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan 10 mg piridoksin ditambah
12,5 mg doxylamine per oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini pertama
yang aman dan efektif. Antiemetik konvensional, seperti fenotiazin dan
benzamin, telah terbukti efektif dan aman bagi ibu. Antiemetik seperti
proklorperazin, prometazin, klorpromazin menyembuhkan mual dan muntah
dengan cara menghambat postsynaptic mesolimbic dopamine receptors
melalui efek antikolinergik dan penekanan reticular activating system.3,5
Antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine3 (5HT3) seperti ondansetron
mulai sering digunakan, tetapi informasi mengenai penggunaannya dalam
kehamilan masih terbatas. Seperti metoklopramid, ondansetron memiliki
efektivitas yang sama dengan prometazin, tetapi efek samping sedasi
ondansetron lebih kecil. Ondansetron tidak meningkatkan risiko malformasi
mayor pada penggunaannya dalam trimester pertama kehamilan.3,5
Terapi Cairan :
Memberikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam. Pemberian cairan
untuk mengimbangi hilangnya cairan dan elektrolit, turgor kulit cepat
kembali, meningkatkan dieresis dan membuang benda keton melalui urin.
Glukosa sendiri dibutuhkan untuk metabolism umum dan menghindari
kerusakan liver lebih lanjut dan glukosa yang dipecah menjadi energy
diharapkan dapat mengurangi pembentukan badan keton. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks, vitamin C, dan
bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
Dibuat daftar cairan yang masuk dan dikeluarkan. Urine perlu diperiksa
untuk mengetahui adanya protein, aseton, klorida dan bilirubin. Bila selama
24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum baik, dapat dicoba untuk
memberikan minuman dan lambat laun dapat ditambah dengan makanan yang
tidak cair.2,3
Non Farmakologi :
Terapi Psikologis
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba
hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosioekonomi dan pekerjaan serta
lingkungan.2,4
Isolasi :
Penderita ditempatkan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.2,4
Diet
Tujuan diet hiperemesis yaitu :6
- Mengganti persediaan energi tubuh
- Mengontrol keasamaan darah
15
b. Diet hiperemesis II yaitu untuk ibu hamil yang sudah berkurang mual dan
muntah. Secara bertahap diberikan makanan yang lebih tinggi energi dan
zat gizi. Minuman diberikan secara terpisah.6
c. Diet hiperemesis III yaitu untuk ibu hamil dengan hiperemesis ringan.
Menu makan sesuai dengan kesanggupan pasien. Minuman boleh
diberikan bersama makan. Makanan cukup energi dan zat gizi.6
Penghentian Kehamilan :
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan
mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila
keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan
untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.1
18
2.7 Komplikasi
Beberapa kasus melaporkan bahwa komplikasi pada hiperemesis
gravidarum adalah sebagai berikut :
a. Ruptur esofagus dan perforasi
b. Pneumothorak bilateral dan pneumomediastinum
c. Wernick Ensefalopati akibat defisiensi tiamin , kebutaan
d. Epistaksis berat akibat koagulopati defisiensi vitamin K
e. Laserasi Mallory Weiss
f. Kejang, koma atau kematian.3,5
19
BAB III
ANALISIS KASUS
DOKUMENTASI
22
DAFTAR PUSTAKA