Anda di halaman 1dari 27

STUDI KASUS PASIEN INFEKSI DIARE AKUT PADA DEWASA

DENGAN MASALAH KEBIASAAN MENCUCI TANGAN TIDAK


MEMAKAI SABUN MELALUI PENDEKATAN HOLISTIK DI
PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH

KELOMPOK 1

Zakirah B F A 1102012316

Pembimbing :
Dr. Erlina Wijayanti, MPH

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE APRIL - MEI 2017

111
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Infeksi Diare Akut Pada Dewasa Dengan Masalah
Kebiasaan Mencuci Tangan Tidak Memakai Sabun Melalui Pendekatan
Holistik di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih pada periode 24 April 26
Mei 2017 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Mei 2017


Pembimbing

dr. Erlina Wijayanti, M.PH

112
BAB I
IDENTITAS PASIEN

I. Berkas Pasien
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Cilacap, 27 Juli 1962
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Rawa Sari Timur
Suku Bangsa : Jawa
Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih - Jakarta
Pusat
Tanggal berobat : Rabu, 26 April 2017

B. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesa pada hari Rabu tanggal 26 April
2017 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan pada hari Jumat tanggal
28 April 2017 pukul 16.00 WIB di Rumah pasien.
1. Keluhan Utama :
BAB cair sejak 3 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Sakit perut, mual, muntah, dan demam sejak 3 hari yang lalu
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan dewasa datang ke Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih dengan keluhan BAB cair sebanyak 5 kali perhari sejak
3 hari yang lalu. Buang air besar bervolume kurang lebih setengah gelas
aqua, dengan konsistensi cair bercampur dengan sedikit ampas dan
lender, namun tidak ditemui adanya darah. Warna tinja tidak seperti air
cucian beras dan tidak berbau busuk. Pasien juga mengeluhkan demam
disertai sakit perut melilit dan mual muntah. Demam dirasa tidak sampai

113
dengan meriang, naik perlahan-lahan dan dominan di sore hari. Muntah
sebanyak 2 kali perhari berisi makanan yang dimakan, tidak disertai
darah. Nafsu makan pasien pun dirasa menurun.
Tidak ada keluhan pada saluran kencing pasien. Pasien mengaku
sering tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Pasien
mengaku 3 hari yang lalu makan bersama-sama tetangga nya pada acara
arisan di rumahnya, namun pasien tidak mencuci tangannya terlebih
dahulu menggunakan sabun sebelum makan, padahal pada saat itu
pasien sehabis beres-beres rumah. Tidak ada tetangganya yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien menghawatirkan sakitnya ini membutuhkan pemulihan yang
lama. Pasien berharap dengan berobat kedokter sakitnya ini akan segera
sembuh dan Ia dapat kembali berjualan sehingga dapat membantu
pemasukan keluarga. Selama sakit ini pasien tetap rajin beribadah dan
selalu berdoa untuk kesembuhannya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya. Adanya riwayat DM, penyakit jantung, kolesterol, dan
sakit ginjal disangkal oleh pasien.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki sakit yang sama.
Riwayat penyakit DM, hipertensi, kolesterol, sakit ginjal, dan sakit
jantung disangkal.
6. Riwayat Berobat :
Pasien belum pernah berobat sebelumnya untuk sakitnya ini.
7. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi menengah ke
bawah. Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama keempat
anaknya dan seorang mantunya. Pasien bekerja sebagai pedagang
bakso di rumahnya. Suami pasien sudah meninggal. Pasien dan
keluarga mendapatkan biaya kehidupan sehari-hari dari hasil
dagangannya dan dari hasil kerja anak pertamanya.

114
Penghasilan pasien Rp.300.000,-/bulan. Anak pertama
pasien bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan
Rp2.400.000,-/bulan. Anak kedua pasien telah menikah dan bekerja
sebagai supir odong-odong keliling dengan penghasilan Rp.100.000
200.000,-/bulan yang cukup digunakan untuk kebutuhannya dan
istri. Menantu pasien, yang mana merupakan istri dari anak
keduanya, bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan tidak
diketahui oleh pasien. Anak ketiga dan keempat pasien melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua nya bekerja sambil kuliah
dengan penghasilan yang masih kurang untuk kebutuhan sehari-hari
keduanya, sehingga sesekali keduanya masih meminta uang kepada
kakak pertamanya.
8. Riwayat Kebiasaan :
Kegiatan sehari-hari pasien sebelum sakit adalah pedagang
bakso dirumahnya sendiri. Pasien juga rutin mengikuti arisan RT nya.
Sebelum sakit pasien memiliki kebiasan mencuci tangan tidak
memakai sabun ketika akan makan dan pasien juga jarang berolah
raga.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis

2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
b. Respirasi : 20 x/menit
c. Nadi : 80 x/menit, reguler
d. Suhu : 37,9 C

3. Status Gizi
a. Berat badan : 86 kg
b. Tinggi badan : 165 cm

115
c. IMT : BB(kg) : TB(m)2 = 86 kg : (1,65 meter) = 31,5
kg/m (Obes II)
d. Status gizi : Obesitas grade II

4. Status Generalis
a. Kepala
a) Bentuk : Normocephal
b) Rambut : Hitam sudah mulai ditumbuhi uban
b. Mata : pupil bulat, isokor, RCL+/+, RCTL +/+,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
ataupun hiperemis, cekung -/-.
c. Telinga : Normotia, tidak ada secret yang keluar.
d. Hidung : Septum tidak deviasi, sekret tidak ada
e. Bibir : Tidak kering, warna merah muda.
f. Mulut : Mukosa buccal kemerahan.
g. Tenggorokan : Tonsil (T1-T1), Faring tidak hiperemis
h. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening
(-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

i. Thorak :

Dinding thorax
Inspeksi: simetris pada keadaan statis dan dinamis
PARU
o Inspeksi : kedua lapang paru bergerak simetris saat bernapas,
tak ada retraksi
o Palpasi : gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, vocal
fremitus teraba sama kuat di kedua lapang paru.
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru.
o Auskultasi : suara napas vesikuler dikedua lapang paru, tidak
ada rhonki ataupun wheezing

116
JANTUNG
o Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat.
o Palpasi : Iktus cordis teraba di linea midklavikularis kiri
setinggi ICS V.
o Perkusi :
Batas kiri jantung : linea midklavikularis sinistra
setinggi ICS V
Batas pinggang jantung : linea parasternal sinistra setinggi
ICS III
Batas kanan jantung : linea sternalis dekstra setinggi ICS
IV
o Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

j. Abdomen

o Inspeksi : cembung, tidak tampak adanya massa, bekas luka,


ataupun pelebaran pembuluh darah
o Auskultasi : BU (+) meningkat
o Palpasi : Nyeri tekan (+), turgor baik, tidak teraba
pembesaran hati dan lien
o Perkusi : timpani pada ke-4 kuadran abdomen

k. Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)

D. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Darah rutin
- Analisa feses

117
II. BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga : Ny. T
2. Identitas Pasangan : Tn. H (cerai mati)
3. Struktur Komposisi Keluarga :
Bentuk keluarga ini merupakan tipe single parent family dengan Ny.
T sebagai kepala keluarga. Dari hasil pernikahan Tn. H dan Ny. T, memiliki
4 orang anak yang bernama Tn. W, Tn. Y, Tn.S, dan Tn. K. Anak pertama
Ny.T belum menikah, bekerja sebagai pegawai swasta. Anak kedua telah
menikah dan bekerja sebagai supir odong-odong keliling, sedangkan
istrinya, Ny. I, bekerja sebagai pegawai swasta. Anak ketiga dan keempat
adalah anak kembar yang mana kedua nya sedang melanjutkan sekolah di
perguruan tinggi sambil bekerja sambilan

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam
Keluarga

1. Ny. T Kepala Keluarga P 54 SMA Pedagang


bakso dan Ibu
Rumah Tangga

2. Tn. W Anak pertama L 26 S1 Pegawai


akuntansi Swasta

3 Tn. Y Anak kedua L 21 SMA Penarik odong-


odong keliling

4 Ny. I Istri Tn.Y P 20 SMA Pegawai


swasta

118
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah (lanjutan)
No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam
Keluarga

5 Tn. S Anak ketiga L 18 S1 Mahasiswa


akuntansi

6 Tn. K Anak keempat L 18 S1 IT Mahasiswa

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Karakteristik Rumah Dan Lingkungan Tempat Tinggal


Karakteristik Rumah dan Kesimpulan
Lingkungan

Luas rumah : 8 x 6 m2 Keluarga Ny. T tinggal di rumah milik sendiri di


Jumlah penghuni dalam satu daerah perumahan yang padat penduduk.
rumah : 6 orang Rumah Ny. T tepat menghadap ke jalan raya,
Lantai rumah dari: Keramik sehingga penghuni rumah sering terpapar polusi
Dinding rumah dari: Tembok udara. Luas rumah Ny.T 8 x 6 m2 dengan jumlah

Jamban keluarga: Ada penghuni rumah 6 orang. Lantai rumah terbuat


dari keramik, dinding rumah dari tembok, ada
Penerangan listrik: kurang
jamban keluarga dan dengan penerangan yang
Ketersediaan air bersih: Ada
masih kurang. kebersihan rumah Ny. T masih
Tempat pembuangan sampah:
kurang karena sering terdapat tikus di dapur
Ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga


Satu unit kulkas Dua unit rice cooker
Satu unit dispenser Satu unit motor
Satu unit kipas angin
Satu unit kompor gas

119
c. Denah Rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku keluarga terhadap sakit dan penyakit
Seluruh anggota keluarga yang sakit selalu berobat ke Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih
b. Perilaku keluarga terhadap pelayanan kesehatan
Seluruh anggota keluarga Ny. T berobat menggunakan asuransi
kesehatan beupa BPJS
c. Perilaku keluarga terhadap makanan
Ny. T memiliki kebiasaan makan 2x sehari, yaitu makan pagi dan siang,
sedangkan malam hari Ny. T sesekali makan buah-buahan. Anak-anak
Ny.T beraktifitas di luar rumah sehingga kebiasaan makannya kurang
diketahui Ny.T.
d. Perilaku keluarga terhadap lingkungan

120
Sebelum sakit, Ny. T sering membersihkan rumahnya sendiri tidak di
bantu oleh anggota keluarga lainnya. Semenjak sakitnya ini Ny.T tidak
lagi membersihkan rumahnya, sehingga terlihat sangat tidak terawat.

4. Pola konsumsi makan keluarga


a. Kebiasaan makan
Menu makanan sehari-hari keluarga Ny. T kurang bervariasi. Ny.T
sering memasak sendiri makanannya tetapi terkadang Ny.T membelinya.
Menu makanan yang sering dimakan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk.
Lauk yang sering dimasak berupa tahu, tempe ayam, dan sesekali ikan.
Keluarga ini jarang memakan daging dikarenakan harganya yang cukup
mahal. Ny.T makan sehari 2x di pagi dan siang hari, pada malam hari
Ny.T sesekali memakan buah.
b. Upaya penerapan pola gizi seimbang

Tabel 3. Food Recall pada Tanggal 25 April 2017


Karbo
Kalori Protein Lemak
Waktu Makanan hidrat
(kkal) (gr) (gr)
(gr)
25 April 2017
Pagi 1 porsi nasi uduk 260 32,84 4,07 12,5
(160gr)
Snack pagi 2 potong tempe 68 3,58 4 4,56
goreng tepung
3 potong tahu goreng 77 2,97 4,87 5,72
tepung
Siang 1 porsi nasi putih 135 29,3 2,7 0,29
1 potong Ayam 211 7,49 16,03 12,58
tumis kangkung 25 5 4 5
minyak kelapa 1 sdm 90 10
Snack sore 1 porsi indomie 380 54 8 14
goreng
Malam Buah pepaya 55 13,73 0,85 0,2
Total 1301 148,91 52,52 64,85

121
Tabel 4. Food Recall pada Tanggal 26 April 2017
Waktu Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(kkal) (gr) (gr) (gr)
26 April 2017
Pagi 1 porsi nasi uduk 260 32,84 4,07 12,5
(160gr)
Snack pagi 2 potong tempe 68 3,58 4 4,56
goreng tepung
3 potong tahu goreng 77 2,97 4,87 5,72
tepung
Siang 1 porsi nasi putih 135 29,3 2,7 0,29
1 potong ikan goreng 200 2,38 20,59 11,41
1 porsi sayur bening 37 3,39 2,69 2,07
Total 777 74,46 38,92 36,61

Tabel 5. Food Recall pada Tanggal 27 April 2017


Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Waktu Makanan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
27 April 2017
Pagi 1 porsi nasi putih 135 29,3 2,7 0,29
1 porsi tempe orek 165 2 6 3,5
Siang 1 porsi bakso 218 8,18 13,4 14,22
2 potong tempe 68 3,58 4 4,56
goreng tepung
Snack sore 1 porsi indomie 380 54 8 14
goreng
Malam Buah pepaya 55 13,73 0,85 0,2
Total 1021 110,79 34,95 36,77

Keterangan: Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi oleh Ny.T adalah 1033
kalori. Dengan rata-rata asupan karbohidrat 111,38 gr, protein 42,12gr, dan
lemak 138,23 gr.

122
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca

Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada


tidak nya stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat
dipakai indeks masa tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi Ny.T berdasarkan rumus brocca : berusia 54
tahun, mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat badan 86 kg, dalam
kesehariannya melakukan aktivitas sedang.

Menghitung berat badan ideal menurut rumus Broca


Perhitungan Berat Badan Ideal Ny. T= (TB-100)-([TB-100] x 10%)
= (165-100)-([165-100] x 10%)
= 65 6, 5 = 58, 5
Menghitung Index Massa Tubuh menurut WHO
IMT = BB (kg) : TB (m)2
= 86: 1.652 = 31,5 (obes II)
Estimasi Kebutuhan Energi Basal Ny. T
= BB ideal x 25 kalori/kg = 58,5 x 25 = 1462,5 kkal

Kebutuhan energy 20% (berat badan gemuk) + 20% (aktivitas sedang (ibu
rumah tangga) =1462,5 292,5 + 292,5 = 1462,5 kkal/hari 1400 kkal/hari
Kebutuhan Karbohidrat Ny.T = 60 % x kebutuhan energi
= (60 % x 1400 kalori) : 4 = 210 gr
Kebutuhan Protein Ny.T = 15% x kebutuhan energi
= (15% x 1400 kalori) : 4 = 53 gr
Kebutuhan Lemak Ny.T = 25% x kebutuhan energi
= (25% x 1400 kalori) : 9= 39 gr
Interpretasi terhadap food recall pasien:

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny.T mendapat rata-rata total
kalori per hari masih dibawah energi/kalori total yang dibutuhkan.

Kesan : Jumlah kalori belum sesuai dengan kebutuhan kalori harian, rendah
karbohidrat, rendah protein, dan tinggi lemak. Makanan yang dihidangkan juga
belum bervariasi.

123
5. Pola dukungan keluarga
a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
Ketika sakit Ny.T terkadang dianter oleh keluarganya untuk
berobat ke puskesmas cempaka putih. Namun, Ny.T lebih sering
berobat sendiri tanpa dianter oleh anggota keluarganya.
Anak-anak Ny.T selalu mengingatkan NY. T untuk kontrol
kesehatannya di puskesmas ketika Ny.T jatuh sakit.

b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga


Ny. T sering ditinggal sendiri di rumah nya karena seluruh
anaknya sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas luar rumah dari pagi
hingga sore hari. Sehingga, ketika jatuh sakit tidak ada yang dapat
menemani Ny.T di rumah.
Ketika sakit tidak ada yang dapat membantunya membersihkan
rumah, sehingga rumah terlihat berantakan dan kurang terawatt
ketika Ny.T sakit.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah The single-parent family karena keluarga ini
terdiri dari satu orang tua (ibu) dengan anak-anaknya.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) keluarga Ny.T berada pada tahapan ke VI yaitu
keluarga melepas anak usia dewasa (mulai meninggalkan rumah).
3. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan keturunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pernikahan
Ny. T dan suami mempunyai 4 orang anak.
b. Fungsi psikologis
Intensitas bertemu Ny. T dengan keempat anaknya tergolong jarang.
Karena keempat anak dan menantunya nya akan kembali pulang

124
kerumah selepas kerja ataupun aktivitas kampus selsai sekitar sore
hingga malam hari. Namun, menururt pengakuan Ny.T Ia dan keempat
anaknya memeiliki komunikasi yang baik satu sama lain ketika berada
di rumah.
c. Fungsi sosial
Ny.T sering bersosialisasi dengan tetangga dekat rumahnya, sering
mengikuti arisan RT, dan pertemuan warga. Anak pertama Ny.T
kurang baik interaksi dengan tetangga karena sering menghabiskan
waktu di luar rumah. Anak kedua nya jarang berinteraksi dengan
tetangga, sepulang kerja Ia hanya menyindiri dikamar. Anak ketiga dan
keempat memiliki hubungan social yang baik dengan tetangga dan
sering mengikuti aktivitas di kampusnya.
d. Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga ini terutama didapatkan dari gaji Tn.W. Gaji
yang didapatkan per bulan kurang lebih Rp. 2.400.000 cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari selama 1 bulan, sedangkan
penghasilan yang di dapatkan oleh Tn Y dan Ny.I hanya cukup untuk
membiayai kebutuhan keluarga kecilnya saja. Kebutuhan biaya
berobat keluarga Ny.T dapat di selesaikan oleh BPJS.
e. Fungsi pendidikan
Seluruh anak-anak Ny. T mencapai pendidikan tinggi minimal setara
SMA hingga perguruan tinggi.
5. Family map

125
Identifikasi Masalah yang Terdapat dalam Keluarga
1. Pasien memiliki kebiasaan yang buruk dalam menjaga kebersihan
tangannya dapat dilihat dari kebiasaan tidak mencuci tangan dengan
sabun sebelum makan.
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebersihan yang baik dan benar
dalam menjaga kebersihan rumah
3. Pasien masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai makanan
gizi seimbang.

126
BAB II

DIAGNOSIS HOLISTIK

A. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal:
a. Alasan kedatangan: BAB cair sejak 3 hari SMRS
b. Harapan: Pasien berharap penyakitnya dapat sembuh
dengan segera
c. Kekhawatiran: Sakitnya membutuhkan waktu yang lama
untuk sembuh
d. Anggapan: Pasien menganggap penyakitnya dapat
disembuhkan dengan berobat ke dokter.

2. Aspek klinik:
a. Diagnosis kerja: Gastroenteritis akut ec suspect bacterial
b. Dasar diagnosis: Didapatkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.

3. Aspek risiko internal:

a. Pola makan: Pasien memiliki pola makan yang kurang


bergizi dan tidak seimbang yaitu rendah karbohidrat dan
protein tetapi tinggi lemak.
b. Kebiasaan: Kebiasaan makan makanan tiggi lemak
seperti goreng-gorengan, kebiasaan tidak mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan, dan kurangnya
berolah raga.

4. Aspek psikososial keluarga:


Pasien dan anggota keluarga lainnya jarang bertemu,
sehingga pasien kurang inten mendapat perhatian dan perawatan
ketika sakit dari anak-anaknya. Namun, menurut pasien
komunikasi antar keluarga cukup baik.

127
5. Aspek fungsional:
Menurut ICPC pasien termasuk derajat 3 yaitu terdapat
beberapa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
hanya dapat melakukan pekerjaan ringan dan masih dapat
merawat diri.

128
B. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek Memberikan pengertian kepada pasien agar Pasien Saat pasien Pasien yakin bahwa sakitnya ini
Personal tidak perlu khawatir terhadap sakitnya, karena berobat ke insyaAllah akan sembuh
setiap penyakit Allah pasti menyediakan Puskesmas Pasien mengetahui bahwa penyebab
obatnya. dan saat sakitnya juga disebabkan oleh pola
Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk kunjungan hidup tidak sehat
dapat sembuh, tidak hanya dengan meminum ke rumah
obat dokter saja tetapi juga dengan pasien
menerapkan pola hidup sehat.

Aspek Menjelaskan mengenai penyakit infeksi diare Pasien Saat pasien Pasien memahami dan mengerti
klinik akut, faktor-faktor yang dapat menyebabkan berobat ke tentang penyakitnya dan menghindari
terjadinya diare dan cara pencegahannya. puskesmas faktor resiko yang dapat
Memberikan obat berupa: dan saat menyebabkan diare
- Nifuroxazide 200mg(4x1) kunjungan Mengurangi keluhan pasien sehingga
ke rumah pasien dapat melakukan aktivitas
pasien tanpa gangguan dan mencegah
timbulnya komplikasi

129
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik (lanjutan)
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
- Loperamide 2 mg
diminum pertama kali dua tablet, kemudian
diminum satu tablet tiap kali BAB. Tidak boleh
melebihi 8 tablet dalam sehari.
- Domperidone 10 mg diminum 3 x 1 tablet sebelum
makan
-Parasetamol 500 mg diminum 3 x 1 tablet
- Perbanyak minum air mineral 2L/hari untuk
mencegah dehidrasi.
Aspek Menjelaskan menu gizi seimbang sesuai Pasien Saat pasien Pasien dan keluarga mengkonsumsi
risiko kebutuhan kalori pasien (terlampir) dan berobat ke makanan dengan menu yang lebih sehat
internal Mengajarkan cara cuci tangan yang baik dan keluarga puskesmas dan bergizi sesuai kebutuhan kalori
benar dengan 6 langkah WHO dan menjelaskan pasien. dan saat Pasien dan keluarga rajin mencuci
waktu-waktu diharuskan mencuci tangan kunjungan tangan menggunakan sabun pada waktu
menggunakan sabun. ke rumah waktu yang ditentukan.
pasien.

130
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
Menjelaskan kepada pasien pentingnya Kondisi tubuh pasien selalu fit
berolahraga rutin setidaknya 30 menit/ hari
Aspek Menjelaskan kepada keluarga bahwa pasien Keluarga Saat pasien Keluarga pasien lebih memperhatikan
psikososial membutuhkan perhatian dan perawatan lebih pasien berobat ke dan memebrikan dukungan kepada
keluarga ketika sakit puskesmas pasien
dan saat
kunjungan
ke rumah
pasien
Aspek Menjelaskan kepada pasien agar beristirahat Pasien Saat pasien Mencapai kondisi kesehatan yang
fungsional yang cukup berobat ke optimal dan agar dapat beraktivitas
puskesmas seperti biasa
Menyarankan agar pasien tidak melakukan
dan saat
aktivitas yang membuatnya mudah lelah
kunjungan
Meminum obat secara teratur ke rumah
pasien

131
C. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
2. Ad Functionam : dubia ad bonam
3. Ad sanactionam: dubia ad malam

132
Lampiran I : Gizi Seimbang Sesuai Usia Dan Kalori
Pesan gizi seimbang untuk usia lanjut (Kementerian Kesehatan RI, 2014):
1. Menu gizi seimbang sesuai kebutuhan kalori pasien. Banyak makan sayuran dan
cukup buah-buahan. Secara umum sayur dan buah merupakan sumber berbagai
vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung
dalam sayur dan buah berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat
dalam tubuh. Berbeda dengan sayur, buah juga menyediakan karbohidrat terutama
berupa fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti
wortel dan kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak
jenuh seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan
buah-buahan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang.
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan susu. Kepadatan
tulang usia lanjut mulai berkurang sehingga beresiko mengalami pengeroposan
tulang/osteoporosis. Selain itu sistim gigi geligi tidak sempurna dan rapuh sehingga
untuk mencegah kondisi yang lebihparah dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan
sumber kalsium terutama dari ikan dan susu.
3. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium/garam. Natrium
merupakan elektrolit dalam tubuh yang mempunyai peran yang sangat penting,
namun apabila jumlah natrium dalam tubuh meningkat akan mengakibatkan kondisi
yang disebut hipernatriumia. Pada kondisi tersebut akan terjadi ketidakseimbangan
elektrolit di dalam dan di luar sel yang akan mengakibatkan oedema/pembengkakkan
pagian bagian tertentu tubuh. Oleh karena itu, kelompok usia lanjut harus berusaha
mempertahankan kondisi natrium darah tetap normal dengan cara mengonsumsi air
sesuai dengan kebutuhan dan mengonsumsi makanan yang rendah natrium. Kadar
natrium yang tinggi akan memicu terjadinya hipertensi. (Contoh makanan tinggi
natrium terdapat di lampiran8).
4. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sistem hidrasi pada usia lanjut sudah menurun
sehingga kurang sensitif terhadap kekurangan maupun kelebihan cairan. Akibat
dehidrasi pada usia lanjut adalah demensia, mudah lupa, kandungan Natrium darah
menjadi naik sehingga berisiko terjadi hipertensi. Sebaliknya bila kelebihan cairan
akan meningkatkan beban jantung dan ginjal.Oleh karena itu kelompok usia lanjut
perluair minum yang cukup (1500-1600ml/hari).
5. Tetap melakukan aktivitas fisik. Sel-sel otot pada usia muda mempunyai kelenturan
yang optimal dan mulai menurun pada usia lanjut. Kontraksi dan relaksasi otot
menjadi berkurang akibatnya usia lanjut sering mengalami kekakuan otot. Oleh

133
karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan, seperti
berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan melakukan olah raga ringan, seperti yoga,
senam usia lanjut yang berfungsi membantu kelenturan otot dan relaksasi otot.
Aktivitas fisik yang dilakukan usia lanjut akan menambah kesehatah jantung dan
kebugaran tubuh.
6. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak. Banyak mengonsumsi makanan berkadar
gula, garam, lemak bagi kelompok usia lanjut meningkatkan risiko terhadap
timbulnya penyakit seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung, kanker dan penyakit
kencing manis (diabetes melitus). Usia lanjut berisiko mengalami gout (tinggi asam
urat) oleh karena itu, konsumsi pangan dengan kandungan purin tinggi seperti jeroan
dan emping melinjo agar dibatasi.

Tabel 7. Contoh Menu Sehari 1400 Kalori


Total
Penukar
URT kalori
Bahan
Waktu Gram
makanan Karbohdirat Protein Lemak 1400

(gram) (gram) (gram)

Pagi Tempe 2ptg sdg 50 8 6 3 80

Nasi gelas 100 40 9 - 175

Telur 1 btr 55 - 7 2 50

Ikan asin 1 ptg 15 - 7 2 50

Minyak 2 sdt - - - 10 100


kelapa

Selingan Jus alpukat 1 gelas 50 29 - - 137

Siang Nasi gls 100 40 9 - 175

Ayam 1 ptng 40 - 7 2 50

Sayuran 1 gls 100 5 1 - 25

Pisang 2 ptng 90 20 - - 100

Minyak 3 sdt - - - 15 150


kelapa

134
Tabel 7. Contoh Menu Sehari 1400 Kalori (lanjutan)
Penukar Total
URT kalori
Bahan
Waktu Gram
makanan Karbohdirat Protein Lemak 1400

(gram) (gram) (gram)

Selingan Papaya 2 ptg 200 20 - - 100

Malam Nasi gelas 100 40 9 - 175

Tahu 2 ptg 100 8 6 3 80

Sayuran 1 gls 100 5 1 - 25

Susu 1 gls 200 - 7 2 50

Keterangan :
gls = gelas
btr = butir
ptg = potong
sdg = sedang
bh = buah
sdt = sendok teh

135
Lampiran 2 :Cara Cuci Tangan Yang Baik Dan Benar

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan sabun adalah:


1. Setelah buang air besar
2. Sebelum makan
3. Sebelum menyusui
4. Sebelum menyiapkan makanan
5. Setelah bersentuhan dengan hewan

Cara yang benar mencuci tangan dengan sabun adalah dengan 6 langkah berikut

136
Lampiran 3: Dokumentasi

137

Anda mungkin juga menyukai