Anda di halaman 1dari 20

Tinjauan Kepustakaan

Infanticide

Oleh Ivanna, S.Ked I1A000016

Pembimbing Dr. Iwan Aflanie, Sp.F.M.Kes

BAGIAN/UPF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK RSUD ULIN FK UNLAM

BANJARMASIN September, 2007 PENDAHULUAN

Secara hukum,infanticide merupakan pembunuhan anak dibawah umur 12 bulan. Infanticide sering terlihat sebagai metode populasi kontrol, khususnya didalam masyarakat yang hidupnya berpindah yang mana tidak memungkinkannya bagi seorang ibu untuk membawa anak lebih dari satu dan untuk bertahan hidup. Pada beberapa negara, seperti Cina dan India, banyak anak perempuan yang dibunuh dibandingkan anak laki-laki dikarenakan penghormatan yang tinggi terhadap laki-laki. Diperkirakan lebih dari satu juta anak perempuan di seluruh dunia dibunuh tiap tahunnya. Infanticide juga dapat dilakukan pada bayi yang sakit atau untuk ritual keagamaan, pada sekelompok masyarakat di Afrika kelahiran kembar dipandang sebagai suatu supranatural dan dibiarkan untuk mati 1,2. Jumlah anak yang dibunuh tiap tahunnya di Amerika Serikat relatif kecil dari total keseluruhan pembunuhan yang terjadi. Kebanyakan anak-anak dibunuh pada 2 tahun awal kehidupan, tepatnya pada tahun pertama kehidupan. Kebanyakan dari kasus pembunuhan ini dilakukan oleh orang tua kandung dari anak tersebut. Pada tahun 1999, 280 anak berumur antara 1 hingga 4 tahun dibunuh di Amerika Serikat. Adapun senjata yang digunakan berupa tangan, kaki, benda tajam, asfiksia dan penjeratan3. Walaupun sangat jarang, saat ini kasus infanticide mendapat perhatian dari media massa. Jumlah anak yang dibunuh oleh orang tua mereka kemungkinan lebih

tinggi daripada yang ada di dalam statistik, bagaimanapun, banyak kematian bayi yang tidak disadari sebagai suatu bentuk infanticide 1. ISI

DEFINISI Yang dimaksud dengan pembunuhan anak sendiri menurut undang-undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak (pasal 341 KUHP) 4,5. Unsur-unsur yang terlihat dalam definisi ini adalah : pembunuhan, oleh ibu kandung, motivasi psikis dan waktu (baru lahir) 5,6. Di Inggris, batasan umur anak yang termasuk dalam kasus infanticide adalah sampai 12 bulan karena dianggap persalinan dan menyusui anak dapat menyebabkan gangguan keseimbangan jiwa seorang wanita 4,7. Konsep infanticide mencakup aspek hukum dan kesehatan masyarakat. Pembunuhan terhadap bayi baru lahir ditinjau kembali dari riwayat sebelum kematiannya, mencakup ritual pengorbanan dan metode kontrol populasi. Sampai sekarang, metode ini masih dilakukan dan diterima di dalam beberapa kebudayaan dan masih dilindungi pada beberapa negara di dunia9. PANDANGAN HUKUM4,5,6 : Pasal 341. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa

anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun Pasal 342. Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun Pasal 343. Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, dengan sendirinya bayi atau anak tersebut harus dilahirkan secara hidup setelah seluruh tubuhnya keluar dari tubuh ibu. Bila bayi lahir mati kemudian dilakukan tindakan membunuh, maka hal ini bukanlah pembunuhan anak sendiri ataupun pembunuhan. Juga tidak dipersoalkan apakah bayi yang dilahirkan merupakan bayi yang cukup bulan atau belum cukup bulan, maupun viable atau non viable 4,7. Pada kasus infanticide jaksa harus membuktikan bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan hidup dan kematian bayi itu adalah akibat tindakan kriminal berupa kekerasan terhadap bayi tersebut 7. Dari unsur-unsur pembunuhan anak sendiri di atas dapat ditarik beberapa hal penting 5: 1. Pengertian pembunuhan mengharuskan kita untuk membuktikan lahir hidup

2. -

kekerasan sebab kematian akibat kekerasan (termasuk peracunan) Pengertian baru lahir mengharuskan penilaiaan atas cukup bulan atau belum, dan berapa usia kehamilannya berapa usia pasca lahirnya serta memberikan pula asupan layak hidup (viable) atau tidaknya anak tersebut 3. Pengertian takut diketahui diasosiasikan dengan belum timbulnya rasa kasih sayang ibu kepada anaknya yang diperlihatkan dengan belum tampaknya tandatanda perawatan. 4. Pengertian si ibu membunuh anaknya sendiri mengharuskan kepada kita untuk berupaya membuktikan apakah mayat anak yang diperiksa adalah anak dari tersangka ibu yang diajukan. Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga merupakan kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan dalam hal
4,6,7

1. Apakah bayi tersebut dilahirkan mati atau hidup? 2. Berapakah umur bayi tersebut (intra dan ekstrauterin)? 3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat? 4. Apakah sebab kematiannya? 5. Apakah pada anak tersebut di dapatkan kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bagi si anak?

MOTIF DARI TINDAKAN INFANTICIDE 7,9 1. Anak yang tidak sah Anak yang tidak sah adalah anak yang dilahirkan diluar ikatan perkawinan 2. Warisan Pembunuhan dilakukan untuk mencegah adanya ahli waris dari suatu keluarga sehingga bisa menguasai harta peninggalan yang ada 3. Orang tua yang terlalu miskin 4. Pada beberapa keluarga, bayi perempuan dianggap kurang berar ti 5. Wanita tuna susila yang tidak menghendaki kelahiran anak

LAHIR MATI (Still birth) Still birth adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot rangka1. Karena bayi berada dalam lingkungan steril maka proses pembusukan dimulai dari permukaan kulit menuju ke jaringan yang lebih dalam 5,6,7,8. Dada, belum mengembang, iga masih datar dan diafragma masih setinggi iga ke 3-4 4,7. Pemeriksaan makroskopik paru, paru-paru mungkin masih tersembunyi di belakang kandung jantung atau telah mengisi rongga dada. Osborn (1953) menemukan pada 75% kasus, ternyata paru-paru telah mengisi rongga dada, baik pada bayi yang

baru lahir mati maupun lahir hidup. Paru-paru berwarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar. Berat paru kira-kira 1/70xberat badan4,8,9. Uji apung paru, memberikan hasil positif pada bayi lahir hidup, akan tetapi hasil yang negatif belum berarti pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan hidup tapi kemudian berhenti bernafas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara dalam alveoli diresorpsi4. Mikroskopik paru, tanda khas pada bayi belum bernafas adalah adanya tonjolan yang berbentuk seperti bantal yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga tampak seperti gada. Pada paru bayi lahir mati mungkin pula ditemukan inhalasi cairan amnion yang luas karena asfiksia intrauterin4. Mekonium, yang berbentuk bulat berwarna jernih sampai hijau tua mungkin terlihat dalam brokhioli dan alveoli. Kolon dapat menggelembung berisi mekonium, yang merupakan tanda usaha untuk bernafas4. Maserasi adalah proses otolisis yang aseptik (aseptic decomposition). Merupakan proses pembusukan intrauterin, yang berlangsung dari luar ke dalam (berlainan dengan proses pembusukan yang berlangsung dari dalam ke luar)2. Keadaan ini terjadi pada bayi yang tetap berada dalam uterus selama 3-4 hari setelah meninggal.Tanda maserasi baru terlihat setelah 8-10 hari kematian intra utero2. Mayat bayi mengalami maserasi lunak, rata (kempis) dan mengeluarkan bau busuk. Pada kulit terdapat lepuhan yang berisi cairan serosa dan kulit berwarna merah. Jaringan tubuh membengkak dan sutura pada tulang tengkorak terpisah. Tali pusat berwarna merah, lunak dan tebal7.

Mumifikasi, terjadi akibat kurangnya aliran darah ke jaringan, terutama jika cairan amnion sudah sangat berkurang dan tidak ada udara yang masuk ke dalam uterus. Janin yang dalam keadaan demikian menjadi kering dan menyusut7.

LAHIR HIDUP (LIVE BIRTH) Adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan, bernafas atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri dilahirkan4,5,6. Dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5, terutama pada bayi yang telah lam hidup
1,2,4

. Tepi paru menumpul, beratnya kira-kira

1/35 berat badan akibat semakin padatnya vaskularisasi paru5. Pemeriksaan makroskopik paru, paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pelura yang tegang dan menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara. Konsistensi sperti spons, teraba derik udara. Pada pengisian paru dalam air terlihat jelas keluarnya gelembung udara dan darah. Berat paru bertambah hingga dua kali atau kirakira 1/35xberat badan karena berfungsinya sirkulasi darah jantung paru4,5,9. Uji apung paru memberikan hasil yang positif 4,5. Pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna dengan atau tanpa emfisema obstruktif, serta tidak terlihat adanya projection4. Adanya udara dalam saluran cerna dapat dilihat dengan foto rontgen. Udara dalam duodenum atau saluran yang lebih distal menunjukkan bayi lahir hidup, dan telah hidup 6-12 jam. Bila dalam usus besar berarti telah hidup 12-24 jam, tetapi harus

diingat kemungkinan adanya pernafasan buatan atau gas pembusukan2. Pemeriksaan Breslau : sewaktu proses pernafasan, sejumlah udara akan masuk ke dalam lambung dan duodenum. Adanya udara dalam jaringan ini merupakan bukti bahwa bayi lahir dalam keadaan hidup5,6,7. Hal lain yang mungkin terdapat dalam lambung dan usus adalah darah, mekonium, dan cairan amnion. Keadaan ini menunjukkan bahwa bayi telah melakukan usaha pernafasan dan pada saat inspirasi menelan cairan tersebut. Adanya cairan susu menunjukkan bayi telah hidup untuk beberapa waktu lamanya. Pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan terhadap isi lambung dan usus1. Perubahan ginjal dan kandung kemih tidak begitu spesifik dan tidak bisa diandalkan. Kristal asam urat mungkin terdapat pada pelvis ginjal. Pembentukan urin juga bisa ada dan bisa tidak7. Perubahan pada telinga tengah, pemeriksaan Wredin : pada pemeriksaan ini yang diperiksa adalah jaringan konektif gelatin pada telinga tengah yang akan berubah menjadi berisi udara jika bayi telah melakukan pernafasan. Hasil pemeriksaan ini kurang dapat diandalkan6,7. i ii Belum Pernah Bernafas Sudah Pernah Bernafas Volumenya kecil dan terletak rapat Volumenya 4-6 kali lebih besar. disepanjang tulang belakang Bagian jantung ada yang tertutup jaringan paru Gambarannya sama hitam dan padat, Gambarannya merah atau merah seperti jaringan hati, tidak tampak jambu gelap pada perabaan seperti pembuluh darah pada permukaannya busa. Pembuluh darah tampak pada permukaan paru Tidak ada tanda-tanda pada iga Terlihat tanda yang jelas pada iga Jaringan paru tidak mengalami Jaringan paru mengalami krepitasi krepitasi jika ditekan diantara 2 jari Jika jaringan paru diremas di dalam Gelembung udara yang keluar kecilair akan mengeluarkan gelembung kecil dan berukuran sama. udara yang banyak dan ukurannya Gelembung ini berasal dari udara berbeda-beda. Hal ini terjadi karena inspirasi proses dekomposisi gas

iii iv v

vi vii viii

Tidak ada vesikel udara yang tampak pada permukaan paru Berat jaringan paru 11/70 dari berat badan (test Plocquat) Seluruh atau sebagian jaringan paru tenggelam dalam air

Pada permukaan paru bisa tampak vesikel udara Berat jaringan paru sekitar 1/35 dari berat badan Seluruh atau sebagin dari jaringan paru akn mengapung di dalam air

Beberapa pemeriksaan berikut ini bisa dilakukan 3,7: a. Pemeriksaan cara Schmedt Berat jaringan paru semakin bertambah jika sudah pernah mengalami respirasi karena meningkatnya sirkulasi darah dalam paru-paru. Perkiraan berat jaringan paru sebelum bernafas (masing-masing paru) sekitar 460-500 gram. Perkiraan berat jaringan paru setelah bernafas (masing-masing paru) sekitar 900-1000 gram. Karena perkiraan berat jaringan paru adalah sebanding dengan berat badan bayi dan jumlah udara yang dimasukkan saat bernafas, maka dari segi medikolegal pemeriksaan ini kurang bermakna7. b. Pemeriksan hidrostatik Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan sebelum mengambil keputusan. Dasar pemeriksaan : berat jenis jaringan paru yang belum pernah bernafas adalah antara 1040 sampai 1056. Berat jenis ini lebih berat dibandingkan dengan jaringan paru yang telah bernafas sekitar 940. Karena itu jaringan paru janin yang pernah bernafas akan mengapung sedangkan yang belum bernafas akan tenggelam7. Cara pemeriksaan : Disediakan baskom besar yang berisi air. Air yang digunakan harus air tawar atau air hujan. Kedua jaringan paru beserta trakea, jantung dan kelenjat timus dipotong dan dicelupkan kedalam baskom tersebut.

Perhatikan apakah jaringan paru mengapung atu tenggelam. Kemudian jaringan paru dipisahkan tersendiri lalu masing-masing jaringan paru dicelupkan ke dalam air. Jaringan paru kemudian dipotong menjadi 12-15 bagian dan masingmasing bagian tersebut juga dicelupkan ke dalam air. Kesimpulan yang diambil berdasarkan pengamatan7 : Jika seluruh jaringan yang terdiri dari paru-paru, trakea dan timus mengapung, maka hal ini menunjukkan bahwa jaringan paru benar-benar telah mengembang. Keadaan ini merupakan pertanda pasti bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan hidup Jika hasil pengamatan diatas negatif sedangkan masing-masing jaringan paru yang dicelupkan mengapung, maka hal ini berarti pengembangan jaringan paru hanya sebagian yaitu karena bayi hidup dalam waktu yang singkat. Jika seluruh potongan jaringan paru mengapung, hal ini berarti telah terjadi pengembangan jaringan paru yang menyeluruh Jika seluruh potongan jaringan paru tenggelam, berarti bayi tersebut tidak sempat bernafas dan bisa dinyatakan bahwa bayi lahir dalam keaadaan sudah meninggal Pemeriksaan tidak perlu dilakukan pada keadaan berikut ini 7 : - Usia kehamilan yang dibawah 180 hari (6 bulan) - Kelainan yang sangat berat pada bayi (monster child) - Bayi yang menunjukkan adanya tanda-tanda maserasi intra-uterin - Adanya susu dalam lambung

UMUR BAYI INTRA DAN EKSTRA UTERIN Penentuan umur janin, embrio dalam kandungan rumus De Haas, adalah untuk 5 bulan pertama, panjang kepala-tumit (cm) = kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur gestasi (bulan) x 5 4,8,9. Umur 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan 7 bulan 8 bulan 9 bulan Panjang badan (kepala-tumit) 1 x 1 = 1 (cm) 2 x 2 = 4 (cm) 3 x 3 = 9 (cm) 4 x 4 = 16 (cm 5 x 5 = 25 (cm) 6 x 5 = 30 (cm) 7 x 5 = 35 (cm) 8 x 5 = 40 (cm) 9 x 5 = 45 (cm)

Perkiraan umur berdasarkan panjang menurut Streeter 6: Umur (bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Puncak kepala-Tulang ekor 0,23 6,10 11,60 6,40 20,80 24,70 28,30 32,10 36,20

Perkiraan umur janin dapat pula dilakukan dengan melihat pusat penulangan (ossification centers) sebagai berikut 4 : Pusat Penulangan Pada Klavikula Tulang panjang (diafisis) Iskium Umur (bulan) 1,5 2 3

Pubis Kalkaneus Manubrium sterni Talus Sternum bawah Distal femur Proksimal tibia Kuboid

4 5-6 6 Akhir 7 Akhir 8 Akhir 9/setelah lahir Akhir 9/setelah lahir Akhir 9/setelah lahir (bayi wanita lebih cepat)

Viable ialah keadaan bayi/janin yang dapat hidup di luar kandungan lepas dari ibunya. Kriteria untuk itu adalah umur kehamilan lebih dari 28 minggu dengan panjang badan (kepala-tumit) lebih dari 35 cm, panjang badan (kepala-tunggging) lebih dari 23 cm, berat badan lebih dari 1000 garam, lingkar kepala lebih dari 32 cm dan tidak ada cacat bawaan yang fatal4. Bayi cukup bulan (matur) bila umur kehamilan lebih dari 36 minggu dengan panjang badan (kepala-tumit) lebih dari 48 cm, panjang badan (kepala-tungging) 30-33 cm, berat badan 2500-3000 gram dan lingkar kepala 33 cm. Ciri-ciri lain dari bayi cukup bulan adalah : lanugo sedikit, terdapat pada dahi, punggung dan bahu; pembentukan tulang rawan telinga sudah sempurna; diameter tonjolan susu 7 mm atau lebih; kuku-kuku jari telah melewati ujung jari; garis telapak kaki telah melebihi 2/3 bagian depan kaki, testis sudah turun ke dalam skrotum; labia minora sudah tertutup labia mayora yang telah berkembang sempurna; kulit berwarna merah muda yang setelah 1-2 minggu berubah menjadi lebih pucat atau coklat kehitaman; lemak bawah kulit cukup merata sehingga kulit tidak berkeriput (kulit pada bayi prematur berkeriput)4,5.

MENILAI LAMA BAYI LAHIR HIDUP Untuk menilai lamanya bayi hidup adalah dengan memeperhatikan hal-hal dibawah ini : 1. Perubahan warna kulit Kulit pada bayi baru lahir berwarna merah terang disertai dengan lapisan verniks kaseosa yang terdapat pada lipat paha, ketiak dan leher. Verniks kaseosa ini baru bisa hilang jika dibersihkan dalam waktu 2 hari. Warna kulit menjadi lebih gelap pada hari ke-2 atau ke-3 dan akhirnya akan berubah menjadi berwarna merah bata dan sedikit kuning. Warna kulit yang normal akan tampak dalam waktu 1 minggu. Kulit yang mengalami maserasi menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas saat lahir7. 2. Perubahan pada kaput suksedaneum Pada proses persalinan jaringan kulit kepala bayi mengalami pembengkakan yang berisi cairan darah atau lebih sering berisi serum. Pembengkakan ini akan hilang dalam 1 sampai 3 hari 7. 3. Perubahan pada tali pusat Perubahan pada tali pusat cukup dapat diandalkan untuk menjadi petunjuk bagi dokter pemeriksa. Perubahan tersebut antara lain5,7: Bila kemerahan di pangkalnya berarti telah 36 jam Bagian tali pusat mengalami pengeringan berarti 2-3 hari Tali pusat masih menempel pada bayi : 12-14 jam Peradangan yang bentuknya cincin pada dasar tali pusat : 36-48 jam Tali pusat terlepas dari bayi : 5-8 hari

Luka menyembuh atau pembentukan jaringan parut : 8-12 hari

4. Perubahan pada sirkulasi Perubahan pada darah adalah : sel darah merah yang masih mempunyai inti terdapat pada sirkulasi bayi dalam 24 jam setelah kelahiran7 Hemoglobin janin (hemoglobin F) masih mendominasi sekitar 80% pada sirkulasi darah dan perlahan-lahan semakin berkurang kadarnya menjelang usia 6 bulan. Berdasarkan hal ini tentunya dapat diperkirakan usia bayi7. Arteri umbilikalis : mengalami penyusutan yang dimulai 10 jam setelah kelahiran dan penyusutan akan lengkap pada hari ketiga7. Duktus arteriosus : penyusutan dimulai dengan cepat dan biasanya telah menutup pada hari ke-107. Foramen ovale : penutupan terjadi pada bulan ke-2 atau ke-3. Pada beberapa kasus penutupan ini bisa makan waktu sampai 2 tahun, bahkan ada yang tidak menutup sama sekali7.

PENYEBAB KEMATIAN BAYI Kekerasan yang paling lazim digunakan pada pembunuhan anak sendiri di DKI Jakarta adalah membuat keadaan asfiksia mekanik (90-95 persen dari sekitar 30-40 kasus pertahun), yaitu pencekikan, penjeratan, pembekapan dan penyumbatan. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul pada kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun)5. 1. Penyebab spontan/alamiah7 - Prematuritas

- Penyakit kongenital - Malformasi - Kelemahan bayi itu sendiri - Perdarahan dari tali pusat, lambung, rektum atau alat kelamin - Penyakit-penyakit plasenta - Eritroblastosis fetalis 2. Akibat kecelakaan a. Kematian saat persalinan - persalinan yang lama : menyebabkan cedera pada jaringan otak yang bisa disertai dengan fraktur tulang tengkorak. Bisa juga yang mengalami kerusakan hanya selaput otak (mening)7 - prolaps tali pusat : menyebabkan terjadinya asfiksia. Pada pemeriksaan post mortem, tampak pada saluran bronchus bayi penuh berisi darah, mekonium, atau cairan ketuban7 - lilitan tali pusat : pada leher atau terbelitnya tali pusat7 - cedera pada bagian abdomen ibu : bisa berupa benturan dengan benda tumpul, misal terjatuh. Janin dalam kandungan bisa meninggal karena mengalami cedera kepala atau ruptur pada pembuluh darah yang penting7 - kematian ibu : jika ibu meninggal pada proses persalinan, maka kecil kemungkinan bayi dalam kandungan untuk hidup7 b. Kematian setelah bayi dilahirkan - sufokasi : jika kepala bayi tertutup oleh darah ibu, mekonium atau cairan amnion maka bayi akan meninggal karena kesulitan bernafas (sufokasi)7

- proses persalinan yang terlalu cepat : terjadi jika persalinan berlangsung secara tiba-tiba dan cepat tanpa sepengetahuan ibu. Hal ini hanya terjadi pada multipara dan mempunyai panggul yang luas7 3. Akibat tindakan kriminal a. Tindakan kriminal yang aktif - sufokasi : dilakukan dengan menekankan wajah bayi ke bantal, pakaian atau kapas yang disumbatkan kedalam mulut dan hidung bayi7,9 - pencekikan : benda yang digunakan adalah tali, tangan, pakaian atau tali pusat. Pada pemeriksaan post mortem akan tampak bekas pencekikan pada leher bayi7,9 - ditenggelamkan7,9 - fraktur pada tulang tengkorak akibat pukulan benda tumpul7,9 - meracuni bayi7 b. Tindakan kriminal yang pasif (kelalaian) Bayi terlantar (sindrom Caffy): adalah bayi yang menderita cedera akibat pelanggaran yang dilakukan oleh orangtua atau wali. Selain cedera fisik, juga ditemukan tanda-tanda kekurangan makanan yang disengaja, tidak terawat dan tidak mendapatkan kasih sayang7. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI Pada prinsipnya sama seperti pada orang dewasa, hanya saja harus lebih memperhatikan hal-hal berikut. Pada pemeriksaan luar, perhatikan beberapa hal dibawah ini 4 : Bayi cukup bulan, prematur atau nonviable

Kulit, sudah dibersihkan atau belum, keadaan verniks kaseosa, warna, berkeriput atau tidak

Mulut, adakah benda asing yang menyumbat Tali pusat, sudah terputus atau masih melekat pada uri Kepala, apakah terdapat kaput suksadenum, molase tulang tengkorak Tanda kekerasan Mulut, apakah terdapat benda asing dan perhatikan palatum mole apakah terdapat robekan

Rongga dada Tanda asfiksia, berupa Tardieus spots pada permukaan paru, jantung, timus, epiglotis

Tulang belakang, apakah terdapat kelainan kongenital dan tanda kekerasan Periksa pusat penulangan pada femur, tibia, kalkaneus, talus dan kuboid

PENUTUP

Yang dimaksud dengan pembunuhan anak sendiri menurut undang-undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan

bahwa ia melahirkan anak (pasal 341 KUHP). Unsur-unsur yang terlihat dalam definisi ini adalah : pembunuhan, oleh ibu kandung, motivasi psikis dan waktu (baru lahir). Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga merupakan kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan dalam hal : 1. Apakah bayi tersebut dilahirkan mati atau hidup? 2. Berapakah umur bayi tersebut (intra dan ekstrauterin)? 3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat? 4. Apakah sebab kematiannya? 5. Apakah pada anak tersebut di dapatkan kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bagi si anak?

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimous. Infanticide. 2007. Available from URL: www.tiscali.co.uk (diunduh tanggal 2 September 2007) 2. Anonimous. Infanticide. 2007. Available from en.wikipedia.org/wiki/Homicide (diunduh tanggal 2 September 2007) URL:http//:

3. Budiyanto, Arif et al. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. FK UI, Jakarta; 1997;165-176 4. Sampurna, Budi dan Samsir, Zulhasmar. Pembunuhan Anak dalam Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum Sebuah Pengantar, Jakarta; 2004; 101-107 5. Idries, Abdul Munim. Pembunuhan Anak dalam Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Binarupa Aksara, Jakarta;1997; 255-270 6. Chadha, D.R.P.V. Infantisida dalam Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi Edisi V. Widya Medika, Jakarta;1995; 172-181 7. Knight, Bernard. Death and Injury In Infancy dalam Simpsons Forensic Medicine Eleventh Edition. Oxford University Press, New York; 1997; 121-130 8. Knight, Bernard. Infanticide and Stillbirth dalam Forensic Pathology Second Edition. Arnold, New York; 1996; 436-446 9. Dimaio, Vincent dan Dominick Dimaio. Neonaticide, Infanticide and Child Homicide dalam Forensic Pathology Second Edition. CRC Press, Washington DC; 2001;335-339

Anda mungkin juga menyukai