Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR EKSTRAKSI FORSEP

PENANGANAN DENGAN EKSTRAKSI CUNAM/FORSEP


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

..................... .................... ..................


Prosedur Tetap ASKEB Kegawatdaruratan Disusun Oleh: Ditetapkan oleh:
Penanganan Maternal Neonatal Ka Prodi D3 Kebidanan
dengan
Ekstraksi
Cunam/Forsep
April 2021 Deni Maryani, SST., Novianti, S.ST., M.Keb
M.Keb
Pengertian Ekstraksi cunam/forsep merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk
mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin
(kepala) dengan alat cunam
Tujuan Agar bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi cunam, melakukan secara benar
dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi
ibu dan janinnya
Indikasi 1. Kala II lama dengan presentasi kepala
2. Eklampsia, preeclampsia
3. Ruptur uteri membakat
4. Ibu dengan penyakit jantung, paru-paru, dll

Kontra indikasi 1. Malpresentasi


2. Panggul sempit
Syarat khusus 1. Pembukaan lengkap
2. Presentasi kepala dan kepala janin sudah cakap (sudah terjadi engagement)
3. Selaput ketuban telah pecah atau dipecahkan
4. Tidak ada kesempitan pangul
5. Anak hidup (termasuk dengan kondisi gawat janin)
6. Penurunan H III+ atau H III-IV
7. Kepala janin harus dapat dipegang oleh cunam

Prosedur 1. Melakukan informed consent


penanganan 2. Melakuan persiapan sebelum melakukan tindakan
a. Persiapan penolong
Penolong dalam keadaan bersih, sudah memakai APD
b. Persiapan pasien
Kandung kemih dikosongkan, sudah terpasang infus
c. Persiapan alat dan obat-obatan
1) Partus set
2) Ekstraktor cunam 1 set
3) Oksitosin, spuit
3. Mencuci tangan 6 langkah
4. Memasang handuk diatas perut ibu dan under pad di bawah bokong ibu
5. Membuka alat ( partus set, dll ) dan periksa kembali kelengkapan alat dan
bahan
6. Memakai hand scoon steril
7. Lakukan vulva hygiene dan periksa dalam untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan dlakukan ekstraksi vakum ( preskep, pembukaan lengkap,
ketuban negatif, hodge IV )
8. Masukkan tangan ke dalam larutan klorin, buka hand scoon secara terbalik
9. Pakai handscoon baru
10. Melakukan prekontruksi dengan cara penolong berdiri di depan vagina
dengan memegang forcep daam keadaan terkunci di depan vulva. Sambil
membayangkan kedudukan forcep biparietal terhadap kepala, melintang
terhadap panggul ibu dan kunci menghadap keatas
11. Meminta asisten untuk menuangkan betadhine di tangan penolong.
Kemudian beri bethadine pada daun cunam, letakkan kembali cunam di
meja instrument
12. Pasang alat cunam
Cara memasukkan sendok kiri :
Dua jari tangan kiri membuka labia mayora, 4 jari tangan kanan
dimasukkan ke dalam vagina secara obstetric diantara kepala dan dinding
vagina, kemudian minta asisten untuk mengambil forcep kiri di pegang
dengan tangan kiri yang sejajar seperti memegang pensil dari arah lipatan
paha kanan ibu forcep dimasukkan secara perlahan menelusuri tangan yang
didalam dengan bantuan ibu jari tangan kiri itu sendiri, mula-mula dari kiri
bawah digeser kearah horizontal forcep dipegang asisten tangan
dikeluarkan
Cara memasukkan sendok kanan :
Dua jari tangan kanan membuka labia mayora, 4 jari tangan kiri
dimasukkan ke dalam vagina secara obstetric diantara kepala dan dinding
vagina, kemudian minta asisten untuk memegang forcep kiri, kemudian
ambil forcep kanan, forcep kanan dipegang dengan tangan kanan yang
sejajar sepert memegang pensil, dari arah lipatan paha kiri ibu forcep
dimasukkan secara perlahan menelusuri tangan yang didalam dengan
bantuan ibu jari tangan kanan itu sendiri. Mula-mula dari kanan bawah
digeser kearah horizontal kemudian tangan dikeluarkan forcep dikunci.
13. Lakukan PD ulang apakah ada bagian jalan lahir yang terjepit
14. Melakukan traksi percobaan dengan cara tangan kiri dan tangan kanan
penolong menggenggam pemegang cunam , sedang jari telunjuk dan jari
tengah tangan kanan penolong diluruskan sampai menyentuh puncak
kepala. Bila pada waktu traksi dilakukan , kedua jari terlepas dari puncak
kepala , berarti kepala tidak ikut tertarik. Tetapi bila traksi dilakukan kedua
jari tetap menyentuh puncak kepala, berarti kepala ikut tertarik, forcep
terpasang dengan baik
15. Lakukan traksi definitif, mencengkam pemegang cunam oleh tangan kiri
penolong. Tangan kanan penolong mencengkam pemegang cunam diatas
tangan kiri sambil jari tengah berada diantara kedua tangkai cunam. Traksi
dilakukan dengan arah tangkai cunam sesuai dengan sumbu panggul, yaitu
curam ke bawah bila kepala masih agak tinggi, dan mendatar bila kepala
dipintu bawah panggul (PBP) , sampai suboksiput tampak di bawah
simpisis
- Episiotomi dilakukan pada saat : sebelum memasang cunam, kepala
meregang perineum
- Bila hendak melakukan ekstraksi cunam pada primigravida, episiotomi
harus dikerjakan. Sedang pada multigravida, episiotomi dikerjakan
hanya bila diperlukan
16. Segera setelah suboksiput berada di bawah simpisis, cunam dipegang
hanya oleh tangan kanan sedang tangan kiri menahan perineum. Cunam
dielevasi keatas , sehingga kepala melakukan gerakan defleksi dengan
suboksiput sebagai hipomoklion , sehingga berturut-turut lahir ubun – ubun
besar, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu. Cunam dilepaskan pada waktu
gerakan defleksi atau bila kepala sudah lahir seluruhnya.
17. Periksa lilitan tali pusat, tunggu putaran paksi luar lalu pegang kepala janin
secara biparietal dan lahirkan bayi
18. Lakukan penilaian kebugaran dan letakkan bayi diatas perut ibu, jepit dan
potong tali pusat
19. Lanjutkan pertolongan kala III dan IV sesuai prosedur
20. Merapikan pasien, membereskan alat dan rendam dalam larutan klorin
21. Masukkan tangan kedalam larutan lorin, buka handscoon secara terbalik
22. Cuci tangan 6 langkah dan dokumentasi
Daftar Pustaka:
1. Mochtar,R.1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta. EGC
2. Saifuddin, AB.2001. Buku Acuan Nasional Pelayan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta. YBP-SP
3. Wiknjosastro,H. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta. YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai