Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

Kejang Demam Sederhana

Disusun oleh :
dr. Bunga Liat Elseria

Pendamping :
dr. Saidi Maghfur Ginting

RSUD Sultan Sulaiman


Kabupaten Serdang Bedagai
2023
Kejang Demam
01 Pendahuluan

02 Laporan Kasus

03 Tinjauan Pustaka

04 Kesimpulan
Bab I
Laporan Kasus
Identitas
Nama : Al Dzakir Arabka
Umur : 1 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No. CM : 11.38.93
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. T
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Nama Ibu : Siti Rahma

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga


A.
ANAMNESA

01
Anamnesa di peroleh melalui
aloanamnesis terhadap ibu
pasien

02 Keluhanan Utama:

Kejang
Riwayat Penyakit
Sekarang
Os datang dengan keluhan Demam yang dialami sejak 2 hari
SMRS , Demam mendadak tinggi. + 1/2 jam SMRS pasien
kejang terjadi seluruh badan. Ujung jari tangan dan kaki
sampai membiru . Kejang berlangsung 1x selama 5 menit.
Setelah kejang pasien dibawa ke rumah sakit. Dan di IGD os
tidak kejang tapi masih demam. BAK dan BAB (+) Normal
Riwayat Kehamilan
Pemeriksaan
Riwayat Frekwensi : Trisemester I : 1x/1 bulan
Trisemester II : 1x/1 bulan
Riwayat Penyakit Terdahulu Trisemester III: 1x/2 minggu
Riwayat serupa : disangkal
Riwayat Kelahiran
Riwayat opname di RS : disangkal Pasien lahir di bidan dengan berat badan
lahir 2800 gram dan panjang 48 cm
Riwayat Penyakit Keluarga lahir spontan, langsung menangis kuat,
Keluhan serupa : disangkal dan usia kehamilan 38 minggu

Riwayat makan dan Minum Anak


Riwayat Postnatal 1. Usia 0-6 bulan : ASI frekwensi minum ASI
Imunisasi : tiap kali bayi menangis dan tampak kehausan
tidak pernah imunisasi sehari bisa lebih dari 8 kali dan lamamenyusui
8 menit. Bergantian kiri dan kanan
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan 2. Usia 6-8 bulan : Bubur susu 2-3 kali sehari
Motorik Dasar satu mangkok kecil dengan diselingi dengan
Membalikan badan : 3 bulan ASI jika bayi lapar, buah pisang/pepaya sekali
Tengkurap Kepala Tegak : 4 bulan sehari satu potong
Riwayat Keluarga
Tumbuh gigi : 7 bulan 3. Usia 6-12 bulan : Nasi tim 3 kali sehari satu
Berencana :
Duduk sendiri : 8 bulan Ibu penderita tidak mangkok kecil dengan sayur hijau/wortel lauk
Berdiri : 9 bulan mengikuti program telur tempe di selingi ASI jika bayi lapar
Belajar bicara : 11 bulan KB
Berjalan : 14 bulan
B. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
HR (Nadi) : 152x/menit
RR (laju nafas) : 25x/menit
Suhu :38,2° C
Status gizi : cukup
BB : 10 kg
TB : 77 CM
Status Internus
• Kepala : Normal, tidak ada trauma dan benjolan
- Mata : Pada palpebra tidak dijumpai edema, konjungtiva tidak pucat,
Pemeriksaan Fisik Refleks cahaya (+/+)

- Hidung : Bentuk normal deviasi septum nasi (-) mukosa tidak


hiperemis, tidak Edem konka, sekret pada kedua lubang hidung (-)
• Telinga : Normal
• Bibir : Normal
• Tenggorokan : Normal
• Leher : Tidak ditemukan kelainan
• Thoraks : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri
• Cor : Iktus kordis tidak tampak, Iktus kordis tidak kuat angkat, Batas jantung
kesan tidak membesar, BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
• Abdomen : dinding dada setinggi dinding perut, peristaltik (+) meningkat, tympani,
nyeri tekan (), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor kembali cepat.
• Ekstremitas : Superior Inferior Akral hangat
(+/+) (+/+) Edema (-/-) (-/-) Sianosis
(-/-) (-/-)
Ptekie (-/-) (-/-)
D. STATUS GIZI BERDASARKAN
ANTROPOMETRI
BB : 10 kg
C. STATUS NEUROLOGIS
TB : 77 CM
Motorik : Kordinasi baik
Status Gizi
Sensorik : Belum dapat dinilai
BB/U : 10
Reflek patologis : +/+ TB/U : 77
Reflek fisiologi : -/- -25DSd + 1 SD normal
Meningeal Sign : -
Diagnosa Gizi : Meningkatkan makan
  sesuai zat gizi
Monitoring dan evaluasi : Pematapan
asupan makanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Jumlah leukosit 10.740 4.000 - 10.000 /mm3

Jumlah eritrosit 4.92 3.50 – 5.50 Juta/mm3

HB 13.3 12.00 – 16.00 Gram/dl

HT 34.7 35.00 – 50.0 %


Trombosit 258.000 150.000 – 450.000 ribu/mm3

Nilai PCT 0.243 0.100 – 0..280 %

Nilai MCV 70.5 80.00 – 100.0 um3

Nilai MCH 27.0 27.0 – 3.0 %


Nilai MCHC 38.2 32.0 - 36.0 Gram/dl
Nilai RDW-CV 15.4 11.00 – 16.0 %

Nilai RDW-SD 36.5 35.0 – 56.0 Fl

Nilai MPV 94 7.0 – 13.0 um3


Nilai PDW 17.2 15.0 – 18.0 %
Lymfosit 30.0 20.0 – 40 %
Diagnosa

 
F. DIAGNOSA BANDING G. DIAGNOSA KERJA

1. Kejang Demam 1. Kejang Demam

Sederhana Sederhana

2. Infeksi Kranial
3. Gangguan Elektrolit
  

1
1
Penatalaksanaan
Terapi di IGD
IVFD RL 20 gtt/i (micro)
Inj Noralgest 100 mg/IV ( jika T> 38oc)
Stesolid 5mg/ rectal ( Jika Kejang )
Paracetamol 3x100mg
Inj cefotaxime 300mg/12 jam
Follow Up
Tanggal Pemeriksaan Terapi
07 Desember 2022 S : demam  Pantau TTV
 Beri banyak air putih
O : HR : 120x/i ,RR :24x/i, T : 39,50c
 Kompres dengan air hangat
A : hipertemia  Inj Noralgest 100 mg/iv/ 8jam
 Inj cefotaxime 300mg/12 jam

08 Desember 2022 S : demam  Pantau TTV


 Beri banyak air putih
O : HR : 120x/i ,RR :24x/i, T : 38,20c
 Kompres dengan air hangat
A : hipertemia  Inj Noralgest 100 mg/iv/ 8jam
 Inj cefotaxime 300mg/12 jam

09 Desember 2022 S : demam  PBJ


 Paracetamol 3x100
O : HR : 120x/i ,RR :24x/i, T : 36,70c

A : hipertemia
Definisi

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang


terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di
atas 38 °C, dengan metode pengukuran suhu apa
pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.
• Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena
gangguan elektrolit atau metabolik lainnya

• Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak


disebut sebagai kejang demam

• Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami


kejang demam, namun jarang sekali.

• Bayi berusia <1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi ini


melainkan termasuk dalam kejang neonatus
Epidemiologi
Kejang demam terjadi pada
2%-5% anak berumur 6 bulan-
5Tahun
Klasifikasi

1 Kejang Dem
am Sederhan
a

2 Kejang Dem
am Komplek
s
Kejang Demam Sederhana

Kejang demam yang berlangsung singkat (<15


01 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau
klonik), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam

02
Kejang demam sederhana merupakan 80% di
antara seluruh kejang demam

03 Sebagian besar kejang demam sederhana


berlangsung <5 menit dan berhenti sendiri
Kejang Demam Kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut :

Kejang lama (>15 Menit)

Kejang fokal atau parsial satu sisi,


atau kejang umum didahului kejang
parsial

Berulang atau >1x dalam waktu 24


jam
Kejang Demam
Kompleks
02
Kejang Fokal

01 Kejang parsial satu sisi, atau


kejang umum yang didahului
Kejang Lama
kejang parsial
03
Kejang yang berlangsung Kejang
>15 menit atau kejang
berulang >2X dan di antara berulang
bangkitan kejang anak Kejang >2x dalam 1 hari, dan
tidak sadar. Kejang lama diantara 2 bangkitan kejang
terjadi pada 8% kejang anak sadar. Kejang berulang
demam terjadi pada 16% anak yang
mengalami kejang demam
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin elektrolit dan gula darah
2. Pemeriksaan lumbal
Pemeriksaan LCS untuk menegakan/menyingkirkan
kemungkinan meningitis
Saat ini pemeriksaan lumbal pungsi tidak dilakukan
pada anak usia kurang dari 12 bulan yang mengalami
KDS
3. Pemeriksaan EEG
tidak diperlukan untuk kejang demam kecuali
apabila bangkitan bersifat fokal
4. Pencitraan
Pemeriksaan CT scan/MRI kepala
Prognosis
Kemungkinan berulangnya kejang demam
• Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus

Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:


• Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• Usia <12 bulan
• Suhu tubuh <39 °C saat kejang
• Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya kejang.
• Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks

• Bila seluruh faktor tersebut di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang


demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut
kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10-15%. Kemungkinan
berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama
Faktor risiko
terjadinya epilipsi
03
02
Riwayat epilepsi pada orang tua atau
Kejang demam kompleks saudara kandung

01 04
Terdapat kelainan neurologis Kejang demam sederhana yang
atau perkembangan yang jelas berulang >4 episode dalam 1
sebelum kejang demam tahun
pertama
Kombinasi dari faktor risiko
DISCUSSION
tersebut akan meningkatkan
kemungkinan epilepsi menjadi
10-49%
Masing-masing faktor risiko
meningkat kemungkinan
kejadian epilepsi sampai 4-
6%

Kemungkinan menjadi
epilepsy tidak dapat dicegah
dengan pemberian obat
rumatan

2
4
Tatalaksana Saat Kejang

Dosis diazepam rektal 5


Pada umumnya kejang mg dengan BB <12kg
berlangsung singkat dan
pada waktu pasien
01 04 Dosis diazepam rektal
10 mg dengan BB
datang, kejang sudah >12kg
berhenti
Dosis 0,5-0,75mg
Diazepam intravena 0,2-0,5 Apabila RS diberikan
mg/kg
dengan
perlahan
kecepatan
lahan
2
02 05 diazepam intravena masih
berlanjut kejang, masuk
mg/menit deengan dosis penatalaksanaan status
maksimal 10 mg epileptikus

Diazepam rektal kejang


belum berhenti dapat
Bila kejang berhenti
diulang dalam waktu 2
menit, bila setelah 2x
03 06 pemberian selanjutnta
tergantung terapi
pemberian diazepam
antikovulsan profilaksis
rektal tetap masih
kejang anjurkan ke RS
Antipiretik
Dosis parasetamol :
10-15mg/kg/x, diberikan
tiap 4-6 jam

Dosis ibuprofen :
5-10mg/kg/x,3-4x sehari
Jenis antikonvulsan untuk
pengobatan rumat
Pilihan obat
01 03
Fenobarbital atau asam Dosis fenobarbital 3-
valproat setiap hari 4mg/kg/hari dalam 1-2
untuk menurunkan dosis
risiko berulang kejang

04
02 Obat pilihan asam
Pemakaian fenobarbital valproat sebagian kecil
akan menimbulkan kasus berumur kurang
ganguan perilaku dan dari 2 tahun dapat
kesulitan belajar menyebabkan ganguan
fungsi hati
Dosis asam valproat 15-
40mg/kg/hari dibagi 2
dosis
Vaksinasi
03
01
Angka kejadian kejang
sampai saat ini tidak ada
demam pasca vaksinasi DPT
Kontraindikasi untuk
6-9 kasus per 100.000 anak,
melakukan vaksinasi pada
sedangkan vaksin mmr
anak dengan riwayat kejang
adalah 25-34 kasus per
demam
100.000 anak
02 04
Kejang setelah demam Risiko relatif kejang
karena vaksinasi sangat demam terkait dengan
jarang vaksin dibandingkan
dengan kejang demam
tidak terkait vaksin
Kesimpulan
1. Kejang demam adalah kejang pada anak dengan
demam yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial

2. Pengobatan sesuai indikasi


A. Antipiretik, diazepam oral, diazepam
rektal (intermitten)
B. Asam valproat dan fenobarbital selama 1
tahun (rumatan)
3. Edukasi orang tua :
Ukur suhu
Cara pemberian obat dan penanganan kejang
THANK
YOU
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai