FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
REFERAT
Guillain Bare Syndrome
SKDI 3A /Sistem saraf/ Penyakit Neuromuskuler & Neuropati/ No. 80 Guillain Barre Syndrome
ICD 10/ G61.0 Guillain-Barré Syndrome
Penyusun :
I Wayan Gede Didi Wirdiana
Wilma Kartikaning Tanjung
Pembimbing :
dr. Andiva Satrio R, Sp.S
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
neuropati
sensorik
(Bahrudin,M. 2019)
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
Definisi
Penyakit sistem saraf yang dimediasi oleh respon imun, beronset akut atau subakut, dan
biasanya ditandai dengan kelemahan progresif dari ekstremitas, parestesia ekstremitas,
dan arefleksia relatif atau komplit.
Epidemologi
GBS terjadi 1,5 kasus per 100.000 populasi usia kurang dari 15 tahun
Pada usia 70‒79 tahun meningkat menjadi 8,6 kasus per 100.000 populasi.
Insidensi pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita
3‒5% pasien GBS meninggal karena komplikasi
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
Etiologi
RSUD SIDOARJO
Faktor infeksi
Hingga 60% kasus GBS didahului peristiwa infeksi 1-3
minggu sebelum onset gejala. Berhubungan erat
dengan organisme:
Campylobacter Jejuni (4-66%)
Cytomegalovirus (5-15%)
EBV (2-10%)
Mycoplasma pneumoniae (1-5%)
Latar belakang imunogenetik
Faktor lain
Vaksinasi (Vaksin H1N1)
Peristiwa pencetus lainnya
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
Patofisiologi
RSUD SIDOARJO
"Molecullar mimicry"
Klasifikasi
Akut (puncak keparahan) <4 minggu
GBS Tipikal
Acute Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy (AIDP)
Klasifikasi
klasifikasi GBS dan Serum Antibodi Terhadap Gangliosid Spesifik
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
Differential Diagnosis
diagnosa banding dan cara ekslusi
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
TATALAKSANA
Stabilisasi ABC & Monitoring
Semua pasien yang terkonfirmasi GBS perlu dirawat inap untuk observasi fungsi
respiratorik, otonom dan motorik
Pengukuran kapasitas vital melalui ekspirasi, untuk mengetahui risiko terjadinya
kegagalan respirasi. (Normal 60-70 mL/kgBB)
Takipnoe, takikardi, diaphoresis, kegelisahan, kapasitas vital 12-15 mL/kgBB atau
penurunan pO2 (pada AGD) <56 mmHg → perlu intubasi, ventilasi mekanik dan
perawatan ICU
Pasien dengan kelemahan orofaring membutuhkan intubasi lebih awal untuk mencegah
aspirasi
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
TATALAKSANA
Farmakologi
Imunoglobulin intravena (IV IG) 0.4 g/kgBB/hari selama 5 hari
Plasmaferesis/Plasma exchange 200-250 mL/kgBB dari volume plasma dalam 4-6
sesi selama 2 minggu. Cairan pengganti menggunakan salin yang dicampur 5% albumin.
Pemberian kortikosteroid tidak direkomendasikan
TATALAKSANA
Farmakologi berdasarkan pedoman praktik klinis neurologi PERDOSSI 2016
Pemberian IVIG 0,4 gram/ kg BB/ hari selama 5 hari atau plasma exchange
digunakan sebagai lini pertama pengobatan (Level A)
Pemberian IVIG memiliki efek samping yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak
dipilih (Level B)
Kombinasi methylprednisolone dosis tinggi dan IVIG memiliki manfaat singkat
(Level C)
Pada anak-anak pemberian IVIG lebih direkomendasikan (Level C)
Pemberian IVIG pada kasus yang relaps tetap harus dipertimbangkan (GPP/Good
Practice Point)
Tindakan rehabilitasi disesuaikan dengan derajat kelemahan dan disabilitas
pasien.
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
PROGNOSIS
Bahkan dengan pengobatan yang tepat, <5% pasien dengan Sindrom Guillain-
Barre akan meninggal
Penderita akan sulit tertolong bila mengalami komplikasi pernapasan yang
progresif, sebanyak 25% pasien akan membutuhkan ventilasi mekanis yang
meningkatkan risiko mortalitas
Prognosis lebih buruk pada pasien dengan onset cepat, gejala parah dan pada
pasien lanjut usia
Defisit neurologis menetap pada 20% pasien
Hingga 80% pasien mengalami persisten, kelelahan yang terus menerus setelah
resolusi gejala lain
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
KOMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA
Anindhita T, Wiratman W. 2017. Buku Ajar Neurologi, Jilid 2. Edisi Pertama. Jakarta: Departemen
Neurologi FK UI.
CDC. 2016. Guillain-Barré Syndrome. https://www.cdc.gov/vaccinesafety/concerns/guillain-barre-
syndrome.html
Gilroy J, Meyer JS. 1979. Medical Neurology. Edisi Ke-3. New York: Macmillan Publishing, Co., Inc
Nguyen TP, Taylor RS. 2022. Guillain Barre Syndrome. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-.Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532254/
Jo, Y. S., Han, S. D., Choi, J. Y., Kim, I. H., Kim, Y. D., & Na, S. J. 2013. A case of acute motor and
sensory axonal neuropathy following hepatitis a infection. Journal of Korean Medical Science, 28(12),
1839–1841. https://doi.org/10.3346/jkms.2013.28.12.1839
Leonhard. et al. 2019. Diagnosis and management of Guillain–Barré syndrome in ten steps. Nature
Reviews Neurology, 15(11), 671–683. https://doi.org/10.1038/s41582-019-0250-9
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
DAFTAR PUSTAKA
Lombardi, Misek, Patel. 2018. An Unusual Presentation of Acute Weakness: Acute Inflammatory
Demyelinating Polyneuropathy in a Patient with Psychiatric Illness. Case Reports in Emergency
Medicine, 2018, 1–5. https://doi.org/10.1155/2018/4065342
Mishra, Sai Khrisna, Komal. 2017. Guillain-Barre syndrome: an orphan disease. World journal of
pharmaceutical research.;6(5):393- 400.
Moch. Bahrudin. 2019. Neurologi Klinis. Malang. UMM Press
Ramachandran TS. 2017. Acute Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy. New York:
Medscape. Tersedia dari http://emedicine.medscape.com/article/ 1169959-overview.
Shrivastava M, Nehal S, Seema N. 2017. Guillain-Barre syndrome: demographics, clinical profile &
seasonal variation in a tertiary care centre of central India. Indian J Med Res. 2017;145:203-8.
Thy.P, Nguyen; Roger S. Taylor. 2021. Guillain Barre Syndrome. National Library of Medicine.
Tersedia dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532254/
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
DAFTAR PUSTAKA
Willison HJ, Jacobs BC, Van Doorn PA. 2016. Guillain-Barré syndrome. Lancet. 388:717-27.
Zairinal RA. et al. 2016. Gambaran luaran pasien sindroma Guillain-Barre menggunakan Erasmus
GBS outcome score (EGOS) di rumah sakit umum pusat nasional Cipto Mangunkusumo. 2011.
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
http://perpustakaan.fk.ui.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=19770&keywords . WHO. Guillain–
Barré syndrome. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/guillain-barre-syndrome/en/
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD SIDOARJO
Thank
you!!