Anda di halaman 1dari 40

PRESENTASI KASUS

EPISTAKSIS ec
HIPERTENSI GRADE II
FIYA MUHARTINI

1
TINJAUAN PUSTAKA
EPISTAKSIS

Neal Creative © Neal Creative | click & Learn more


A N AT O M I P E M B U L U H D A R A H H I D U N G
TINJAUAN PUSTAKA

PEMBULUH DARAH DI SEPTUM Pembuluh darah di dinding lateral


NASI hidung

3
TINJAUAN EPISTAKSIS
PUSTAKA

Epistaksis berasal dari bahasa


Yunani epistazo yang berarti
hidung berdarah. Epistaksis
adalah perdarahan spontan
yang berasal dari dalam
hidung akibat ruptur
pembuluh darah dari hidung

4
EPIDEMIOLOGI

1. Epistaksis bagian anterior sangat umum dijumpai pada anak


dan dewasa muda, sementara epistaksis posterior sering
pada orang tua dengan riwayat penyakit hipertensi atau
arteriosklerosis (Watkinson, 1997).
2. Sedangkan Herkner dkk melaporkan dari 213 orang pasien
yang datang ke Unit Gawat Darurat dengan epistaksis,
ditemukan 33 orang pasien (15,5%) dengan peningkatan
tekanan darah (Herkner, et al., 2000).
TINJAUAN PREDISPOSISI
PUSTAKA

1. Riwayat perdarahan sebelumnya


2. Riwayat gangguan perdarahan dalam keluarga
3. Riwayat adanya hipertensi dan DM
4. Riwayat penyakit hati dan gangguan koagulasi
5. Trauma hidung yang lama
6. Obat-obatan,misal : aspirin

6
TINJAUAN ETIOLOGI
PUSTAKA
ANTERIOR
ANATOMI POSTERIOR

FAKTOR Faktor lokal


RESIKO
Faktor
Sistemik
Infeksi
Penyakit
akut,kelainan Obat-
hormonal kardiovaskular
obatan
7
MANIFESTASI KLINIS

1. Epistaksis biasanya bisa unilateral atau bilateral


2. Darah yang berwarna merah cerah biasanya berasal
dari hidung anterior, sedangkan yang berwarna
merah gelap biasanya dari posterior
3. Pusing dan susah bernafas
4. Pembesaran di belakang septum nasal ,telinga tengah
dan sudut mata
5. Untuk kasus hemoragik parah biasanya epistaksis bisa
berlangsung selama 10 menit dan di tandai dengan
hipotensi,denyut nadi cepat,dispnea,pucat
KLASIFIKASI

1) Epistaksis Anterior : paling sering dijumpai terutama pada anak-anak


dan biasanya dapat berhenti sendiri , Perdarahan juga dapat berasal
dari bagian depan konkha inferior. Daerah ini terbuka terhadap efek
pengeringan udara inspirasi dan trauma. Akibatnya terjadi ulkus,
ruptur atau kondisi patologik lainnya dan selanjutnya akan
menimbulkan perdarahan (Ballenger, 1994)

2) Epistaksis Posterior : Epistaksis posterior dapat berasal dari arteri


sfenopalatina dan arteri etmoid posterior. Perdarahan biasanya
hebat dan jarang berhenti dengan sendirinya. Sering ditemukan
pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan
penyakit kardiovaskular (Nuty & Endang, 1998)
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PX.FISIK PX.PENUNJANG

• Lokasi perdarahan
▪ Darah lengkap
( unilateral/bilateral)
• Hematemesis +/- - Hemokonstentrasi
▪ cari sumber perdarahan
• Trauma intranasal
▪ Posisi pasien
- Waktu perdarahan
• Durasi,jumlah perdarahan
• Kelainan pem.darah duduk/berbaring dengan ▪ Ukur tekanan Darah
kongenital posisi kepala ▪ Foto thorax,tengkorak
• Konsumsi obat pengencer ditinggikan,jika masih kepala,hidung dan
darah (aspirin) perdarahan,dikasih injeksi
• Kelainan darah sinus paranasal
di submukosa lidocain +
(hemofili,thalasemia)
epinefrin
▪ CT-scan,MRI
TINJAUAN
PUSTAKA DIAGNOSIS BANDING

hemoptisis

varises oesofagus
yang berdarah

perdarahan di basis
cranii
TINJAUAN HIPERTENSI
PUSTAKA

Hipertensi atau tekanan darah tinggi


adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang

13
TINJAUAN TABEL HIPERTENSI
PUSTAKA

14
TATALAKSANA
TINJAUAN
PUSTAKA

 Perbaiki keadaan umum pasien


 Tentukan sumber perdarahan
 Mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis
 Pada epistaksis anterior,dilakukan kaustik dengan nitras argenti 20%-
30%,asam trikloroasetat 10% atau dengan elektrokauter
 Pemasangan tampon anterior
 Pemasangan tampon posterior (Balloq),sebagai pengganti tampon
balloq dapat dipakai kateter folley dengan balon
 Obat-obatan hemostatik
Ligasi arteri
Anterior Nasal TATALAKSANA
Packing / Tampon
Hidung Anterior
Posterior nasal TATALAKSANA
packing/Tampon
hidung posterior
TATALAKSANA

Perbandingan Double
Double Balloon sebelum dan
Balloon sesudah di kembangkan
PENCEGAHAN

1. Gunakan semprotan hidung atau tetes larutan garam dua sampai tiga kali
sehari
2. Humidifikasi pada iklim kering,menghindari iritan udara,asap dan kontrol
alergi
3. Batasi penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan
seperti aspirin,ibu profen
4. Salep petrolatum atau antibiotik mencegah keringnya mukosa intranasal
5. Tappring off nasal steroid
PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI

Menurut JNC-7

● HIPERTENSI STADIUM 1 :
converting enzyme inhibor inhibitors (ACE-i), angiotensin
receptor II blockers (ARB), beta blokers (BB), atau calcium
channel blocker (CCB) dapat dipertimbangkan sebagai obat
tunggal atau kombinasi.
● HIPERTENSI STADIUM 2 : membutuhkan kombinasi
DIET dengan obat antihipertensi yang lain
KOMPLIKASI ◎ sinusitis (karena ostium sinus
PEMASANGAN tersumbat)
TAMPON ◎ Akibat pemasangan tampon posterior
dapat timbul otitis media,
◎ laserasi palatum mole dan sudut
bibit bila benang yang dikeluarkan
melalui mulut terlalu kencang ditarik
◎ Air mata yang berdarah (bloody
tears) karena darah mengalir secara
retrograd melalui duktus nasolakrimalis
◎ septikemia
◎ akibat perdarahan hebat dapat
terjadi syok dan anemia
PROGNOSIS
• 90% kasus epistaksis anterior dapat
berhenti sendiri
• Pada pasien hipertensi
dengan/tanpa arteriosklerosis,
biasanya perdarahan hebat, sering
kambuh dan prognosisnya buruk
LAPORAN KASUS

23
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. R
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pekanbaru
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 07 Sseptember 2020

24
KELUHAN UTAMA

keluar darah dari


kedua lobang
hidung
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien akhirnya Darah kurang lebih


keluar darah dari Darah keluar secara membawa ke klinik sebanyak 250 cc.
kedua lobang terus menerus,sudah terdekat,sudah Keluhan sudah
hidung sejak 15 di kasih tisu untuk dikasih tampon dirasakan sejak tahn
kasa,tetapi darah 2017,tetapi hilang
jam sebelum menymbat tapi darah
timbul.
masih aktif mengalir masih
masuk RS keluar,adanya mual (-),muntah
(-),demam(-),batuk
darah rasa tertelan (-),sesak (-),pilek
(-),nyeri kepala (+)
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT
DAHULU RIWAYAT RIWAYAT PENYAKIT
ALERGI PENGOBATAN KELUARGA

Diabetes Melitus (-) Pasien minum obat


Hipertensi (+) Ibu pasien
TIDAK ADA antihipertensi dan
Hernia umbilikalis pengencer darah
memiliki riwat
(+) tetapi tidak hipertensi dan
Presbiopia (+) terkontrol jantung
SINUSITIS +
PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS
FISIK

Keadaan Umum: Sakit sedang


Kesadaran : Composmentis
GCS : E-4 V-5 M-6
BB/TB : 70 kg/ 155 cm
IMT : 29,16
Tanda-tanda Vital (Saat Masuk RS) :
Tekanan Darah : 188/100 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 37 oC
PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS
FISIK
Normocephal
• Inspeksi : Hemitoraks kanan dan kiri CA -/-, SI -/-
simetris secara statis dan dinamis, spider
HIDUNG :bentuk normal,simetris kanan dan kiri,hidung kanan
nevi (-) dan kiri terdapat darah ,serumen (-)
• Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus
vocal kanan dan kiri simetris JVP 5±2, Pembesaran KGB (-)
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi: VBS +/+, Ronkhi (-/-),  Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
wheezing (-/-)  Palpasi : Iktus cordis teraba satu jari pada linea
• Inspeksi : Datar lembut, Vena kolateral midclavicula sinistra
(-)  Perkusi : Batas jantung kanan pada linea
• Perkusi : Timpani parasternalis dextra sela iga ke 5. Batas jantung
• Palpasi : nte (-), kiri pada satu jari dari linea midclavicula sinistra
• Auskultasi : Bising Usus ( + ) sela iga ke 5. Batas pinggang jantung pada
parasternalis kiri sela iga ke 2
 Auskultasi : Bunyi jantung S1 = S2 murni regular,
Edema : Edema pada kedua tungkai (-) Murmur - , Gallop -
Akral hangat +/+
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
PENUNJANG
Darah Rutin
Hemoglobin 13,9 11.7 – 15.5 g/dL
Hematokrit 42,50% 35 – 47 %
Lekosit 11,90 4 – 11 10 ̂3/uL
Trombosit 363 10 ̂3/uL 150 – 440 10 ̂3/uL
Kimia Darah

GD Sewaktu 162 80 – 120 mg/dL


Ureum 21.00 <50

Kreatinin 0.75 0.62-1.10 mg/dL

SGOT 32.00 <50

SGPT 25.00 <50


PEMERIKSAAN
PENUNJANG RONTGEN THORAX

Pulmonum : Kedua hili dan paratracheal


tidak lebar. Corakan vaskuler normal.
Tidak tampak bayangan infiltrat.
Pleura tidak tebal, diaphragma dan
sinuses normal.
Cor tidak membesar. Ada elongation
aorta.

Kesan : Hypertensive Heart


Configuration.
Tidak tampak TB pulmonum atau
kelainan lain.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG MRI KEPALA

Concl :
Sinusitis maxilaris bilateral terutama
kiri.
Tidak tampak tanda-tanda infark,
perdarahan maupun SOL pada kedua
hemisphere cerebri, cerebellum, CPA
dan Brainstem.
Tidak tampak kelainan system
vasculer.
DIAGNOSA

1. EPISTAKSIS
2. HIPERTENSI GRADE
II
TATALAKSANA

Tampon Captopril 25
anterior mg sub lingual

Asam
Amlodipin
Traneksamat
e 10 mg po 500 mg iv

Vit K 10
EDUKASI PASIEN PENGOBATAN PENGOBATAN TOPIKAL
SISTEMIK
Menjaga kebersihan Antiseptik berupa povidin
tangan, serta menjaga Levofloxacin 2x500 mg yodium atau klorheksidin
agar tangan tetap kering, selama 7 hari Betametason cream 1-2
mengurangi kebiasaan Metilprednisolon 2x16mg kali sehari selama 7 hari
menggigit kuku, selama 7 hari
memotong kuku tidak
terlalu dalam Ranitidin 3x150mg

35
FOLLOW UP 08/09/2020 INSTRUKSI
S/ Perdarahan dari hidung tidak ada,Nyeri kepala tidak - IVFD NaCl 500 ml/24
ada,Mual dan muntah tidak ada,Demam tidak ada. BAB jam
belum ada dan BAK tidak ada keluhan. - - Pantoprazole 1x40
mg iv
O/ KU: Sakit Sedang, KS: CM, - - Amlodipine 1x10 mg
-TD: 138/79 mmHg, N: 81x/m, R: 20x/m, S: 36,5oC, po
CA-/-, SI -/-, nasal : liang lapang,sudah tidak ada darah - - Candesartan 1x8 mg
-Cardio: BJ I - II reg, M (-), G (-) po, bila TD masih
Pulmo: VBS VBS +/+, Rh -/-, Wh -/- diatas 160/90 mmHg
Abdomen: BU (+), NT Epigastrium (-) tambahkan menjadi
Saturasi 99% Candesartan 1x16 mg
po
A/ Epistaksis ec hipertensi grade II - konsul THT DAN 36
FOLLOW UP 09/09/2020 INSTRUKSI
S/ Perdarahan dari hidung tidak ada,Nyeri kepala tidak - IVFD NaCl 500 ml/24 jam
- - Pantoprazole 1x40 mg iv
ada,Mual dan muntah tidak ada,Demam tidak ada. BAB - - Amlodipine 1x10 mg po
BAK tidak ada keluhan - - Candesartan 1x8 mg po, bila
TD masih diatas 160/90 mmHg
tambahkan menjadi
O/ KU: Sakit Sedang, KS: CM, Candesartan 1x16 mg po
-TD: 149/97 mmHg, N: 81x/m, R: 20x/m, S: 36,5oC, - Sp.THT : bila tidak ada
CA-/-, SI -/-, nasal : liang lapang,sudah tidak ada darah berdarah, boleh pulang
- sterimar spray 3x1 spray nasal
-Cardio: BJ I - II reg, M (-), G (-) - kalnek 3x1
Pulmo: VBS VBS +/+, Rh -/-, Wh -/- - foemuno 1x1
Abdomen: BU (+), NT Epigastrium (-) - kontro 15/9/20 jam 16.30 wib
- Sp.S : Amitriptilin 12,5 mg,PCT
Saturasi 100 % 500 mg
- Besok pulang
A/ Epistaksis ec hipertensi grade II 37
FOLLOW UP 10/09/2020 INSTRUKSI
S/ Perdarahan dari hidung tidak ada,Nyeri kepala tidak - IVFD NaCl 500 ml/24
ada,Mual dan muntah tidak ada,Demam tidak ada. BAB jam
BAK tidak ada keluhan - Pantoprazole 1x40 mg
iv
O/ KU: Sakit Sedang, KS: CM, - Amlodipine 1x10 mg
-TD: 149/87 mmHg, N: 81x/m, R: 20x/m, S: 36,5oC, po
CA-/-, SI -/-, nasal : liang lapang,sudah tidak ada darah - Candesartan 1x8 mg
-Cardio: BJ I - II reg, M (-), G (-) po
Pulmo: VBS VBS +/+, Rh -/-, Wh -/- - Kontrol ulang :
Abdomen: BU (+), NT Epigastrium (-) sebelum obat habis /
Saturasi 100 % ada keluhan
 

A/Epistaksis ec hipertensi grade II 38


DAFTAR PUSTAKA

1. Nwaorgu OGB. Epistaxis: An Overview. Annals of Ibadan Postgraduate Medicine 2004; 1(2): 32-7.

2. Dewar HA. Epistaxis in Hypertension. British Medical Journal 1959; 5115: 169-70.

3. Herkner H, Laggner AN, Muller M, Formanek M, Bur A et al. Hypertension in Patients Presenting
With Epistaxis. Annals of Emergency Medicine 2000; 35(2): 126-30.

4. Kanowitz SJ, Citardi MJ, Batra PS. Contemporary Management Strategies for Epistaxis. In: Stucker FJ,
de Souza C, Kenyon GS et al editors. Rhinology and Facial Plastic Surgery. Berlin: Springer; 2009. p.
139-49.

5. Schlosser RJ. Epistaxis. N Engl J Med 2009; 784- 9.

6. Dhingra PL. Epistaxis. In: Disease of Ear, Nose and Throat, 4th Edition. Noida: Elsivier; 2009. p. 166-
70.
THANK YOU

Neal Creative © Neal Creative | click & Learn more

Anda mungkin juga menyukai