KELOMPOK 1
Zakirah B F A 1102012316
Pembimbing :
Dr. Erlina Wijayanti, MPH
111
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan studi kasus Infeksi Diare Akut Pada Dewasa Dengan Masalah
Kebiasaan Mencuci Tangan Tidak Memakai Sabun Melalui Pendekatan
Holistik di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih pada periode 24 April 26
Mei 2017 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.
112
BAB I
IDENTITAS PASIEN
I. Berkas Pasien
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Cilacap, 27 Juli 1962
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Rawa Sari Timur
Suku Bangsa : Jawa
Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih - Jakarta
Pusat
Tanggal berobat : Rabu, 26 April 2017
B. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesa pada hari Rabu tanggal 26 April
2017 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan pada hari Jumat tanggal
28 April 2017 pukul 16.00 WIB di Rumah pasien.
1. Keluhan Utama :
BAB cair sejak 3 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Sakit perut, mual, muntah, dan demam sejak 3 hari yang lalu
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan dewasa datang ke Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih dengan keluhan BAB cair sebanyak 5 kali perhari sejak
3 hari yang lalu. Buang air besar bervolume kurang lebih setengah gelas
aqua, dengan konsistensi cair bercampur dengan sedikit ampas dan
lender, namun tidak ditemui adanya darah. Warna tinja tidak seperti air
cucian beras dan tidak berbau busuk. Pasien juga mengeluhkan demam
disertai sakit perut melilit dan mual muntah. Demam dirasa tidak sampai
113
dengan meriang, naik perlahan-lahan dan dominan di sore hari. Muntah
sebanyak 2 kali perhari berisi makanan yang dimakan, tidak disertai
darah. Nafsu makan pasien pun dirasa menurun.
Tidak ada keluhan pada saluran kencing pasien. Pasien mengaku
sering tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Pasien
mengaku 3 hari yang lalu makan bersama-sama tetangga nya pada acara
arisan di rumahnya, namun pasien tidak mencuci tangannya terlebih
dahulu menggunakan sabun sebelum makan, padahal pada saat itu
pasien sehabis beres-beres rumah. Tidak ada tetangganya yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien menghawatirkan sakitnya ini membutuhkan pemulihan yang
lama. Pasien berharap dengan berobat kedokter sakitnya ini akan segera
sembuh dan Ia dapat kembali berjualan sehingga dapat membantu
pemasukan keluarga. Selama sakit ini pasien tetap rajin beribadah dan
selalu berdoa untuk kesembuhannya.
114
Penghasilan pasien Rp.300.000,-/bulan. Anak pertama
pasien bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan
Rp2.400.000,-/bulan. Anak kedua pasien telah menikah dan bekerja
sebagai supir odong-odong keliling dengan penghasilan Rp.100.000
200.000,-/bulan yang cukup digunakan untuk kebutuhannya dan
istri. Menantu pasien, yang mana merupakan istri dari anak
keduanya, bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan tidak
diketahui oleh pasien. Anak ketiga dan keempat pasien melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua nya bekerja sambil kuliah
dengan penghasilan yang masih kurang untuk kebutuhan sehari-hari
keduanya, sehingga sesekali keduanya masih meminta uang kepada
kakak pertamanya.
8. Riwayat Kebiasaan :
Kegiatan sehari-hari pasien sebelum sakit adalah pedagang
bakso dirumahnya sendiri. Pasien juga rutin mengikuti arisan RT nya.
Sebelum sakit pasien memiliki kebiasan mencuci tangan tidak
memakai sabun ketika akan makan dan pasien juga jarang berolah
raga.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
b. Respirasi : 20 x/menit
c. Nadi : 80 x/menit, reguler
d. Suhu : 37,9 C
3. Status Gizi
a. Berat badan : 86 kg
b. Tinggi badan : 165 cm
115
c. IMT : BB(kg) : TB(m)2 = 86 kg : (1,65 meter) = 31,5
kg/m (Obes II)
d. Status gizi : Obesitas grade II
4. Status Generalis
a. Kepala
a) Bentuk : Normocephal
b) Rambut : Hitam sudah mulai ditumbuhi uban
b. Mata : pupil bulat, isokor, RCL+/+, RCTL +/+,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
ataupun hiperemis, cekung -/-.
c. Telinga : Normotia, tidak ada secret yang keluar.
d. Hidung : Septum tidak deviasi, sekret tidak ada
e. Bibir : Tidak kering, warna merah muda.
f. Mulut : Mukosa buccal kemerahan.
g. Tenggorokan : Tonsil (T1-T1), Faring tidak hiperemis
h. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening
(-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
i. Thorak :
Dinding thorax
Inspeksi: simetris pada keadaan statis dan dinamis
PARU
o Inspeksi : kedua lapang paru bergerak simetris saat bernapas,
tak ada retraksi
o Palpasi : gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, vocal
fremitus teraba sama kuat di kedua lapang paru.
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru.
o Auskultasi : suara napas vesikuler dikedua lapang paru, tidak
ada rhonki ataupun wheezing
116
JANTUNG
o Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat.
o Palpasi : Iktus cordis teraba di linea midklavikularis kiri
setinggi ICS V.
o Perkusi :
Batas kiri jantung : linea midklavikularis sinistra
setinggi ICS V
Batas pinggang jantung : linea parasternal sinistra setinggi
ICS III
Batas kanan jantung : linea sternalis dekstra setinggi ICS
IV
o Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
j. Abdomen
- Darah rutin
- Analisa feses
117
II. BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga : Ny. T
2. Identitas Pasangan : Tn. H (cerai mati)
3. Struktur Komposisi Keluarga :
Bentuk keluarga ini merupakan tipe single parent family dengan Ny.
T sebagai kepala keluarga. Dari hasil pernikahan Tn. H dan Ny. T, memiliki
4 orang anak yang bernama Tn. W, Tn. Y, Tn.S, dan Tn. K. Anak pertama
Ny.T belum menikah, bekerja sebagai pegawai swasta. Anak kedua telah
menikah dan bekerja sebagai supir odong-odong keliling, sedangkan
istrinya, Ny. I, bekerja sebagai pegawai swasta. Anak ketiga dan keempat
adalah anak kembar yang mana kedua nya sedang melanjutkan sekolah di
perguruan tinggi sambil bekerja sambilan
118
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah (lanjutan)
No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam
Keluarga
119
c. Denah Rumah
120
Sebelum sakit, Ny. T sering membersihkan rumahnya sendiri tidak di
bantu oleh anggota keluarga lainnya. Semenjak sakitnya ini Ny.T tidak
lagi membersihkan rumahnya, sehingga terlihat sangat tidak terawat.
121
Tabel 4. Food Recall pada Tanggal 26 April 2017
Waktu Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(kkal) (gr) (gr) (gr)
26 April 2017
Pagi 1 porsi nasi uduk 260 32,84 4,07 12,5
(160gr)
Snack pagi 2 potong tempe 68 3,58 4 4,56
goreng tepung
3 potong tahu goreng 77 2,97 4,87 5,72
tepung
Siang 1 porsi nasi putih 135 29,3 2,7 0,29
1 potong ikan goreng 200 2,38 20,59 11,41
1 porsi sayur bening 37 3,39 2,69 2,07
Total 777 74,46 38,92 36,61
Keterangan: Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi oleh Ny.T adalah 1033
kalori. Dengan rata-rata asupan karbohidrat 111,38 gr, protein 42,12gr, dan
lemak 138,23 gr.
122
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca
Kebutuhan energy 20% (berat badan gemuk) + 20% (aktivitas sedang (ibu
rumah tangga) =1462,5 292,5 + 292,5 = 1462,5 kkal/hari 1400 kkal/hari
Kebutuhan Karbohidrat Ny.T = 60 % x kebutuhan energi
= (60 % x 1400 kalori) : 4 = 210 gr
Kebutuhan Protein Ny.T = 15% x kebutuhan energi
= (15% x 1400 kalori) : 4 = 53 gr
Kebutuhan Lemak Ny.T = 25% x kebutuhan energi
= (25% x 1400 kalori) : 9= 39 gr
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny.T mendapat rata-rata total
kalori per hari masih dibawah energi/kalori total yang dibutuhkan.
Kesan : Jumlah kalori belum sesuai dengan kebutuhan kalori harian, rendah
karbohidrat, rendah protein, dan tinggi lemak. Makanan yang dihidangkan juga
belum bervariasi.
123
5. Pola dukungan keluarga
a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
Ketika sakit Ny.T terkadang dianter oleh keluarganya untuk
berobat ke puskesmas cempaka putih. Namun, Ny.T lebih sering
berobat sendiri tanpa dianter oleh anggota keluarganya.
Anak-anak Ny.T selalu mengingatkan NY. T untuk kontrol
kesehatannya di puskesmas ketika Ny.T jatuh sakit.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah The single-parent family karena keluarga ini
terdiri dari satu orang tua (ibu) dengan anak-anaknya.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) keluarga Ny.T berada pada tahapan ke VI yaitu
keluarga melepas anak usia dewasa (mulai meninggalkan rumah).
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan keturunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pernikahan
Ny. T dan suami mempunyai 4 orang anak.
b. Fungsi psikologis
Intensitas bertemu Ny. T dengan keempat anaknya tergolong jarang.
Karena keempat anak dan menantunya nya akan kembali pulang
124
kerumah selepas kerja ataupun aktivitas kampus selsai sekitar sore
hingga malam hari. Namun, menururt pengakuan Ny.T Ia dan keempat
anaknya memeiliki komunikasi yang baik satu sama lain ketika berada
di rumah.
c. Fungsi sosial
Ny.T sering bersosialisasi dengan tetangga dekat rumahnya, sering
mengikuti arisan RT, dan pertemuan warga. Anak pertama Ny.T
kurang baik interaksi dengan tetangga karena sering menghabiskan
waktu di luar rumah. Anak kedua nya jarang berinteraksi dengan
tetangga, sepulang kerja Ia hanya menyindiri dikamar. Anak ketiga dan
keempat memiliki hubungan social yang baik dengan tetangga dan
sering mengikuti aktivitas di kampusnya.
d. Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga ini terutama didapatkan dari gaji Tn.W. Gaji
yang didapatkan per bulan kurang lebih Rp. 2.400.000 cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari selama 1 bulan, sedangkan
penghasilan yang di dapatkan oleh Tn Y dan Ny.I hanya cukup untuk
membiayai kebutuhan keluarga kecilnya saja. Kebutuhan biaya
berobat keluarga Ny.T dapat di selesaikan oleh BPJS.
e. Fungsi pendidikan
Seluruh anak-anak Ny. T mencapai pendidikan tinggi minimal setara
SMA hingga perguruan tinggi.
5. Family map
125
Identifikasi Masalah yang Terdapat dalam Keluarga
1. Pasien memiliki kebiasaan yang buruk dalam menjaga kebersihan
tangannya dapat dilihat dari kebiasaan tidak mencuci tangan dengan
sabun sebelum makan.
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebersihan yang baik dan benar
dalam menjaga kebersihan rumah
3. Pasien masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai makanan
gizi seimbang.
126
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
2. Aspek klinik:
a. Diagnosis kerja: Gastroenteritis akut ec suspect bacterial
b. Dasar diagnosis: Didapatkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
127
5. Aspek fungsional:
Menurut ICPC pasien termasuk derajat 3 yaitu terdapat
beberapa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
hanya dapat melakukan pekerjaan ringan dan masih dapat
merawat diri.
128
B. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
Aspek Memberikan pengertian kepada pasien agar Pasien Saat pasien Pasien yakin bahwa sakitnya ini
Personal tidak perlu khawatir terhadap sakitnya, karena berobat ke insyaAllah akan sembuh
setiap penyakit Allah pasti menyediakan Puskesmas Pasien mengetahui bahwa penyebab
obatnya. dan saat sakitnya juga disebabkan oleh pola
Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk kunjungan hidup tidak sehat
dapat sembuh, tidak hanya dengan meminum ke rumah
obat dokter saja tetapi juga dengan pasien
menerapkan pola hidup sehat.
Aspek Menjelaskan mengenai penyakit infeksi diare Pasien Saat pasien Pasien memahami dan mengerti
klinik akut, faktor-faktor yang dapat menyebabkan berobat ke tentang penyakitnya dan menghindari
terjadinya diare dan cara pencegahannya. puskesmas faktor resiko yang dapat
Memberikan obat berupa: dan saat menyebabkan diare
- Nifuroxazide 200mg(4x1) kunjungan Mengurangi keluhan pasien sehingga
ke rumah pasien dapat melakukan aktivitas
pasien tanpa gangguan dan mencegah
timbulnya komplikasi
129
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik (lanjutan)
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
- Loperamide 2 mg
diminum pertama kali dua tablet, kemudian
diminum satu tablet tiap kali BAB. Tidak boleh
melebihi 8 tablet dalam sehari.
- Domperidone 10 mg diminum 3 x 1 tablet sebelum
makan
-Parasetamol 500 mg diminum 3 x 1 tablet
- Perbanyak minum air mineral 2L/hari untuk
mencegah dehidrasi.
Aspek Menjelaskan menu gizi seimbang sesuai Pasien Saat pasien Pasien dan keluarga mengkonsumsi
risiko kebutuhan kalori pasien (terlampir) dan berobat ke makanan dengan menu yang lebih sehat
internal Mengajarkan cara cuci tangan yang baik dan keluarga puskesmas dan bergizi sesuai kebutuhan kalori
benar dengan 6 langkah WHO dan menjelaskan pasien. dan saat Pasien dan keluarga rajin mencuci
waktu-waktu diharuskan mencuci tangan kunjungan tangan menggunakan sabun pada waktu
menggunakan sabun. ke rumah waktu yang ditentukan.
pasien.
130
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
Menjelaskan kepada pasien pentingnya Kondisi tubuh pasien selalu fit
berolahraga rutin setidaknya 30 menit/ hari
Aspek Menjelaskan kepada keluarga bahwa pasien Keluarga Saat pasien Keluarga pasien lebih memperhatikan
psikososial membutuhkan perhatian dan perawatan lebih pasien berobat ke dan memebrikan dukungan kepada
keluarga ketika sakit puskesmas pasien
dan saat
kunjungan
ke rumah
pasien
Aspek Menjelaskan kepada pasien agar beristirahat Pasien Saat pasien Mencapai kondisi kesehatan yang
fungsional yang cukup berobat ke optimal dan agar dapat beraktivitas
puskesmas seperti biasa
Menyarankan agar pasien tidak melakukan
dan saat
aktivitas yang membuatnya mudah lelah
kunjungan
Meminum obat secara teratur ke rumah
pasien
131
C. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
2. Ad Functionam : dubia ad bonam
3. Ad sanactionam: dubia ad malam
132
Lampiran I : Gizi Seimbang Sesuai Usia Dan Kalori
Pesan gizi seimbang untuk usia lanjut (Kementerian Kesehatan RI, 2014):
1. Menu gizi seimbang sesuai kebutuhan kalori pasien. Banyak makan sayuran dan
cukup buah-buahan. Secara umum sayur dan buah merupakan sumber berbagai
vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung
dalam sayur dan buah berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat
dalam tubuh. Berbeda dengan sayur, buah juga menyediakan karbohidrat terutama
berupa fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti
wortel dan kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak
jenuh seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan
buah-buahan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang.
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan susu. Kepadatan
tulang usia lanjut mulai berkurang sehingga beresiko mengalami pengeroposan
tulang/osteoporosis. Selain itu sistim gigi geligi tidak sempurna dan rapuh sehingga
untuk mencegah kondisi yang lebihparah dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan
sumber kalsium terutama dari ikan dan susu.
3. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium/garam. Natrium
merupakan elektrolit dalam tubuh yang mempunyai peran yang sangat penting,
namun apabila jumlah natrium dalam tubuh meningkat akan mengakibatkan kondisi
yang disebut hipernatriumia. Pada kondisi tersebut akan terjadi ketidakseimbangan
elektrolit di dalam dan di luar sel yang akan mengakibatkan oedema/pembengkakkan
pagian bagian tertentu tubuh. Oleh karena itu, kelompok usia lanjut harus berusaha
mempertahankan kondisi natrium darah tetap normal dengan cara mengonsumsi air
sesuai dengan kebutuhan dan mengonsumsi makanan yang rendah natrium. Kadar
natrium yang tinggi akan memicu terjadinya hipertensi. (Contoh makanan tinggi
natrium terdapat di lampiran8).
4. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sistem hidrasi pada usia lanjut sudah menurun
sehingga kurang sensitif terhadap kekurangan maupun kelebihan cairan. Akibat
dehidrasi pada usia lanjut adalah demensia, mudah lupa, kandungan Natrium darah
menjadi naik sehingga berisiko terjadi hipertensi. Sebaliknya bila kelebihan cairan
akan meningkatkan beban jantung dan ginjal.Oleh karena itu kelompok usia lanjut
perluair minum yang cukup (1500-1600ml/hari).
5. Tetap melakukan aktivitas fisik. Sel-sel otot pada usia muda mempunyai kelenturan
yang optimal dan mulai menurun pada usia lanjut. Kontraksi dan relaksasi otot
menjadi berkurang akibatnya usia lanjut sering mengalami kekakuan otot. Oleh
133
karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan, seperti
berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan melakukan olah raga ringan, seperti yoga,
senam usia lanjut yang berfungsi membantu kelenturan otot dan relaksasi otot.
Aktivitas fisik yang dilakukan usia lanjut akan menambah kesehatah jantung dan
kebugaran tubuh.
6. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak. Banyak mengonsumsi makanan berkadar
gula, garam, lemak bagi kelompok usia lanjut meningkatkan risiko terhadap
timbulnya penyakit seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung, kanker dan penyakit
kencing manis (diabetes melitus). Usia lanjut berisiko mengalami gout (tinggi asam
urat) oleh karena itu, konsumsi pangan dengan kandungan purin tinggi seperti jeroan
dan emping melinjo agar dibatasi.
Telur 1 btr 55 - 7 2 50
Ayam 1 ptng 40 - 7 2 50
134
Tabel 7. Contoh Menu Sehari 1400 Kalori (lanjutan)
Penukar Total
URT kalori
Bahan
Waktu Gram
makanan Karbohdirat Protein Lemak 1400
Keterangan :
gls = gelas
btr = butir
ptg = potong
sdg = sedang
bh = buah
sdt = sendok teh
135
Lampiran 2 :Cara Cuci Tangan Yang Baik Dan Benar
Cara yang benar mencuci tangan dengan sabun adalah dengan 6 langkah berikut
136
Lampiran 3: Dokumentasi
137