EPISTAKSIS ec
HIPERTENSI GRADE II
FIYA MUHARTINI
1
TINJAUAN PUSTAKA
EPISTAKSIS
3
TINJAUAN EPISTAKSIS
PUSTAKA
4
EPIDEMIOLOGI
6
TINJAUAN ETIOLOGI
PUSTAKA
ANTERIOR
ANATOMI POSTERIOR
• Lokasi perdarahan
▪ Darah lengkap
( unilateral/bilateral)
• Hematemesis +/- - Hemokonstentrasi
▪ cari sumber perdarahan
• Trauma intranasal
▪ Posisi pasien
- Waktu perdarahan
• Durasi,jumlah perdarahan
• Kelainan pem.darah duduk/berbaring dengan ▪ Ukur tekanan Darah
kongenital posisi kepala ▪ Foto thorax,tengkorak
• Konsumsi obat pengencer ditinggikan,jika masih kepala,hidung dan
darah (aspirin) perdarahan,dikasih injeksi
• Kelainan darah sinus paranasal
di submukosa lidocain +
(hemofili,thalasemia)
epinefrin
▪ CT-scan,MRI
TINJAUAN
PUSTAKA DIAGNOSIS BANDING
hemoptisis
varises oesofagus
yang berdarah
perdarahan di basis
cranii
TINJAUAN HIPERTENSI
PUSTAKA
13
TINJAUAN TABEL HIPERTENSI
PUSTAKA
14
TATALAKSANA
TINJAUAN
PUSTAKA
Perbandingan Double
Double Balloon sebelum dan
Balloon sesudah di kembangkan
PENCEGAHAN
1. Gunakan semprotan hidung atau tetes larutan garam dua sampai tiga kali
sehari
2. Humidifikasi pada iklim kering,menghindari iritan udara,asap dan kontrol
alergi
3. Batasi penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan
seperti aspirin,ibu profen
4. Salep petrolatum atau antibiotik mencegah keringnya mukosa intranasal
5. Tappring off nasal steroid
PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI
Menurut JNC-7
● HIPERTENSI STADIUM 1 :
converting enzyme inhibor inhibitors (ACE-i), angiotensin
receptor II blockers (ARB), beta blokers (BB), atau calcium
channel blocker (CCB) dapat dipertimbangkan sebagai obat
tunggal atau kombinasi.
● HIPERTENSI STADIUM 2 : membutuhkan kombinasi
DIET dengan obat antihipertensi yang lain
KOMPLIKASI ◎ sinusitis (karena ostium sinus
PEMASANGAN tersumbat)
TAMPON ◎ Akibat pemasangan tampon posterior
dapat timbul otitis media,
◎ laserasi palatum mole dan sudut
bibit bila benang yang dikeluarkan
melalui mulut terlalu kencang ditarik
◎ Air mata yang berdarah (bloody
tears) karena darah mengalir secara
retrograd melalui duktus nasolakrimalis
◎ septikemia
◎ akibat perdarahan hebat dapat
terjadi syok dan anemia
PROGNOSIS
• 90% kasus epistaksis anterior dapat
berhenti sendiri
• Pada pasien hipertensi
dengan/tanpa arteriosklerosis,
biasanya perdarahan hebat, sering
kambuh dan prognosisnya buruk
LAPORAN KASUS
23
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. R
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pekanbaru
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 07 Sseptember 2020
24
KELUHAN UTAMA
Concl :
Sinusitis maxilaris bilateral terutama
kiri.
Tidak tampak tanda-tanda infark,
perdarahan maupun SOL pada kedua
hemisphere cerebri, cerebellum, CPA
dan Brainstem.
Tidak tampak kelainan system
vasculer.
DIAGNOSA
1. EPISTAKSIS
2. HIPERTENSI GRADE
II
TATALAKSANA
Tampon Captopril 25
anterior mg sub lingual
Asam
Amlodipin
Traneksamat
e 10 mg po 500 mg iv
Vit K 10
EDUKASI PASIEN PENGOBATAN PENGOBATAN TOPIKAL
SISTEMIK
Menjaga kebersihan Antiseptik berupa povidin
tangan, serta menjaga Levofloxacin 2x500 mg yodium atau klorheksidin
agar tangan tetap kering, selama 7 hari Betametason cream 1-2
mengurangi kebiasaan Metilprednisolon 2x16mg kali sehari selama 7 hari
menggigit kuku, selama 7 hari
memotong kuku tidak
terlalu dalam Ranitidin 3x150mg
35
FOLLOW UP 08/09/2020 INSTRUKSI
S/ Perdarahan dari hidung tidak ada,Nyeri kepala tidak - IVFD NaCl 500 ml/24
ada,Mual dan muntah tidak ada,Demam tidak ada. BAB jam
belum ada dan BAK tidak ada keluhan. - - Pantoprazole 1x40
mg iv
O/ KU: Sakit Sedang, KS: CM, - - Amlodipine 1x10 mg
-TD: 138/79 mmHg, N: 81x/m, R: 20x/m, S: 36,5oC, po
CA-/-, SI -/-, nasal : liang lapang,sudah tidak ada darah - - Candesartan 1x8 mg
-Cardio: BJ I - II reg, M (-), G (-) po, bila TD masih
Pulmo: VBS VBS +/+, Rh -/-, Wh -/- diatas 160/90 mmHg
Abdomen: BU (+), NT Epigastrium (-) tambahkan menjadi
Saturasi 99% Candesartan 1x16 mg
po
A/ Epistaksis ec hipertensi grade II - konsul THT DAN 36
FOLLOW UP 09/09/2020 INSTRUKSI
S/ Perdarahan dari hidung tidak ada,Nyeri kepala tidak - IVFD NaCl 500 ml/24 jam
- - Pantoprazole 1x40 mg iv
ada,Mual dan muntah tidak ada,Demam tidak ada. BAB - - Amlodipine 1x10 mg po
BAK tidak ada keluhan - - Candesartan 1x8 mg po, bila
TD masih diatas 160/90 mmHg
tambahkan menjadi
O/ KU: Sakit Sedang, KS: CM, Candesartan 1x16 mg po
-TD: 149/97 mmHg, N: 81x/m, R: 20x/m, S: 36,5oC, - Sp.THT : bila tidak ada
CA-/-, SI -/-, nasal : liang lapang,sudah tidak ada darah berdarah, boleh pulang
- sterimar spray 3x1 spray nasal
-Cardio: BJ I - II reg, M (-), G (-) - kalnek 3x1
Pulmo: VBS VBS +/+, Rh -/-, Wh -/- - foemuno 1x1
Abdomen: BU (+), NT Epigastrium (-) - kontro 15/9/20 jam 16.30 wib
- Sp.S : Amitriptilin 12,5 mg,PCT
Saturasi 100 % 500 mg
- Besok pulang
A/ Epistaksis ec hipertensi grade II 37
FOLLOW UP 10/09/2020 INSTRUKSI
S/ Perdarahan dari hidung tidak ada,Nyeri kepala tidak - IVFD NaCl 500 ml/24
ada,Mual dan muntah tidak ada,Demam tidak ada. BAB jam
BAK tidak ada keluhan - Pantoprazole 1x40 mg
iv
O/ KU: Sakit Sedang, KS: CM, - Amlodipine 1x10 mg
-TD: 149/87 mmHg, N: 81x/m, R: 20x/m, S: 36,5oC, po
CA-/-, SI -/-, nasal : liang lapang,sudah tidak ada darah - Candesartan 1x8 mg
-Cardio: BJ I - II reg, M (-), G (-) po
Pulmo: VBS VBS +/+, Rh -/-, Wh -/- - Kontrol ulang :
Abdomen: BU (+), NT Epigastrium (-) sebelum obat habis /
Saturasi 100 % ada keluhan
1. Nwaorgu OGB. Epistaxis: An Overview. Annals of Ibadan Postgraduate Medicine 2004; 1(2): 32-7.
2. Dewar HA. Epistaxis in Hypertension. British Medical Journal 1959; 5115: 169-70.
3. Herkner H, Laggner AN, Muller M, Formanek M, Bur A et al. Hypertension in Patients Presenting
With Epistaxis. Annals of Emergency Medicine 2000; 35(2): 126-30.
4. Kanowitz SJ, Citardi MJ, Batra PS. Contemporary Management Strategies for Epistaxis. In: Stucker FJ,
de Souza C, Kenyon GS et al editors. Rhinology and Facial Plastic Surgery. Berlin: Springer; 2009. p.
139-49.
6. Dhingra PL. Epistaxis. In: Disease of Ear, Nose and Throat, 4th Edition. Noida: Elsivier; 2009. p. 166-
70.
THANK YOU