Anda di halaman 1dari 54

EPISTAKSIS

Disusun Oleh:
Cheri Andayani
30101306901

Preseptor:
dr. Afif Zjauhari, Sp. THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
LAPORAN KASUS
Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus

IDENTITAS PENDERITA
Nama Lengkap : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 56 Tahun
Alamat Lengkap : Beran 7/4 Klambu
Pekerjaan : Pekerja Bangunan
No. RM : 812100
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Autoanamnesis dilakukan
hari Rabu, 31 Juni 2019
pukul 06.00 WIB di bangsal Keluhan Utama
Cempaka 2 RSUD Keluar darah dari
dr. Loekmono Hadi Kudus
hidung
Riwayat penyakit sekarang

Keluar darah lewat mulut (-)


Keluar Darah dari hidung selama
kurang lebih 3 hari sebanyak 3-4
gelas belimbing,PRC 1 kolf

Riwayat trauma (-)

Lemas (+)
Demam (-)

Penurunan berat Badan dr


astic (-)
Hidung tersumbat (-)
Pemeriksaan subyektif

- Mimisan
- Lemas
Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat sakit serupa : disangkal

- Riwayat ISPA : disangkal

- Riwayat sakit gigi : disangkal

- Riwayat alergi : disangkal

- Riwayat hipertensi : disangkal

- Riwayat DM : (+)

- Riwayat kolesterol : (+)

- Riwayat trauma : disangkal

- Riwayat operasi : disangkal


Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat ISPA : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Biaya pengobatan BPJS
Kesan ekonomi cukup
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

Status present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Status Gizi : Baik
Kooperativitas : Kooperatif
Pemeriksaan objektif

Kepala dan Leher


- Kepala : Normocephal
- Wajah : Simetris
- Mata : tampak konjungtiva anemis
- Leher anterior : Simetris, Pembesaran
KGB (-)
- Leher posterior: Simetris, Pembesaran
KGB (-)
Pemeriksaan objektif
Vital Sign

IGD pukul 21.57 WIB


Tekanan darah : 60/40 mmHg Terapi di IGD :
Nadi : 130 x/menit Infus RL loading 1 L
RR : 20 x/menit Asam tranexamat 4x1
Rencana transfuse PRC 2 k
Suhu : 36,2 olf
Akral Hangat

Bangsal
- Tekanan Darah : 120/90 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36oC
Status Lokalis Telinga
Pemeriksaan Telinga Dekstra Sinistra

Pre-auricula Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tekan tragus (-),


fistel (-), fistel (-),
abses (-) abses (-)

Auricula Bentuk normal, Bentuk normal,


warna sama dengan warna sama dengan
kulit sekitar, kulit sekitar,
nyeri tarik (-), nyeri t nyeri tarik (-), nyeri t
ekan (-) ekan (-)
,oedem (-) ,oedem (-)
Retro-auricula Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),
abses (-), abses (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Mastoid Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),
edem (-), edem (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Status Lokalis Telinga

CAE Discharge (-), Discharge (-),


serumen (-) , serumen (-),
hiperemis (-), edem ( hiperemis (-), edem (
-), -)
granulasi (-), granulasi (-),
corpus alienum (-) corpus alienum (-)
Status lokalis Telinga

Membran Timpani
Keutuhan Intak, perforasi (- Intak, perforasi (-
) )
Cone of light (+) bentuk keruc (+) bentuk keruc
ut arah jam 5 ut arah jam 7
Warna Keabu-abuan dan Keabu-abuan dan
mengkilap sepert mengkilap sepert
i mutiara i mutiara
Bentuk Konkaf , bulging Konkaf, bulging
(-) (-)
Status Lokalis Hidung

Pemeriksaan Hidung Dekstra Sinistra


Bentuk Normal
Deformitas (-)
Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Konka media Hiperemis (-), Hiperemis (-)
Oedem(-), Oedem (-),
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)

Konka inferior Hiperemis (-), Hiperemis (-),


Oedem (-) Oedem (-)
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Meatus media Sekret (-), sekret (+) sisa darah,
massa abnormal (-) massa abnormal (-)

Meatus inferior Sekret purulent (-), m sekret purulent (-),


assa abnormal (-) massa abnormal (-)
Status Lokalis Hidung

Septum deviasi (-)


Massa (-) (-)
Corpus Alienum (-) (-)
Pemeriksaan sinus Paranasal
Sinus Paranasal Dekstra Sinistra

Proyeksi sinus fro Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),


ntalis Nyeri ketuk (-) Nyeri ketuk (-)

Proyeksi sinus eth Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),


moidalis Nyeri ketuk (-) Nyeri ketuk (-)

Proyeksi sinus ma Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),


ksilaris Nyeri ketuk (-) Nyeri ketuk (-)

Tes transiluminasi : tidak tampak kesuraman


Status Lokalis Tenggorok

Mukosa Buccal Merah muda


Ginggiva Merah muda
Gigi-geligi Tidak ada caries
Palatum Durum Merah muda
& Palatum Molle

Lidah 2/3 anteri Merah muda, ulkus (-),


or stomatitis (-)
Pemeriksaan Tonsil
Tonsil Dextra Sinistra

Ukuran T1 T1
Kripta Melebar (-) Melebar (-)
Permukaan Rata Rata
Detritus (-) (-)
Warna Merah muda Merah muda
Fixative (-) (-)
Pilar anterio Merah muda Merah muda
r
Peritonsil Abses (-) Abses (-)
Pemeriksaan Orofaring

Arkus faring Simetris, hiperemis (-)

Palatum Merah muda


Mukosa Merah muda
Dinding post Hiperemis (-), rata, granular (
erior faring -), post nasal drip (-)
Laboratorium
Tanggal 30/07/2019

Haemoglobin 6,8(L) 14,0-18,0 g/dl


Eritrosit 2,77(L) 4,5-5,9 jt/ul
Hematokrit 19,4(L) 40-52
Trombosit 146(L) 150-400
Leukosit 20,8(H) 4.0-12.0
Netrofil 88,3(H) 50-70
Limfosit 5,8(L) 25-40
Monosit 1,7(L) 2-8
Eosinophil 4,1(H) 2-4
Basophil 0,1 0-1

MCH 24,5(L) 27,0-31,0

MCHC 35,1 33,0-37,0

MCV 70,0(L) 79,0-99,0

RDW 15,3 (H) 10,0-15,0

MPV 10,9 6,5-11,0

PDW 12,2 10,0-18,0


Waktu perda 3’30” 1-5 menit
rahan
Waktu pemb 6’30” 2-6 menit
ekuan
Ureum 67,6 (H) 19-44 mg/dl

Creatinine 1,6 (H) 0,6-1,3 mg/


dl
GDS 340 (H) 70-130 mg/
dl
Resume
Pemeriksaan subjektif
– Keluhan utama :
Keluar darah dari hidung sebelah kiri
– Riwayat penyakit sekarang
Keluar darah dari hidung sebelah kiri
Badan lemas
– Riwayat penyakit dahulu
Riwayat DM (+)
Riwayat kolesterol (+)
– Riwayat penyakit keluarga (-)
– Riwayat sosial ekonomi
Kesan ekonomi cukup
Pemeriksaan objektif
Status present
Dalam batas normal
Pemeriksaan rutin umum telinga
Membran timpani intake pada telinga kanan dan kiri
Pemeriksaan rutin umum hidung
Konka inferior hiperemis (-/-) ; oedem (-/-) ; hipertrofi (
-/-)
Cavum nasi superior (-/+) sisa darah
Pemeriksaan Sinus Paranasal

Pemeriksaan rutin umum sinus paranasal


Dalam batas normal
Pemeriksaan rutin umum tenggorok
Tonsil : T1/T1
Pemeriksaan rutin umum kepala dan leher
Dalam batas normal
Hasil Nasofaringoskopi
Tgl 31/07/2019
Diagnosa

DIAGNOSIS BANDING
Epistaksis posterior
Epistaksis anterior
Massa hidung
Perdarahan basis cranii

DIAGNOSIS PASTI
Epistaksis posterior
Penatalaksanaan

 tampon posterior
 pasang DC
 infus RL 20tpm
 injeksi asam tranexamat 3x 500 mg
 injeksi cefotaxim 2x 500 mg
 transfuse PRC 2kolf
PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam


Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam

-syok hypovolemik
Follow up
Tanggal 29 juli 2019

Subyektif Keluar darah dari hidung,lemas

Obyektif Tampak perdarahan pada hidung


Tampak conjunctiva anemis
KU : Compos mentis
TD: 60/40 mmHg
N:130 x/menit
RR:20 x/menit
Akral : dingin
Assessment Susp epistaksis posterior , anemia
Planning Resusitasi
Pasang DC
Infus RL loading 1 L
Asam tranexamqat 4 x1
Rencana transfuse PRC 2 kolf
Tampon posterior
Tanggal 30 juli 2019

Subyektif Tidak keluar darah dari hidung

Objektif Tak tampak perdarahan pada hidung kiri


Tampak conjunctiva anemis

Assessment Susp epistaksis posterior ,anemia


Planning Infus RL 20 tpm
Injeksi asam tranexamat 3x500 mg
Injeksi cefotaxime 2x500 mg
Transfuse 2 kolf
Konsul SP Dalam
Tanggal 31 Juli 2019
Subjektif Tidak ada keluhan
Objektif Tampak konjuntiva anemis
Tak tampak perdarahan
Ku : komposmentis
TD : 110/90
N : 75 x/menit
S : 36,5
Akral hangat
Assessment Epistaksis posterior dan anemia
Planning Nasofaringoskopi
Keterangan : epistaksis posterior
Konka media edema -/-
Hiperemis -/-
Septum deviasi ke kanan,bleeding point -/-
Ostium tuba terbuka +/+
Bleeding point di dinding lateral sinistra posterior
Nasofaring tak tampak massa ab N
Keterangan : epistaksis posterior
Konka media edema -/-
Hiperemis -/-
Septum deviasi ke kanan,bleedin
g point -/-
Ostium tuba terbuka +/+
Bleeding point di dinding lateral
sinistra posterior
Nasofaring tak tampak massa ab
N
PENDAHULUAN

Epistaksis perdarahan dari dalam


spontan hidung yang
terjadi pada
segala umur.
Prevalensi
epistaksis
meningkat pada
anak-anak usia
< 10th dan
meningkat
kembali usia
>35th
ANATOMI
Vaskularisasi
FISIOLOGI

Fungsi respirasi

Fungsi Penghidu

Fungsi Fonetik

Refleks Nasal
ETIOLOGI

Infeksi Kelainan
Trauma Neoplasma
lokal kongenital

Deviasi Kelainan Penyakit


septum darah kardiovaskuler

Gangguan
Infeksi akut Alkoholisme
hormonal
PATOFISIOLOGI

Epistaksis anterior dapat berasal dari Pleksus Kiesselbach,


merupakan sumber perdarahan paling sering dijumpai anak-
anak. Dapat juga berasal dari arteri ethmoid anterior.
Perdarahan dapat berhenti sendiri (spontan) dan dapat
dikendalikan dengan tindakan sederhana
Epistaksis posterior, berasal dari arteri sphenopalatina
dan arteri ethmoid posterior. Perdarahan cenderung l
ebih berat dan jarang berhenti sendiri, sehingga dapat
menyebabkan anemia, hipovolemi dan syok. Sering di
temukan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular
DIAGNOSA
• Riwayat penyakit sekarang,
riwayat obat-obatan, riwayat
Anamnesa
penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga
• Rhinoskopi anterior, Rhinoskopi
Pemeriksaan
Posterior, Pengukuran tekanan
Fisik Darah

• Hematologi darah, Rontgen


Pemeriksaan
sinus dan CT-Scan atau MRI,
penunjang Endoskopi hidung
PENATALAKSANAAN

PRINSIP UTAMA

menghentikan perdarahan

mencegah komplikasi

mencegah berulangnya epistaksis


Penanganan pertama
• Posisi pasien duduk
• Sumber perdarahan dicari dengan bantu
an alat penghisap untuk menyingkirkan
bekuan darah.
• tampon kapas yang telah dibasahi de
ngan adrenalin 1: 10.000 dan lidokain a
tau pantokain 2 %. Selama 3-5 menit
• Tentukan sumber perdarahan
Epistaksis anterior

kauteris Tampon
asi Anterior
Epistaksis posterior

Tampon posterior

Tampon Balon

Ligasi

Embolisasi
Gambar-16a: Double Balloon terpasang Gambar-16b: Perbandingan Double Balloon
sebelum dan sesudah di kembangkan
KOMPLIKASI

Iskemia
Syok Anemia
otak

Insufisiensi Infark
Sinusitis
koroner miokard

air mata yang


Otitis Laserasi
berdarah
media palatum mole
(bloody tears)
DIAGNOSIS BANDING

Massa di hidung

varises oesofagus yang berdarah

perdarahan di basis cranii


DAFTAR PUSTAKA
1. Adam GL, Boies LR, Higler PA. (eds) Buku Ajar Penyakit THT, Edisi Keenam, Philadelphia : WB Saun
ders, 1989. Editor Effendi H. Cetakan III. Jakarta, Penerbit EGC, 1997.

2. Iskandar N, Supardi EA. (eds) Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keempat, J
akarta FKUI, 2000; 91, 127-31.

3. Schlosser RJ. Epistaxis. New England Journal Of Medicine [serial online] 2009 feb 19 [cited 2015 april
25] Available from: http://content.nejm.org/cgi/content/full/360/8/784

4. Suryowati E. Epistaksis. Medical Study Club FKUII [cited 2009 Mar 1] Available from: http://fkuii.org/
tiki-download_wiki_attachment.php?attId=2175&page=LEM%20FK%20UII

5. Evans JA. Epistaxis: Treatment & Medication. eMedicines Specialities 2007 Nov 28 [cited april 25] Av
ailable from: http://emedicine.medscape.com/article/764719-treatment

6. Anias CR. Epistaxis. Otorrhinolaryngology [serial online] cited 2009 Mar 4 Available from :http://www.
medstudents.com.br/otor/otor3.htm

7. Freeman R. Nosebleed. Health Information Home [serial online] 2007 Feb 2 [cited 2015 april 25] Avail
able from : http://my.clevelandclinic.org/disorders/Nosebleed/hic_Nosebleed_Epistaxis.aspx

8. Melia L dan Gerald McGarry. 2008. Epistaksis in adults: a clinical review. British Journal of Hospital M
edicine Vol 69 No 7.

9. Kucik CJ dan Timothy Clenney. 2005. Management of Epistaksis. American Family Physician Vol 71 N
o 2.

10. Bailey BJ et al. 2001. Head and Neck Surgery – Otolangology 3rd Edition Lippincott Williams & Wilkin
s Publishers.

Anda mungkin juga menyukai