Pembimbing
dr. Dwinanto Ananda M, SpOG
Definisi
Suatu persalinan buatan di mana janin
dilahirkan dengan suatu tarikan cunam yang
dipasang pada kepalanya.
Bagian-bagian forcep
Daun forcep pelvic curve
cephalic curve
Tangkai forcep tangkai terbuka
tangkai tertutup
Kunci forcep kunci prancis
kunci inggris
kunci jerman
kunci norwegian
Handle forcep
Jenis forcep
Tipe simpson - baik untuk kepala janin yang sudah
mengalami moulase.
Tipe elliot - baik untuk kepala yang bundar dan
belum mengalami moulase.
Tipe khusus dipakai untuk melahirkan kepala
janin pada letak sungsang.
Fungsi forcep
Ekstraktor
Rotator
Ekstraktor dan rotator
Pemakaian cunam
Cunam tinggi (high forcep) : Ekstraksi cunam di
mana kepala masih di atas pintu di atas panggul
(floating head).
panggul
Cara ekstraksi cunam
Ekstraksi cunam terdiri dari 7 langkah
1.Penolong membayangkan bagaimana cunamakan
dipasang.
2. Pemasangan daun cunam pada kepala janin.
3. Mengunci sendok cunam.
4. Menilai hasil pemasangan daun cunam.
5. Ekstraksi cunam percobaan.
6. Ekstraksi cunam definitif.
7. Membuka dan melepaskan sendok cunam.
1.Penolong membayangkan bagaimana
cunamakan dipasang.
penolong berdiri di depan vulva sambil memegang kedua
pemegang cunam dalam keadaan tertutup dan membayangkan
bagaimana posisi cunam akan dipasang
2. Pemasangan daun cunam pada kepala janin.
Sendok cunam kiri yang akan dipasang lebih dahulu. Cunam kiri
dipegang dengan tangan kiri penolong seperti memegang
pensil, dengan tangkai cunam sejajar lipatan paha depan kanan.
4 jari tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina. Kemudian
daun cunam sendok kiri dimasukkan ke daiam vagina dan
dengan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan kanan daun
cunam dimasukkan ke dalam jalan lahir, sehingga daun cunam
berada setinggi puncak kepala. Jadi yang mendorong daun
cunam masuk ke dalam jalan lahir ialah ibu lari tangan yang di
dalam, bukan tangan yang di luar. Bergantian dengan cunam
kanan dan 3. di kunci
4. Menilai hasil pemasangan daun cunam
Setelah dikunci kemudian dilakukan periksa
dalam ulangan untuk mengetahui apakah daun
cunam telah terpasang dengan benar, dan
adakah bagian jalan lahir yang terjepit oleh daun
cunam. Selanjutnya bila periksa dalam ulangan
baik, maka dilakukan traksi percobaan.
5. Ekstraksi cunam percobaan.
Tangan kiri dan tangan kanan penolong menggenggam
pemegang cunam, sedang jari telunjuk dan jari tengah tangan
kanan penolong diluruskan sampai menyentuh puncak kepala.
Bila pada waktu traksi dilakukan, kedua jari terlepas dari puncak
kepala, berarti kepala tidak ikut tertarik. Tetapi bila traksi
dilakukan kedua jari tetap menyentuh puncak kepala, berarti
kepala ikut tertarik. Bila pada waktu traksi percobaan kepala
janin tidak ikut tertarik, maka berarti daun cunam belum
terpasang dengan benar, sehingga cunam harus dilepaskan dan
dipasang lagi. Bila traksi percobaan ternyata berhasil baik, maka
dilakukan traksi definitif.
6. Ekstraksi cunam definitif.
Ekstraksi forceps definitif dilakukan dengan mencengkam
pemegang cunam oleh tangan kiri penolong. Tangan kanan
penolong mencengkam pemegang cunam di atas tangan kiri
sambil jari tengah berada di antara kedua tangkai cunam. Traksi
dilakukan dengan arah tangkai cunam sesuai dengan sumbu
panggul, yaitu curam ke bawah bila kepala masih agak tinggi,
dan mendatar bila di PBP, sampai suboksiput tampak di bawah
simfisis.
7. Membuka dan melepaskan sendok cunam.
Segera setelah suboksiput berada di bawah simfisis, cunam
dipegang hanya oleh tangan kanan sedang tangan kiri menahan
perineum. Cunam dielevasi ke atas, sehingga kepala melakukan
gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoIion,
sehingga berturur-turut lahir ubun-ubun besar, dahi mata,
hidung, mulut dan dagu. Akhirnya lahirlah seluruh kepala.
cunam dilepaskan pada waktu gerakan defleksi ini atau bila
kepala sudah lahir seluruhnya.
Episiotomi
Bila. diperlukan episiotomi pada waktu ekstraksi
cunam, maka episiotomi dilakukan pada saat :
1. a. sebelum memasang cunam;
b. kepala meregang perineum.
2. Bila hendak melakukan ekstraksi cunam pada
primigravida, episiotomi harus dikerjakan. Sedang
pada multigravida, episiotomi dikerjakan hanya bila
diperlukan.
Komplikasi
Pada ibu
a. Perdarahan : akibat atonia uteri atau trauma
jalan lahir
b. Trauma jalan lahir : robekan vagina, ruptur
uteri, simfisiolosis, fraktur os koksigis
c. Infeksi post partum
Pada janin
a. Luka kulit kepala
b. Cedera m. Sterno kleido mastoideus
c. Paralisis n. VII
d. Fraktur tulang kepala
e. Perdarahan intra kranial